Lakon Diah Kirnawati

This post was written by madesumerta on Mei 4, 2012
Posted Under: Tulisan

Latar Belakang

Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukkan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu, dimana pertunjukkan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata. Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukkan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukkan yang ditonton hanyalah bayangannya saja, yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit.

Wayang Parwa adalah Wayang kulit yang membawakan lakon – lakon yang bersumber dari wiracarita Mahabrata yang juga dikenal sebagai Astha Dasa Parwa. Wayang Parwa dipentaskan pada malam hari, dengan memakai kelir dan lampu blencong dan diiringi dengan Gamelan Gender Wayang. Walaupun demikian, ada jenis Wayang Parwa yang waktu penyelenggaraannya tidak harus pada malam hari. Jenis itu adalah Wayang Upacara atau wayang sakral, yaitu Wayang Sapuh Leger dan Wayang Sudamala. Waktu penyelenggaraannya disesuaikan dengan waktu upacara keseluruhan.

Wayang Parwa dipentaskan dalam kaitannya dengan berbagai jenis upacara adat dan agama walaupun pertunjukannya sendiri berfungsi sebagai hiburan yang bersifat sekuler. Dalam pertunjukannya, dalang Wayang Parwa bisa saja mengambil lakon dari cerita Bharata Yudha atau bagian lain dari cerita Mahabharata. Oleh sebab itu jumlah lakon Wayang Parwa adalah paling banyak. Di antara lakon-lakon yang umum dipakai, yang diambil dari kisah perang Bharatayudha. Dalam penulisan karya tulis ini saya pengambil sumber dari epos Maha Bharata, yang judul lakonnya adalah Diah kirnawati.

Sisopsis Lakon Diah Kirnawati

Diceritakan di kerajaan Indra Prasta sedang ada paruman antara Darmawangsa,Bima, beserta Malen dan Merdah. Di dlam paruman itu Darmawangsa berniat untuk melaksanakan upacara Dewa Yadnya karena telah selesainya pembangunan-pembangunan tempat suci di Indra Prasta. Di dalam sidang itu sempat juga membicarakan tentang Sang Nakula yang diutus mencari binatang suci untuk upacara. Karena sudah lama Nakula pergi mencari binatang suci itu dan tak kunjung kembali Darmawangsa mengutus Sang Bima untuk menari adiknya Sang Nakula. Bima pun siap untuk berangkat, namun sebelum berangkat tiba-tiba terdengar suara tangisan yang sangat keras dari luar kerajaan.

            Paruman pun bubar Darmawangsa mencari asal suara tangisan itu kemudian Darmawangsa terkejut melihat adiknya Nakula datang menangis. Darmawangsa pun bertanya pada adiknya, mengapa kamu datang menangis dan tidak membawa binatang suci untuk upacara. Nakula menjawab bahwa dia menangis dan pulang membawa binatang suci karena  Nakula bertemu dengan seorang gadisyang cantik di tengah hutan yang bernama Diah Kirnawati anak seorang  raja dari kerajaan Mangkara Negara bernama Sang Prabu Surantaka.

            Di pertemuan itu Nakula menceritakan kepada Darmawangsa bahwa dia dan Diah Kirnawati sudah mengatakan cinta sama cinta dan disusul melamar dirinya. Tanpa sepengetahuan Darmawangsa dan Nakula, Bima mengintip pembicaraannya. Mendengar hal tersebut Bima marah kepada Nakula dengan kata-kata yang snagat keras. Walaupun Nakula dimarahi namun Nakula tetap pendiriannya harus mendapatkan Diah Kirnawati. Bima pun menyerah dan akhirnya menuruti apa kata Nakula dan Bima minta ijin kepada Darmawangsa untuk melamar Diah Kirnawati. Bima segera berangkat ke Mangkara Negara. Di sisi lain Arjuna mau ikut tapi tidak diijinkan oleh Sang Bima namun Arjuna menitip pesan kalau dalam jangka waktu tiga hari Bima tidak pulang Arjuna akan menyusul.

            Diceritakan Bima sampai di kerajaan Mangkara Negara, Bima disambut oleh Sang Prabu Surantaka. Betapa terkejutnta Prabu Susantaka dengan kedatangan Bima untuk melamar Diah Kirnawati karena Diah Kirnawati sudah dilamar oleh Sang Duryodana dari Korawa. Tetapi Diah Kirnawatitidak tahu akan hal tersebut, lamaran Bima ditolakoleh prabu Susantaka. Bima pun marah tiba-tiba keluarlah Mahapatih Jayasura dan menentang Bima untuk bertarung, danpertarungan pun terjadi sangat sengit yang menyebabkan banyak korban dari  kerajaan Mangkara Negara.

            Diah Kirnawati diambilolen Bima tapi dengan licik Sang Susantaka mengambil Diah Kirnawati untuk berhias dulu tapi nyatanya dilarikan oleh Prabu Susantaka. Tapi usahanya itu sia-sia, Susantaka pun dapat ditangkap dan kepalanya digunduli oleh Sang Bima kemudian Diah Kirnawati pun dapat diambil kembali oleh Bima. Sebelum Bima kembali, Bima berpesan kepada Prabu Susantaka, bila Sang Duryodana datang mencari Kirnawati suruh mencari  di Indra Prasta di ujung senjata para pandawa. Susantaka pun merelakan anakanya dibawa oleh Bima ke Indara  Prasta

Sinopsis Per Adegan

Adegan I

            Diceritakan di kerajaan Indra Prasta sedang ada paruman antara Darmawangsa,Bima, beserta Malen dan Merdah. Di dlam paruman itu Darmawangsa berniat untuk melaksanakan upacara Dewa Yadnya karena telah selesainya pembangunan-pembangunan tempat suci di Indra Prasta. Di dalam sidang itu sempat juga membicarakan tentang Sang Nakula yang diutus mencari binatang suci untuk upacara. Karena sudah lama Nakula pergi mencari binatang suci itu dan tak kunjung kembali Darmawangsa mengutus Sang Bima untuk menari adiknya Sang Nakula. Bima pun siap untuk berangkat, namun sebelum berangkat tiba-tiba terdengar suara tangisan yang sangat keras dari luar kerajaan.

Adegan II

            Paruman pun bubar Darmawangsa mencari asal suara tangisan itu kemudian Darmawangsa terkejut melihat adiknya Nakula datang menangis. Darmawangsa pun bertanya pada adiknya, mengapa kamu datang menangis dan tidak membawa binatang suci untuk upacara. Nakula menjawab bahwa dia menangis dan pulang membawa binatang suci karena  Nakula bertemu dengan seorang gadisyang cantik di tengah hutan yang bernama Diah Kirnawati anak seorang  raja dari kerajaan Mangkara Negara bernama Sang Prabu Susantaka.

Adegan III

            Di pertemuan itu Nakula menceritakan kepada Darmawangsa bahwa dia dan Diah Kirnawati sudah mengatakan cinta sama cinta dan disusul melamar dirinya. Tanpa sepengetahuan Darmawangsa dan Nakula, Bima mengintip pembicaraannya. Mendengar hal tersebut Bima marah kepada Nakula dengan kata-kata yang snagat keras. Walaupun Nakula dimarahi namun Nakula tetap pendiriannya harus mendapatkan Diah Kirnawati. Bima pun menyerah dan akhirnya menuruti apa kata Nakula dan Bima minta ijin kepada Darmawangsa untuk melamar Diah Kirnawati. Bima segera berangkat ke Mangkara Negara. Di sisi lain Arjuna mau ikut tapi tidak diijinkan oleh Sang Bima namun Arjuna menitip pesan kalau dalam jangka waktu tiga hari Bima tidak pulang Arjuna akan menyusul.

Adegan IV

            Diceritakan Bima sampai di kerajaan Mangkara Negara, Bima disambut oleh Sang Prabu Susantaka. Betapa terkejutnta Prabu Susantaka dengan kedatangan Bima untuk melamar Diah Kirnawati karena Diah Kirnawati sudah dilamar oleh Sang Duryodana dari Korawa. Tetapi Diah Kirnawatitidak tahu akan hal tersebut, lamaran Bima ditolakoleh prabu Susantaka. Bima pun marah tiba-tiba keluarlah Mahapatih Jayasura dan menentang Bima untuk bertarung, danpertarungan pun terjadi sangat sengit yang menyebabkan banyak korban dari  kerajaan Mangkara Negara.

Adegan V

            Diah Kirnawati diambilolen Bima tapi dengan licik Sang Susantaka mengambil Diah Kirnawati untuk berhias dulu tapi nyatanya dilarikan oleh Prabu Susantaka. Tapi usahanya itu sia-sia, Susantaka pun dapat ditangkap dan kepalanya digunduli oleh Sang Bima kemudian Diah Kirnawati pun dapat diambil kembali oleh Bima. Sebelum Bima kembali, Bima berpesan kepada Prabu Susantaka, bila Sang Duryodana datang mencari Kirnawati suruh mencari  di Indra Prasta di ujung senjata para pandawa. Susantaka pun merelakan anakanya dibawa oleh Bima ke Indara  Prast

Tema

Dari keseluruhan cerita di atas lakon Diah Kirnawati temanya adalah percintaan, dapat dilihat dari bagian cerita pada adegan ketiga. Disana diceritakan bahwa Nakula dan Diah Kirnawati bertemu di hutan dan disana mereka mengatakan cinta sama cinta. Namun hal tersebut tidak disetujui oleh Sang Bima, namun Nakula tetap pada pendiriannya harus mendapatkan Diah Kirnawati.

Amanat

Amanat merupakan apa yang menjadi  pesan berdasarkan cerita tersebut. Maka amanat dari lakon Diah Kirnawati adalah nilai kesetiaan dan tetap pendirian bisa dijadikan sebagai toladan agar kita bisa menentukan diri tanpa pengaruh orang lain.

Alur

Dilihat dari segi mutunya (kualitatif) alur yang digunakan dalam lakon Diah Kirnawati adalah alur erat. Artinya jalinan peristiwa yang sangat padu dalamkarya sastra, kalu salah satu periastiwa dihilangkan keutuhan ceritanya akan terganggu misalnya pada adegan tiga yang menceritakan keberangkatan Nakula dan Bima ke kerajaan Mangkara Negara untuk melamar Diah Kirnawati. Jika peristiwa ini dihilangkan maka akan mengganggu keutuhan cerita.

            Dilihat dari segi jumlahnya (kulaitatif) alur yang digunakan dalam lakon Diah Kiranawati adalah alurtunggal, artinya dalam satu cerita itu terdapat satu alur. Ceritanya pun berkesinambungan dari peguneman sampai akhir tanpa ada alur lain.

            Dilihat dari prosesnya alur yang digunakan dalam lakon Diah Kirnawati adalah alu maju, artinya jalinan peristiwa dalam karya sastra yang berurutan secara kronologis dari tahap awal sampai akhir.

Penokohan

  1. Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis artinya tokoh yang menjadi tokoh sentral dalam suatu  cerita. Dalam lakon Diah Kirnawati ini yang menjadi tokoh protagonis yaitu Nakula, alasannya walaupun judul yang digunakan dalam lakon ini adalah Diah Kirnawati namun yang ditonjolkan dalam cerita ini adalah lebih ke Sang Nakula.

  1. Tokoh Antagonis

Tokoh aantagonis artinya peran lawan yang menjadi musuh tokoh Protagonis yaqng menyebabkan suatu konflik. Jadi dalam lakon Diah Kirnawati ini yang menjadi tokoh antagonis adalah Prabu Susuntaka, jelas terlihat pada adegan ke IV dan V di mana diceritakan Sang Prabu Susuntaka menolak lamaran dai Nakula, kemudian sang Susantaka sempat membohongi Bima namun diketahui oleh Bima.

  1. Tokoh Tirtagonis

Tokoh Tiritagonis artinya poeran penengah yang bertugas sebagai pelerai suatu konflik. Dalam lakon Diah Kirnawati ini yang menjadi tokoh tirtagonis adalah sang bima. Jerlas terlihat pada adegan ke V sang bimalah yang menyelesaikan konflik tersebut.

  1. Tokoh Pembantu

Tyokoh Pembantu artinya peran yang tidak secara langsung terlibat dalam konflik yang terjadi. Dalam lakon Diah Kirnawati ini yang menjadi peran  pembantu adalah sang Arjuna, Yudistira, duryodana dan Diah Kirnawati.

Latar/Setting

  1. Aspek Ruang

Asspek ruang dalam lakon Diah Kirnawati ini adalah di kerajaan Indraprasta, di hutan, dan di kerajaan Mangkara Negara.

  1. Aspek waktu

Sesuai dengan alur ceritanya terdapat waktu siang dan malam hari.

Struktur Darmatik Lakon

  1. Eksposisi

Tahap eksposisi pada lakon Diah Kirnawati ini terjadi pada adegan I yaitu menceritakan diutusnya Sang Nakula oleh Yudistira untuk mencari binatang suci untuk sarana upacara. Namun sampai tiga hari lamanya Sang Nakula tidak datang ke ke kerajaan membawa binatang yang dimaksud.

  1. Konflik

Tahap konflik artinya terjadiny konflik pertama dalam satu cerita. Dalam lakon Diah Kirnawati ini tahap konflik terjadi pada adegan ke III di sana diceritakan bahwa sang bima memarahi nakula karena Nakula pulang dengan tangan hampa. Namun malah menangis karena bertemu dengan gadis cantik yang bernama Diah Kirnawiti.

  1. Konflikasi

Tahap konflikasi meruopakan terjadinya persoalan baru dalasm suatu cerita. Dalam lakon Diah Kirnawti tahap konflikasi terjadi pada adegan ke IV, diceritakan kedatangan Nakula dan Bima ke Kerajaan Mangkara Negara untuk melamar Diah Kirnawati namun ditolak oleh prabu Susantaka.

  1. Krisis

Dalam Tahap krisis persoalan telah mencapai puncaknya. Jadi dalam lakon Diah Kirnawati tahap krisis terjadi pada adegan ke IV di sana diceritakan kemarahan Sang Bima karena lamaran adiknya Sang Nakula ditolak oleh Prabu Susantaka. Disana terjadi pertempuran antara Bima Dan Nakula dengan para pasukan dari Makara Negara. Pertempuran dimenangkan oleh Bima dan Nakula dan Diah Kirnawiti pun didapatkan.

  1. Resolusi

Pada tahap ini perskoalan telah mendapat pemecahan atau peleraian. Dalam lakon Diah Kirnawti  tahap resolusi terjadi pada adegan ke V. Di sana diceritakan Diah Kirnawati berhasil diambil oleh bima dan Nakula yang tadinya dilarikan oleh Prabu Susantaka.

  1. Keputusan

Dalam tahap ini persoalan telah selesai. Jadi dalam lakon Diah Kirnawti tahap keputusan terjadi pada adegan ke V, yang mana diceritakan Bima dan Nakula berhasil mendapatkan Diah Kirnawti dan di bawa pulang ke Indraprasta. Namun sebelum pulang Bima berpesan kepada Prabu Susantaka, jika Duryodana ingin mencari Diah Kirnawiti suruh mencari di Indraprasta di ujung senjata para Pandawa.

Kesimpulan

  1. Dari keseluruhan cerita di atas lakon Diah Kirnawati temanya adalah percintaan,
  2. Maka amanat dari lakon Diah Kirnawati adalah nilai kesetiaan dan tetap pendirian bisa dijadikan sebagai toladan agar kita bisa menentukan diri tanpa pengaruh orang lain.
  3. Dilihat dari segi mutunya (kualitatif) alur yang digunakan dalam lakon Diah Kirnawati adalah alur erat. Dilihat dari segi jumlahnya (kulaitatif) alur yang digunakan dalam lakon Diah Kiranawati adalah alurtunggal,dari prosesnya alur yang digunakan dalam lakon Diah Kirnawati adalah alu maju.
  4. Dalam lakon Diah Kirnawati ini yang menjadi tokoh protagonis adalah Nakula, tokoh antogonis adalah Prabu Susantaka, tokoh tirtagonis adalah Arjuna dan tokoh pembantu.
  5. Aspek ruang dalam lakon Diah Kirnawati ini adalah di kerajaan Indraprasta, di hutan, dan di kerajaan Mangkara Negara. Aspek waktu Sesuai dengan alur ceritanya terdapat waktu siang dan malam hari.
  6. Tahap eksposisi terjadi pada adegan I, tahap konflik terjadi pada adegan ke III, tahap konflikasi terjadi pada adegan ke IV,tahap krisis terjadi pada adegan ke IV, tahap resolusi terjadi pada adegan ke V, tahap keputusan terjadi pada adegan ke V.

Comments are closed.

Previose Post: