identitas diri

This post was written by pandewidya on April 7, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

IMG01478-20131224-0846 - CopyPande Gede Widya Supriyadnyana itulah nama yang telah diberikan oleh kedua orang tua saya semenjak saya lahir. Saya merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang dilahirkan di Tejakula pada tanggal 12 Desember 1994. Saya dilahirkan dari sebuah keluarga berdarah seni. Ayah saya bernama Pande Ketut Widana,BA, ia merupakan seorang guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Tejakula, dan penggemar musik khususnya gambelan Bali ,dia merupakan mahasiswa lulusan ASTI Denpasar. Ni Nengah Narki itulah nama ibu saya yang merupakan mahasiswi lulusan UNIPAS Singaraja, yang kini bekerja sebagai guru Pembimbing di SMP 4 Tejakula. Saya tinggal disebuah rumah yang sangat sederhana, disebuah kompleks perumahan BTN, dusun Suka Dharma, desa Tejakula, kecamatan Tejakula, kabupaten Buleleng. Dulu keluarga saya hidup dengan berkecukupan.Bermain gambelan merupakan kegemaran saya dari kecil. Dari umur 7 tahun saya sudah mulai belajar bermain gambelan karena ketertarikan saya terhadap gambelan dan ingin memiliki wawasan yang luas serta keterampilan yang baik dalam memainkan gambelan. Kendang merupakan salah satu instrument gambelan yang saya sangat sukai, meskipun cara memainkannya lebih sulit dibandingkan dengan instrument gambelan yang lainnya. Ketika berumur 5 tahun saya sudah di sekolahkan di Taman Kanak-kanak Udayana, desa Tejakula dari tahun 1999 – 2001, dan dilanjutkan dengan menempuh jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD No. 8 Tejakula dari tahun 2001 – 2007. Pada saat tinggal di sekolah dasar banyak pengalaman yang saya dapatkan. Dari beberapa pengalaman saya yaitu saat ada kegiatan Apresiasi Seni Budaya yang dilakukan di Taman Kota. Saya menjadi anggota dalam apresiasi mewakili sekolah ditunjuk untuk mengikuti baleganjur dan kecak.

Setelah lulus SD, saya melanjutkan pendidikan di bangku SMP dan bersekolah di SMP Negeri 1 Tejakula dari tahun 2007 – 2010. Ketika itu, saya pernah mengikuti Pelatihan Dasar Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Pelatihan Dasar Internet. Keikutsertaan saya dalam pelatihan dasar tersebut memberikan banyak manfaat bagi diri saya.Waktu SMP, Saya memilih Ekstrakulikuler tabuh,Kegiatan ekstrakurikuler tabuh pun menjadi salah satu pilihan bagi saya di sekolah. Namun, dalam bermain instrumen gambelan bagi saya tidaklah begitu sulit, mungkin ini sudah merupakan bakat seni yang secara turun temurun sudah tumbuh dan melekat pada diri saya khususnya dalam bermain gambelan. Berlanjutnya waktu terus ada lomba rindik se-Bali, dari Kabupaten Buleleng saya di tunjuk untuk mewakili lomba tersebut. Pada saat itu juga saya sendiri di tunjuk untuk mewakili sekolah dan kabupaten. Hari pun berlangsung untuk melakukan latihan demi tercapainya sebuah kebanggaan bagi kabupaten,sekolah yang lebbih penting bagi diri saya sendiri. Ada banyak cerita yang dapat kami peroleh dari keikut sertaan dalam perlombaan tersebut, antara lain : 1. Pada saat menuju ke tempat perlombaan berlangsung, 2. Pada waktu makan yang begitu serempak dalam satu gedung, 3. Pada waktu lomba berlangsung,pada saat itu pula saya tidak bisa menjaga keegoisan saat lomba tersebut berlangsung. Setelah lomba berlangsung pembagian juara dari masing-masing kabupaten di umumkan, saya mendapatkan harapan 4 dari sembilan Kabupaten yang ada. Betapa senangnya meski tidak mendapat juara yang diharapkan sesuai keinginan pribadi saya. Setelah mencapai kelulusan di SMP, saya pun berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMA dan bersekolah di SMA Negeri 1 Tejakula dengan mengikuti Test Potensi Akademik dan dari hasil TPA.Semasa SMA, saya pun melanjutkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tabuh untuk belajar lebih dalam lagi mengenai cara-cara bermain gambelan dengan baik. Kegigihan saya kali ini tidaklah terbuang dengan percuma, dari umur 11 tahun saya sudah mampu memainkan gambelan dengan baik dan mulai melakukan pementasan-pementasan yang sudah tidak terhitung jumlahnya, seperti dalam acara resepsi pernikahan, pawai ogoh-ogoh, pawai pembangunan, dan lain-lain.

Pada waktu SMA saya membuat sekelompok perkumpulan kolaborasi yang terdiri dari beberapa dari teman yang sering saya ajak menabuh dan juga pada waktu SMA pun saya pernah mengikuti lomba ogoh-ogoh, baleganjur Se_ Kabupaten Buleleng, pada saat itu juga waktu lomba ogoh-ogoh mendapat juara 3 dari beberapa kecamatan yang ad di Kabupaten Buleleng dan untuk lomba baleganjurnya di Kabupaten Buleleng mendapatkan juara 2. Untuk meraih itu tidak mudah melakukan beberapa latihan meski hujan-hujanan harus dilewati selama 1 bulan 2 minggu. Setelah tamat SMA tahun 2013, saya bercita-cita sejak saya diam di sekolah dasar ingin melajutkan menimba ilmu setelah tamat SMA di sekolah seni yang dulunya bernama ASTI dan yang berganti ISI, dan cita-cita saya pun berhasil bisa melajutkan study di sekolah seni dengan melalui memasukan lamaran, terus dilakukannya test untuk penyaringan mahasiswa. Setelah menunggu beberapa hari untuk menunggu hasil dari test, dan doa yang di berkati saya bisa diterima di ISI. Saya melanjutkan study di ISI karena ingin melestarikan seni budya yang ada di desa saya sendiri dan mengikuti jejak bapak saya yang dulunya melanjutkan jenjang pendidikan di Akademi Seni Tingkat Indonesia ( ASTI ). Saya mengambil jurusan kerawitan ,karena keinginan dan hobi saya ada di kerawitan yang didalamnya salah satunya menabuh ‘megambel”. Saya berharap kelak nanti saya bisa berguna di kalangan masyarakat dan bisa melanjutkan pendidikan dengan lancar tanpa halangan apapun yang mengganggu perjalanan pendidikan saya dan selesai melajutkan perkuliahan tepat pada waktunya.

Sekarang saya sudah melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi dan di percaya dalam keluarga kecil saya untuk bisa memberi bimbingan terhadap adik-adik saya yang masih kecil. Dan waktu kuliah saya berlangsung saya memiliki banyak kisah yang terjadi dalam perkuliahan contohnya , latihan sama teman sekelas untuk mencari tabuh-tabuh yang ada, dan untuk dipakai ngayah-ngayah kegiatan di luar kampus. Seiring berjalannya waktu latihan ada teman sekelas saya dikasi untuk ngayah pertama kali di Pomogan. Dari sana saya bisa petik bahwa dari perkumpulan sekecil nanti kebahagiaan akan muncul lebih. Kebahagiaan dari teman itu lebih memberikan motivasi untuk berkembang menjadi manusi yang sangat nantinya berguna bagi saya untuk mencapai kesempurnaan dalam melakukan perkuliahan.

 

Demikian pemaparan tentang kehidupan saya , semoga berguna bagi para pembacana.

Comments are closed.

Previose Post: