Gending Gambang Panji Marga

Bali banyak terdapat alat musik yang cukup unik. Alat musik tersebut dimainkan sebagai pengiring pertunjukan ataupun gamelan dalam sebuah prosesi upacara adat. Salah satu gamelan unik yang ada di daerah kediaman saya adalah Gamelan Gambang. Gamelan ini terdiri dar bilah-bilah bambu yang disusun sedemikian rupa. Alat musik ini menggunakan pemukul khusus yang membuat Gamelan Gambang ini mengeluarkan suara sekaligus terasa begitu mistik. Menurut fungsi Gamelan Gambang memang berbeda sesuai desa kala patra dan keyakinan masyarakat setempat. Beda desa tentu berbeda pula aturan untuk memainkannya. Selain dari segi fungsi, bentuk Gamelan Gambang di Karangasem dengan daerah lainnya juga berbeda. Gamelan yang ada di beberapa wilayah di Karangasem itu sebagian besar bentuknya utuh. Di wilayah Karangasem, Gambang digunakan sebagai musik pengiring upacara Dewa Yadnya. Karena musik umumnya untuk membimbing pikiran umat yang sedang mengikuti prosesi agar terkonsentrasi pada kesucian.Gamelan Gambang adalah salah satu jenis gamelan langka dan sakral, termasuk barungan alit yang dimainkan hanya untuk mengiringi upacara keagamaan. Di Bali tengah dan selatan gamelan ini dimainkan untuk mengiringi upacara ngaben (Pitra Yadnya), sementara di Bali Timur (Karangasemdan sekitarnya) Gambang juga dimainkan dalam kaitan upacara odalan di Pura-pura (Dewa Yadnya). 
Gambar Gamelan Gambang terdapat pada relief candi Penataran, Jawa Timur (abad XV) dan istilah gambangdisebut-sebut dalam cerita Malat dari zaman Majapahit akhir. Hal ini menunjukan bahwa Gamelan Gambang sudah cukup tua umurnya. Walaupun demikian, kapan munculnya Gambang di Bali, atau adakah Gambang yang disebut dalam Malat sama dengan Gamelan Gambang yang kita lihat di Bali sekarang ini nampaknya masih perlu penelitian yang lebih mendalam. 
Gamelan Gambang, berlaras Pelog (tujuh nada), dibentuk oleh 6 buah instrumen berbilah. Yang paling dominan adalah 4 buah instrumen berbilah bambu yang dinamakan gambangyang terdiri dari (yang paling kecil ke yang paling besar) pametit, panganter, panyelad, pamero dan pangumbang.
Setiap instrumen dimainkan oleh seorang penabuh yang mempergunakan sepasang panggul bercabang dua untuk memainkan pukulan kotekan atau ubit-ubitan, dan sekali-kali pukulan tunggal atau kaklenyongan. Instrumen lainnya adalah 2 tungguh saron krawang yang terdiri dari saron besar (demung) dan kecil (penerus atau kantil), kedua saronbiasanya dimainkan oleh seorang penabuh dengan pola pukulan tunggal kaklenyongan.