Gamelan Leko Tunjuk

This post was written by purwwangsanagara on April 30, 2018
Posted Under: Tak Berkategori

Sekian banyak ensamble di Indonesia baik yang berlaras pelog maupun slendro masih dilestarikan dan dikembangkan sampai dewasa ini. Khususnya ensamble yang ada di Provinsi Bali dengan identitas gamelannya yang sangat berbeda dari provinsi-provinsi yang ada di Indonesia. Kekhasan yang dimilikinya menjadikan gamelan Bali pula sebagai daya tarik wisatawan lokal maupun wisatawan asing untuk mempelajarinya. Jenis barungan gamelan di Bali sangatlah beraneka ragam mulai dari gamelan yang digolongkan kedalam gamelan tua, gamelan madya, gamelan baru. Dari penggolongan tersebut juga dapat dibagi barungan mana saja yang termasuk kedalam golongan tersebut. Contoh barungan yang ada di Bali ialah Gamelan Gender Wayang, Gamelan Selonding, Gamelan Angklung, Gamelan Gong Gede, Gamelan Gong Luang, Gamelan Pelegongan, Gamelan Semara Pegulingan, Gamelan Semarandhana, Gamelan Gong Kebyar dan masih banyak lagi barungan-barungan yang ada di Bali. Penyebarannya pun hampir ke seluruh pelosok daerah di Bali baik yang dimiliki oleh lembaga, oleh desa, oleh sekaha/kelompok maupun perorangan. Seperti yang terdapat di desa Tunjuk, Tabanan. Seperangkat gamelan yang dimiliki oleh sekaha gong di banjar Tunjuk Kelod merupakan salah satu warisan dari leluhur di desa Tunjuk. Dimana barungan gamelan tersebut disebut gamelan Leko atau sering juga disebut Gamelan Nyeng-Nyong. Gamelan ini memiliki instrumentasi yang hampir menyerupai gamelan pelegongan, ada beberapa perbedaan antara gamelan pelegongan pada umumnya. Sehingga keunikan dalam barungan ini sangat terlihat dalam beberapa sisi. Seperti bentuk bilah, suara, jumlah instrument, repertoar gending, pola, teknik dan lain-lainnya. Gamelan sering dipakai untuk mengiringi tari Leko sehingga gamelan ini disebut gamelan Leko. Dan istilah Gamelan Nyeng-Nyong mungkin karena menyebutnya dari dahulu oleh masyarakat sekitar sebelum adanya istilah Gamelan Leko. Menurut infomasi dari bapak I Nyoman Sumandhi “sebelum dikenal dengan nama Leko, gamelan ini sering disebut gamelan Nyeng-Nyong oleh tetua disini dan arti dari istilah Nyeng-Nyong tersebut belum diketahui sampai sekarang dan mungkin hanya sistem penyebutannya saja”. Instrumentasi dari barungan ini terdiri dari 8 tungguh gangsa gantung (pemade 4 tungguh, kantilan 4 tungguh), 2 tungguh Gender Rambat, 2 tungguh Jublag, 2 tungguh Jegogan, 1 pasang Kendang Krumpungan, 1 buah Krentengan, 1 Kecek Ricik, 1 Klenang, 5 buah Suling, 1 buah Gong. Gamelan Leko ini berlaraskan pelog 5 nada dengan jumlah bilah pada masing-masing instrument gangsa berjumlah 5 bilah. Bentuk bilah pada instrumen gangsanya ialah Matundun Sambuk/ Matundun Klipes. Ada beberapa teknik atau pola yang sangat terlihat berbeda dan bisa dikatakan ciri khas dari teknik permainan instrument gangsa pada gamelan Leko ini contohnya dalam membuat jalinan nada (kotekan). Adapun contoh repertoar gendingnya antara lain:

  1. Gending Adrah
  2. Gending Celuluk
  3. Gending Liyar Samas
  4. Gending Tari Leko
  5. Gending Ibing-Ibingan, dan lain-lain.

Nama repertoar diatas merupakan beberapa contoh gending yang memang ada di Tunjuk khususnya pada gamelan Leko ini. Telah ada beberapa generasi dalam memainkan gamelan ini karena pemain yang pertama sekali sudah ada meninggal dan digantikan oleh anak cucu maupun ada yang berminat untuk ikut melestarikan gamelan Leko ini. Biar bagaimanapun gamelan Leko juga merupakan bagian dari Karawitan Bali yang memperkaya jumlah barungan yang ada di Bali.

Comments are closed.