Archive for April, 2013

instrument angklung bambu

Minggu, April 21st, 2013

A.ANGKLUNG BAMBU

Alat Musik dari Bambu Asli Indonesia – Bambu adalah tanaman yang sudah dikenal di masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 60 spesies bambu yang dapat kita temui dari sekitar 1000 spesies bambu yang ada di dunia. Karena bahan bambu yang sangat mudah ditemukan di alam Indonesia dan sifat bambu yang mudah dibentuk, ringan serta awet, tidak heran jika bambu banyak dipergunakan untuk berbagai keperluan. Dari mulai senjata (bambu runcing), bahan bangunan, bahan kerajinan dan tidak sedikit yang dijadikan sebagai alat musik. Alat musik dari bambu asli Indonesia ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. contohnya alat musik angklung :

B.Asal-usul

Anak-anak Jawa Barat bermain angklung di awal abad ke-20.Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan sunda(abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.
Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu. elanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.

C.Pengertian Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bamboo , dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

D.Teknik Permainan Angklung

Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung:
• Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.
• Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
• Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabug ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).
Sementara itu untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan suatu lagu, akan diperlukan banyak pemusik yang dipimpin oleh seorang konduktor. Pada setiap pemusik akan dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda. Kemudian sang konduktor akan menyiapkan partitur lagu, dengan tulisan untaian nada-nada yang harus dimainkan. Konduktor akan memberi aba-aba, dan masing-masing pemusik harus memainkan angklungnya dengan tepat sesuai nada dan lama ketukan yang diminta konduktor. Dalam memainkan lagu ini para pemain juga harus memperhatikan teknik sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh dihentikan segera setelah nada berikutnya mulai berbunyi.

E. Tangga nada musik angklung

19Angklung Diatonis merupakan perkembangan dari Angklung Buhun yang bertangga nada Pentatonis seperti Angklung Buncis, Angklung Baduy dan Angklung Gubrag yang sudah sejak lama terdapat di Tatar Sunda ini. Terciptanya Angklung Diatonis ini di pelopori oleh seorang putra dan ahli musik Tatar Sunda kelahiran Garut yaitu Bapak Daeng Soetigna (Alm). la berguru kepada Bapak Jaya dad Kuningan, yaitu seorang ahli pembuat Angklung.

Angklung adalah sejenis alat musik yang terbuat dari bahan bambu. Jenis bambu yang di pergunakannya adalah : Awi (bambu)Taman, Awi Wulung, Awi Belang, dan Awi Tali. Tetapi untuk Angklung yang lebih besar ada juga yang mempergunakan Awi Surat.

Demikian sebagaimana tercantum dalam buku Daeng Soetigna bapak Angklung Indonesia tulisan Helius Sjamsudin dan Hidayat Winitasasmita yang di keluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Jakarta 1986.

Waditra yang di pergunakannya terdiri:

Angklung Melodi, yaitu nada¬ nada Angklung yang fungsinya melantunkan melodi, yang terdiri atas:

Melodi tidak bernomor, jumlahnya ada 11 yaitu: 5 nada dari to (tangga nada ) Oktaf Besar (Baskan) ditambah 6 nada dad to Oktaf Kecil (Diskan) (G – Gis – A – Ais – B – C – cis- d-dis-e-dan f ) . Angklung Melodi Besar ini tidak diberi nomor, cukup di bed nama nada mutlaknya pada masing-masing tabung nadanya yang letaknya vertical atau pada tabung dasarnya yang letaknya horizontal. Dengan demikian jelas bahwa pada Angklung Pa Daeng nada Angklung terendah adalah G dad tangga nada Oktaf Besar (Baskan).

Melodi Bernomor jumlahnya ada 31, mulai dad fis Oktaf kecil sampai dengan C”. (c3). Angklung Melodi Kecil ini di bed nomor dari nomor 0 = fis tadi sampai dengan nomor 30 = c3 dengan jarak 1/2 nada (kromatis). Dengan demikiarf jelas pada Angklung Pa Daeng, luas oktaf dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi : 3 1/2 oktaf.

Angklung Akompanyemen, terdiri atas:

A) Akompanyemen Mayor 12 buah dan Minor 10 buah yaitu

– Akompanyemen Mayor terdiri dari A7 – Bes7 – B7 – C7 – Cis7 – D7 – Es7 – E7 – F7 – Fis7 – G7 – As7

– Akompanyemen Minor terdiri dari: Am – Besm – Bm – Cm – Cism – Dm – Em – Fm – Fism – Gm.

B) Ko – Akompanyemen, jumlahnya sama dengan Akompanyemen, namun ukurannya Iebih kecil dari Akompanyemen.

Fungsi Angklung Akompanyemen ialah sebagai pengiring seperti halnya Gitar. Pengiring yang memainkan Akor¬akor sesuai kunci lagu atau seperti fungsi tangan kiri pada permainan Piano. Antara Akompanyemen dan Ko – Akompanyemen saling mengisi sebagai penguat dan ritmis yang membedakan jenis lagu yang di lantunkan seperti pada Keroncong, Cha-cha, Dangdut dan lain sebagainya.

Nada-nada Angklung Melodi yang dipergunakan yakni dari yang paling rendah G sampai yang tertinggi C’’’

G Gis A Ais B c cis d dis e f fis

5 nada 6 nada

dari oktaf besar dari oktaf kecil

ensambel rindik

Minggu, April 21st, 2013

Ensambel rindik
Alat Musik dari Bambu Asli Indonesia – Bambu adalah tanaman yang sudah dikenal di masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 60 spesies bambu yang dapat kita temui dari sekitar 1000 spesies bambu yang ada di dunia. Karena bahan bambu yang sangat mudah ditemukan di alam Indonesia dan sifat bambu yang mudah dibentuk, ringan serta awet, tidak heran jika bambu banyak dipergunakan untuk berbagai keperluan. Dari mulai senjata (bambu runcing), bahan bangunan, bahan kerajinan dan tidak sedikit yang dijadikan sebagai alat musik. Alat musik dari bambu asli Indonesia ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Contoh : alat musik rindik
Difinisi rindik

Rindik yaitu alat musik tradisional bali yang berbahan dasar bamboo dan menggunakan laras slendro. Pada dasarnya alat musik rindik sering di pergunakan dalam pementasan tarian jogged di bali dan juga sering di pergunakan dalam upacara pernikahan untuk penyambutan tamu- tamu undangan.
rindik barungan ini/ sering disebut juga rindik berpasangan, terdiri dari dua buah rindik yaitu rindik polos dan sangsih,dan ada instrument suling juga di dalamnya.
Komposisi dari ensambel rindik ini terdiri dari dua instrument rindik dan satu instrument suling sebagai pelengkap

Fungsi dan peranan instrument.

Untuk suling disini sbagai pelengkap sekaligus pemanis gending dalam memainkan alatmusik rindik. Dalam memainkan alat musik rindik terkadang membutuhkan 1 suling,tetapi ada juga yg menggunakan 2 suling,mungkin agar suaranya lebih jelas dan keras untuk di dengarkan.
Sedangkan untuk rindik,disini ada dua buah rindik yaitu rindik polos dan rindik sangsih. Dimana fungsi rindik polos dan sangsih ini berbeda,pada rindik polos bertugas membawakan gending dan pada rindik sangsih bertugas membuat variasi suara nada yang juga sering disebut dengan tehnik ngepat,ngebas,dan nyangsih. Pukulan- pukulan dari rindik sangsih ini akan berpadu dng rindik polos dan menimbulkan suara nada yang menarik.

Tehnik pukulan dalam rindik untuk tangan kanan dan tangan kiri.

Pada umumnya,permainan rindik ini menggunakan ke dua tangan kita untuk memukul/ memainkannya,yaitu tangian kiri dan tangan kanan. Ke dua tangan ini pun memiliki pukulan yang berbeda, untuk tangan kiri fungsinya untuk menjalankan melodi gending,dan tangan kanan berfungsi untuk membuat variasi pukulan gending agar menarik untuk di dengar.

Adapun tehnik – tehnik khusus dalam permainan rindik ini,seperti tehnik ngotek / norek,ngebas,ngulir,dan ngepat.
Istilah ngepat sering juga di gunakan dalam permainan rindik. Tehnik ngepat yaitu memukul dua buah nada yang berbeda secara bersamaan dengan jarak dua nada. Seperti memukul nada ndung dengan nada nding secara bersamaan dan menghasilkan nada nding,tehnik ini dilakukan oleh tangan kanan di dalam rindik sangsih. Jadi ngepat ini bertujuan untuk merapatkan pukulan dan juga sebagai pemanis variasi melodi pada rindik dengan tempo yang lambat mauput cepat. Tehnik ngotek/ norek yaitu tehnik pukulan yang saling bersahut-sahutan antara pukulan polos dan sangsih. Jika pukulan polos dan sangsih di padukan akan menghasilkan pukulan ngotek. Pukulan polos dan sangsih,bergerak naik- turun(sebaliknya),mengisi ketukan yang kosong dan akhirnya menimbukan bunyi yang dinamakan ngotek,tehnik ini di mainkan dengan tangan kanan didalam rindik sangsih. tehnik ngebas yaitu tehnik pukulan pada pukulan rindik sangsih yang memukul nada ndung besar sedangkan rindik polos memukul ndung kecil,sehingga menimbukan suara yang cukup besar,tehnik ini dimainkan oleh tangan kiri didalam rindik sangsih sebagai melodi. Tehnik ngulir yaitu tehnik memukul melodi secara naik turun antara rindik sangsih dan rindik polos dengan mengikuti alur melodi pokok yg dilakukan oleh melodi rindik polos,tehnik ini di lakukan pada pukulan tangan kiri rindik sangsih.
Sedangkan untuk rindik polos tetap menjalankan gending pokok. Tidak ada variasi pukulan di dalam rindik polos,semua variasi pukulan dilakukan oleh rindik sangsih

Setting rindik.

Untuk peletakan posisi rindik polos yaitu di sebelah kiri rindik sangsih dan sebaliknya,untuk peletakan rindik sangsih yaitu di sebelah kanan rindik polos dan suling posisinya di tengah- tengah kedua rindik.
Untuk posisi peletakan rindik ini berpengaruh kepada suara yang akan di dengar ketika posisi rindik salah. Karena rindik sangsih memiliki volume suara lebih rendah dari pada rindik polos.

tentang saya

Minggu, April 21st, 2013

Nama saya I Putu Bagus Suryanatha, saya lahir pada tanggal 14 juli 1994, saya beragama Hindu, hobi saya menggambar dan memainkan alat musik tradisional bali (menabuh), saya sangat cinta dengan musik tradisional. Saya berasal dari mengwitani, kabupaten badung. Saya anak asli dari Bali, skarang saya memiliki tempat tinggal di Denpasar, saya di Denpasar tinggal dengan keluarga, tepatnya di desa padangsambian. Cita – cita yg ingin saya raih adalah menjadi orang yang bisa memimpin segala sesuatu apapun yang ada di dalam kehidupan saya, dalam bentuk keseni maupun sosial. Maka dari itu saya selalu berusaha belajar dari pengalaman saya, dari nasehat – nasehat orang tua, dan dari kenyataan kehidupan yang saya lihat secara langsung. Untuk keluarga saya, saya masih memiliki 2 orang tua, ayah saya bekerja sebagai pegawai swasta di suatu Bank, dan Ibu saya hanya menjadi Ibu rumah tangga yang slalu menjaga saya dan adik – adik saya di rumah, saya anak pertama dari lima bersaudara, saya memiliki dua adik laki – laki yang bernama I Made Bagus Wiranatha dan I Ketut Bagus Indranatha, saya juga memiliki dua adik perempuan yang bernama NI Nyoman Ayu Diah Antari,dan NI Putu Ayu Diah Adnya Swari. Untuk pendidikan, saya dulu menempuh pendidikan SD,SMP,SMA dan sekarang melanjutkan kuliah, saya dulu tamat sekolah dasar di SD 10 Padang sambian,Denpasar Barat tahun ajaran 2001-2006,untuk SMP,saya skolah di SMP PGRI 5 Denpasar Barat tahun ajaran 2007-2009, SMA saya di SMAN 7 Denpasar Barat tahun ajaran 2010-2012. Dan sekarang melanjutkan pendidikan di bangku kuliah Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Barat angkatan 2012-2013, saya di ISI Denpasar skarang menempuh smester 2 dengan jurusan seni karawitan. Saya sekolah di ISI denpasar,karena saya ingin menyalurkan hobi saya dalam berkesenian dan saya juga ingin menuntut ilmu seni dI ISI denpasar. Kegiatan sehari – hari saya yaitu menjalankan latihan,bermain,melatih anak – anak menabuh di balai banjar.

          Saya juga melakukan bisnis kecil – kecilan dalam bidang seni yaitu menerima permintaan pemesanan rindik, dan juga menerima permintaan tarian jogged mini untuk acara – acara di hotel – hotel/ di acara resepsi pernikahan. Dari ksenian ini juga saya belajar bekerja, berbisnis dengan kesenian dan mengangkat drajat ksenian bali, karena para seniman/ artis selalu mengucapkan kata SENI ITU TIDAK TERNILAI HARGANYA. Dengan magsud, seni adalah hati kita sendiri bagi seniman. Dan tidak mungkin orang lain bisa seenaknya menilai hati seniman dengan nilai nominal. Dan juga Saya memiliki harapan,bila saya tamat di ISI denpasar saya hrus bisa membangkitkan kesenian di indonesia khususnya di tanah kelahiran saya yaitu bali, karena, untuk ksenian skarang ini terlalu diremehkan oleh sebagian orang,tetapi secara tidak sadar mereka membutuhkan seni dalam kehidupannya, karena sifat seni itu adalah universal, seni bisa sebagai alat belajar berhitung, sebagai teraphi, sebagai rangkaian upacara, sebagai hiburan,dan sebagai tempat/wadah untuk menuangkan imajinasi kita. Saya sebagai anak seni hrus bisa menjaga ksenian yang ada, terutama ksenian tradisional, karena itu sebagai dasar kita untuk belajar seni,banyak motih jaman dahulu yang bisa kita latih dan kita bisa improfisasikan menjadi motif – motif modern. Apaun yang kita ciptakan di jaman sekarang, itu tidak lepas dari peraturan – peraturan yang ada di jaman dahulu. Jadi untuk anak – anak seniman, sekarang kita hrus bisa meningkatkan derajat seni trutama di Negara kita dan di luar Negara kita sendiri.

          Pengalaman saya sebagai seniman yang baru duduk di bangku kuliah semester 2 yaitu dimana saya dapat pemikiran bahwa, kita sebagai seniman hrus bisa sosial seperti melakukan istilah ngayah di pura pada saat ada upacara agama, dan kita juga harus bisa memanejemenkan kesenian dalam bentuk bisnis/pekerjaan seperti melukis,seperti bermain gambelan di sebuah hotel/ bermain gambelan di acara resepsi pernikahan. Pengalaman kerja-pun saya dapatkan dari usia saya 12 tahun, awalnya saya hanya mencari pengalaman untuk melatih mental, kemampuan, dan pemikiran saya. Lalu pada akhirnya saya mendapatkan hasil dari pengalaman tersebut, dan skarang saya memiliki pekerjaan yang cocok dengan hobi saya yaitu menabuh gambelan, dan sekarang saya memiliki pekerjaan reguler di sebuah hotel untuk mengisi acara kesenian,dan saya juga sekarang sudah bekerja sebagai guru tabuh di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/TK di Ubung. Di dalam pekerjaan saya sebagai guru TK, saya juga masih bisa bersama – sama dengan anak – anak TK belajar saling mengenal dan mengerti. Anak – anak tersebut brusaha mengenal nama alat – alat instrument yang mreka pukul, dan mreka juga brusaha mengerti bagaimana pola – pola pukulan/ tehnik – tehnik pukulan yang benar. sedangkan saya sebagai guru juga harus bisa memahami bagaimana kondisi murid, dan juga hrus bisa melihat karakter dari anak – anak tersebut, bila kita tidak mempelajari itu semua, kita tidak akan bisa untuk menuangkan apa yang seharusnya kita tuangkan pada anak – anak tersebut, kuci dari smua ini yang saya dapatkan, yaitu, segala sesuatu yang kita lakukan, kita hrus bisa beradaptasi, tenang, sabar, ulet dalam bekerja dan berani mencoba segala sesuatu yang bersifat positif, niscaya kita akan mendapatkan hasil yaitu kesuksesan.