FUNGSI TAJEN PADA UPACARA DEWA YADNYA ATAU YANG DI SEBUT ‘TABUH RAH’

This post was written by ktsudiana on Juli 1, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

    Di dalam upacara dewa yadnya seperti ngenteg linggih di dalam agama hindu ada acara yg di sebut tabuh rah atau tajen, Tajen merupakan Budaya Bali yang dilaksanakan untuk melengkapi upacara keagamaan. Dalam upacara ini ada proses menaburkan 5 warna zat cair yang disebut metabuh. Putih disimbolkan dengan tuak, kuning dengan arak, hitam dengan berem, merah dengan darah, dan brumbun dengan campuran semua zat cair tadi. Darah inilah yang didapatkan dari tabuh rah yang dalam perkembangannya disalah fungsikan menjadi ajang judi sehingga menjadi juditajen. Di Bali belum ada tindakan tegas mengenai hal ini karena bebotoh (penjudi) menjadikan alasan upacara agama sebagai kedok agar dapat beroperasi.

 

Tajen tetaplah judi yang memang harus diberantas. Penyakit masyarakat ini harus kita lenyapkan untuk mencegah dampak negatif tajen seperti banyaknya tanah yang berpindah tangan untuk membayar hutang tajen, meningkatnya tingkat kemiskinan. Hal yang paling buruk dapat terjadi jika tajen tetap dipertahankan. Banyak orang-orang Bali akan kehilangan martabat di tanah kelahiran sendiri bahkan kita akan terusir dari tanah kelahiran sendiri karena terlilit kemiskinan, harta mereka akan digunakan untuk berjudi sehingga semua harta benda yang dimiliki dipertaruhkan di jalan yang justru merugikan ini. Mereka akan jatuh pada kemiskinan, karena judi tidak akan pernah membuat orang kaya malah akan membuat kecanduan. Ini akan berdampak pada generasi muda kita yang akan kehilangan masa depan cerah mereka, padahal mereka mengemban beban untuk memajukan Bali. Apa jadinya jika semua generasi muda kita kehilangan masa depan hanya karena judi yang dilakukan oleh orang tua mereka. Inilah yang menimbulkan dorongan dari berbagai pihak untuk menghapuskan tradisi yang telah dilaksanakan dari zaman kerajaan.

 

Kita tidak dapat melakukan hal tindakan sepihak untuk melarang tajen untuk digelar, melihat kontribusi tajen selama ini. Tajen membuat peternak ayam sangat diuntungkan dengan menjual ayam jago kepada bebotoh , ayam akan dijual lebih mahal dari ayam lain dan di tempat tajen akan terjadi perputaran uang yang sangat cepat antara pedagang dan bebotoh yang pada akhirnya menggerakkan roda perekonomian Bali, terlebih lagi tajen dapat dijadikan sebagai atraksi yang dapat menambah kunjungan wisatawan ke Bali. Tajen juga berperan dalam pembangunan Bali, di beberapa daerah tajen digunakan untuk menggali dana untuk membangun pura. Dengan kontribusi tersebut, desa adat mampu mengurangi ketergantungan terhadap Pemerintah Bali.

 

Pemerintah Bali harus mulai memikirkan cara memanfaatkan budaya yang satu ini dengan baik agar terhindar dari pengaruh negatif. Tajen memiliki nilai positif dan hal-hal yang harus digali dan dioptimalkan oleh pemerintah seperti mengubah tajen yang kerap diwarnai dengan judi dijadikan tajen atraksi yang bernilai budaya, sportivitas Bali, dan permainan khas Bali yang akan menarik perhatian dan memajukan pariwisata Bali.

 

 

 

Walaupun tajen telah terbukti berdampak negatif terhadap kondisi perekonomian masyarakat, namun dibalik semua itu terdapat pula segi-segi positif bagi sebagian masyarakat yang bergelut di dunia tajen tersebut. Bali sebagai tujuan wisata, banyak tamu asing yang kebetulan lewat dan melihat aktifitas tajen, ini mungkin perlu mendapatkan penjelasan yang benar dari pemandu wisatanya. Kalau kita lihat kehidupan dan aktifitas seputar tempat tajen akan banyak dijumpai orang berjualan nasi, kopi, buah-buahan, bakso dan lain-lain. Bebotoh dan penonton menikmati sekali makanan yang dijajakan oleh para pedagang tersebut. Selain pedagang, yang bisa mengais rejeki di tempat tajen adalah tukang ojek, tukang parkir, tukang sapu, dan tukang karcis. Itulah sebabnya, para pembela tajen senang mengatakan bahwa uang yang berputar di tempat tajen tidak lari keluar pulau, melainkan hanya berputar dikalangan masyarakat. Maksudnya barangkali menyindir togel (toto gelap) yang menyedot uang masyarakat dan uang tersebut lari keluar pulau. Untuk memberantas tajen memang sangat dilematis sekali, sekarang kita saja, masyarakat Bali yang harus menilai, apakah tajen ini perlu dilestarikan atau tidak.

Selain itu uang merupakan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan tajen masih eksis di wilayah agama uang memiliki makna simbolik yang sangat kuat baik secara denotatif maupun konotatif .Dalam judi tajen konteks pengertian fungsi simbolik uang tanpa didasari alasan untuk resistensi adat dan resistensi kolektifitas mabanjar ,Dengan melihat budaya Bali termasuk tajen didalamnya yang telah melekat dihati masyarakat sampai sekarang , tentunya merupakan sebuah budaya yang luar biasa tanpa menyalah artikan dan maksud dari tajen tersebut.

 

Bagi sebagian orang Bali tajen adalah bagian dari ritual adat budaya yang identik dengan tabuh rah harus dijaga dan dilestarikan, bagi sebagian orang Bali yang lain, tajen merupakan bentuk perjudian yang harus dihapuskan, karena dianggap tidak sesuai dengan norma-norma dalam agama Hindu-Bali itu sendiri. Maraknya judi di seluruh pelosok Bali disebabkan bukanlah karena umat Hindu di Bali tidak taat beragama, tetapi karena tidak tahu bahwa judi itu dilarang dalam Agama. Judi khususnya tajen sudah mentradisi di Bali. Dampak negatif pariwisata dalam hal ini seolah-olah membenarkan tajen sebagai objek wisata antara lain terlihat dari banyaknya lukisan atau patung kayu yang menggambarkan dua ekor ayam sedang bertarung, atau gambaran seorang tua sedang mengelus-elus ayam kesayangannya. Berjudi juga sering menjadi simbol eksistensi kejantanan. Laki-laki yang tidak bisa bermain judi dianggap banci. Judi juga menjadi sarana pergaulan, mempererat tali kekeluargaan dalam satu Banjar. Oleh karena itu bila tidak turut berjudi dapat tersisih dari pergaulan, dianggap tidak bisa “menyama beraya”. Di zaman dahulu sering pula status sosial seseorang diukur dari banyaknya memiliki ayam aduan. Raja-raja Bali khusus menggaji seorang “Juru kurung” untuk merawat ayam aduannya. Ketidaktahuan atau awidya bahwa judi dilarang Agama Hindu antara lain karena pengetahuan agama terutama yang menyangkut Tattwa dan Susila kurang disebarkan ke masyarakat.

 

Saya mencari informasi untuk membuat artikel ini dari paman saya yang seorang bebpotoh ya itu I GEDE KARI dan dia juga seorang guru agama hindu.

Comments are closed.

Next Post:
Previose Post: