Mepeed

Mepeed adalah tardisi seperti parade yang diikuti oleh para perempuan bali yang mengusung gebogan yaitu rangkain buah dan jajanan tradisional bali yang dihiasi janur setinggi kurang lebih 1meter yang dibawa secara berjalan kaki dari banjar menuju khayangan desa. Upacara mepeed merupakan acara yang selalu ditunggu-tunggu.

Upacara mepeed merupakan salah satu kegiatan upacara di pura yang beryujuan sebagai uangkapan rasa tetimakasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa dengan menghaturkan persembahan. Piodalan biasanya dilaksanakan setiap 6bulan sekali, jadi jika ingin melihat upacara ini, pastikan jadwalnya, karena biasanya upacara ini berbeda pada setiap desa.

Acara iring-iringan dimulai dari jam 3 sore, semua masyarakat desa memenuhi jalan untuk mengukuti upacara ini. Yang menarik bukan hanya perempuan yang mengikuti parade tersebut, melainkan anak-anak desa juga mengikuti acara tersebut

Komposisi tabuh gilak Kemu Mai

Karawitan berasal dari bahasa Jawa Rawit berati rumit, berbeli – belit, tapi tapi rawit juga berati halus, cantik, berliku-liku, indah dan enak. Kata Jawa Karawitan khususnya dipakai untuk mengacu pada musik gamelan musik indonesia yang bersistem nada nondiatonis ( dalam laras selendro dan pelog) yang garapanya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi ,pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumental, vocal dan campuran yang indah didengar.

Pengertian Gilak

Gilak adalah suatu komposisi yang memiliki ukuran lagu pendek yang terdiri atas 8-32 ketukan dalam suatu gong atau satu putaran melodi. Dalam membuat komposisi gilak yang terdiri lebih dari satu baris yang biasanya 4 baris diusahakan memiliki motif yang berbeda.

Kesimpulan

Dapat dikatakan bahwa estetika karawitan sangat penting ada dalam suatu seni karawitan untuk menunjang segala yang ada dikalanya. Komposisi karawitan dapat dikatakan sebagai suatu potongan nada atau musik yang dibuat oleh komponis untuk menghasilkan nada atau suara yang indah. Dengan memadukan bentuk musik, harmoni, orkestrasi, nada pengiring, dan segala hal tentang alat musik.

Baleganjur Ngaben Masal

Istilah Baleganjur berasal dari kata Bala dan ganjur. Bala artinya pasukan, ganjur artinya berjalan, jadilah Baleganjur yaitu pasukan atau barisan yang sedang berjalan. Gamelan baleganjur ini adalah sebuah esamble yang merupakan perkembangan dari gamelan bonang. Hampir setiap desa memiliki gamelan baleganjur ini. Gamelan Baleganjur sangat cepat berkembang dan ada juga di perlombakan di setiap-setiap kabupaten kota di Bali.

Gamelan Baleganjur ini pada awalnya difungsikan atau di gunakan sebagai pengiring upacara ngaben atau pawai dan festival agama. Tapi dalam perkembanganya, peranan gamelan ini makin melebar dan terkenal. Meluasnya perkembangan baleganjur ini dari fungsinya semula sebagai pelengkap upacara adat dan agama, atau pawai non ritual, mungkin disebabkan oleh tuntunan dan kebutuhan para pendukungnya dan perkembangan nilai dan zaman, tapi bagaimanapun juga perkembangan suatu seni budaya berarti kita berbicara suatu proses. Sebuah konsep suatu bentuk kesenian jelas hanya tidak mengacu secara horizontal saja, namun juga mengarah kepada perkembangan secara vertikal.

Kesimpulan

Mari kita bersama-sama membangkitkan Seni dan Budaya Bali. Sekian terimakasih.

Ogoh Ogoh Bali

Pengertian ogoh-ogoh dan fungsinya ogoh-ogoh itu sendiri diambil dari sebutan ogoh-ogoh dari bahasa Bali yang artinya sesuatu yang di goyang-goyang. Pada tahun iu mulai di buat wujud-wujud Bhuta Kala berkenan dengan ritual Nyepi di Bali. Semenjak iu masyarakat mulai membuat perwujudan onggokan yang kemudian disebut ogoh-ogoh, di berapa tempat di denpasar, budaya baru ini semakin menyebar ketika ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali .

Difinisi Ogoh-Ogoh

Buat orang dalam ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang di arak keliling desa pada saat menjelang malam sebelum hari raya Nyepi (Ngerupukan) yang di iringi dengan gamelan Baleganjur ,kemudian untuk di bakar. Ogoh-Ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.Bhuta Kala ini digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan. Selain wujud raksasa, ogoh-ogoh pula di gambarkan dalam wujud mahluk-mahluk yang hidup di Mayapada, syurga dan neraka. Ogoh-Ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan hari raya Nyepi sejak tahun 80 an, umat Hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan cara mengelilingi desa dengan mambawa obor. Sebelum pawai ogoh-ogoh para peserta biasanya melakukan minum-minuman keras tradisional yang dikenal dengan nama arak.

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!