Parade Ogoh-ogoh Sebagai Alat Daya Tarik Wisatawan

This post was written by ngurahwahyu on April 16, 2018
Posted Under: Tak Berkategori

a. definisi dari kesenian ogoh-ogoh.
Jika dilihat dari aspek tertentu ogoh-ogoh memiliki beberapa definisi. Bagi orang awam ogoh–ogoh adalah boneka raksasa yang diarak keliling desa pada saat menjelang malam sebelum hari raya Nyepi (Pengrupukan) yang diiringi dengan gamelan Bali yang disebut Baleganjur , kemudian untuk dibakar. Menurut Wilkipedia bahasa Indonesia, “Ogoh-ogoh adalah seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Khala.” Para cendekiawan Hindu mengambil kesimpulan bahwa proses perayaan ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta, dan waktu yang maha dahsyat. Kekuatan itu dapat dibagi dua, pertama kekuatan Bhuana Agung, yang artinya kekuatan alam raya, dan kedua adalah kekuatan Bhuana Alit yang berarti kekuatan dalam diri manusia. Kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia bertambah indah.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa kesenian ogoh-ogoh ini sangat tepat untuk dijadikan sebagai salah satu sarana untuk menarik para wisatawan untuk datang ke Bali karena kesenian ini merupakan kesenian yang unik, dan juga memiliki makna filosofis. Di samping itu parade ogoh-ogoh sudah menjadi budaya masyarakat Bali yang sudah dilaksanakan sejak dahulu. Selain dapat menyaksikan parade Ogoh-ogoh secara langsung, para wisatawan juga dapat merasakan atau ikut merayakan tradisi nyepi yang ada di Bali. Perlu diketahui pula, bahwa ogoh-ogoh yang ada di Bali kini sudah dibuat dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Hal itu tentu saja akan menjadi suatu sarana presentasi estetis yang dimana kesenian tersebut secara tidak langsung akan mengajak kita untuk menghargai alam yang ada di sekitar kita.

b.  Signifikasi Dari Parade Ogoh-ogoh Di Bali.
Ogoh-ogoh merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia. Tradisi ini mengingatkan masyarakat Bali khususnya. Selain itu, ogoh-ogoh diarak keliling desa bertujuan agar kekuatan negatif yang ada di sekitar desa agar ikut bersama ogoh-ogoh. Ritual meminum arak bagi orang yang mengarak ogoh-ogoh di anggap sebagai perwakilan dari sifat buruk yang ada di dalam diri manusia. Beban dari berat yang mereka gendong adalah sebuah sifat negatif, seperti cerminan sifat-sifat raksasa, ketika manusia menyadari hal ini. Akhir pengarakan ogoh-ogoh, masyarakat akan membakar figur raksasa ini, boleh jadi dikatakan membakar (membiarkan terbakar habis) sifat-sifat yang seperti si raksasa. Ketika semua beban akan sifat-sifat negatif yang selama ini mengambil (memboroskan) begitu banyak energi kehidupan seseorang, maka seseorang akan siap memulai sebuah saat yang baru. Ketika segalanya menjadi hening, masyarakat diajak untuk siap memasuki dan memaknai Nyepi dengan sebuah daya hidup yang sepenuhnya baru dan berharap menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya bagi dirinya dan segenap semesta.

Comments are closed.

Previose Post: