Ada yang berbeda di dalam Pawai Ogoh-ogoh?

Maret 26th, 2018

Pawai Ogoh Ogoh di Kota Denpasar belakangan ini mendapatkan kritikan dari sejumlah netizen di media sosial. sejak beberapa tahun belakangan, ada yang berbeda di dalam pawai ogoh ogoh belakangan ini. Ada yang berbeda dalam pelaksanaan pawai Ogoh-ogoh di Denpasar sejak beberapa tahun belakangan ini, yakni adanya penggunaan music didalam pengarakan Ogoh Ogoh. Pada mulanya, iringan pawai Ogoh-ogoh menggunakan gamelan Baleganjur, namun kini berubah menjadi DJ clubbing.Banyak ogoh-ogoh dilengkapi sound system yang canggih plus genset penghasil listrik untuk menghidupkan sound system dan lampu kelap-kelip.

Berbagai jenis musik berdentum amat keras memekakkan telinga. Jika sedang berhenti, sudah barang tentu anak-anak mudah berjoged ria mengikuti alunan music. Ogoh ogoh yg seharusnya menjadi sosok yang seram, menakutkan, berubah menjadi Club malam. Lebih prihatin lagi mengangkat ogoh ogoh, bukan diangkat oleh pemuda-pemuda itu sendiri, tapi oleh mobil pick up dilengkapi speaker super besar.

Begitulah gamelan Bali yang memang tak bisa lepas dari arak-arakan Ogoh-ogoh. Gamelan Bali juga selalu dimainkan hampir di berbagai kesempatan mulai penyambutan tamu, pembukaan acara seremonial hingga upacara adat, seni, agama dan budaya.

Memang tak ada larangan menggunakan house music dalam pawai Ogoh-ogoh. Yang patut diingat pawai Ogoh-ogoh sehari sebekum Nyepi memiliki makna begitu mendalam bagi umat Hindu Bali. Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan, Ogoh-ogoh merepresentasikan bhutakala.

 

 

Sumber:

https://www.viva.co.id/berita/nasional/1017292-ketika-gamelan-bali-berganti-house-music-di-pawai-ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh Gabus Dilarang, Bagaimana dengan Iringan Musik Keras?

Comments are closed.