TINJAUAN KHUSUS KERAMIK YUNANI (1)
Oleh
AGUS MULYADI UTOMO
Letak geografis Yunani sekarang sama dengan Yunani kuno yang akan Anda pelajari. Yunani terletak di Ujung Selatan Semenanjung Balkan. Selain di daratan tersebut wilayahnya juga meliputi pulau di Laut Aegeia. Batas-batas Yunani sekarang ini di utara berbatasan dengan Albania, Macedonia, Bulgaria dan Turki, di timur adalah Laut Aegeia, di selatan adalah Laut Tengah dan di barat adalah Laut Ionia. Sebagian besar wilayah Yunani bergunung-gunung sehingga antar wilayah terpisah antara satu dengan yang lain. Tiga puluh prosen daerahnya berupa daratan rendah yang terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Sisanya berupa jazirah yaitu Peloponesos dan Attica. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik. Kesatuan politik itu disebut Polis dan Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang). Dari kegiatan tersebut muncullah istilah kolonialisme. Antar kaum kolonis dengan negeri induknya tetap terjalin hubungan.
CHRONOLOGI KERAMIK YUNANI
TAHUN SebelumMASEHI |
KEJADIAN DARATAN |
KETERANG LAIN
DI SAAT YANG SAMA |
2500 | Kebudayaan HELLADIC TUA |
Kebudayaan MINOS TUA Di Pulau Kreta (2500-1900 SM) |
2400 | ||
2300 | ||
2000 | Bangsa MYCENAE masuk dari utara | |
1900 | Kebudayaan MINOS TENGAH
(1900-1500 SM) |
|
1800 | Kebudayaan HELLADIC TENGAH | |
1700 | ||
1600 | Kebudayaan MINOS MUDA
(1600-1100 SM) |
|
1500 | Kebudayaan HELLADIC MUDA | |
1400 | Terjadi Peperangan | |
1300 | Pulau Kreta dikuasai MYCENAE | |
1200 | Perang TROYA | Kebudayaan MINOS lenyap |
1100 | Perpindahan Bangsa DORIA | |
1000 | Kekuasaan MYCENAE lenyap
* Seni Proto-Geometris |
|
900 | * Seni Geometris Tua (seni lama hidup lagi) | |
* Seni Geometris Mutlak | ||
800 |
* Seni Geometris Dewasa | Perkembangan Huruf ALPHABET Yunani |
* Seni Geometris Muda | Homerus : ILIAD – ODYSSEY | |
776 | OLYMPIADE pertama di Athena | |
700 | ||
600 | * Seni ARCHAIC | |
500 | * Seni KLASIK | Tahun 510 -508 SM Penegakan DEMOKRASI di Kota Athena |
400 | * Seni KLASIK MUDA | |
300 | * Seni Yunani Zaman ALEXANDRIA, 336 – 323 SM. Zaman Alexandre Agung | |
200 | ||
168 | Bangsa ROMAWI menundukkan kekuatan Yunani terakhir dalam Perang PYDNA | |
146 | Kota CORYNTHE dihancurkan | |
Keterangan: Alexander Agung menguasai seluruh Yunani, Asia Mina, (Syria & Irak), ke sebelah Timur, Asia & Afganistan dan batas kerajaannya sampai ke sungai Indus di India. Lalu bagian utara Mesir didirikan kota Alexandria. Di daerah jajahannya disebarkan kebudayaan Yunani & setelah meninggal, dibekas kerajaannya berkembang kebudayaan HELLENISME
|
PERIODE PERMULAAN KERAMIK YUNANI & KEBUDAYAAN KRETA – MYCENAE
Permulaan seni Yunani dapat diusut kembali sampai dengan saat-saat pertama kalinya gerombolan-gerombolan bangsa Yunani-Purba masuk ke Hellas ± 2000 S.M. Dari penemuan-penemuan berupa pottery terlihat bahwa seni mereka adalah geometris, non-representational, sedangkan seni di daerah pulau Kreta yang tak jauh letaknya, dan seni di daerah timur, terlihat jelas menggambarkan bentuk-bentuk tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia. Perpindahan kebudayaan dari zaman Helladic Tengah ke zaman Helladic Muda tampaknya terjadi secara serentak. Di daerah Yunani diketemukan istana-istana benteng seperti di Mycenae dan Tiryus, tempat para pahlawan bangsa Achaia yang diagungkan dalam epos Yunani. Tempat-tempat ini telah menjadi pusat-pusat pengumpulan benda-benda hasil karya seni pulau Kreta. Pengaruh yang kuat dari kesenian pulau Kreta itu terhadap seni daratan, telah menyebabkan bahwa seni abstract Yunani Tua itu pada suatu ketika menjadi lenyap. Di sekitar 1400 S.M pulau Kreta telah diserang oleh bangsa Mycenae dan digempur habis, sehingga seni pulau Kreta pun menjadi lenyap sampai ke akar-akarnya. Dengan demikian maka sumber pengaruh terhadap kebudayaan Mycenae juga terputuskan. Seni geometris-tua hidup kembali menggantikan seni pulau Kreta. Bentuk-bentuknya geometris-murni seperti di zaman Helladic Tengah timbul lagi, dan sebagai tambahan kini terdapat motif-motif ornamental garis-garis lengkung. Bentuk spiral sangat digemari dalam seni Cycladis, dan di pulau Kreta.
KEBUDAYAAN PULAU KRETA DAN KEBUDAYAAN MYCENAE (±1600-1100 S.M )
Di zaman Helladic Muda (1600-1100 S.M) di sepanjang pantai tenggara dari daratan Yunani telah tumbuh beberapa kota tua, yang menunjukkan hasil kebudayaan yang banyak persamaannya dengan kebudayaan Minos dari pulau Kreta. Untuk mudahnya penduduk dari daerah ini disebut bangsa Mycenae, menurut salah satu kota utama di daerah ini yang bernama kota Mycenae. Agaknya antara bangsa Mycenae dengan pulau Kreta ada hubungan yang cukup erat, bahkan disekitar 1400 S.M pulau Kreta pernah dikuasai oleh Mycenae. Pada umumnya kebudayaan pulau Kreta dikenal sifatnya representatif, menggambarkan bentuk manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Sebelum bertemu dengan kebudayaan pulau Kreta, hasil kesenian bangsa Mycenae sebenarnya abstrak seperti terlihat dari benda-benda keramik dari zaman Helladic Tengah dan sebelumnya. Salah satu benda keramik dari zaman Helladic Tua adalah benda terracotta dalam bentuk lonjong perahu dengan hiasan ornamen geometris bentuk segitiga. Sebuah contoh lain yang berasal dari zaman Helladic Tengah membuktikan pula gaya geometris dari bangsa itu. Kira-kira pada zaman yang bersamaan dengan kebudayaan Helladic Tua dan Helladic Tengah, di kepulauan yang berdekatan dengan daratan Yunani, yaitu di kepulauan Cycladen berkembang kebudayaan yang ditandai oleh kehadiran bentuk-bentuk patung yang aneh, patung-patung batu membentuk figur wanita yang bentuknya agak pipih. Walaupun jelas bentuknya sederhana, patung-patung ini menunjukkan struktur organis dari badan manusia yang tepat dan peka pada detail-detail yang sangat karakteristik, seperti pada cembungnya dada, perut, dan lutut. Selain daripada patung-patung semacam tersebut di atas, yang sangat banyak ditemukan di kepulauan Cycladen ini, mereka memiliki salah satu ragam hias yang khas dari kebudayaan Cycladen yakni adanya sebuah benda terracotta berbentuk piring, atau wajan bertangkai. Matahari di tengah dikelilingi motif spiral dan 4 ekor ikan. Tangkainya sudah tidak ada. Bentuk spiral yang semula tidak ada dalam kebudayaan Helladic selanjutnya masuk juga ke dalam kebudayaan Mycenae. Pertemuan bangsa Mycenae dengan kebudayaan Cycladen dan lebih khusus lagi dengan kebudayaan pulau Kreta, sehingga kadang-kadang sukar untuk dibedakan. Walaupun demikian perbedaan itu cukup jelas dalam representatif motif yang digambarkan. Bila dalam hasil kesenian pulau Kreta motif-motif yang serupa menunjukkan sifat damai, tenang, dan gembira, serta pemujaan kepada dewa-dewa, atau binatang suci (lembu), maka dalam seni Mycenae tidak luput kita merasa kehadiran dari bangsa yang lebih militant dan keras. Dalam hasil karya kesenian Mycenae yang gayanya sama dengan kesenian pulau Kreta itu terlihat misalnya penggambaran dari bentuk manusia dalam perkelahian dengan sesama manusia (perang) atau dengan binatang (perburuan), dsb. Binatang lembu digambarkan hubungannya dengan yang lebih domestic seperti penjinakan, tidak sebagai obyek pemujaan seperti di pilau Kreta. Benda-benda keramik dari Mycenae dari zaman Helladic Muda itu, dibandingkan dengan benda-benda keramik dari pulau Kreta menunjukkan persamaan dan perbedaan pula.
SENI GEOMETRIS (1100-700 S.M)
Dalam abad ke 12 S.M (± 1100 S.M) terjadi suatu peristiwa penting dalam prasejarah (?) Yunani, yaitu perpindahan bangsa Doria, suku bangsa Yunani yang ke dua yang masuk ke Yunani. Istana-istana dan benteng-benteng Mycenae berjatuhan dan banyak yang lenyap dari bumi Yunani. Dapat terlihat kemudian bahwa disekitar ± 1200 S.M seni Mycenae telah menunjukkan gejala-gejala beralih ke abstraksi dalam hiasan-hiasan benda keramiknya. Seni geometris yang berkembang setelah datang bangsa Doria bukanlah seni baru yang dibawamereka, melainkan perkembangan dari tradisi lama yang diberi hidup baru oleh pendatang-pendatang baru. Dari perkembangan seni geomtris periode ini yang berlangsung selama kira-kira 4 abad, tidak banyak diketahui tentang 3 abad pertama. Barulah dari abad terakhir antara ±800-700 S.M diketahui banyak tentang bentuk seni zaman itu, lebih-lebih lagi karena di dalam periode tersebut terdapat peristiwa-pristiwa penting telah diketahui lebih tepat lagi, setelah tahun 776 S.M diadakan Olympiade pertama. Peninggalan-peninggalan benda keramik dari zaman seni geometris banyak diketahui dari Kuburan Dipylon di Athena, karena benda-benda itu dipergunakan sebagai benda kuburan, dimana pada umumnya berukuran besar. Dari peninggalan-peninggalan ini diketahui pula bahwa peralihan dari seni Mycenae Muda ke seni geometris terjadi secara berangsur-angsur. Setelah satu peninggalan dari abad 10 S.M (± 900 S.M) yang jelas menunjukkan gaya yang disebut proto-geometris, adalah sebuah amphora terracotta dengan hiasan sederhana, sebuah pita (band) dengan gambar setengah lingkaran yang konsentris pada bahu dari pot tersebut. Bentuk-bentuk binatang geometris seperti terlihat pada gambar yang berbentuk kuda ini adalah perwujudan dari bentuk-bentuk binatang yang pertama di dalam suatu rangkaian representasi binatang dalam seni Yunani.
POTTERY ABAD KE 7 S.M
Dalam abad ke 7 S.M (± 700-600 S.M) seni keramik Yunani menunjukkan gaya yang sudah berubah. Bentuk-bentuk baru yang berasal dari Asia Kecil (daerah Mesopotamia dan Syria) telah masuk dan memperkaya bentuk seni Yunani. Gaya dalam seni keramik pada periode ini disebut sebagai Orientalizing Style (suatu gaya ketimuran) disebabkan oleh kemasukkan bentuk-bentuk seni Timur itu. Dalam abad ini ada terlihat lukisan polychrome sebagai hiasan keramik dan penggunaan teknik yang disebut “Black-Figure” technique. Yaitu figur-figur berupa silhouette yang dilukiskan pada benda-benda keramik, digores dengan garis-garis sgraffitto dan beberapa bagian dari figur-figur itu diisi dengan warna-warna putih atau ungu. Menurut daerah perkembangannya, maka karya-karya dari gaya ke Timuran ini disebut Sycladic, Proto-Corinthian dan Corinthian serta Proto-Attic. Ornamen geometris belum lenyap samasekali dari hiasan-hiasan keramik zaman ini, akan tetapi motif lengkungan seperti spiral, pita-pita yang di jalin, pinggir palmette dan rosette telah masuk ke dalam ornamen geometris itu. Selain daripada itu pada bagian-bagian utama dari bentuk keramik terdapat hiasan-hiasan binatang yang berkelahi atau tersusun dalam suatu frieze yang sangat mengingatkan pula pada bentuk-bentuk dari Timur Dekat.
S E N I A R C H A I S
Gaya seni Archaic berkembang dalam periode ± 630 – 480 SM dan meliputi dua macam ungkapan seni keramik, adalah sebagai berikut:
- Dalam abad ke 6 SM (600- 500 SM) terlihat suatu perkembangan dari “Black-Figure” pottery dalam bentuk yang sudah matang dan dewasa. Daerah perkembangan utama adalah Attic (daerah sekitar Athena) yang menghasilkan karya-karya keramik yang disebut Attic Black-Figure pottery yang sangat baik. Dekorasi dari benda-benda keramik ini berupa lukisan-lukisan yang mengutamakan penggambaran pictorial dari ceritera-ceritera mythologis.
- Dalam permulaan abad ke 5 SM ( 500 – 480 SM) teknik “Black-Figure” secara berangsur-angsur mulai diganti dengan suatu teknik baru yang disebut “Red-Figure” pottery. Figur-figur kini dilukiskan secara lebih bebas dengan kuas dan tidak lagi terlalu kaku sebagai silhouette berwarna merah di atas dasar hitam. Penggambaran pictorial dari ceritera-ceritera mythology merupakan lukisan keramik yang makin berkembang dan terhormat, sehingga seringkali nama pelukis disamping nama pembuat keramik yang dituliskan pada benda-benda tersebut.
Dapat dikatakan, bahwa zaman Archaic ini adalah zaman terbesar yang merupakan puncak perkembangan bagi seni lukis keramik, oleh karena itu pada zaman berikutnya terlihat suatu kemunduran dalam hiasan dan lukisan keramik keramik.
SENI KERAMIK YUNANI KLASIK
Yang dimaksud dengan zaman Klasik dalam kebudayaan Yunani ialah periode yang mencakup kurun waktu antara ± 480 – 430 SM atau secara umum disebut sebagai abad ke 5 SM. Pada periode Klasik ini para seniman Yunani telah mencapai taraf puncak perkembangan keseniannya, yakni telah tercapai konsep keindahan yang ideal secara uniform dan keseimbangan yang lebih tenang di dalam gaya seninya. Di dalam seni keramik Yunani periode Klasik ini tidaklah merupakan puncak perkembangan, tetapi kebalikannya (suatu kemunduran). Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pada zaman Archaic-lah merupakan puncak perkembangan seni keramik Yunani yang khas terutama dalam seni lukis keramik. Di zaman Klasik benda-benda keramik masih terus dibuat. Black-figure pottery style sudah hampir tidak diproduksi lagi dan sudah berganti dengan Red-Figure style, yang terlihat lebih sempurna dan lebih hidup dalam gambar-gambarnya. Di samping Black-Figure dan Red-Figure style pottery, sejak ± 500 SM telah berkembang pula gaya yang disebut “White-Ground” pottery. Seperti namanya sudah jelas menunjukkan, pada gaya seni lukis keramik ini seluruh bagian dari benda yang akan dihias atau dilukis ditutup dengan slip putih. Di atas ground atau dasar putih ini dilukiskan hiasan-hiasan yang berupa figur-figur, ornamen-ornamen yang dituangkan dalam bentuk ceritera seperti yang digemari bangsa Yunani. Teknik melukis pada benda keramik seperti yang terakhir ini dengan sendirinya memberikan lebih banyak kebebasan kepada si pelukis. Di atas dasar yang putih itu dilukiskan dengan secara bebas dan lincah, garis-garis lukisan dengan kuas dan warna hitam. Apabila pada Black-Figure style figur-figur yang dilukiskan itu berwarna hitam, beberapa silhouette yang kemudian lebih ditegaskan lagi detailnya dengan goresan-goresan garis sebagai sgraffitto, maka style ini mau tidak mau akan tetap menunjukkan sifat yang sesuai dengan style tersebut, yaitu figur-figur yang digambarkan dengan muka sebagai profil (wajah yang dilihat dari samping), badan atau dada dilihat secara frontal (dari depan) dan kaki dilihat dari samping ( kalau di Indonesia mirip dengan wayang kulit). Cara demikian itu tidak memungkinkan penggambaran figur-figur yang kelihatan bergerak bebas dan lincah, melainkan akan tetap terlihat sedikit kaku dan terikat. Dalam Red-Figure style figur-figur yang dilukiskan sudah kelihatan lebih bebas dan lepas dari kekakuan, oleh karena cara melukis disini ialah dengan mempergunakan warna merah dari body benda keramik (biscuit / terracotta) untuk bentuk manusia. Figur-figur ini sekelilingnya diwarnai / ditutup dengan slip hitam. Detail-detail pada figur di isi dengan garis-garis hitam yang digambarkan dengan kuas. Garis countour dari fugur lebih diperjelas lagi dengan garis-garis hitam memakai kuas, sehingga garis-garis itu kadang-kadang kelihatan sebagai garis timbul (karena bahannya adalah slip hitam yang tebal).
Zaman Klasik (480 – 430 SM) dan Zaman Kemunduran Seni Keramik
Dalam sejarah Yunani tahun 480 S.M. adalah tahun yang sangat penting, oleh karena pada saat itu serangan besar-besaran dari kerajaan Persia, untuk menghancurkan Yunani, dapat dihalau. Setelah kekalahan itu Persia tidak pernah lagi mencoba menundukkan Yunani dengan kekuatan tentaranya. Akibat kemenangan ini luas sekali bagi Yunani pengaruhnya, baik terhadap perkembangan ketatanegaraan dan politik, maupun kebudayaan dan kesenian. Dari kesenian dari periode ini muncul suatu generasi seniman yang menciptakan suatu type manusia klasik, khususnya dalam seni patung, dimana suatu konsep keindahan yang ideal secara uniform menggantikan cara perwujudan sebelumnya, yang sebenarnya sifatnya lebih individual dan lebih hidup. Patung-patung Yunani dari zaman klasik jelas sekali mencerminkan ideal keindahan itu dalam bentuk patung-patung dewa-dewi yang memiliki tubuh sempurna. Pada zaman ini seni lukis monumental dan mural-mural besar lebih berkembang, sehingga lukisan-lukisan miniatur seperti yang pada zaman sebelumnya, dilukiskan pada benda-benda keramik berupa hiasan keramik, kemudian dianggap tidak lagi memenuhi selera dan idea mengenai kebesaran. Disamping black-figure style pottery yang makin berkurang dan jarang lagi dibuat, di zaman klasik ini masih dibuat keramik berlukiskan red-figure style. Suatu gaya baru seni lukis keramik yang muncul sejak sebelum awal zaman klasik, ialah yang disebut sebagai White-Ground Pottery. Pada gaya white-ground pottery ini benda keramik yang akan dihias dilapisi dengan slip putih; hiasan yang berupa figur-figur manusia dilukiskan dengan slip hitam pada garis putih ini, sehingga dengan cara demikian dapat dicapai kebebasan menarik garis-garis lukisan dengan kuas yang tidak pernah tercapai dalam gaya red-figure pottery. Karena perkembangan seni lukis dinding yang monumental seperti tersebut diatas, maka perhatian terhadap seni lukis pada keramik menjadi kurang. Akibat dan pengaruh seni lukis dinding itu memang terlihat pada lukisan-lukisan keramik dari zaman klasik. Dapat lah kemudian dibedakan adanya 4 cara yang menonjol, seperti berikut ini:
Apabila dalam lukisan-lukisan black-figure style dan red-figure style figur-figur manusia dan ornamen-ornamen dilukiskan dalam ruang-ruang menurut pembagian bidang-bidang yang horizontal secara teratur dan seimbang, dengan kaki yang menginjak pada garis bawah dari frieze itu, maka kini pembagian frieze itu sering kali ditinggalkan dan figur-figur itu ditempatkan lebih bebas di dalam ruang yang lebih luas, dengan mengadakan semacam perspektif karena penempatan di atas untuk figur-figur yang dimaksud lebih jauh dan di bawah untuk yang dekat. Teknik ini jelas berasal dari lukisan-lukisan dinding. Jika pembagian frieze masih dipertahankan, maka kadang-kadang figur-figur itu dilukiskan dalam ukuran besar, mengisi penuh ruang dari frieze itu, sehingga kesannya berdesak-desakan. Beberapa pelukis keramik hanya menenpatkan satu atau dua figur saja pada benda keramik yang dihias itu, tanpa mengindahkan pembagian ruang. Pada akhir zaman klasik kadang-kadang muncul juga cara melukiskan figur-figur manusia secara tiga perempat, sedangkan diwaktu sebelumnya kepala selalu digambarkan secara profil, badan secara profil dan frontal, dan kaki juga dilihat dari samping. Cara-cara melukis pada keramik dari zaman Klasik seperti diuraikan di atas semuanya jelas merupakan pengaruh seni lukis monumental, yang memang lebih bebas dalam mempergunakan ruang dan lukisan tidak terkait pada bentuk seperti benda keramik (benda yang dihias). Cara-cara yang demikian itu hasilnya mengecewakan, karena konsepnya berbeda dengan seni lukis yang terkait pada bentuk keramik. Hal ini menunjukkan kemunduran dari seni lukis keramik Yunani dan seni keramik Yunani pada umumnya. Kekuatan dan keindahan dari seni keramik Yunani yang berasal dari zaman kejayaannya, antara 700-500 S.M., justru terletak pada perpaduan dari bentuk keramik yang exact, tajam dan dingin, dengan hiasannya dalam ruangan-ruangan yang merupakan frieze, terbagi, untuk bentuk-bentuk ornamen yang geometris dan untuk lukisan berupa figur-figur manusia atau binatang dan sebagainya. Periode sesudah zaman klasik terlihat kemunduran seni keramik yang lebih jauh. Lukisan-lukisan keramik pada akhirnya hilang dan benda-benda keramik dibuat dengan warna hitam polos yang dipoles, sehingga hasilnya baik dalam bentuk maupun warna, yang jelas-jelas meniru benda yang dibuat dari logam. Gaya dan cara pembuatan keramik yang demikian itu kelak akan berlangsung di zaman Romawi.
Style :
- Penggunaan bahan keramik secara baik ini bukan berarti suatu gaya, tetapi juga meliputi mutu hasil pekerjaan seorang potter.
- Yang dimaksud dengan mutu adalah unsur-unsur yang menyangkut intelektual / rasio.
- Perasaan menuntun seseorang potter untuk mampu (berkemampuan) membuat bentuk apa saja dan mengkomunikasikan pada masyarakatnya.
- Kepekaan bentuk dimensi dari benda keramik yang dibuat, menyangkut bentuk profil, garis-garis dan warna (bersifat rasional).
- Ada 3 prinsip ornamen dalam pottery: 1) Bentuk-bentuk yang dikonsentrasi 2) Pita-pita yang melingkar 3) Pattter (motif)
BENTUK KERAMIK YUNANI
Jika diperhatikan seni keramik Yunani sejak zaman Purba, yaitu dari zaman Helladic Tua hingga kedatangan bangsa Achaia atau Mycenae, di samping itu bila dibandingkan dengan yang terdapat di Pulau Kreta, sesuadah perpindahan bangsa Doria, maka akan terlihat perkembangann periode-periode 4 sebagai berikut:
- ± 1100 – 700 SM sebagai periode Geometric
- ± 700 – 500 SM sebagai periode Archaic
- ± 500 – 350 SM sebagai periode Klasik
- ± 350 – 200 SM sebagai periode Kemunduran.
Pada umumnya dan hakekat dari bentuk keramik Yunani ditentukan pula oleh 3 fungsi pakai sebagai berikut:
- Fungsi pertama sebagai tempat untuk menyimpan cairan (anggur, air dan lainnya) yaitu dalam benda keramik yang disebut Amphora. Amphora ini berbadan yang cembung melebar ke atas, kemudian beralih pada leher yang sempit dan melebar menjadi bibir yang memungkinkan isi benda tersebut dapat dituangkan dengan mudah. Bentuk ini ditambah dengan kaki yang tinggi atau rendah dan kuping atau handle sebanyak dua buah.
- Fungsi kedua dari benda keramik Yunani ini sebagai tempat untuk mengaduk atau mencampur bahan makanan atau minuman yang disebut Crater. Crater ini merupakan jembangan besar dengan badan yang cembung dan mulut yang lebar untuk memudahkan memasukkan, mengaduk dan mengeluarkan bahan-bahan yang dicampur. Bentuk ini ditambah dengan kaki yang rendah dan agak tinggi dengan dua kuping. Mulut crater kadang beralih pada bentuk seperti leher dengan lebar dan terbuka.
- Fungsi ketiga, adalah sebagai tempat minum yang disebut Kylix (tempat minum anggur), terdiri atas bentuk terbuka, berupa cawan yang lebar dibubuhi kaki yang tinggi, terdapat dua kuping dan bibir.
Dalam seni keramik Yunani dilihat bahwa ada 3 bentuk dan variasi dari tiga jenis benda tersebut di atas yang mendominasi hampir seluruh bentuk benda keramik Yunani. Disamping itu dikenal pula berbagai macam bentuk lainnya, seperti bentuk kotak dengan tutup untuk menyimpan kosmetik, bentuk botol kecil yang cembung untuk wangi-wangian, lalu bentuk-bentuk seperti kendi dan lain sebagainya.
Sesuai dengan sikap dan jalan pikiran bangsa Yunani yang senantiasa berusaha untuk merumuskan pikirannya secara rasional, maka diketahui bahwa dalam kesenianpun mereka berusaha untuk merumuskan kriteria dan standard keindahan berupa detail-detail atau perbandingan. Pengetahuan mereka tentang matematika menunjang usaha ini, sehingga mereka merumuskan suatu perbandingan yang dianggap sebagai bahan bandingan yang sempurna, yang menghasilkan bentuk indah yang sesuai dengan standard keindahan mereka.
Perbandingan yang disebut Golden Section telah diterapkan pada seni bangunan mereka sehingga kuil-kuil Yunani menunjukkan ukuran yang sesuai dengan dalil-dalil tentang keindahan ini.
Agaknya perbandingan Golden Section ini juga diterapkan pada keramik, sehingga bentuk-bentuk keramik Yunani bila dianalisa akan menunjukkan perbandingan berbagai unsurnya yang masuk ke dalam standard keindahan ini.
Lebih lanjut diketahui pula bahwa dalam seni patungpun bangsa Yunani mempergunakan ukuran-ukuran dan perbandingan untuk menentukan bentuk manusia yang ideal. Bentuk manusia yang ideal ini menurut bangsa Yunani harus menunjukkan perbadingan tinggi manusia sama dengan 8 kali ukuran kepala. Mungkin karena sikap yang demikian terlihat dalam seni patung Yunani bahwa perbandingan individual berupa gaya pribadi dari seseorang pemahat patung tidak ditonjolkan. Seni patung Yunani menunjukkan gaya yang khas dari suatu bangsa, yaitu bangsa Yunani. Gaya pribadi dari seniman agaknya hanya dapat dibedakan oleh para ahli yang telah mempelajari patung-patung Yunani secara khusus.
Dalam seni keramik akan terlihat pula hal yang serupa, terutama dalam hasil karya dari periode yang sudah lebih mantap yakni sesudah tahun 700 SM. Periode-periode perkembangan sesudah tahun 700 SM itu dinamakan seni Archaic (± 700 – 500 SM). Seni Klasik antara 500 – 350 SM. Dan selanjutnya seni Klasik Muda, kemudian seni Yunani zaman Alexander dan sesudah itu biasa disebut sebagai seni dari zaman Hellenisme.
Seni keramik Yunani dalam periode seni Archaic sejak perkembangannya terlihat bahwa hiasan keramik sangat diutamakan. Hiasan-hiasan ini berupa lukisan yang memenuhi sebagaian besar dari bentuk benda keramik. Selain dari pada itu bagian-bagian lainnya umumnya diisi penuh
dengan hiasan yang geometris. Lukisan yang menggambarkan berbagai macam episode dari mythology dan cerita kejayaan Homerus mengisi bagian utama dari bentuk keramik yaitu bagian badan yang cembung. Juga dalam lukisan-lukisan keramik ini secara sepintas dapat terlihat gaya ungkapan yang tidak jauh berbeda satu dengan lainnya. Walaupun dalam seni keramik Yunani dikenal berbagai peninggalan dari daerah yang berbeda, misalnya dari Attica, Corinthian atau dari kepulauan Cycladic, maka lukisan-lukisan daeri tiap daerah menunjukkan banyak persamaan. Kecuali dalam hiasan geometrik yang seringkali menunjukkan ragam hias geometri yang khas dari suatu daerah.
Mengenal lukisan pada bentuk-bentuk keramik Yunani dapat dibedakan 3 macam gaya yaitu:
- Black-figure Style Pottery, dari periode Archaic ± 700-500 S.M.
- Red-figure Style Pottery, yang sudah muncul pada bagian akhir periode Archaic dan berkembang dalam periode Klasik
- White-ground Style Pottery, yang merupakan gaya khas dari periode
Dalam Black-figure Style Pottery terlihat bahwa lukisan figur-figur manusia masih secara khas menunjukkan bentuk manusia ala patung atau yang terlihat pada seni patung dari periode Archaic.
GARIS-GARIS BESAR PERKEMBANGAN GAYA SENI KERAMIK YUNANI
PERIODE &
STYLE |
KEBUDAYAAN | DAERAH | WAKTU | CIRI – CIRI |
I . Pre – Greek (Sebelum Pra-Sejarah Yunani) |
Minos |
P.Kreta |
– | Dekorasi bersifat :
Organis, natulaistik, gembira, ada hubungan dengan mythologi |
Cycladic | Kep. Syclades | 2500-2000 SM | ||
Helladic |
Daratan Yunani |
2000-1100 SM |
Di daratan Yunani
pendukungnya ialah bangsa Achaia (Mycenae) – Dekorasi geometris – Kemudian pengaruh Pulau Kreta besar sekali pada kesenian Mycenae – Akhirnya kembali ke gaya geometris. |
|
Isa Almasih | ||||
II. a) Proto-
Geometric
|
Proto-Geometrik Yunani Kuno yang didukung oleh bangsa Doria | Daratan Yunani | 1100-900 SM |
Slip hitam dengan dekorasi geometris sederhana. |
b) Geometric | Geometric | Daratan Yunani | 900-700 SM | Dekorasi geometris mulai
beralih ke geometris-figuratif |
III.
a) Orientalizing |
Early-Orientalizing | Daratan Yunani | 700 SM |
Pada permulaan pengaruh seni Timur. Disebut Orientalizing, oleh karena pada umumnya dekorasi keramik Yunani dari abad 7 SM yang berupa Frieze dengan hiasan tanaman dan binatang, telah dipengaruhi oleh hiasan –hiasan dari kesenian Timur (Asia Kecil) |
b) Black-Figure Style Pottery |
East-Greek Orientalizing | Bagian Timur | 650-600 SM | |
Cycladic | Kep. Cyclades | 650 SM | ||
Proto-Corinthian | Daerah Corinth | 675-625 SM | ||
Corinthian | 575-550 SM | |||
Lakonian | Daerah Lakonia (Sparta) | 600-550 SM | ||
Early Attic (Sebelum Puncak) | Derah Kota Athena | 625-550 SM | ||
IV. Puncak Black-Figure Style Pottery |
Nature Attic Black-Figure |
Daerah Kota Athena |
550-520 SM |
Hiasan berupa lukisan black-
figure sudah sempurna. Ceritera pahlawan dan Mythologi tampak jelas dalam lukisan. |
Chalkidian |
Jajahan Yunani di Italia |
540-530 SM |
Teknik lukisan seperti di atas
sudah sempurna. Ciri-ciri bagian body di bawah handle tidak diperhatikan dalam mengisi dekorasi.
|
|
Late-East-Greek | Bagian Timur | 540-530 | ||
|
||||
V. Red-Figure Style Pottery |
Early Attic Red-Figure | Daerah sekitar Athena | 530-520 SM | Gambar-gambar manusia lebih
bebas dilukiskan dengan kuas tanpa goresan. |
Late-Archaic Attic Red-Figure | Daerah sekitar Athena |
510-470 SM |
Gaya lukisan lebih ringan lagi,
dinamis dan kaya, tampak lebih hidup. |
|
Classical Attic Red-Figure |
Daerah sekitar Athena |
480-450 SM |
Gaya dengan konsep keindahan yang Uniform dan lebih seimbang, tidak lagi memperlihatkan karakteristik perorangan yang hidup. | |
VI.
White-Ground Style Pottery |
Attic White-Ground |
Daerah sekitar Athena |
500-440 SM |
Gambar manusia dilukiskan sebagai outline, pada dasar slip putih yang menutup sebagian besar body benda. |
VII. Kemunduran |
400-350 SM |
– Dekorasi benda-benda keramik berupa lukisan yang dibuat dengan teliti mulai ditinggalkan.
– Red-figure style mundul sekali, kadang-kadang terdapat pada benda-benda kecil. – Gaya lukisan kurang teliti, lebih ceroboh. Perhatian beralih kelukisan dinding yang lebih besar. – Akhirnya keramik dibuat tanpa lukisan dan bentuknya meniru benda-benda logam. |
GARIS-GARIS BESAR PERKEMBANGAN GAYA
SENI KERAMIK YUNANI
(18)
PERIODE &
STYLE |
KEBUDAYAAN | DAERAH | WAKTU | CIRI – CIRI |
I . Pre – Greek (Sebelum Pra-Sejarah Yunani) |
Minos |
P.Kreta |
– | Dekorasi bersifat :
Organis, natulaistik, gembira, ada hubungan dengan mythologi |
Cycladic | Kep. Syclades | 2500-2000 SM | ||
Helladic |
Daratan Yunani |
2000-1100 SM |
Di daratan Yunani
pendukungnya ialah bangsa Achaia (Mycenae) – Dekorasi geometris – Kemudian pengaruh Pulau Kreta besar sekali pada kesenian Mycenae – Akhirnya kembali ke gaya geometris. |
|
Isa Almasih | ||||
II. a) Proto-
Geometric
|
Proto-Geometrik Yunani Kuno yang didukung oleh bangsa Doria | Daratan Yunani | 1100-900 SM |
Slip hitam dengan dekorasi geometris sederhana. |
b) Geometric | Geometric | Daratan Yunani | 900-700 SM | Dekorasi geometris mulai
beralih ke geometris-figuratif |
III.
a) Orientalizing |
Early-Orientalizing | Daratan Yunani | 700 SM |
Pada permulaan pengaruh seni Timur. Disebut Orientalizing, oleh karena pada umumnya dekorasi keramik Yunani dari abad 7 SM yang berupa Frieze dengan hiasan tanaman dan binatang, telah dipengaruhi oleh hiasan –hiasan dari kesenian Timur (Asia Kecil) |
b) Black-Figure Style Pottery |
East-Greek Orientalizing | Bagian Timur | 650-600 SM | |
Cycladic | Kep. Cyclades | 650 SM | ||
Proto-Corinthian | Daerah Corinth | 675-625 SM | ||
Corinthian | 575-550 SM | |||
Lakonian | Daerah Lakonia (Sparta) | 600-550 SM | ||
Early Attic (Sebelum Puncak) | Derah Kota Athena | 625-550 SM | ||
IV. Puncak Black-Figure Style Pottery |
Nature Attic Black-Figure |
Daerah Kota Athena |
550-520 SM |
Hiasan berupa lukisan black-
figure sudah sempurna. Ceritera pahlawan dan Mythologi tampak jelas dalam lukisan. |
Chalkidian |
Jajahan Yunani di Italia |
540-530 SM |
Teknik lukisan seperti di atas
sudah sempurna. Ciri-ciri bagian body di bawah handle tidak diperhatikan dalam mengisi dekorasi.
|
|
Late-East-Greek | Bagian Timur | 540-530 | ||
|
||||
V. Red-Figure Style Pottery |
Early Attic Red-Figure | Daerah sekitar Athena | 530-520 SM | Gambar-gambar manusia lebih
bebas dilukiskan dengan kuas tanpa goresan. |
Late-Archaic Attic Red-Figure | Daerah sekitar Athena |
510-470 SM |
Gaya lukisan lebih ringan lagi,
dinamis dan kaya, tampak lebih hidup. |
|
Classical Attic Red-Figure |
Daerah sekitar Athena |
480-450 SM |
Gaya dengan konsep keindahan yang Uniform dan lebih seimbang, tidak lagi memperlihatkan karakteristik perorangan yang hidup. | |
VI.
White-Ground Style Pottery |
Attic White-Ground |
Daerah sekitar Athena |
500-440 SM |
Gambar manusia dilukiskan sebagai outline, pada dasar slip putih yang menutup sebagian besar body benda. |
VII. Kemunduran |
400-350 SM |
– Dekorasi benda-benda keramik berupa lukisan yang dibuat dengan teliti mulai ditinggalkan.
– Red-figure style mundul sekali, kadang-kadang terdapat pada benda-benda kecil. – Gaya lukisan kurang teliti, lebih ceroboh. Perhatian beralih kelukisan dinding yang lebih besar. – Akhirnya keramik dibuat tanpa lukisan dan bentuknya meniru benda-benda logam. |