KEKAWIN

KEKAWIN SUMANASANTAKA

 

EDITOR                     : BAPAK WONGSO BROJO

TH EDISI                    : 2000

KARANGAN              : Mpu Manoguna

JAMAN                      : Pada zaman kuno bernama Sang Kalidasa di tanah india

CERITA                     :

 

Yang diceritakan dalam naskhah ini ialah lahirnya Prabu Dasarata di Ayodya.Ringkasan ceritanya adalah sedemikian. Bagawan Trenawindu bertapa, para dewa khuatir jika nanti menyerang dan menguasai kerajaan Indera. Bidadari yang bernama Harini diperintah Bathara Indera supaya menggoda. Sang Harini dikutuk Sang Trenawindu turun ke bumi, menjadi manusia, lalu menjelma menjadi puteri di negeri Widarba, bernama Dewi Indumati putera raja Karthakesika. Sepeninggalan Prabu Karthakesika, pentadbiran dikawal oleh putera laki-lakinya yang bernama Prabu Boja. Sang Prabu lalu membuat sayembara untuk adiknya yang bernama Dewi Indumati. Putera raja Ragu bernama Sang Aja akan menyertai sayembara itu, maka berangkat ke negeri Widarba. Dalam perjalanannya, Sang Aja membunuh gajah yang berubah menjadi bidadari, bernama Sang Priyambada, lalu bidadari tersebut mengucapkan terima kasih dan memberi hadiah panah bernama Wimohanâstra. Selain Sang Aja, para raja yang menyertai sayembara itu sudah datang ke Widarba. Antaranya raja Magada, raja Angga, raja Anwanti dan raja Anupa. Setelah menang dipilih menjadi suami Sang Indumati, Sang Aja pulang dengan isterinya. Dalam perjalanannya, Sang Aja diserang para raja yang kalah dalam sayembara; tetapi Sang Aja menang dengan senjata panah Wimohanâstra. Sepeninggalan Prabu Ragu, Sang Aja menggantikan kedudukan raja; tidak berselang lama, dia memiliki anak laki-laki yang diberi nama Sang Dasarata. Oleh kerana sudah sampai batas waktu yang ditetapkan atas kutukannya, Sang Indumati harus kembali ke syurga lagi. Bathara Narada menaburkan bunga kepada Sang Indumati, kerananya Sang Indumati meninggal (sumanasa = bunga; antaka = mati), jadi maknanya mati kerana bunga. Setelah Sang Prabu Aja menobatkan puteranya yang bernama Sang Dasarata, Sang Aja pergi ke pertemuan sungai Serayu dengan sungai Gangga. Di situ, Sang Raja meninggal. Rohnya naik ke syurga dan berkumpul dengan isterinya Sang Indumati atau Sang Bidadari Harini. Naskhah Sumanasântaka belum dicetak. Naskhah ini digubal semasa pentadbiran Prabu Warsahajaya, tetapi pujangganya yang menggubahnya, bernama Empu Manoguna, berkemungkinan masih akrab dengan yang di atas. Induk naskhah Sumanasantaka berbahasa Sanskerta bernama Raghuvamça, gubahan pujangga besar di tanah India pada zaman kuna bernama Sang Kalidasa.

 

 

DALAM KEKWAIN TERSEBUT MEMUAT ALAT KARAWITAN YAITU        : kendang, bedug, trebang.

Comments are closed.