Gamelan Salelonding

This post was written by putuwisnu on Mei 8, 2019
Posted Under: Tak Berkategori

Gamelan Selonding menjadi alat musik tradisional Bali yang usianya lebih tua dibandingkan dengan gamelan-gamelan lainnya, yang kini populer dalam kesenian maupun yang digunakan dalam upacara adat dan agama. Selonding menjadi gamelan sakral yang digunakan untuk melengkapi upacara keagamaan (Hindu) di Bali.

Persebaran Gamelan Selonding di Kabupaten Karangasem dapat ditemui di beberapa desa tua seperti Bugbug, Seraya, Tenganan Pegringsingan, Timbrah, Asak, Bungaya, Ngis, Bebandem, Besakih hingga Selat.

Dalam konteksnya dengan desa adat, gamelan selonding ini digunakan untuk mengiringi prosesi upacara-upacara besar seperti Usaba Dangsil, Usaba Sumbu, Usaba Sri, Usaba Manggung dan lain sebagainya. Dalam dokumen resmi Dinas Kebudayaan Karangasem, kata Selonding berasal dari kata “Salon” dan “Ning” yang berarti tempat suci. Karena dilihat dari fungsinya, selonding merupakan sebuah gamelan yang dikeramatkan atau sangat disucikan.

Mengenai sejarah munculnya gamelan Selonding belum bisa dipastikan namun ada sebuah mitologi yang menyebutkan bahwa pada zaman dahulu orang-orang Tenganan Pegringsingan mendengar suara gemuruh dari angkasa dan datang suara secara bergelombang. Pada gelombang pertama suara itu turun di Desa Bungaya (sebelah timur laut Tenganan) dan gelombang kedua turun di Tenganan Pegringsingan.

Gamelan Selonding terbuat dari bilah-bilah besi yang diletakkan dengan pengunci secukupnya di atas badan gamelan tanpa bilah resonan (bambu resonan). Suara yang ditimbulkan dari alat musik ini pun sangat khas dan klasik yakni gamelan berlaras pelog sapta nada (tujuh nada). Selonding biasanya disuarakan untuk mengiringi pelaksanaan upacara-upacara sakral dengan jenis gending yang berbeda, seperti Gending Geguron pada upacara sakral yakni :

Ranggatating, Kulkul Badung, Kebogerit, Blegude, Ranggawuni.  Sedangkan jenis Gending Petegak (sebelum upacara dimulai) yakni Nyangnyangan, Sekar Gadung, Rejang Gucek, Rejang Ileh. Untuk mengiringi tarian rejang dan Perang Pandan (Mekare-kare) yakni ada gending penegak Duren Ijo, Lente, Embung Kelor, Kare.

Adapula jenis gending yang berasal dari gamelan gambang seperti Malat, Raras Tunjung, Kesumba, Selambur, Pangus, Pamungkah. Saat ini Selonding sudah mengalami perkembangan, tidak saja di Kabupaten Karangasem namun juga hampir bisa ditemui di semua daerah di Bali. Namun, yang bersuara klasik hanya ditemukan di Karangasem.

Gamelan selonding merupakan gamelan yang sakral bagi sebagian besar Desa Pakraman di Kabupaten Karangasem. Sebab, selonding berhubungan dengan pelaksanaan upacara yadnya yang lebih spesifik. Saat ini, sebagai upaya untuk melestarikannya, Dinas Kebudayaan Karangasem melakukan beberapa langkah dengan memberikan pembinaan dan pelatihan terhadap generasi baru untuk proses regenerasi. (BTN/kmb)

https://youtu.be/qSwsxW-9y8M

Comments are closed.

Next Post: