Tari Baris Ketekok Jago

Maret 18th, 2018

Latar Belakang.

Bicara tentang seni ada banyak seni yang ada di Bali dan saya ingin mengulas salah satu tarian sakral yaitu Tari Baris Ketekok Jago, Tari ini sangat di jumpai di daerah Bali bagian selatan yaitu di Desa Pedungan, Denpasar. Tari ini biasanya di pakai sebagai upacara tertentu yaitu Manusa Yadnya dan Pitra Yadnya. Biasanya tarian ini di tarikan secara berkelompok dan iringi gambelan khas baris ketekok jago atau baris poleng.

Sejarah.

Sejarah tertua yang mengungkap tari baris yaitu lontar Usana Bali yang menyatakan :Setelah Mayadenawa dapat di kalahkan maka di putuskan mendirikan empat buah kahyangan yaitu di daerah, Kedisan, Tihingan, Manukraya dan Kaduhuran. Begitu kahyangan berdiri megah dan Agung, upacara dan keramainpun diadakan dimana para widyadari menarikan tarian Rejang, Widyadara menarikan tari Baris dan Gandarwa menjadi penabuh. Leganda Mayadenawa tersebut terjadi pada saat Bali diperintah raja Sri Candrabhaya Singha Warmadewa sebagai raja keempat dari dinasti Warmadewa yang memerintah pada tahun 962 hingga 975. Dengan demikian dapat di simak bahwa pada abad X sudah ada tarian Baris ini, namun bentuknya apakah sama dengan baris upacara yang ada pada masa sekarang, memerlukan perenungan lebih mendalam.

Fungsi.

Untuk kepentingan upacara di Bali misalnya seperti upacara Pitra Yadnya dan bahkan ada juga upacara Dewa Yadnya. Sebagian besar masyarakat menanggapi tarian ini menjadi pengiring jenazah ke alam Nirwana. Sementara tarian sakral ini menonjolkan makna yang tersirat ketika para penari melakoninya. Para penari pun tak sembarangan menari tarian sakral ini dan harus teliti menggerakan tangan dan kakinya, Perkembangan dari tari Baris Ketekok jago masih terjaga sampai saat. Dan bahkan di anggap sebagai tarian sakral di daerah bagian selatan tidak hanya sebagai tari Bebali, dan taria ini sudah di angkat sebagai tari Wali yang sifatnya sakral dan upacara yang di laksanakan tidak di anggap belum selesai tanpa diadakanya pertunjukan tarian Baris Ketekok Jago.

Struktur Pertunjukan.

Struktur dari tarian ini pelaku/penari berjumlah 20 orang, semuanya laki-laki. Seperti halnya, di tempat lain maka dari sejumlah penari tersebut di bagi menjadi dua kelompok yakni sebagain menjadi angsa dan sebagian besar menjadi burung gagak.   Nama dari “Tekok Jago” berasal dari peran yang dibawakan oleh penari yang merupakan jenis burung dan unggas. Tata busana atau kostum yang di pergunakan pada waktu menari yang terdiri dari , Gelungan, Celana panjang warna putih tetapi pada bagian bawah ada strip-strip hitam putih ( Poleng ).Baju lengan panjang pada badan warna hitam putih kotak-kotak, lengan berwana lurik ( putih, kuning, hijau, dan hitam. Kain putih saput warna hitam putih, Badong hiasan leher Iringan Tari Baris Keteok Jago menggunakan Instrumen Gong Kebyar kecuali tidak memakian Instrument Terompong.

 

Comments are closed.