Topeng

Topeng

Foto0359Tari topeng berarti menari menggunakan topeng atau tapel sebagai penutup muka. Topeng pada mula munculnya tidak menggunakan lakon lakon tertentu karana biasanya hanya merupakan wali (pengertian masyarakat bali) dalam upacara adat di bali yang biasanya disebut topeng pajegan yang hanya di tarikan oleh seorang penari. Kata pajegan berasal dari kata pajeg yang berarti borong dalam bahasa Indonesia dengan mendapat sufiks- an sehingga menjadi kata pajegan berarti borongan di samping itu, kata pajegan juga berarti sejenis sesajen yang diatur sedemikian rupa guna persembahan kepada para dewata.
Prof bandem pada tahun 1978 mengatakan bahwa kata topeng berasal dari kata tup yang berati tutup di tambah saja dengan eng yang sehingga menjadi tupeng. Tupeng kemudian mengalami perubahan sehingga menjadi topeng.menurut pengamatan penulis kiranya sangat sulit mencari kata tup dalam bahasa bali. Secara etimologi tidak mungkin kata topeng itu berasal dari kata tutup berarti tutup kemudian mendapat sufiks a sehingga menjadi kata tutupa yang berarti di tutup kemudian di tambah kata depan ing yang berarti dalam bahasa Indonesia. Kemungkinan pula mendapat dengan kata muka yang berarti muka daridalam bahasa Indonesia. Dari kata tutupa ing muka apa bila kata di depannya berakhir dengan vokal – a di ikuti oleh kata ing maka akan menimbulkan persendian sehingga menjadi eng dengan demikian, kata tutupa ing menjadi tutupeng lama kelamaan dari kata tutupeng lalu menjadi kata tupeng kemudian menjadi topeng dewasa. Secara lingustik kata topeng telah merupakan kata dasar yang mengandung arti sama dengan kata tapuk yaitu tutup .
Dari topeng pajegan akhirnya mengembang menjadi topeng prembon dengan menambah beberpa penari topeng atau pun penari lain seperti tarian lepas jauk atau baris, dan yang lebih dominan dengan memasukan penari arja khususnya mantra manis dan mantra buduh kadang dang di sertai dengan penari galuh (putri) dengan inya atau condong (dayang-dayang). Dengan demikian, di dalam topeng prembon bukan semua penari harus memakai tapel, yang pada umumnya menggunakan tapel berupa manusia walaupun kadang kadang digunakan pula jenis tapel berupa raksasa atau dewa.
Bandem mengatakan bahwa tari topeng diperkirakan muncul di bali pada masa pemerintahan raja ugrasena pada tahun 818 caka (896 masehi). Ini termuat dalam prasasti bebatin yang dikutip dari karya tulis I Wayan simpen AB dengan judul SEJARAH WAYANG PURWA.
Di Pura penataran topeng, blahbatuh tersimpan 21 buah topeng yang mewakili beberapa tokoh seperti : Dang Hyang Kepakisan , Patih Gajah Mada , Arya Damar, Raja Hayam Wuruk , Aji Wengker , Dalem Kresna Kepakisan…….. Di samping itu, di desa ketewel sukawati juga terdapat topeng sang hyang yang disebut juga topeng dedari antara lain : Nilotama , Supraba, Manaka, Ken Sulasih Kandran Gagar mayang , Gudita , topeng-topeng ini juga menggunakan canggem.
Topeng panca terdiri dari atas lima orang penari topeng sesuai dengan arti kata panca ( lima) topeng jenis ini pertama kali mucul di kerajaan badung dengan tokoh tokohnya : nyarikan sriada , ida bagus bodo, keneng , dan Ida Bagus Purya. Kemudian di susul dengan perkembangan topeng panca di klungkung dan gianyar. Dari perkembangan topeng panca ini kemudian di badung muncul sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari topeng dan arja atau pun legong, baris, jauk yang disebut topeng prembon. Hal ini pertama tama dicetuskan oleh I wayan kaler.
Pada masa jaya nya pementasan topeng prembon rombongan Ida Boda , Nyarikan Sriada, Ida purya pertujukan topeng sering mengambil cuplikan cerita lawe sebagai lakon. Kemudian setelah Ida Boda waafat , maka muncul topeng prembon I Nyoman Pugra dari banjar kesima , dan A A oka dari blangsinga , Gianyar bali. Untuk melengkapi keperluan dalam hal pementasan suatu lakon maka di masukan unsure arja dalam hal ini mantri manis yang di bwakan oleh I Wayan Murdi. Kadang- kadang disertakan juga dengan penari jauk, baris, legong, limbur, inya(condong) , galuh atau putri , desak sesuai dengan kebutuhan lakon yang akan di pentaskan saying sekali rombongan ini hanya popular puluhan tahun karana I Nyoman Pugra meninggal ketika pentas di solo (jawa) . kemudian disusul dengan meninggalnya anak agung oka (popular dengan sebutan gung blang ) berselang beberapa bulan dari kematian I Wayan pugra.
Perlu pula diketahui di sini bahwa I nyoman pugra lah yang menciptakan tarian topeng monyer ( topeng manis/ bebagusan) yang pertama kali dan langsung sebagai pembawa tarian itu pada saat pementasan . topeng manis disebut sebagai ganti tarian topeng tua yang pada saat itu di iringi denagn tabuh weeda lumaku berbeda hal nya saat ini oleh para pencipta tabuh sudah di buatkan tabuh khusus untuk mengiringi topeng manis yang di bawakan oleh sekehe dari gladag badung yang bernama sekehe gong wijaya kusuma. Setelah kedua tokoh tersebut wafat , maka Ni Wayan Murdi bergabung dengan arja candrametu keluarga kesenian bali ( KKB) RRI denpasar , di samping rombongan topeng prembon I Nyoman Pugra , pada saat itu di badung berkembang pula rombongan topeng prembon Ida Bagus Ngurah(dalang buduk ) , daweg dari lukluk dengan kawan kawan . beliau (Ida Bagus Ngurah) mempopulerkan gending kusir dokar pada saat pementasan topeng nya. Daweg yang popular karana tarian topeng tua ( werda lumaku) yang paling berbobot saat itu tidak lam dapat menyertai Ida Bagus Ngurah karana kecepatan meninggal karana mengajar tari di Lombok.
Setelah semua tokoh diatas meninggal , maka daerah tingkat I Bali mulai mengadakan festival tari topeng prembon yang di ikuti oleh semua kabupaten yang ada di bali untuk itu kabupaten badung di wakili oleh rombongan topeng prembon carangsari di bawah pimpinan Gusti Ngurah Windia
Sumber: Topeng Prembon, I Wyn. Kargi.