Archive for April, 2013

DESKRIPSI KENDANG BARONG

Minggu, April 21st, 2013

Kendang  barong

Buku yang sampul depan bergambarkan kepala barong dan sosok seseorang yang memangku sebuah kendang yang pada mulanya adalah publikasi skripsi I Gede Made Sadguna ini membahas berbagai aspek, umumnya tentang Seni Karawitan Bali dan khususnya tentang kendang bebarongan. Kendang merupakan salah satu instrumen musik yang universal, karena hampir di seluruh belahan dunia dipastikan memiliki alat musik yang tergabung dalam alat musik perkusi. Di Bali kendang tidak bisa dipisahkan dari seni karawitan dimilikinya. Dalam buku ini disebutkan bahwa instrumen kendang terdapat pada gamelan golongan madya, yang berfungsi sebagai peminpin dari sebuah barungan gamelan.

Selanjutnya terdapat pada gamelan golongan baru, yang memiliki peranan semakin menonjol dengan teknik dan improvisasi yang semakin kompleks. Di Bali instrumen kendang biasanya dimainkan secara berpasangan dan individu. Jika dimainkan secara berpasangan maka kendang itu dinamakan kendang lanang dan kendang wadon. Kendang lanang ialah kendang yang memiliki suara lebih kecil atau tinggi, sedangkan kendang wadon ialah kendang yang suaranya lebih besar ataupun lebih rendah. Contoh-contoh jenis kendang Bali diantaranya, kendang mebarung, kendang tambur, kendang bedug, kendang cedugan, kendang gupekan, kendang bebarongan, kendang kerumpungan, kendang batel dan kendang angklung.

Salah satu dari kendang tersebut yang memiliki tehnik permainan yang unik dan rumit adalah kendang bebarongan, yang dimana dalam mempermainkannya menggunakan sebuah alat yang disebut panggul kendang, dan tehnik permainannya lebih banyak mempergunakan tehnik mekendang tunggal. Disebut kendang bebarongan karena kendang ini khusus digunakan untuk menyajikan gending-gending bebarongan dan dipergunakakan untuk mengiringi tari barong. Kendang merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam Karawitan Bali. Istilah kendang telah disinggung dalam beberapa literatur yang berasal dari tahun 821 dan 850 Masehi dengan istilah padahi dan muraba. Dalam prasasti bebetin yang berasal dari abad ke-9, kendang disebut dengan istilah papadaha.

Satu diantara sembilan jenis kendang yang terdapat dalam Karawitan Bali bernama kendang bebarongan. Kendang bebarongan adalah kendang yang secara khusus terdapat dalam barungan gamelan bebarongan. Jenis kendang ini mempunyai panjang sekitar 62-65 cm, garis tengah tebokan besar berukuran 26-28cm dan garis tengah tebokan kecil sekitar 21,5-23cm. Kendang bebarongan ini termasuk dalam ukuran kendang yang tanggung (nyalah: Bahasa Bali), karena ukurannya yang tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil. Ada dua cara untuk memainkan kendang bebarongan, yakni bisa dengan mempergunakan panggul dan juga bisa dimainkan tanpa menggunakan panggul. Adanya jenis-jenis kendang seperti tersebut diatas tidaklah luput dari peranan seniman-seniman yang mempunyai daya kreatifitas tinggi dan suatu pemikiran kritis serta nilai seni tinggi yang disertai tahapan-tahapan atau proses yang meski dilewati.

Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan kendang bebarongan adalah mencari dewasa ayu – – hari atau waktu yang baik agar mendapatkan keselamatan dalam bekerja dan kendang yang diciptakan nantinya memiliki kwalitas yang baik. Yang diawali dengan mencari waktu untuk menebang pohon yaitu sasih karo, kawulu dan kesanga yang biasanya disebut sasih berag (kurus) yang biasanya menggunakan sesaji berupa canang sari dan segehan. Setelah kayu dipotong maka tukang kendang akan mencari hari baik untuk bekerja atau nuasen. Menurut informasi dari I Putu Gede Sula Jelantik, hari tersebut adalah hari-hari yang jatuhnya bertepatan engan dewasa : karna sula, kala geger, aswajag turun dan bojog turun. Setelah kendang itu selesai digarap lalu di upacarai yang disebut dengan istilah ngupain atau masupati yang bertujuan untuk menghasilkan suara seperti yang diinginkan sekaligus dapat dipergunakan dalam konteks upacara. Setelah semua prosesi ini terlewati maka ada beberapa hal lagi yang harus dikerjakan seperti, membangun bantang dan nukub kendang (memasang kulit kendang).

Sumber:Membaca buku resensi kendang barong isi denpasar

Tentang Saya

Rabu, April 17th, 2013

Saya adalah seorang anak laki-laki,,yang ber nama I Wayan Pradnya Pitala,saya di lahirkan di Denpasar pada tgl 20 maret tahun1994..saya berasal dari  Bali, tepatnya di jalan Srikandi gg wibisana no 4 Nusa Dua,Kuta Selatan Badung Bali.saya saat ini berumur 19 tahun .saya pernah mengenyam pedidikan di bngku sekolah dasar pada tahun2000 ,dan melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama,dan Sekolah Menengah atas ,saya berhasil tamat bangku SMA pada tahun 2012 ,dan melnjutkan mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan tepatnya di Institut Seni Indonesia Denpasar ,yagng biasa di panggil ISI Denpasar  sampai saat ini.saya sedang mencari gelar SSN,atau Sarjana Seni dengan program s 1(strata 1)Jurusan yang saya ambil saat ini adalah jurusan seni Karawitan ,di ISI Denpasar memiliki beberapa program studi yaitu,seni Tari ,Karawitan,Seni Pedalangan,dan Sendratasik,yang terhimpun dalam satu fakultas yaitu ,Fakultas Seni Pertunjukan,atau sering di sebut dengan FSP ,sedangkan di fakultas seni Rupa dan Disgn memiliki beberapa program studi yaitu,foto grafi,disain komunikasi fisual,seni rupa murni,kriya seni,disain fasion,minat kayu dan kramik.di isi hanya terdapat dua fakultas ,seni rupa dan disain,dan fakultas seni pertunjukan.

Ada pun pengalaman pengalaman dan prestasi yang pernah saya raih di bidang seni,juara 1 tari baris se kuta selatn,juara 2 tari baris se kabupaten badung,juara 2 tari jauk manis se kabupaten badung,juara 2 tari kebyar duduk se kabupaten badung,juara satu gong kebyar anak-anak sekabupaten  badung 2004,juara 1 gong kebyar anak-anak 2006,juara 2 gong kebyar anak-anak se provinsi bali,juara 1 lomba gong kebyar dewasa se kabupaten badung,juara 2 lomba gong kebyar dewasa se provinsi bali.juara 1 lomba melukis,juara 3 lomba melukis.

Pada saat ini saya sedang aktif di sutu sanggar seni yang terletak di nusa dua,yang ber nama sanggar asti pradnya suari,yang pimpinan sanggarnya adalah I wayan sudiksa,sanggar ini mulai berkembang di tahun 2005,sampai saat ini sanggar ini masih tetap aksis,sering mengisi acara di beberapa acara besar,seperti asian sumit,dan beberapa acara resmi lainnya,sanggar ini mendapat job regular di hotel four session .pada hari rabu dan minggu.

Saya sebagai orank seni yang hidup di daerah pariwisata sangat mendukung sanggar tersebut.karena walaupun saya hidup di derah pariwista namun kami tetap mempertahankan budaya kami sendiri,yaitu budayabali.karena tanpa budaya bali,pariwisata tidak akan berjalan dengan lancar,tamu asing ke bali bukan mencari music barat,namun mencari kekentalan budaya bali.yang adi luhung ,maka dari itu kita sebagai orang bail ,wajib mempertahankan budaya bali.

Ada pun kegiatan yang permah di lakukan oleh sanangar ini,saya selalu mengikutinya seperti ngayah di beberapa pura besar yang ada di Bali dan Jawa .seperti di pura gunung payung saya bermain instrumen gangsa,pura luhur Uluwatu saya bermain instrumen gangsa ,pura Besakih saya bermain instrumen gangsa dan riong, Pura Blangbangan,jawa Timur,saya bermain reong.biasanya sanggar ini ngayah beberapa tabuh,seperti di Pura Besakih,sanggar ini ngayah semara pegulingan dan semarandana,dengan beberapa tarian Legong,sepert legong kraton jobog,dan lain –lain.sanggar ini pernah mewakili kabupaten badung ,pada parade semara pegulingan tahun 2012,di Isi Denpasar.saya pun ikut serta dalam kegiatn tersebut,saya pada saat itu memainkan instrumen terompong dan instrumen suling.ada pun beberapa materi yang di bwakan yaitu,tabuh kreasi iringan vokal,tabuh semare pegulingan Langsing Tuban,tari legong Jobog,dan Tari Kreasi yang di beri judul wigna sapa.sanggar ini di pimpin oleh I Wayan Sudiksa Ssn.sanggar ini di beri nama ASTI PRADNYA SWARI.jika anda berniat bergabung di snggar ini,hubungi saja pimpinan sanggar,dan kami selalu menerima siapa saja yang ingin bergabung di sanggar ini,dengan besik seni .

Saya dari kecil memang sangat menyukai seni,karena di lingkungan sekitar saya hampir semua berdarah seni,mulai dari orang tua saya hingga kakek saya.dari kecil saya sangat menginginkan untuk bisa bersekolah di sekolah seni,seperti di isi denpasar .dari sd saya sering mengikuti lomba di bidang seni,salah satunya menari Bali ,saya sering mewakili kecamatan saya pada lomba seni tari se kabupaten badung,pertamanya saya tidak begitu senang menari,saya melihat orang –orang menari saya mulai tertarik,dan saya pun belajar menari di salah satu sanggar tari di nusa dua.setelah beberapa tahun berlatih,saya di tunjuk untuk mewakili desa saya,untuk seleksi menari baris se kecamatan kuta selatan,saya pun mendapatkan juara 1 dan langsung di tunjuk untuk mewakili kuta selatan ,dalam seleksi tari baris se kabupaten Badung.pada saat itu lawan saya sangat besar besar sekali,sedangkan saya masih duduk di bangku kelas 2 SD,pada saat itu saya beradu bakat dengam kecamatan lainnya,namun sayang saya hanya meraih juara 2,karena alasan faktor umur.namun saya menerimanya dengan lapang dada,karena saya kira masih ada kesempatan lain.pada kelas 6 SD saya mulai suka menabuh,saya ikut berlatih di banjar,saya di pilih untuk ikut dalam seleksi gong kebyar anak” se kabupaten badung,pada saat itu saya memainkan instrumen ugal,pada saat itu kecamatan kami meraih juara 1 ,dan berhak untuk mewakili kabupaten Badung dalam lomba gong kebyar pesta kesenian Bali.sejak saat itulah,saya mulai beralih dari menri,menjadi manabuh.

Pada saat saya SMP saya mulai mengikuti extra kurikuler di bidang seni,khususnya menabuh.saya bersekolah di SMP 1 Kuta Selatan,setelah beberapa lama mengikuti extra,saya di pilih untuk ikut lomba baleganjur antar SMP se Kabupaten Badung.pada saat itu saya memainkan instrumen riong,dengan empat teman saya.kami pun berlatih dengan sungguh”.saya berusaha tampil se maksimal mungkin  pada saat itu.dan usaha kami pun tidak sia-sia.kami meraih juara 1 untuk baleganjur,dan juara 2 untuk tariannya.saya pun sangat senang karena dapat mengharumkan nama sekolah saya.beberapa tahun kemudian,Saya kembali ikut dalam lomba baleganjur ,antar SMP,namun kali ini kami kurang beruntung,SMP saya mengalami kemerosotan,kami hanya mampu meraih juara harapan 2.karena pemain instrumen kendang kami masih baru,dan belum berpengalaman.sehingga terjadi mis komunikasi.namun kami tidak patah semangat,kami terus saling membngun.beberpa tahun kemudin di perlombaan yang sama,usaha kami tidak sia2,kami pun meraih juara ke 3.

Namun sayang setelah saya tamat di SMP 1 Kuta Selatan,saya mulai bingung untuk bersekolah di mana,saya sangat ingin bersekolah di sekolah seni,namun orang tua saya melarang saya,karena faktor hasil.saya pun mengikuti kata “ orang tua saya.saya di suruh bersekolah di sekolah pariwisata,saya memilah SMA plus pariwisata Dwijendra Bualu.karena di samping dekat,pasilitasnya juga memadai,awalnya saya sangat menikmati bersekolah di sana,namun pada saat saya menginjak kelas 2 SMA,saya mulai bosan,karena saya harus traning,saya trening di salah satu restaurant milik paman saya ,yang terletak di Bali Colection,Nusa Dua.saya kurang menikmati pekerjaan itu,karena memank bukan besic saya di pariwista.setelah beberpa bulan traning,saya pun mendapatkan sertifikat traning,dan lulus dari SMA Dwijendra Bualu.setelah saya lulus di sana ,saya mulai berfikir kembali untuk bersekolah di sekolah seni,dengan beberapa penjelasan,akhirnya orang tua saya mengijinkan,dan mendukung sepenuhnya saya bersekolah di sekolah seni.saya pun tidak ragu,saya memilh ISI denpasar untuk saya mengenyam pendidikan,Karena di kampus ini,bidang studinya lebih menjurus.saya memilih seni karawitan pada jurusan saya.saya mulai mendaftarkan diri di kampus ini,dengan berbagi persyaratan.saya pun mengikuti test penerimaan mahasiswa baru tahun angkatan 2012.saya berhasil lulus pada test ini.dan saya mengikuti OSPEK.sampai saat ini saya masih menempuh studi di smester 2 karawitan.saya bertekad untuk bisa mencapai gelar sarjana.