FILSAFAT SENI DI TIONGKOK

This post was written by putuputrayana on Mei 21, 2012
Posted Under: Lainnya

  Berlainan dengan filsafat seni di india, maka pemikiran estetik di Tiongkok tidak di arahkan kepada drama dan psikologi,melainkan kepada seni lukis, seni musik dan moral. Pemikiran estetik di india konsep rasa merupakan kata kunci, maka di tiongkok pengertian tao-lah yang melandasi segala refleksi tentang seni dan moral.  Secara harafiah tao berarti jalan atau marga. Kata Kong Hu Cu (juga dalam tradisi humanistik klasik di barat, mengajarkan kepada seorang muda untuk menghargai barang – barang indah dengan sendirinya memperkuat kesadaran moralnya, dan sebaliknya). Tao adalah prinsip mutlak, dasar purba segala sesuatu, yang memberi eksistensi, bentuk dan gerak kepada segala sesuatu yang ada, yang menciptakan keselarasan di tengah – tengah kekacauan.  Maka dari itu tugas seorang seniman ialah menangkap tao atau roh yang tersembunyi di dalam segala sesuatu yang ada dan menampilkannya lewat karya seninya. Sebelum memainkan salah satu barang – barang, seseorang seniman harus di sucikan terlebih dahulu agar kita bisa menyentuh serta menangkap roh yang tersembunyi di dalam barang – barang  tersebut lewat kontemplasi. Supaya kontemplasi itu dapat di lakukandengan baik, maka jiwa sang seniman harus di jernihkan, dijadikan seimbang dan selaras dengan hukum segala hukum, dengan dasar keselarasan semesta.
Jika seni rupa di India dan Indonesia sama – sama memperlihatkan meluapnya gairah ke hidupan. Setiap seorang pelukis selalu mengingatkan bahwa menurut kepercyaan hindu dunia dan segala manifestasi kehidupan di akibatkan oleh bhatara siwa yang sedang menari penuh gairah hidup dan rasa bahagia. Tak ada satu bidang yang kosong, semuanya terisi dengan makhluk – makhluk, warna – warni. Lain sama sekali pandangan dasar dalam seni rupa di tiongkok. Sang pelukis manunggal dengan barang – barang, tidak di hanyutkan olehnya, melainkan untuk merampas ch’i-nya, roh yang memberi kehidupan. Ia mengesampingkan keramain dalam bentuk dan warna yang memabokkan, agar makna spiritual lebih dapat di tonjolkan, keserasian dengan jiwa manusia.  Lain lagi dengan seni rupa di cina yang mementingkan ruang – ruang kosong dan waktu – waktu sunyi sebab kekosongan dan kesunyian menurut mereka mengisyaratkan dimensi spiritual di dalam alam semesta dan mengajak manusia untuk berkontemplasi.
kanon atau kaidah pokok yang disusun oleh Hsieh Ho, menurut kaidah ketiga pelukis hendaknya setia kepada obyeknya sambil melukiskan bentuk – bentuknya. Dalam kaidah ke empat ditandaskan lagi keselarasan dalam mempergunakan warna – warni. Kaidah kelima mendesak seorang seniman untuk mengadakan perencanaan dahulu dalam menempatkan unsur – unsur karyanya.

 

 

 

Comments are closed.

Previose Post: