LAKON PARIKESIT KE SUWARGAN

This post was written by madearyana on Mei 11, 2012
Posted Under: Tulisan

Sinopsis

Parikesit adalah putra dari Abimanyu dan Dewi Utara.Hanya Parikesitlah penerus dari wangsa Baratha.Sewaktu Abimanyu gugur dalam perang Baratha Yuda,Parikesit masih dalam rahim ibunya.Dia tidak mengetahui bagaimana sosok ayah kandungnya.

Dari itulah Parikesit berniat untuk berbakti kepada guru rupaka.tetapi Parikesit tidak mengetahui dimana tempat persemayaman ayahnya.Lalu merembugkan hal tersbut bersama Tuwalen.Tuwalen menyarankan untuk menemui Rsi Hanoman yang berdiam di Gunung Kundalisadha.

Parikesit langsung menuju tempat Rsi Hanoman.setelah bertemu dengan Rsi Hanoman,ada perselisihan pendapat di tempat tersebut.Rsi Hanoman tidak mau mengatakan dimana tempat persemayan Abimanyu.karena seorang rsi tidak boleh mengungkit ngungkit seseorang yang mati didalam peperangan.Dan seorang rsi tidak boleh murka,apabila seorang rsi murka maka Rsi Hanoman akan berubah wujud kembali menjadi sosok kera.Begitulah kata kata yang di ucapkan oleh Rsi Hanoman,mendengar hal tersebut Parikesit marah lalu baku hantam antara Parikesit dan Rsi Hanomanpun terjadi.

Akibat hal tersebut Rsi Hanoman berubah kembali menjadi seekor kera.Hanoman merasa menyesal terhadap dirinya dan akhirnya mau mengantar Parikesit ke Suwaregan.

Sesampainya di Suwaregan rombongan Parikesit dihadang oleh para Dewa dan tidak di perkenankan untuk melanjutkan perjalanannya.Parikesit tetap bersikukuh untuk menemui Ayahandanya.Terjadilah pertempuran antara rombongan Parikesit dengan para Dewa,diantaranya adalah Jogor Manik dan Sang Suratma  .Para dewa kewalahan menandingi kesaktian Sang Hanoman,dan akhirnya diberikanlah petunjuk bahwa parikesit berada di Yamaniloka.

Sesampainya di yamaniloka,juga dihadang oleh Batara Yama,yang tiada lain adalah anak dari bathara Siwa. terjadi juga pertempuran yang sengit antara Hanoman dengan Batara Yama.akhirnya turun Bathara Siwa dan mengijinkan Sang Parikesit untuk bertemu dengan Ayahand anya(Abimanyu),namun dengan syarat tidak boleh berkata apapun kepada Abimanyu.Diperkenankan hanya menghaturkan bakti saja.                                                                                                                               

Struktur Lakon   ”Parikesit Ke Suwaregan

Babak I

Adegan I      :  Sang Parikesit mengutarakan rasa sedihnya kepada Tuwalen

                          Karena Parikesit tidak pernah memberikan rasa bakti kepada

                          Ayahnya.  lalu Parikesit   bersama Tuwalen berembug untuk

      Mengetahui dimana   tempat   bersemayamnya    Abimanyu

(ayah dari Parikesit) tuwalen memberikan jalan untuk menemui Rsi Hanoman.yang berada di gunung Kundalisada pertemuan tersebut berada di balirum kerajaan Hastina pura.

Adegan II :  Perjalanan Parikesit ke gunung Kundalisada,bersama Twalen

Dan Merdah.Lalu sesampai di pasramannya Rsi Hanoman terjadi persilisihan paham antara Parikesit dan Rsi Hanoman.Rsi Hanoman tidak mau memberikan petunjuk  kepada Parikesit di mana tempat ayahnya di semayamkan,dengan alasan seorang Rsi tidak berhak mengungkit – ungkit seseorang yang mati di dalam peperangan.Parikesit murka dan memukul Rsi Hanoman,sehingga Rsi Hanoman berubah kembali menjadi seekor kera.

Adegan III:Hanoman sadar terhadap dirinya,dan mau mengantarkan Parikesit utuk mencari tempat ayahandanya di semayamkan,dan merencanakan akan pergi ke suwaregan. kejadian tersebut masih di pasramannya Sang Hanoman.

Babak II

Adegan I  :  Tibalah rombongan Parikesit  di perempatan suwargan lalu di hadang oleh Sang Suratma dan Bathara Nardha terjadi petempuran sengit antara rombongan Parikesit dan Bathara Nardha.akhirnya dimenangkan oleh rombongan Paikesit lalu Batara Nardha memberikan petunjuk bahwa Abimanyu berada di Yamaniloka.

Adegan II : Sesampainya di Yamaniloka Parikesit di hadang oleh Bathara Yama .terjadi juga petempuran yang sangat sengit.berkat kesaktian Sang Hanoman,Bathara Yama bisa ditaklukan oleh Hanoman

Adegan III: Mendengar di Yamaniloka terjadinya peperangan,Bathara Siwa turun.ternyata Parikesit dan Hanoman ada di sana.lalu Parikesit menyampaikan maksud  dan tujuannya datang ke Yamaniloka. yang tiada lain hanya untuk mencari tempat persemayaman ayahnya guna mengaturkan rasa bhakti terhadap guru rupaka.Bhatara Siwa memberikan ijin untuk bertemu dengan Abimanyu dengan syarat tidak boleh mengutarakan sesuatu apapun,hanya boleh menyembah dan mengaturan rasa bakti saja.

Adegan IV:Bertemulah Parikesit dengan ayahnya yaitu Abimanyu yang pada saat itu masih dalam proses peleburan karma yang di perbuatnya sewaktu masih hidup.Parikesit hanya bisa menyakupkan tangannya untuk mengaturkan sembah rasa bakti terhadap guru rupaka.akhirnya Parikesit merasa lega hatinya dan kembali ke Hastinapura.

 Analisis

Tema

Tema dari  lakon Parikesit ke suwargan adalah   rasa  bakti  seorang  anak terhadap   guru rupaka (orang tua yang melahirkan)  .pengangkatan tema ini tercermin dari          keinginan dan niat yang tinggi dari Sang Parikesit untuk menemui orang tuanya walaupun dengan rintangan yang banyak dan sanggat sulit yaitu sampai pergi ke suwargan.

Amanat

Pesan pesan yang di sampaikan dalam cerita tadi adalah :

a)     Hendaknya kita sebagai manusia,bakti terhadap orang tua merupakan kewajiban pokok di dalam menjalani hidup ini (babak I,adegan I)

b)    Walupun kita menjadi manusia sudah tergolong suci(Rsi), janganlah pernah segan untuk memberikan petunjuk petunjuk moral terhadap umat manusia yang membutuhkan hal tersebut.

c)      Jika itu tidak di jalankan tingkat kesucian.akan menurun(babak I adegan II dan III)

d)    Pesan yg di sampaikan secara menyeluruh dari cerita diatas adalah apapun rintangan dan cobaan yang menghadang,akan bisa kita lewati selama maksud dan tujuan kita tersebut tidak bertentangan dengan Dharma

Alur

Dilihat dari segi mutunya (kualitatif) alur yang dipergunakan dalam cerita diatas adalah alur erat(ketat).karena salah satu di dalam adegan tersebut di hilangkan ,maka keutuhan cerita akan terganggu.contoh : apabila adegan II babak I di hilangkan maka akan terjadi kebuntuan.(parikesit tidak akan mendapat petunjuk dimana tempat persemayaman ayahnya)

Dilihat dari sisi lain tergolong juga alur maju karena jalinan tersebut berurutan dan berkesinambungan dari tahap awal sampai akhir cerita

Penokohan

Tokoh protagonis : jelas di sebutkan bahwa tokoh sentral dari cerita di atas

                                  adalah Parikesit

Tokoh antagonis : yang tergolong tokoh antagonis dari cerita di atas yaitu

                                 Batara Naradha,Jogormanik,Sang Suratma,dan Batara

                                 Yama.karena tokoh tersebut selalu menghalangi tokoh

                               protagonis untuk menjalankan misinya

Tokoh tritagonis : tokoh penengah dalam cerita tadi adalah Hanoman dan

                                Bhatara Siwa.Hanoman tergolong tokoh tritagonis

                                karena Hanoman selaku penghantar peran protagonis

                                untuk mencapai misi yang di jalani

Peran pembantu :  tuwalen juga selaku peran pembantu dalam cerita di atas

                                Karena   Tuwalen   berperan  sebagai  petunjuk  dalam

                                pencapaian misi dari Parikesit(babak I adegan I)

Latar(setting)   :

Lokasi atau tempat kejadian dalam lakon Parikest ke suwargan adalah sebagai berikut :

1)    Di balaerum kerajaan Hastinapura(babak I,adegan I)

2)    Di pasraman Gunung Kundalisada(babak I,adegan II dan III)

3)    Di perempatan Swargan(babak II,adeganI)

4)    Di Yamaniloka(babak II,adegan II,III,dan,IV)

Kesimpulan

           Dapat kami simpulkan dari cerita tersbut adalah kita sebagai manusia haruslah bakti terhadap orang tua,karna di dalam ajaran agama Hindu sudah di jelaskan dalam Catur Guru yang di antaranya bakti terhadap Guru Rupaka.Yang tiada lain adalah orang tua kita sendiri.

Apabila ada seorang anak yang berani terhdap orang tua yang melahirkannya maka siap siaplah untuk terjun di api neraka .karena kutukan dari orang tua akan menyebabkan  kehancuran bagi kita.(contoh: dalam cerita malin kundang)

          Harapan penulis kepada pembaca adalah agar selalu mengutamakan

kewajiban menjadi seorang anak yang berbakti terhadap orang tua(Guru

Rupaka).karena itu akan mengantarkan kita ke jalan kesuksesan

Comments are closed.

Previose Post: