TARI CENDRAWASIH

April 30th, 2014

TARI CENDRAWASIH

images

 Tari Cendrawasih bertema percintaan yang menggambarkan gerak gerik kehidupan burung Cendrawasih jantan dan betina yang sedang memadu kasih di pegunungan Irian Jaya pada masa mengawan. Tari Cendrawasih pada kaset video ini disajikan dalam bentuk duet (berpasangan) oleh 2 orang penari wanita. Tarian ini diciptakan oleh Ni Luh Nyoman Swasthi Widjaja Bandem pada tahun 1988. Tempat pementasan Pada rekaman video ini adalah di gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar. Bentuk tarian ini memang berpasangan tetapi dalam penyajiannya diawali dengan 1 orang penari yang menari sebagai burung jantan, kemudian penari satunya keluar sebagai burung betina.           Dari hasil pengamatan penyusun, analisis dari Tari Cendrawasih dapat dibagi menjadi 3 yaitu analisis pada penari, gerak tari, dan kostumnya. Analisanya adalah sebagai berikut:

  1. Penari

            Tari Cendrawasih pada video tersebut ditarikan 2 orang penari perempuan,  yaitu Anak Agung Sri Gamatri dan Ni Putu Setyarini. Penampilan penari pada video tersebut terdapat kekurangan dan kelebihannya antara lain:

–          Dari postur tubuh penari sudah bagus karena tinggi penari yang sama, badan yang ramping dan wajah yang menarik, basic dan kualitas geraknya merata

–          Saat bagian papeson, penari mampu membawakan karakter burung jantanyang lincah dan energik terlihat dari gerak – gerak tarinya yang berpindah ke kanan dan kiri, dari ekspresi sudah bagus dan terlihat menarik karena bola mata yang besar saat mendelik, namun pada satu gerakan gandang uri yang diakhiri dengan ngagem tanjek kanan, penari terlihat hampir lupa melakukannya tetapi akhirnya dapat dilakukan walaupun terkesan terburu-buru

–          Penari satunya keluar saat peralihan menuju bagian pangawak sebagai burung betina, ia melakukan gerakan yang lebih lembut. Pada bagian pengawak, karakter jantan dan betina tidak diperlihatkan karena menggunakan gerak-gerak kiasan dan sama-sama dilakukan oleh kedua penari, meskipun melakukan gerakan yang sama namun masih saja terlihat kurang kompak pada beberapa gerakan, misalnya kipekan, tanjek, dan arah hadap wajah, sepertinya hal kecil tersebut masih sangat perlu diperhatikan dan diadakan latihan-latihan demi menyatukan rasa pada pasangan menari, sama seperti halnya penari pada bagian pepeson yang hampir salah bergerak, dilakukan pula oleh penari yang kedua pada bagian ngagem, mungkin ada sedikit rasa gugup dan kurang percaya diri.

–          Kedua penari terlihat bergerak tidak over tetapi menggunakan rasa dari dalam, pada bagian berputar sepertinya kurang diluweskan untuk ngelayak, jika mampu dilakukan mungkin akan terlihat lebih menarik dan indah. Saat peralihan menuju pangecet, kedua penari berhadap-hadapan dan melakukan gerak yang berbeda sebagai tanda mulai adanya perbedaan karakter jantan dan betina

–          Pangecet ditandai dengan kedua penari bergerak dengan berputar sambil mengembangkan sayap seperti burung yang memang sedang memadu kasih, terlihat kelincahan dari gerakan berkejar-kejaran ke kanan dan kiri dengan posisi penari sebagai burung betina duduk dan penari burung jantan berdiri, ada gerakan ngegol pada burung betina yang memperlihatkan kecantikannya, dan burung jantan melakukan gerakan kipekan untuk melihat pasangannya

–          Pada bagian pakaad,  kedua penari melakukan gerakan ngebet tetapi kurang ngegol dan saling mencari, seperti dilakukan hanya sekedar, mungkin faktor kelelahan karena gerak sebelumnya banyak berlari dengan tempo cepat

–           

  1. Gerak Tari

Dari pengamatan penyusun, struktur Tari Cendrawasih pada kaset video ini terdiri dari : Papeson 2 kali , Pangawak 2 kali, Pangecet 3 kali dan Pakaad. Ragam gerak tari yang terdapat dalam Tari Cendrawasih adalah gerak-gerak tari yang umumnya dipakai dalam tari Bali dan memenuhi 4 unsur pokok tari Bali seperti Agem,  Tandang, Tangkis dan Tangkep. Kendatipun demikian dapat pula terlihat interpretasi penata dalam menemukan bentuk-bentuk baru yang tercermin dari gerakan-gerakan tari yang bertemakan percintaan burung, ciri khas dalam Tari Cendrawasih terletak pada agem yang terbuka dengan tangan kanan yang agak lurus dan tangan kiri menyudut (agem kanan) telapak tangan menghadap ke belakang, pergelangan tangan ditekuk dan jari tangan dibuka, gerakan kecas kecos dan maaras-arasan yang dilakukan dengan mengembangkan sayap. Berikut adalah ragam gerak Tari Cendrawasih yang dilakukan pada kaset video tersebut :

  • Papeson

–          1 penari : Ngumbang, gelatik nut papah, agem kanan, sledet, nyregseg agem kiri, sledet,

–          Gelatik nut papah, kipek-kipek, agem kanan sledet, dilakukan pula ke kiri, gandang uri, tanjek kanan, agem menghadap pojok kanan kiri depan, ngengsog, nyalud tanjek, sledet pojok

–          Nyregseg sambil mengembangkan sayap, agem kanan dan kiri, anggut-anggut seperti mengusap-usap bulunya, diakhiri ngagem dan sledet, ngumbang kanan kiri, tanjek, ngegol, kecas kecos, makesiab, ngagem

–          2 penari : Ngumbang, maaras-arasan

  • Pangawak

–          Sogok kiri, ngagem, luk nglimat, makecos, gerak menjongkok seperti nginem yeh, loncat, gerakan kaki seperti ngehkeh, ngagem, mapincer dengan ngotag, kecas kecas, ngengsog, sogok, agem kiri, gerakan dilakukan ke kiri.

  • Pangecet

–          Berhadapan, ngegol bertukar arah, penari 1 ngagem, penari 2 mengembangkan sayap, kembali ke tempat, penari 1 ngagem dan gerakan mencium penari 2 yg duduk.

–          Ngumbang, Maaras-arasan, tayung, penari 1 ngumbang ke kiri dan kanan dengan kipekan memperhatikan penari 2 yang ngegol memperlihatkan keindahan tubuh dan sayapnya, kemudian berputar, penari 2 duduk, penari 1 berdiri, berpindng-pindah tempatke kiri dan kekanan berlawanan. Gerakan ini diulang 3 kali menghadap belakang ke depan kembali ke belakang, diakhiri dengan ngengsog dan ngagem

 

  • Pakaad

–          Makesiab, ngebet, ngegol dengan menggunakan sayap, nyregseg, ngumbang, ngagem kanan, kiri, piles agem kanan, ngelayak, berputar, ambil sayap, ngumbang

Menurut penyusun, dari mengamati gerak tari dalam tari Cendrawasih ini dapat memunculkan suatu pemikiran bahwa pemilihan desain-desain gerak tarinya memang sangat tepat karena betul-betul terlihat penggambaran dua ekor burung yang sedang memadu kasih dengan gerakan-gerakan yang lincah, hanya saja semuanya ditentukan oleh kemampuan penari membawakan tarian tersebut. Disamping itu pula konsep tari duet sudah sangat terlihat dari gerak-geraknya yang memiliki keterkaitan satu dan lainnya yang terlihat dari gerak maaras-arasan, ngumbang dan lain-lai.

  1. Tata Rias dan Kostum

Analisa dari tata rias dan kostum

–          tata rias wajah menggunakan rias tari Bali (putri halus)

–          rok berwarna merah marun

–          sayap berwarna kuning

–           ankin berwarna merah marun

–          Ampok-ampok

–          tutup dada berwarna merah marun,

–          badong kulit

–          gelang kana atas dan bawah

–          gelungan

–          bunga kamboja putih untuk sumpang

–          accessories rumbing dan subeng

Pemilihan dan penggunaan kostum serta tata rias menurut pengamatan sudah sangat sesuai dengan karakter dan percerminan seekor burung, efek dari kain sebagai sayap yang berwarna kuning terlihat indah dan kostum bagian lainnyapun terlihat nyaman dipakai dan sederhana. Ditambah gelungan yang mencirikan kepala burung yang berjangga, sangat harmonis dengan pemakaian gerak dan temanya.

SUMBER:DARI JENIS TARI BERPASANGAN

Comments are closed.