anggada duta

Lakon Anggata Duta

Oleh Dalang : I Wayan Nardayana (Cenk Blong)

 

Sinopsis :

Peguneman pada babak pertama antara Sri Rama dengan Anggada beserta Fualen, Werdah. Karena Anoman yang diutus oleh Rama Dewa ke Alengkara melaporkan keadaan Dewi Sita sehat-sehat dan juga Dewi Sita masih ttap cinta setia dengan Rama. Laporan Anoman itu dirasakan Rama masih kurang meyakinkan dirinya, sehingga Rama mengurus Anggada ke Alengka mengadakan misi perdamaian sebagai duta dari Sri Rama. Diberikan mandat oleh Rama, Anggada dengan suka cita menerimanya, untuk membalas budi Rama karena ia telah diperlakukan seperti anak sendiri. Dan kemudian mohon pamit, untuk menempuh perjalanan ke Alengkapura.

Di Alengkapura dikisahkan para raksasa sedang melakukan penjagaan ketat, dikarenakan trauma dengan kejadian sebelumnya, yaitu kota Alengka pernah dibakar oleh Anoman. Ketika sedang bertugas berjaga-jaga para raksasa dikejutkan oleh kedatangan seekor kera merah yang bernama Anggada. Peperangan tidak bisa dihindari, para raksasa dengan ganas menyerang Anggada, begitu juga sebaliknya. Namun pertempura akhirnya diberhentikan dengan kedatangan Rahwana. Rahwana mendekati Anggada dan menanyakan maksud dari kedatangannya ke Alengka. Anggada diajak ke balai paseban agung. Anggada memperkenalkan diri dan menceritakan dirinya adalah anak dari Subali. Seketika itu juga Rahwana menangis dihadapan Anggada. Rahwana berakting sedih guna mengelabui Anggada, dan kemudian bisa diperalat. Anggada disanjung, diperlakukan dan dijamu dengan baik, diberi makanan yang enak-enakserta minuman keras dan didampingi perempuan-perempuan cantik, untuk membuat Anggada menjadi linglung dan hilangnya keseimbangan pikirannya. Disaat Anggada mabuk, hilanglah kesadarannya Rahwana memfitnah dengan membuka tabir kematian ayahnya yaitu Subali yang dibunuh oleh Rama dan Sugriwa. Namun hasutan-hasutan itu membuat semangat Anggada membara dendamnya untuk kembali bermusuhan dengan Rama. Karena dibakar amarah Anggada berubah menjadi raksasa besar yang bernama Kalantaka. Bersama anak Rahwana yang bernama Megawangsa dan beberapa pasukan raksasa pergi ke Pancawati (tempat perkemahan Rama) menyerbu pasukan wanara yang di pimpin oleh Rama Dewa.

Anoman dan pasukan kera yang sedang menunggu kedatangan Anggada menjadi kalang kabut. Anggada dan Kulantaka serta beberapa pasukan raksasa kemudian menyerbu Pancawati. Pertempuran amat dahsyat, tidak bisa dihindari. Anoman menjadi heran melihat raksasa besar itu tidak bisa dikalahkan. Kemudian Anoman meneliti merenung dengan memakai Kuku Pancanaka miliknya. Dan akhirnya tahulah Anoman bahwa Kalantaka itu adalah Anggada. Anoman menyadarkan Anggada dari kekeliruannya, yang telah diperbudak oleh Rahwana. Ketika itu juga Anggada kembali bergabung dengan pasukan wanara untuk menyerang pasukan raksasa, dan membunuh anak Rahwana yaitu Megawangsa.

 

Alur            :    Maju, longgar, ganda

Alur maju       :  Cerita ini berurutan dan berkesinambungan secara kronologis dari tahap awal sampai akhir cerita.

Alur longgar   :  Karena jikalau cerita ini dalam satu adegan salah satunya dihilangkan tidak akan mengganggu keutuhan sebuah cerita.

Alur ganda     :  Karena cerita ini memakai lebih dari satu tempat

Tema           :  Tema dari lakon Anggada Duta kalau dilihat dari strukturnya yaitu bertemakan tegakkan keadilan dan musnahkan                 keangkaramurkaan.

Amanat       :  –  Jangan mudah terpancing oleh kata-kata manis yang akan mengakibatkan tenggelam ke lembah kejahatan.

–  Jangan mengambil keputusan ketika sedang mabuk dan emosi serta bingung

Penokohan      :
Setting             :           – Perkemahan Rama (Pancawati)

– Alengka

Nilai Yang Bermakna / Terkandung

Cerita Anggada Duta ini mendidik kita agar bisa dalam melakukan sesuatu hendaknya didasari oleh berbuat selalu hati-hati dan waspada akan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

 

Kesimpulan

Cerita ini menguraikan perjalanan Anggada sebagai duta (utusan), dikarenakan Anggada diperdaya oleh Rahwana, Anggada bermusuhan dengan Rama dan beperang melawan pasukan kera, akhirnya kembali bertempur melawan pasukan Rahwana dan dapat dikalahkan.

 

 

DEWI SITA KEPANDUNG

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Kesenian wayang kulit memang sangat dengan nilai-nilai filsafat yang tinggi. Sehingga sampai saat ini masih exsis di Bali, selain sebagai pertunjukan pada waktu upacara agama, juga dapat dipertunjukan sebagai hiburan masyarakat. Dalam pertunjukan wayang di Bali, setiap dalang memiliki kekhasan tersendiri dalam menggarap sebuah lakon. Hal ini dikarenakan setiap dalang diberikan kebebasan dalam mengkemas sebuah lakon agar pementasan wayang menjadi menarik dan penonton menjadi mudah tentang makna yang disampaikan oleh seorang dalang dalam pertunjukannya. Ini yang disebut sebagai kawi dalang. Dalam menggarap sebuah lakon baku maupun  caranya, seorang dalang juga dituntut untuk mampu mempertunjukan sebuah lakon yang sesuai dengan nilai-nilai estetika, etika dan susila yang baik dan tidak terkesan porno agar pertunjukan wayang menjadi suatu pertunjukan seni yang adi luhung.

 

1.2  Pementasan Lakon Dewi Sintha Kepandung

Sinopsis

Di ceritakan dalam perjalanan Rama, Laksmana, dan Dewi Sintha pergi ke hutan, karena atas permintaan Dewi Kekayi ibu tiri Rama kepada Raja Dasarata ra Ayodya.

Setelah mereka bertiga berada di hutan, Rama, Dewi Sitha dan Laksmana mulai menjalani hidup yang jauh berbeda dengan istana yang dengan segala kemewahan dan kegemerlapannya. Di hutan Dandaka Dewi Surpanaka bertemu dengan Laksmana, melihat ketampanan Laksmana, Dewi Surpanaka langsung terpesona dan jatuh cinta dengan Laksmana dan seketika itu pula Dewi Surpanaka berubah menjadi wanita yang sangat cantik, akan tetapi Laksmana menolak cintanya Dewi Surpanaka. Dewi Surpanaka marah Laksmana melukai hidung Dewi Surpanaka. Kemudian melapor kepada kakaknya yaitu Rahwana. Rahwana marah melihat adiknya terluka, lalu ke hutan Dandaka mencari Laksmana.

Setibanya Raja Rahwana dan patihnya bernama Marica di hutan, dia melihat Dewi Sitha yang begitu mempesona dan memikat hatinya Rahwana. Tanpa pikir panjang Rahwana menyuruh patihnya untuk berubah diri menjadi kijang emas untuk menculik Dewi Sitha. Dewi Sitha meminta agar Rama dan Laksmana mencarikan kijang emas itu. Di saat Rama dan Laksmana mencarikan kijang emas itu Rahwana yang menyamar sebagai pendeta yang miskin.

Akhirnya Dewi Sitha dibawa ke Alengka. Dalam perjalanan mencari Dewi Sitha Rama bertemu dengan Jatayu yaitu burung yang menolong Dewi Sitha diculik Rahwana. Dari Jatayulah Rama tahu kalau istrinya diculik oleh Rahwana. Dan akhirnya Rama mulai menghimpun kekuatan untuk menyelamatkan istrinya yang sangat dicintainya.

  1. Sinopsis Peradegan

Babak 1 : Rama, Sitha, Laksmana bermusyawaha di kerajaan Ayodya

Adegan 1    :   Diceritakan Rama, Dewi Sitha dan Laksmana bermusyawarah untuk bersiao-siap akan pergi ke hutan, guna memenuhi permintaan ibu tirinya yaitu pergi ke hutan selama 14 tahun.

Tokoh         :   Rama, Laksmana, Dewi Sitha

Adegan 2    :   Di dalam perjalanan ke hutan mereka bertiga bertemu dengan Dewi Suparnaka adik dari raja alengka yaitu Rahwana yang terpesona melihat ketampanan Laksmana

Tokoh         :   Rama, Dewi Sitha, Laksmana, Surpanaka

Adegan 3    :   Dewi Suparnaka yang telah berubah menjadi wanita cantik merayu Laksmana. Laksmana menolak karena sudah tahu itu Dewi Suparnaka. Akhirnya mereka bertarung dan secara tidak sengaja melukai hidung Surpanaka. Dewi Surpanaka kembali pulang ke Alengka mengadukan kepada kakaknya.

Tokoh         :   Laksmana, Dewi Suparnaka

Adegan 4    :   Setelah mendapatkan pengaduan adiknya rahwana marah dan pergi mencari Laksmana bersama patihnya bernama Marica.

 

Babak II Prahara Di Hutan Dandaka

Adegan 1    :   Ketika tiba di hutan Dandaka, Rahwana bersama patihnya Marica melihat Dewi Sitha yang begitu cantik memikat hatinya. Dan menyuruh patihnya merubah diri menjadi kijang emas, guna menarik perhatian Dewi Sitha dan menjauhkan dari Rama dan Laksmana

Tokoh         :   Rahwana, Marica

Adegan 2    :   Tatkala Rama, Sitha, dan Laksmana bersama mereka dikejutkan oleh kehadiran kijang yang begitu cantik, sehingga Dewi Sitha memelas minta ditangkapkan kijang tersebut. Karena terus didesak istrinya, Rama kemudian memenuhi permintaan istrinya dan menyuruh Laksmana menjaga Dewi Sitha.

Tokohnya   :   Rama, Dewi Sitha, Laksmana

Adegan 3        : Karena sangat sulit ditangkap kijang itu. Rama terpaksa membidik dengan panahnya dan akhirnya kijang Siluman itu menjerat minta tolong menirukan suara Rama dan akhirnya mati.

Tokoh         :   Rama, Kijang siluman

Adegan 4        : Dewi Sitha mendengar jeritan suaminya minta tolong, tanpa pikir panjang menyuruh Laksmana menolong kakaknya. Namun Laksmana tidak mau karena Rama minta untuk menjaga keselamatan Dewi Sitha. Akan tetapi Dewi Sitha mencaci maki Laksmana yang menyebutnya sebagai laki-laki yang sengaja membiarkan kakaknya mati dan akan menjadikan Dewi Sitha sebagai istrinya. Laksmana kesal dan pergi menuruti keinginan Dewi Sitha kemudian membuat lingkaran untuk menjaga keselamatan Dewi Sitha. Dewi Sitha dilarang keluar dari lingkaran itu sebelum Rama dan Laksmana datang

Tokoh         :   Dewi Sitha, Laksmana

Adegan 5        : Melihat Dewi Sitha sendiri, Rahwana merubah diri menjadi pendeta miskin yang kehausan. Pendeta minta air pada Dewi Sitha, karena kasihan Dewi Sitha lupa akan nasehat Laksmana, dan keluar dari lingkaran mendekati pendeta itu. Tanpa pikir panjang Rahwana menarik tangan Dewi Sitha, dan membawa ke Alengka. Dewi Sitha menjerit minta tolong.

Tokoh         :   Dewi Sitha, Pendeta Siluman, Rahwana

 

Babak III Rahwana Bertemu Jatayu

Adegan 1        : Jeritan Dewi Sitha did engar oleh burung Garuda besar yang bernama Jatayu. Jatayu berusaha menolong Dewi Sitha dan bertarung melawan Rahwana. Jatayu kalah dan terluka parah, ditinggalkan oleh Rahwana.

Tokoh         :   Rahwana, Dewi Sitha, Jatayu

Adegan 2        : Rama dan Laksmana mencari-cari Dewi Sitha ke sna kemari, tidak juga ditemukan. Ditengah perjalanan Rama, Laksmana bertemu dengan Jatayu yang dalam keadaan sekarat Jatayu memberitahu Dewi Sitha diculik oleh Raja Alengka yaitu Rahwana, Setelah menceritakan semua pada Rama dan Laksmana, Jatayu meninggal. Rama dan Laksmana mengubur Jatayu untuk selanjutnya akan mencari istrinya ke Alengka.

 

  1. Tema

Jika kita melihat strukturnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tema dari cerita Dewi Sitha Kepandung adalah percintaan dan kesetiaan. Cinta dan setianya seorang saudara yaitu Rama dengan adik-adiknya. Cinta setianya seorang suami terhadap istrinya begitu jug seorang istri terhadap suaminya serta kesetiaan terhadap orang tua.

 

  1. Amanat

Amanat yang dapat dipetik dalam lakon ini adalah :

–      Cerita dan kesetiaan terhadap saudara, istri dan orang tua

–      Jangan menjadi orang yang serakah seperti Rahwana dan Dewi Kekayi

–      Jangan menjadi orang yang licik seperti Rahwana dan Suparnaka

–      Segala sesuatu yang akan dikerjakan dipertimbangkan lebih dahulu

 

  1. Alur

Kalau dilihat dari segi kualitatif (mutu) dan kwantitatif (jumlah) maka dapat diperoleh jenis alur yaitu sebagai berikut:

1. Alur Maju   :   Karena jalinan peristiwanya berurutan dan berkesinambungan secara kronologis dari tahap awal sampai akhir

2.  Alur Ganda :   Karena dilakukan oleh dua kelompok yaitu Kerajaan Ayodya dan Kerajaan Alengka

  1. Penokohan

Berdasarkan penokohan / perwatakan yaitu :

–      Tokoh Protagonis             : Rama, Laksmana, Sitha, jatayu

–      Tokoh Antagonis             : Rahwana, Patih Marica, Surpanaka

–      Tokoh Pembantu              : Malen, Merdah

 

  1. Setting

Berdasarkan setting pertunjukan wayang kulit yaitu :

–      Kerajaan Ayodya

–      Kerajaan Alengka

–      Hutan Dandaka

 

 

 

 

BAB II

STRUKTUR ALUR DRAMATIK

 

  • Ø Exposisi

Dikisahkan Rama, Laksmana dan Dewi Sitha ke hutan atas perintah Ibu tirinya yaitu Dewi Kekayi. Dalam perjalanan kehutan mereka bertemu dengan Dewi Suparnaka yang jatuh cinta dengan Laksmana. Di hutan Dandaka Rahwana terpesona melihat kecantikan Dewi Sitha, kemudian menyruh patih Marica menjadi kijang, untuk menjauhkan Dewi Sitha dengan Rama dan Laksmana. Rahwana menculik Dewi Sitha dengan menyamar sebagai pendeta miskin. Dewi Sitha dibawa ke Alengka oleh Rahwana, ditengah perjalanan bertemu dengan burung Garuda yang bernama Jatayu. Jatayu terluka kalah melawan Rahwana. Jatayu bertemu dengan Rama dan Laskmana yang mencari-cari istrinya. Setelah menyampaikan Dewi Sitha diculik Rahwana akhirnya Jatayu menghembuskan nafasnya yang terakhir.

 

  • Ø Konflik

Dewi Surpanaka bertemu dihutan dengan Laksmana yang memikat hatinya. Karena cinta Surpanaka ditolak oleh Laksmana, kemudian mereka bertarung. Tanpa sengaja Laksmana melukai hidung Surpanaka. Dewi Surpanaka nangis pulang melaporkan pada kakaknya Rahwana di kerajaan Alengka.

 

  • Ø Konplikasi

Rahwana marah melihat adiknya Dewi Surpanaka dilukai oleh Laksmana. Iapun ke hutan bersama patihnya bernama Marica untuk mencari Laksmana. Namun Rahwana menjadi terpesona melihat kecantikan Dewi Sitha dan jatuh cinta. Kemudian menculik Dewi Sitha dibawa ke Alengka.

  • Ø Krisis

Jatayu yang melihat Rahwana membawa Dewi Sitha berusaha menolong Dewi Sitha. Rahwana dan Jatayu berperang, Jatayu kalah sayapnya dipatahkan sebelah oleh Rahwana.

 

BAB III

KESIMPULAN

 

Setelah mengamati Lakon Dewi Sitha Kepandung yang dipertunjukan dalam wayang kulit yaitu :

–      Begitu besarnya arti dari persaudaraan Rama, Laksmana, Bharata, walaupun mereka saudara tiri.

–      Cinta Dewi Sitha terhadap suaminya Rama dan kesetiaanya menemani suami dihutan

–      Kita tidak boleh serakah dan hauas akan kekuasaan, karena tidak akan bisa langgeng

–      Kita juga tidak boleh licik menipu orang untuk mendapatkan suatu keinginan.

 

MATA KULIAH PENGETAHUAN LAKON

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JUDUL

DEWI SITHA KEPANDUNG

 

Oleh

I Gusti Ayu Putu Parwati

Nim. 201103014

 

                                                           

 

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

JURUSAN DALANG

INSTITUT SENI INDONESI

KATA PENGANTAR

 

 

Om Swastyastu

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Ida Snghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan cerita Dewi Sitha Kepandung sesuai rencana waktu yang telah ditetapkan. Cerita ini saya susun untuk memenuhi tugas saya sebagai mahasiswa guna meningkatkan semangat belajar dapat meraih prestasi yang lebih baik.

Saya menyadari bahwa cerita ini masih banyak kekurangannya, untuk itu saran maupun kritik yang membangun akan saya terima dengan senang hati.

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih dengan senang hati. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan cerita ini, semoga cerita ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya yang suka dengan cerita pewayangan.

 

Om, Chanti, Chanti, Chanti Om.

i

DAFTAR ISI

 

 

Halaman Judul………………………………………………………………….

Kata Pengantar…………………………………………………………………. i

Daftar Isi………………………………………………………………………… ii

BAB I    PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

1.1  Latar Belakang………………………………………………… 1

1.2  Pembahasan……………………………………………………. 1

  1. Sinopsis…………………………………………………….. 2
  2. Tema………………………………………………………… 5
  3. Amanat……………………………………………………… 5
  4. Alur………………………………………………………….. 5
  5. Penokohan…………………………………………………. 6
  6. Setting………………………………………………………. 6

 

BAB II  STRUKTUR ALUR DRAMATIK…………………………….. 7

 

BAB III KESIMPULAN…………………………………………………….. 9

 

 

ii

 

Dewi Sitha Kepandung

 Latar Belakang

Kesenian wayang kulit memang sangat dengan nilai-nilai filsafat yang tinggi. Sehingga sampai saat ini masih exsis di Bali, selain sebagai pertunjukan pada waktu upacara agama, juga dapat dipertunjukan sebagai hiburan masyarakat. Dalam pertunjukan wayang di Bali, setiap dalang memiliki kekhasan tersendiri dalam menggarap sebuah lakon. Hal ini dikarenakan setiap dalang diberikan kebebasan dalam mengkemas sebuah lakon agar pementasan wayang menjadi menarik dan penonton menjadi mudah tentang makna yang disampaikan oleh seorang dalang dalam pertunjukannya. Ini yang disebut sebagai kawi dalang. Dalam menggarap sebuah lakon baku maupun  caranya, seorang dalang juga dituntut untuk mampu mempertunjukan sebuah lakon yang sesuai dengan nilai-nilai estetika, etika dan susila yang baik dan tidak terkesan porno agar pertunjukan wayang menjadi suatu pertunjukan seni yang adi luhung.

Pementasan Lakon Dewi Sintha Kepandung

Sinopsis

Di ceritakan dalam perjalanan Rama, Laksmana, dan Dewi Sintha pergi ke hutan, karena atas permintaan Dewi Kekayi ibu tiri Rama kepada Raja Dasarata ra Ayodya.

Setelah mereka bertiga berada di hutan, Rama, Dewi Sitha dan Laksmana mulai menjalani hidup yang jauh berbeda dengan istana yang dengan segala kemewahan dan kegemerlapannya. Di hutan Dandaka Dewi Surpanaka bertemu dengan Laksmana, melihat ketampanan Laksmana, Dewi Surpanaka langsung terpesona dan jatuh cinta dengan Laksmana dan seketika itu pula Dewi Surpanaka berubah menjadi wanita yang sangat cantik, akan tetapi Laksmana menolak cintanya Dewi Surpanaka. Dewi Surpanaka marah Laksmana melukai hidung Dewi Surpanaka. Kemudian melapor kepada kakaknya yaitu Rahwana. Rahwana marah melihat adiknya terluka, lalu ke hutan Dandaka mencari Laksmana.

Setibanya Raja Rahwana dan patihnya bernama Marica di hutan, dia melihat Dewi Sitha yang begitu mempesona dan memikat hatinya Rahwana. Tanpa pikir panjang Rahwana menyuruh patihnya untuk berubah diri menjadi kijang emas untuk menculik Dewi Sitha. Dewi Sitha meminta agar Rama dan Laksmana mencarikan kijang emas itu. Di saat Rama dan Laksmana mencarikan kijang emas itu Rahwana yang menyamar sebagai pendeta yang miskin.

Akhirnya Dewi Sitha dibawa ke Alengka. Dalam perjalanan mencari Dewi Sitha Rama bertemu dengan Jatayu yaitu burung yang menolong Dewi Sitha diculik Rahwana. Dari Jatayulah Rama tahu kalau istrinya diculik oleh Rahwana. Dan akhirnya Rama mulai menghimpun kekuatan untuk menyelamatkan istrinya yang sangat dicintainya.

Sinopsis Peradegan

Babak 1 : Rama, Sitha, Laksmana bermusyawaha di kerajaan Ayodya

Adegan 1    :   Diceritakan Rama, Dewi Sitha dan Laksmana bermusyawarah untuk bersiao-siap akan pergi ke hutan, guna memenuhi permintaan ibu tirinya yaitu pergi ke hutan selama 14 tahun.

Tokoh         :   Rama, Laksmana, Dewi Sitha

Adegan 2    :   Di dalam perjalanan ke hutan mereka bertiga bertemu dengan Dewi Suparnaka adik dari raja alengka yaitu Rahwana yang terpesona melihat ketampanan Laksmana

Tokoh         :   Rama, Dewi Sitha, Laksmana, Surpanaka

Adegan 3    :   Dewi Suparnaka yang telah berubah menjadi wanita cantik merayu Laksmana. Laksmana menolak karena sudah tahu itu Dewi Suparnaka. Akhirnya mereka bertarung dan secara tidak sengaja melukai hidung Surpanaka. Dewi Surpanaka kembali pulang ke Alengka mengadukan kepada kakaknya.

Tokoh         :   Laksmana, Dewi Suparnaka

Adegan 4    :   Setelah mendapatkan pengaduan adiknya rahwana marah dan pergi mencari Laksmana bersama patihnya bernama Marica.

 

Babak II Prahara Di Hutan Dandaka

Adegan 1    :   Ketika tiba di hutan Dandaka, Rahwana bersama patihnya Marica melihat Dewi Sitha yang begitu cantik memikat hatinya. Dan menyuruh patihnya merubah diri menjadi kijang emas, guna menarik perhatian Dewi Sitha dan menjauhkan dari Rama dan Laksmana

Tokoh         :   Rahwana, Marica

Adegan 2    :   Tatkala Rama, Sitha, dan Laksmana bersama mereka dikejutkan oleh kehadiran kijang yang begitu cantik, sehingga Dewi Sitha memelas minta ditangkapkan kijang tersebut. Karena terus didesak istrinya, Rama kemudian memenuhi permintaan istrinya dan menyuruh Laksmana menjaga Dewi Sitha.

Tokohnya   :   Rama, Dewi Sitha, Laksmana

Adegan 3        :Karena sangat sulit ditangkap kijang itu. Rama terpaksa membidik dengan panahnya dan akhirnya kijang Siluman itu menjerat minta tolong menirukan suara Rama dan akhirnya mati.

Tokoh         :   Rama, Kijang siluman

Adegan 4        : Dewi Sitha mendengar jeritan suaminya minta tolong, tanpa pikir panjang menyuruh Laksmana menolong kakaknya. Namun Laksmana tidak mau karena Rama minta untuk menjaga keselamatan Dewi Sitha. Akan tetapi Dewi Sitha mencaci maki Laksmana yang menyebutnya sebagai laki-laki yang sengaja membiarkan kakaknya mati dan akan menjadikan Dewi Sitha sebagai istrinya. Laksmana kesal dan pergi menuruti keinginan Dewi Sitha kemudian membuat lingkaran untuk menjaga keselamatan Dewi Sitha. Dewi Sitha dilarang keluar dari lingkaran itu sebelum Rama dan Laksmana datang

Tokoh         :   Dewi Sitha, Laksmana

Adegan 5        :Melihat Dewi Sitha sendiri, Rahwana merubah diri menjadi pendeta miskin yang kehausan. Pendeta minta air pada Dewi Sitha, karena kasihan Dewi Sitha lupa akan nasehat Laksmana, dan keluar dari lingkaran mendekati pendeta itu. Tanpa pikir panjang Rahwana menarik tangan Dewi Sitha, dan membawa ke Alengka. Dewi Sitha menjerit minta tolong.

Tokoh         :   Dewi Sitha, Pendeta Siluman, Rahwana

Babak III Rahwana Bertemu Jatayu

Adegan 1        :Jeritan Dewi Sitha did engar oleh burung Garuda besar yang bernama Jatayu. Jatayu berusaha menolong Dewi Sitha dan bertarung melawan Rahwana. Jatayu kalah dan terluka parah, ditinggalkan oleh Rahwana.

Tokoh         :   Rahwana, Dewi Sitha, Jatayu

Adegan 2        :Rama dan Laksmana mencari-cari Dewi Sitha ke sna kemari, tidak juga ditemukan. Ditengah perjalanan Rama, Laksmana bertemu dengan Jatayu yang dalam keadaan sekarat Jatayu memberitahu Dewi Sitha diculik oleh Raja Alengka yaitu Rahwana, Setelah menceritakan semua pada Rama dan Laksmana, Jatayu meninggal. Rama dan Laksmana mengubur Jatayu untuk selanjutnya akan mencari istrinya ke Alengka.  

Tema

Jika kita melihat strukturnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tema dari cerita Dewi Sitha Kepandung adalah percintaan dan kesetiaan. Cinta dan setianya seorang saudara yaitu Rama dengan adik-adiknya. Cinta setianya seorang suami terhadap istrinya begitu jug seorang istri terhadap suaminya serta kesetiaan terhadap orang tua.

 

Amanat

Amanat yang dapat dipetik dalam lakon ini adalah :

      Cerita dan kesetiaan terhadap saudara, istri dan orang tua

      Jangan menjadi orang yang serakah seperti Rahwana dan Dewi Kekayi

      Jangan menjadi orang yang licik seperti Rahwana dan Suparnaka

      Segala sesuatu yang akan dikerjakan dipertimbangkan lebih dahulu

Alur

Kalau dilihat dari segi kualitatif (mutu) dan kwantitatif (jumlah) maka dapat diperoleh jenis alur yaitu sebagai berikut:

1. Alur Maju   :   Karena jalinan peristiwanya berurutan dan berkesinambungan secara kronologis dari tahap awal sampai akhir

2.  Alur Ganda:   Karena dilakukan oleh dua kelompok yaitu Kerajaan Ayodya dan Kerajaan Alengka

Penokohan

Berdasarkan penokohan / perwatakan yaitu :

      Tokoh Protagonis             : Rama, Laksmana, Sitha, jatayu

      Tokoh Antagonis             : Rahwana, Patih Marica, Surpanaka

      Tokoh Pembantu              : Malen, Merdah

Setting

Berdasarkan setting pertunjukan wayang kulit yaitu :

      Kerajaan Ayodya

      Kerajaan Alengka

      Hutan Dandaka

Struktur Alur Dramatik

Exposisi

Dikisahkan Rama, Laksmana dan Dewi Sitha ke hutan atas perintah Ibu tirinya yaitu Dewi Kekayi. Dalam perjalanan kehutan mereka bertemu dengan Dewi Suparnaka yang jatuh cinta dengan Laksmana. Di hutan Dandaka Rahwana terpesona melihat kecantikan Dewi Sitha, kemudian menyruh patih Marica menjadi kijang, untuk menjauhkan Dewi Sitha dengan Rama dan Laksmana. Rahwana menculik Dewi Sitha dengan menyamar sebagai pendeta miskin. Dewi Sitha dibawa ke Alengka oleh Rahwana, ditengah perjalanan bertemu dengan burung Garuda yang bernama Jatayu. Jatayu terluka kalah melawan Rahwana. Jatayu bertemu dengan Rama dan Laskmana yang mencari-cari istrinya. Setelah menyampaikan Dewi Sitha diculik Rahwana akhirnya Jatayu menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Konflik

Dewi Surpanaka bertemu dihutan dengan Laksmana yang memikat hatinya. Karena cinta Surpanaka ditolak oleh Laksmana, kemudian mereka bertarung. Tanpa sengaja Laksmana melukai hidung Surpanaka. Dewi Surpanaka nangis pulang melaporkan pada kakaknya Rahwana di kerajaan Alengka.

Konplikasi

Rahwana marah melihat adiknya Dewi Surpanaka dilukai oleh Laksmana. Iapun ke hutan bersama patihnya bernama Marica untuk mencari Laksmana. Namun Rahwana menjadi terpesona melihat kecantikan Dewi Sitha dan jatuh cinta. Kemudian menculik Dewi Sitha dibawa ke Alengka.

Krisis

Jatayu yang melihat Rahwana membawa Dewi Sitha berusaha menolong Dewi Sitha. Rahwana dan Jatayu berperang, Jatayu kalah sayapnya dipatahkan sebelah oleh Rahwana.

Kesimpulan

Setelah mengamati Lakon Dewi Sitha Kepandung yang dipertunjukan dalam wayang kulit yaitu :

      Begitu besarnya arti dari persaudaraan Rama, Laksmana, Bharata, walaupun mereka saudara tiri.

      Cinta Dewi Sitha terhadap suaminya Rama dan kesetiaanya menemani suami dihutan

      Kita tidak boleh serakah dan hauas akan kekuasaan, karena tidak akan bisa langgeng

      Kita juga tidak boleh licik menipu orang untuk mendapatkan suatu keinginan.

 Dewi Sitha Kepandung

Latar Belakang

Kesenian wayang kulit memang sangat dengan nilai-nilai filsafat yang tinggi. Sehingga sampai saat ini masih exsis di Bali, selain sebagai pertunjukan pada waktu upacara agama, juga dapat dipertunjukan sebagai hiburan masyarakat. Dalam pertunjukan wayang di Bali, setiap dalang memiliki kekhasan tersendiri dalam menggarap sebuah lakon. Hal ini dikarenakan setiap dalang diberikan kebebasan dalam mengkemas sebuah lakon agar pementasan wayang menjadi menarik dan penonton menjadi mudah tentang makna yang disampaikan oleh seorang dalang dalam pertunjukannya. Ini yang disebut sebagai kawi dalang. Dalam menggarap sebuah lakon baku maupun  caranya, seorang dalang juga dituntut untuk mampu mempertunjukan sebuah lakon yang sesuai dengan nilai-nilai estetika, etika dan susila yang baik dan tidak terkesan porno agar pertunjukan wayang menjadi suatu pertunjukan seni yang adi luhung.

Pementasan Lakon Dewi Sintha Kepandung

Sinopsis

Di ceritakan dalam perjalanan Rama, Laksmana, dan Dewi Sintha pergi ke hutan, karena atas permintaan Dewi Kekayi ibu tiri Rama kepada Raja Dasarata ra Ayodya.

Setelah mereka bertiga berada di hutan, Rama, Dewi Sitha dan Laksmana mulai menjalani hidup yang jauh berbeda dengan istana yang dengan segala kemewahan dan kegemerlapannya. Di hutan Dandaka Dewi Surpanaka bertemu dengan Laksmana, melihat ketampanan Laksmana, Dewi Surpanaka langsung terpesona dan jatuh cinta dengan Laksmana dan seketika itu pula Dewi Surpanaka berubah menjadi wanita yang sangat cantik, akan tetapi Laksmana menolak cintanya Dewi Surpanaka. Dewi Surpanaka marah Laksmana melukai hidung Dewi Surpanaka. Kemudian melapor kepada kakaknya yaitu Rahwana. Rahwana marah melihat adiknya terluka, lalu ke hutan Dandaka mencari Laksmana.

Setibanya Raja Rahwana dan patihnya bernama Marica di hutan, dia melihat Dewi Sitha yang begitu mempesona dan memikat hatinya Rahwana. Tanpa pikir panjang Rahwana menyuruh patihnya untuk berubah diri menjadi kijang emas untuk menculik Dewi Sitha. Dewi Sitha meminta agar Rama dan Laksmana mencarikan kijang emas itu. Di saat Rama dan Laksmana mencarikan kijang emas itu Rahwana yang menyamar sebagai pendeta yang miskin.

Akhirnya Dewi Sitha dibawa ke Alengka. Dalam perjalanan mencari Dewi Sitha Rama bertemu dengan Jatayu yaitu burung yang menolong Dewi Sitha diculik Rahwana. Dari Jatayulah Rama tahu kalau istrinya diculik oleh Rahwana. Dan akhirnya Rama mulai menghimpun kekuatan untuk menyelamatkan istrinya yang sangat dicintainya.

Sinopsis Peradegan

Babak 1 : Rama, Sitha, Laksmana bermusyawaha di kerajaan Ayodya

Adegan 1    :   Diceritakan Rama, Dewi Sitha dan Laksmana bermusyawarah untuk bersiao-siap akan pergi ke hutan, guna memenuhi permintaan ibu tirinya yaitu pergi ke hutan selama 14 tahun.

Tokoh         :   Rama, Laksmana, Dewi Sitha

Adegan 2    :   Di dalam perjalanan ke hutan mereka bertiga bertemu dengan Dewi Suparnaka adik dari raja alengka yaitu Rahwana yang terpesona melihat ketampanan Laksmana

Tokoh         :   Rama, Dewi Sitha, Laksmana, Surpanaka

Adegan 3    :   Dewi Suparnaka yang telah berubah menjadi wanita cantik merayu Laksmana. Laksmana menolak karena sudah tahu itu Dewi Suparnaka. Akhirnya mereka bertarung dan secara tidak sengaja melukai hidung Surpanaka. Dewi Surpanaka kembali pulang ke Alengka mengadukan kepada kakaknya.

Tokoh         :   Laksmana, Dewi Suparnaka

Adegan 4    :   Setelah mendapatkan pengaduan adiknya rahwana marah dan pergi mencari Laksmana bersama patihnya bernama Marica.

 

Babak II Prahara Di Hutan Dandaka

Adegan 1    :   Ketika tiba di hutan Dandaka, Rahwana bersama patihnya Marica melihat Dewi Sitha yang begitu cantik memikat hatinya. Dan menyuruh patihnya merubah diri menjadi kijang emas, guna menarik perhatian Dewi Sitha dan menjauhkan dari Rama dan Laksmana

Tokoh         :   Rahwana, Marica

Adegan 2    :   Tatkala Rama, Sitha, dan Laksmana bersama mereka dikejutkan oleh kehadiran kijang yang begitu cantik, sehingga Dewi Sitha memelas minta ditangkapkan kijang tersebut. Karena terus didesak istrinya, Rama kemudian memenuhi permintaan istrinya dan menyuruh Laksmana menjaga Dewi Sitha.

Tokohnya   :   Rama, Dewi Sitha, Laksmana

Adegan 3        :Karena sangat sulit ditangkap kijang itu. Rama terpaksa membidik dengan panahnya dan akhirnya kijang Siluman itu menjerat minta tolong menirukan suara Rama dan akhirnya mati.

Tokoh         :   Rama, Kijang siluman

Adegan 4        :Dewi Sitha mendengar jeritan suaminya minta tolong, tanpa pikir panjang menyuruh Laksmana menolong kakaknya. Namun Laksmana tidak mau karena Rama minta untuk menjaga keselamatan Dewi Sitha. Akan tetapi Dewi Sitha mencaci maki Laksmana yang menyebutnya sebagai laki-laki yang sengaja membiarkan kakaknya mati dan akan menjadikan Dewi Sitha sebagai istrinya. Laksmana kesal dan pergi menuruti keinginan Dewi Sitha kemudian membuat lingkaran untuk menjaga keselamatan Dewi Sitha. Dewi Sitha dilarang keluar dari lingkaran itu sebelum Rama dan Laksmana datang

Tokoh         :   Dewi Sitha, Laksmana

Adegan 5        :Melihat Dewi Sitha sendiri, Rahwana merubah diri menjadi pendeta miskin yang kehausan. Pendeta minta air pada Dewi Sitha, karena kasihan Dewi Sitha lupa akan nasehat Laksmana, dan keluar dari lingkaran mendekati pendeta itu. Tanpa pikir panjang Rahwana menarik tangan Dewi Sitha, dan membawa ke Alengka. Dewi Sitha menjerit minta tolong.

Tokoh         :   Dewi Sitha, Pendeta Siluman, Rahwana

Babak III Rahwana Bertemu Jatayu

Adegan 1        :Jeritan Dewi Sitha did engar oleh burung Garuda besar yang bernama Jatayu. Jatayu berusaha menolong Dewi Sitha dan bertarung melawan Rahwana. Jatayu kalah dan terluka parah, ditinggalkan oleh Rahwana.

Tokoh         :   Rahwana, Dewi Sitha, Jatayu

Adegan 2        :Rama dan Laksmana mencari-cari Dewi Sitha ke sna kemari, tidak juga ditemukan. Ditengah perjalanan Rama, Laksmana bertemu dengan Jatayu yang dalam keadaan sekarat Jatayu memberitahu Dewi Sitha diculik oleh Raja Alengka yaitu Rahwana, Setelah menceritakan semua pada Rama dan Laksmana, Jatayu meninggal. Rama dan Laksmana mengubur Jatayu untuk selanjutnya akan mencari istrinya ke Alengka.  

Tema

Jika kita melihat strukturnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tema dari cerita Dewi Sitha Kepandung adalah percintaan dan kesetiaan. Cinta dan setianya seorang saudara yaitu Rama dengan adik-adiknya. Cinta setianya seorang suami terhadap istrinya begitu jug seorang istri terhadap suaminya serta kesetiaan terhadap orang tua.

 

Amanat

Amanat yang dapat dipetik dalam lakon ini adalah :

      Cerita dan kesetiaan terhadap saudara, istri dan orang tua

      Jangan menjadi orang yang serakah seperti Rahwana dan Dewi Kekayi

      Jangan menjadi orang yang licik seperti Rahwana dan Suparnaka

      Segala sesuatu yang akan dikerjakan dipertimbangkan lebih dahulu

Alur

Kalau dilihat dari segi kualitatif (mutu) dan kwantitatif (jumlah) maka dapat diperoleh jenis alur yaitu sebagai berikut:

1. Alur Maju   :   Karena jalinan peristiwanya berurutan dan berkesinambungan secara kronologis dari tahap awal sampai akhir

2.  Alur Ganda:   Karena dilakukan oleh dua kelompok yaitu Kerajaan Ayodya dan Kerajaan Alengka

Penokohan

Berdasarkan penokohan / perwatakan yaitu :

      Tokoh Protagonis             : Rama, Laksmana, Sitha, jatayu

      Tokoh Antagonis             : Rahwana, Patih Marica, Surpanaka

      Tokoh Pembantu              : Malen, Merdah

Setting

Berdasarkan setting pertunjukan wayang kulit yaitu :

      Kerajaan Ayodya

      Kerajaan Alengka

      Hutan Dandaka

Struktur Alur Dramatik

Exposisi

Dikisahkan Rama, Laksmana dan Dewi Sitha ke hutan atas perintah Ibu tirinya yaitu Dewi Kekayi. Dalam perjalanan kehutan mereka bertemu dengan Dewi Suparnaka yang jatuh cinta dengan Laksmana. Di hutan Dandaka Rahwana terpesona melihat kecantikan Dewi Sitha, kemudian menyruh patih Marica menjadi kijang, untuk menjauhkan Dewi Sitha dengan Rama dan Laksmana. Rahwana menculik Dewi Sitha dengan menyamar sebagai pendeta miskin. Dewi Sitha dibawa ke Alengka oleh Rahwana, ditengah perjalanan bertemu dengan burung Garuda yang bernama Jatayu. Jatayu terluka kalah melawan Rahwana. Jatayu bertemu dengan Rama dan Laskmana yang mencari-cari istrinya. Setelah menyampaikan Dewi Sitha diculik Rahwana akhirnya Jatayu menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Konflik

Dewi Surpanaka bertemu dihutan dengan Laksmana yang memikat hatinya. Karena cinta Surpanaka ditolak oleh Laksmana, kemudian mereka bertarung. Tanpa sengaja Laksmana melukai hidung Surpanaka. Dewi Surpanaka nangis pulang melaporkan pada kakaknya Rahwana di kerajaan Alengka.

Konplikasi

Rahwana marah melihat adiknya Dewi Surpanaka dilukai oleh Laksmana. Iapun ke hutan bersama patihnya bernama Marica untuk mencari Laksmana. Namun Rahwana menjadi terpesona melihat kecantikan Dewi Sitha dan jatuh cinta. Kemudian menculik Dewi Sitha dibawa ke Alengka.

Krisis

Jatayu yang melihat Rahwana membawa Dewi Sitha berusaha menolong Dewi Sitha. Rahwana dan Jatayu berperang, Jatayu kalah sayapnya dipatahkan sebelah oleh Rahwana.

Kesimpulan

Setelah mengamati Lakon Dewi Sitha Kepandung yang dipertunjukan dalam wayang kulit yaitu :

      Begitu besarnya arti dari persaudaraan Rama, Laksmana, Bharata, walaupun mereka saudara tiri.

      Cinta Dewi Sitha terhadap suaminya Rama dan kesetiaanya menemani suami dihutan

      Kita tidak boleh serakah dan hauas akan kekuasaan, karena tidak akan bisa langgeng

      Kita juga tidak boleh licik menipu orang untuk mendapatkan suatu keinginan.

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!