Sejarah Ratu Dari dan Ratu Lanang

This post was written by riyansulistiana on April 29, 2019
Posted Under: Tak Berkategori
  • Sejarah Ratu Dari
Hasil gambar untuk ratu dari dan ratu lanang

     Berdasarkan Raja Purana Pura Payogan Agung bahwa Topeng Ratu Dari dibuat oleh Ki Lampor dari Kerajaan Daha.

Dikisahkan bahwa Raja Kediri mendapatkan pawisik dari Ida Hyang Pasupati yang berstana di Gunung Semeru untuk membuat 7 buah Topeng Dedari. Yang terbuat dar kayu Jorjenar. Untuk mempersembahkan kepeda Para Dewata di Gunung Semeru. Raja Kediri memerintahkan kepada Ki Lampor (orang kepercayaan dari Putri Daha) untuk membuat Topeng Dedari tersebut. Setelah Topeng itu dibuat, Topeng tersbut di persembahkan kepada Para Dewa yang bestana di Gunung Semeru, selama 42 hari Bhatara di Gunung Semeru merasa puas sehingga Topeng tersebut di kirim. Tidak terhngga lamanya Topeng tersebut bersemayam diKahyangan Jogan Agung belum ditemukan tarian dari Topeng tersebut. Pada waktu I Dewa Agung Anom Karna berpuri di Ketewel, Beliau disamping membangun kembali Kahyangan Giri Jagat Natha juga bersemedi untuk mengetahui tarian Dedari di Indraloka. Selanjutnya diceritakan I Dewa Agung Made Anom Karna menciptakan ragam gerak Tari Topeng Legong, terinspirasi dari mimpnya dalam Yoga semadinya.

      Dalam gerak ragam tersebut terlkiskan gerakan ragan Bidadari yang sedang menari nari di Kahyangan. Sejak saat it terciptalah Tari Topeng Legong beserta iringannya berupa gambelan Semar Pegulingan, yang berarti nama “Tabuh Wali Subandar”.

     Tari Sang Hyang Dedari tersebut hanya dipentaskan pada saat Upacara baik Puja Wali di Pura-Pura maupun Piodalan di Rumah-rumah penduduk se-Desa Ketewel. Disamping itu Tari Sang Hyang Dedari tersabut berfungsi sebagai penampeh / menolak gering, sasab, merana. Kalau di Desa Ketewel terjadi wabah maka Masyarakat menghaturkan Grti-geti pisang mas kehadapan Ratu Mas Suci Giri Suci dan Ratu Dedari.

     Adapun banyaknya Topeng Dedari yang tersimpan di Pura Payogan Agung berjumlah 9 Topeng Juru Rias Sebagai baikut:

  1. Bidadari Supraba.
  2. Bidadari Nilotama.
  3. Bidadari Sulasih.
  4. Bidadari Tunjung Biru.
  5. Bidadari Gagar Mayang.
  6. Bidadari Aminaka.
  7. Bidadari Gudita.
  8. Kentrut.
  9. Took.

Topeng Ratu Dedari hanya dapat ditarikan oleh anak-anak yang menginjak usia Remaja.

  •  Sejarah Topeng Ratu Lanang
Hasil gambar untuk ratu dari dan ratu lanang

di kisahkan bahwa Ida Hyang Bhatara Pasupati sudah berparahyangan di Payogan Agung. Beliau memerintahkan kepada Ida Bhatara Gana untuk meniru wajah dari raja dan para mentri di kerajaan Majapahit untuk diwujudkan dalam bentuk Topeng yang terbuat dari Kayu Maya, untuk dipentaskan pada saat puncak Upacara sebagai pemuput Karya. Setelah Topeng tersebut selesai dibuat lalu dipersembahkan kehadapan Ida Hyang Pasupati dan berstana di Pura Payogan Agung. Topeng Ratu Lanang ini hanya dapat di pentaskan pada saat Upacara Mapedudusan Agung atau Mapadudus Alit di Kahyangan-kahyangan.

     Adapun penarinya harus orang-orang yang telah Mewinten dan Mepedambel. Topeng Ratu Lanang berjumlah 13 buah : 6 buah diantaranya memakai nama sedangkan 7 buah tanpa nama. Nama-nama Topeng Ratu Lanang tersebut adalah sebagai berikt:

  1. Sri Surya Mahajaya, Topeng ini berwarna putih.
  2. Sri Empu Siddha Karya, Topeng ini berwarna merah muda.
  3. Sri Semara Jaya, Topeng ini berwarna putih.
  4. Sri Patih Gajah Mada, Topeng ini berwarna coklat.
  5. Sri Kertawardhana, Topeng ini brwarna biru muda.
  6. Sri Sura Yuda, Topeng ini berwarna merah muda.

Fungsi Topeng Ratu Lanang disamping merupakan tari wali / muput karya dan juga berfungsi untuk menangkal gering, sasab, merana.

DATA NARASUMBER

Nama     : Jero Mangku Payogan Agung Ketewel

Umur     : 59 tahun

Profesi   : Pemangku

Alamat   : Br. Puseh, Ketewel, Sukawati, Gianyar.

DAFTAR PUSTAKA

Referensibuku

     – Buku Pura Payogan Agung

     – balisujati.blogspot.com

Comments are closed.

Next Post:
Previose Post: