Sejarah Gambelan Gegandrangan Pura Majapahit

Maret 6th, 2018

YouTube Preview Image

 GAMBELAN GEGANDRANGAN.

Gambelan yang biasanya digunakan untuk mengiringi tarian Gandrung, Gambelan Gegandrangan hamper sama dengan gambelan yang digunakan sebagai pengiring tarian jogged pingitan yang berada di banjar babakan desa sukawati. Menurut penuturan narasumber yang bernama Jro Mangku Garu, pada saat itu tepatnya berapa ratus tahun silam, masyarakat banjar Munang-Maning sedang berada pada kedaan yang tidak simbang, banyak warga yang terserang wabah penyakit, banyak hama yang menyerang tanaman sekitar, hingga para petani gagal panen dan darah banjar Munang-Maning menjadi kekeringan. Sehingga masyarakat Munang-Maning mengalami kebingungan, dan pada akhirnya saat beberapa anak kecil bermain di areal Pura Majapahit, dan salah satu anak yang sedang bermain itu mengalami “trance” atau dalam istilah balinya disbut dengan kerauhan, kemudi ananak-anak yang lain berlari dan berteriak meminta tolong pada warga sekitar, kemudian datanglah masyarakat banjar Munang-Maning ke Pura Majapahit untuk melihat kadaan anak tersebut. Anak yang mengalami “trance” tersebut dengan lincahnya menari tanpa henti dengan kadaan mata yang terpejam, dan dengan langkah yang begitu energik. Setelah itu di tanyalah siapa yang merasuki tubuh anak tersebut oleh pemangku yang ada di Pura Majapahit. Dan anak yang sedang mengalamni “trance” itupun menjawab, “Titiang niki ratu pregina mapangaak Gandrung (joged pingit). Titiang kayun mapangaak, lan kayun masolah angge ngeruat sakancaning malapataka puniki, solahang titiang ring purnama sasih kenem ring piodalan Pura Majapahit puniki, rereh gelungan titiang ring Pura Tengkulung” (aancara dengan Jro Mangku Garu selaku jro mangku gede Pura Majapahit, tanggal 7 Januari 2017).

 SISTEM LARAS

Gambelan gegandrangan menggunakan laras Pelog saih lima (5), jumlah bilah pemade 15 di awali dengan nada Ndong s/d Nding tehnik permainan pemade sama dengan tehnik permainan gangsa Gong Kebyar yaitu ngotek, jumlah bilah jegog lima bilah, jegog ada 2 pasang dimulai dari nada Ndeng s/d Ndong tehnik permainan jegog ini bernama Ngulir, jumlah bilah barangan/ugal berjumlah 15 dimulai dari nada Ndeng/Ndong tehnik permainanya sama dengan tehnik pukulan jegog yaitu ngulir, kajar yang berbentuk bilah bambo seperti kajar geguntangan atau istilahnya (Ntit) dan kemong menyerupai bentuk bilah seperti kajar ntit dengan satu plawah. Pada barungan gambelan ini terdapat patung Kak Tua yang membawa lampu sentir, dulunya patung ini hanya digunakan sebagai tempat menggantung lampu sentir agar pementasan tidak gelap gulita, namun seiring berjalannya waktu patung ini harus dibawa kemanapun adanya pementasan gandrung karena dahulu sempat ada pemisik bahwa patung ini yang akan menjaga atau sebagai pengijeng gambelan gandrung.

PERIODISASI

Gambelan Gandrung termasuk juga golongan madya karena sudah memakai instrumen kendang dan kendang sebagai pemurba gending, pengembangan dari gambelan joged di situlah gambelan gandrung juga memakai kendang sebagai pemurba.

Comments are closed.