Program pembangunan daerah Bali memberikan perhatian yang cukup besar terhadap bidang kesenian. Usaha-usaha ke arah pembinaan dan pengembangan seni terus ditingkatkan oleh pemerintah daerah didukung seluruh komponen masyarakat. Pembangunan kebudayaan dikembangkan dalam berbagai lini agar dapat memberikan manfaat, baik secara kultural maupun ekonomis. Sebagai implementasi kebijakan tersebut diatas, maka Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Bali mengadakan Pesta Kesenian Bali (PKB). Hajatan budaya yang digelar sejak tahun 1979 ini menampilkan berbagai jenis seni budaya yang ada di Bali.
Bulan: Juni 2014
Musik tentunya tidak dapat dijauhkan dari kehidupan manusia. Biasanya masyarakat menggunakan musik sebagai media hiburan, teman saat belajar, pengiring dalam upacara-upacara adat atau pemujaan, bahkan sebagai bentuk pengungkapan isi hati. Secara umum, musik menimbulkan vibrasi, vibrasi itu menimbulkan stimulasi pada gendang pendengaran. Stimulasi itu ditransmisikan sususan syaraf-syaraf pusat (imbic system) di sentral otak yang merupakan gudang ingatan, lalu hypothalaus atau kelenjar segala sesuatunya untuk mengaitkan musik dengan respon tertentu.
Selain Barong atau Barong and Kris Dance, pertunjukan lain yang mengawali sebagai kemasan pertunjukan wisata adalah Kecak, yang di kalangan wisatawan mancanegara sering mereka sebut sebagai monkey dance. Pertunjukan yang sangat menarik dan unik yang telah hadir sebagai sajian wisata sejak tahun 1930-an ini, sekarang telah menjadi pertunjukan terpopuler kedua setelah Barong di kalangan para wisatawan mancanegara. Nama Kecak sendiri ada bermacam-macam pendapat, yang dikemukakan oleh para pakar pertunjukan Bali. Ada yang mengatakan bahwa nama kecak mengambil suara koor pria yang mengiringi pertunjukan yang diwarnai oleh suara suku kata ‘cak, cak, cak’, yang diungkapkan oleh koor itu berulang-ulang sebagai iringan pertunjukan. Ada juga yang berpendapat, bahwa nama Kecak berasal dari nama seorang patih kerajaan Wirata dari wiracarita Mahabharata yang bernama Kicaka. Patih ini terkenal karena keberaniannya, hingga ketika pulang dari medan perang, ia disambut oleh rakyat Wirata yang mengelu-elukan dengan memanggil-manggil namanya ‘Kicaka, Kicaka, Kicaka’, dan seterusnya.
Sebagaimana halnya masyarakat Bali pada umumnya, seni musik merupakan bagian integral dari kehidupan warga Kota Denpasar terutama warga Hindu Bali. Musik dianggap sebagai tradisi selain karena diwariskan dari generasi, juga karena sifatnya fungsional dan berkaitan dengan falsafah dan pandangan hidup. Hal ini menyebabkan kahidupan musik tradisional sangat subur dan terus berkembang mengkuti dinamika zaman. Pada umumnyamusi-musik tradisional tersebut dipelihara oleh masyarakat melalui berbagai bentuk organisasi yang diayomi oleh banjar, desa adat, dan lembaga-lembaga formal pemerintah.
Komentar Terbaru