Fungsi gambelan dalam masyarakat bali.

FUNGSI GAMBELAN DALAM MASYARAKAT BALI

    1. Gambelan sebagai sarana seni pertunjukan.
    • Hiburan : dimana gambelan ini di pentaskan di panggung terbuka, separti halnya, pada waktu PKB, banyak gambelan misalnya gong gebyar, semarandana, semare pegulingan,itu di pentaskan sarana hiburan karena lagu atau gendingnya sudah dibuat dengan sempurna.
    • Sakral : gambelan ini memiliki suatu energi yang bisa membuat seseorang menjadi kesurupan (kerauhan)seperti gambelan yang ada di karangasem, yaitu gambelan slonding, gambang, gambelan ini tidak boleh sembarang orang yang memainkan gambelan tersebut karena sudah ada khusus untuk memainkannya, seperti pemangku atau orang yang sudah di sucikan.
    1. Gambelan sebagai sarana upacara agama dan adat.
    • Gambelan ini mengiringi suatu terian yadnya, misalnya tarian rejang dewa, topeng, baris. selain itu gambelan ini juga membuat suasana pura itu menjadi tenang, damai.
    1. Gambelan sebagai sarana pendidikan.
    • Gambelan ini selain sebagai sarana upacara, gambelan juga bisa sebagai sarana pembelajaran, karena banyak sekolah seni mempunyai bebarungan gambelan untuk dijadikan pembelajaran, misalnya di isi denpasar ini, karena banyak adanya seniman-seniman mempunyai kualitas untuk menabuh atau megambel.
    1. Gambelan sebagai sarana dagangan.
    • Disini gambelan juga bisa di perdagangkan dengan cara membuat lagu atau gending yang nantinya bisa di pentaskan di tempat umum. Dan mendapat upah.

Perkawinan Bhimanyu

Sinopsis

Adegan : 1

Diceritakan Betapa Sulitnya Melamar Dyah Siti Sundari, Karena Harus Memenuhi Beberapa Persyaratan Antara Lain :

  1. Harus Ada Balai Murda Manik Tempat Melangsungkan Pernikahan
  2. Harus Memiliki Pakaian Milik Widyadara Widyadari Dari Indra Loka
  3. Harus Diiringi Gunung Dan Hutan Serta Binatang-Binatang Yang Sanggup Menyanyikan Lagu-Lagu Kidung. Hutan Yang Disertai Dengan Tumbuh-Tumbuhan Yang Lengkap Dengan Buahnya, Sebagai Jamuan.

Oleh Karena Itu Para Raja Yang Berkeinginan Melamar Dyah Siti Sundari Berusaha Memenuhi Syarat-Syarat Tersebut, Diantaranya Pihak Korawa Dan Pendawa, Dengan Gigih Berusaha. Antara Lain Sang  Arjuna Sedang Ada Di Indra Loka, Untuk Mohon Semua Periasan Miliks Widyadara Dan Widyadari, Serta Para Bidadari Itu Langsung Sebagai Juru Hias. Sang Gatotkaca Mencari Balai Murdha Manik Di Alengka Pura, Dan Sang Bima Mohon Semua Binatang Yang Bisa Mekidung, Serta Hutan Dan Pohon Yang Sedang Berbuah Sebagai Jamuan, Pada Bhatari Giri Putri. Tatkala Arjuna Sudah Di Beri Widyadari Serta Perhiasannya, Oleh Bhatara Indra. Ia Mohon Permisi Untuk Segera Pulang. Akan  Tetapi Kepergiannya Ditunda Oleh Hyangg Indra, Oleh Karena Waktu Bulan Itu Saatnya Hari-Hari Berbahaya (Buruk), Tidak Baik Bagi Orang Yang Hendak Berangkat Ke Tempat Jauh Dengan Suatu Tujuan Ekonomis Atau Yangg Bersifat Baik. Akan Tetapi, Mengingagt Pentingnya Acara Perkawinan Bhimanyu Dangan Siti Sundari Sudah Dekat, Arjuna Dengann Sangat Homat Dan Terpaksa, Mohon  Pamitan Pada Hyang Indra. Hyang Indra Mengijinkan.

Adegan : 2

Tiada Lama Antaranya, Segala Persiapan Untuk Pulang Sudah Selesai,Misalnya Kereta,  Widhyadara Widyadari Beserta Perhiasann Dan Sebagainya. Lalu Berangkatlah Mereka Denga Tenang. Masuk Kedalam Hutan Belantara. Tentang Halnya Sang Arjuna Telah Di Ketahui Oleh Seseorang Raja Yang Bernama Bajra Danta, Dari Negara Junggring Akasa. Raja Itu Siap-Siap Melakukan Penjagaan Di Tengah-Tengah Hutan Di Jalan Yangg Akan Dilalui Olerh Arjuna Beserta Rombongannya. Ditungu Di Segala Penjuru Mata Angin Oleh Bala Tentara Raja Bajra Danta.

Adegan : 3

Tiada Lama Antaranya Datanglah Sang Arjuna Dengan Rombongannya, Tiba-Tiba Saja Di Sergap Olehh Raksasa Bala Tentara Bajra Danta. Arjuna Hampir Kewalahan, Tp Akhirnya Berkat Kedatangan Sang Bhima Yang Kebetulan Mengantar Binatang-Binatanng, Yang Akan Menyamar Dan Tubuan Serta Buahnya Yang Akan Majauman, Musuh Dapat Di Pukul Mundur.

Adegan : 4

Diceritakan Pula Halnya Sang  Gatotkaca Yang Sedang Terbang Membawa Balai Murdha Manik. Sang Gatotkaca Menjadika Raksasa Seratus Orang Untuk Membawa Balai Itu. Delem : Akweh Swargeng Nedeknya, Ndan Anindak.

Dalam Perjalanannya Gatokaca Di Kejar Oleh Sang Anoman Tidak Mengenal Bahwa Gatotkaca Adalah Putra Sang Bhima . Sang Anoman Mengira Pencuri Balai Murdha Mani Di Lengka Putra. Lalu Terjadi Pertempuran Di Udara Berkat Kesaktian Sang Anoman Raksasa Menjadi Buyar, Balai Murdha Manik Jatuh Di  Laut. Atotkaca Dalam Wujud Raksasa Melarikan Diri. Sang Bhima Heran Melihat Ada Dua Jenis Pertempuran Yaitu Di Udara Antara Sang Anoman Dan Gatotkaca Dan Di Darat Antra Arjuna Dan Bajra Danta.

Adegan : 5

Akhirnya Pada Saat Sang Anoman Berjumpa Dengan Sang Bhima Dalam Hutan Barulah Saling Menganal Dan Saling  Mencari Terakan Magsud Tujuannya. Maka Bertemulah Mereka Sekalian Di Dalam Huta, Bersama Manyerang Raksasa Bajra Danta. Setelah Dikalahkan Sang Anoman Dan Sang Gatotkaca Bersama-Sama Mencari Balai Murdha Manik Yang Jatuh Di Tepi Samudra. Diceriterakan Prihalnya Sang Korawa Di Antaranya, Duryodhana Dan Sakuni Amat Gembira Mengumpulkan Bagian-Bagian Balai Murdha Manik Yang Jatu Itu. Akan Tetapi Tiba-Tiba Datanglah Sang Amoman, Sang Gatotkaca Dan Sang Bhima, Mengambil Balai Itu. Lalu Gagallah Cita-Cita Duryodhana Untuk Merebut Siti Sundari. Jadi Siti Sundari Di Kawinkan Oleh Sabg Bhimanyu, Di Atas Persyaratan-Persyaratan Yang Telah Di Tentukan.

Tema Dan Amanat

Tema Yang Terkandung Dalam Lakon Perkawinan Bhimanyu Ini Adalah Tema Perjuangan Di Mana Tema Ini Terdapat Dalam Adegan 1, Karena Berusaha Keras Untuk  Memenuhi Syarat-Syarat Yang Di Inginkan Oleh Siti Sundhari .

Alur

Alur Yang Di Gunakan Dalam Lakon Perkawinan Bhamanyu Ini, Adalah Alur Erat Dan Maju, Karena Jalinan Peristiwa Tersebut Sangat Padu. Dalam Karya Sastra Berurutan Dan Berkesinambungan Secara Kronologis Dari Adegan Awal Dan Adegan Akhir.

Penokohan

Dalam Lakon Perkawinan Bhimanyu Kami Simpulkan Ada Beberapa Penokohan, Di Antaranya Yaitu :

1 Tokoh Protagonis

–         Bajra Danta

2 Tokoh Antagonis

–         Sang Arjuna

3 Tokoh Pembantu

–         Sang Bhima

Setting

Dalam Lakon Perkawinan Bhimanyu Terdapat Latar Atau Setting Yang Di Gunakan, Yaitu :

1       Aspek Ruang Ini Menggambarkan Tempat, Jadi Tempat Yang Di Gunakan Dalam Cerita Ini Adalah Di Tengah Hutan Belantara.

2       Aspek Waktu , Waktu Yang Di Gunakan Dalam Certa Ini Adalah Siang Hari.

Setruktur Dramatik Lakon Perkawinan Bhimanyu

Eksposisi

Dalam Lakon Perkawinan Bhimanyu Dalam Adegan 1 Terdapat Para Raja Yang Berkeinginan Untuk Melamar Siti Sundhari Arus Bisa Memenuhi Persyaratan-Persyaratan Yang Di Inginkan Tersebut, Dengan Gigih Pihak Korawa Dan Pandawa Mencari Apa Yang Diinginkan Oleh Siti Sundhari Di Antaranya : Harus Ada Balai Murda Manik, Harus Ada Pakaian Widyadara Dan Widyadari, Dan Harus Ada Binatang-Binatang Yang Bisa Mekidung, Dan Tumbuh-Tumbuhan Yang Berbuah Untuk Sebagai Jamuan.

Konflik.

Awal Permasalahan, Diceritakan Dalam Perjalanan Gatotkaca Di Kejar Oleh Sang Anoman Yang Sedang Melakukan Yoga Di Tepi Laut, Sang Anoman Tidak Mengenal Bahwa Gatotkaca Adalah Putra Sang Bhima. Sang Anoman Mengira Pencuri Balai Murda Manik Di Lengka Pura. Lalu Terjadilah Pertempuran Di Udara.

Komplikasi

Terjadilah Pertempuran Di Udara Diantaranya Sang Anoman Dengan Raksasa, Dimana Kesaktian Sang Anoman Sampai Raksasa Menjadi Buyar.

Krisis

Diceritakan Di Dalam Perjalanan Sang Arjuna Dengan Rombongannya, Tiba-Tiba Saja Di Sergap Oleh Raksasa Bala Tentara Bajra Danta. Para Bidadari Tarbang Kembali Ke Indra Loka Disertai Kusir Kareta Yang Bernama Matali. Dan Pertempuran Sengit Pun Trjadi Antara  Arjuna Dengan Pasukan Raja Bajra Danta . Arjunapun Hampir Kewalahan Menghadapi Pasukan-Pasukan Tersebut, Tapi Akhirnya Berkan Kedatangan Sang Bhima Yang Kebetulan Mengatur Binatang-Binatang, Yang Akan Menyambar Dan Tumbuhan Serta Buahnya Yang Akan Menjauman, Dan Musuh Pun Dapat Di Pukul Mundur.

Resolusi

Akhirnya Pada Saat Sang Anoman Berjupa Dengan Sang Bhima Dalam Hutan Barulah Saling Mengenal Dan Saling Mencari Terakan Magsud Tujuannya. Maka Bertemulah Mereka Sekalian Di Dalam Hutan. Setelah Di Kalahkan Sang Anoman Dan Sang Gatotkaca Bersama-Sama Mencari Balai Murdha Manik Yang Jatuh Di Tepi Samudra. Dari Maka Itulah Sang Korawa Diantaranya, Duryodhana Dan Sakuni Amat Gembura Mengumpulkan Bagian-Bagian Balai Murda Manik Yang Jatuh Itu.

Keputusan

Diceritakan Prihalnya Sang Korawa Di Antaranya, Duryodana Dan Sakuni Amat Gembira Mengumpulkan Bagian-Bagian Balai Murda Manik Yang Jatuh Itu. Akan Tetapi Tiba-Tiba Datanglah Sang Anoman, Sang Gatotkaca Dan Sang Bhima, Mengambil Balai Itu. Lalu Gagalah Sang Duryodhana Untuk Merebut Siti Sundari. Jadi Siti Sundari Dikawinkan Oleh Sang Bimanyu, Di Atas Persyaratan-Persyaratan Yang Telah Di Tentukan.

Kesimpulan

Dari Cerita Di Atas Dapat Kami Simpulkan Bahwa Kita Sebagai Manusia Hendaknya Harus Bisa Memilih Orang Yang Lebih Patas Untuk Mendampingi Hidup Kita Sendri, Karena Orang Baik Belum Tentu Baik Dan Orang Jahat Pun Belum Tentu Jahat, Maka Dari Itu Memilih Seorang Pasangan Hendaknya Harus Sabar Dan Berhati Mulia.

 

bali

bali adalah pulau yang paling indah, dimana pulau bali ini sangat digemari oleh masyarakat luar, karena memiliki kesenian yang sangat di kagumi di luar negara.

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!