Gamelan Sarati

 

GAMELAN SARATI

Oleh
I KadekJanurangga
NIM : 201702048
MahasiswaKarawitan 1B
InstitutSeni Indonesia Denpasar

 

ABSTRAK
Musik Gamelan baru merefleksikan semangat kreatifitas yang telah dilakukan oleh seniman-seniman kini, yang mencoba perpijak kembali kepada akar kultur seraya membuka kemungkinan penciptaan sebebas-bebasnya. Tradisi dipandang bukan hanya sebagai wujud kesenianyang bersifat baku serta tertutup dari eksplorasi inovasi, melainkan dinilai dapat terus dihidupkan melalui interpretasi, kreasi serta panduan dengan langgam kesenian dewasa ini. Hal ini telah pula dilakukan oleh berbaai kreator, baik didalam maupun luar negeri, yang berkeyakinan bahwa lewat usaha-usaha seperti ini maka seni tradisi dapat tumbuh seiring dengan perubahan dan perkembangan tatanan masyarakat. Eksplorasi gamelan bali ke dalam wujud seni kontemporer atau agama music barat sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa seniman, diantaranya Colin Mc Phee dengan komposisinya sekitar tahun 1930, bertajuk “Taboeh Teloe”. Terdapat pula sederetan komponis bali yang mengkolaborasikan instrument music bali dengan music EDM, serta ditampilkan di berbagai festival dan ruang kebudayaan baik didalam maupun luar negeri. Gamelan bali dengan kekhasan musikalnya kini dikenal dan menjadikannya sebagai salah satu bidang seni yang diapresiasi didalam maupun luar negeri.
Gamelan memang sudah menjadi sebuah penemuan Timur, khususnya di Jawa dan di Bali, dalam orkestrasi sebagaimana music barat juga menemukan orkestrasi pada music klasik. Penemuan gamelan sebagai music merupakan sesuatu yang sangat sempurna. Oleh sebab itu, akan menjadi tantangan tersendiri bagi para composer di masa kontemporer dalam memperlakukan gamelan. Mereka harus menemukan sebuah cara atau metode yang mbaru dalam memainkan instrument gamelan. Hampir disetiap orkestrasi kontemporer melibatkan music tradisi, gamelan hanya menjadi instrument penderita. Ia hanya dibutuhkan hanya untuk memberi warna, seolah-olah music kontemporer itu memiliki gayutan yang erat dengan gamelan. Menurut I Wayan Gede Yudane dan Dewa Ketut Alit membuktikan bahwa gamelan bisa dimainkan secara berbeda, tetapi tetap berkiblat pada gamelan dan memberi sentuhan baru, dimana gending atau lagu tidak direspon dengan penayangan video art maebagai tafsiran terhadap suatu komposisi music. Dengan hadirnya Musik Gamelan Baru diharapkan dapat memberikan tawaran penciptaan lainnya, dan semoga dapat mendorong kreasi dan apresiasi anak muda terjadap gamelan secara lebih luas dan berkelanjutan.

Kata kunci : Musik Gamelan Baru, ekspolari, kontemporer, orkestrasi.

PENDAHULUAN
Gamelan Sarati awalnya sudah terbentuk 2006, yang dibentuk oleh I Putu Adi Septa Suweca Putra sebagai pembina, pelatih dan pemilik Gamelan Sarari. Tetapi pada awal terbentuknya Gamelan Sarati belum menggunakan barungan gamelan yang sekarang, melainkan menggunakan gamelan Semarandhana yang dimiliki oleh Br. Padangtegal Mekarsari. Dalam perjalan Gamelan Sarati pernah berganti nama sebanyak 3 kali dari tahun 2006 hinggasekarang. Dari awal terbentuknya, namapertama yang digunakan adalah Gamelan Nata Raja dan pda masa itu masing menggunakan gamelan semarpegulingan, berselang 3 tahun perjalanan, mulai dari tahun 2010 gamelan Nata Raja digganti dengan nama Kryasta Guna dimana pada masa tersebut sudah memiliki gamelan semarandhana. Tidak berselang lama gamelan Kryasta Guna diganti namanya menjadi “Gamelan NataSvara”, dan instrumen yang dimiliki sekarang dengan gaya baru yang dituning langsung oleh pemiliknya dinamakan Gamelan Sarati. Adapun gamelan Sarati sudah pernah pentas di berbagai macam event seperti Bali Spirit Festifal, Ubud Writers and Riders Festifal, Jass Festival, Pesta Kesenian Bali di ArdhaCandra Denpasar , Pekan Komponis Kini di Bentara Budaya Bali, dan sebagai sarana spiritual Ngaturang Ayah di Pura-pura.

PEMBAHASAN

Instrumentasi yang digunakan untuk mengaplikasikan karya ini adalah barungan Gamelan Sarati. Barungan Gamelan Sarati merupakan barungan gamelan Bali yang muncul pada abad ke-21. Barungan gamelan ini khusus dirancang guna memenuhi kebutuhan komposisi musik dan menyikapi tantangan-tantangan global yang akan terjadi di masa depan. Selain itu gamelan ini dibuat oleh penata untuk mencari kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang masih banyak belum terjawab dan terbukti kebenarannya secara konkrit khususnya pada musik gamelan Bali. Barungan gamelan ini terinspirasi dari barungan gamelan Bali tujuh nada yang sebelumnya ada, seperti salonding, semarandhana, gong luang, gambang, dan yang banyak menginspirasi terbentuknya gamelan ini yaitu barungan gamelan salukat yang merupakan hasil pemikiran seorang komponis muda Bali yang bernama Dewa Ketut Alit.
Gamelan ini dibuat pada awal bulan maret tahun 2011 dan selesai dibuat pada akhir bulan november 2014. Masing-masing komponen gamelan dibuat di tempat yang berbeda, bertujuam agar harga dari barungan gamelan ini bisa diminimalisir. Adapun pelawah gamelan ini dibuat di Desa Sayan, Ubud, bumbung gamelan dan bilah pemade, kantilan, calung dan jegog dibuat di Blahbatuh (Pande Sukarta) Sedangkan instrumen pencon dibuat di Desa Tiingan, Klungkung (Pande Lanus).

Adapun inastrumen gamelan yang terdapan dalam Gamelan Sarati :

– 1 pasang kendang pelegongan
– 1 pasang kendang pepanggulan dan
– 1 gendang cetut
– 1 kendang bebarongan
– 1 ceng-ceng ricik
– 1 kajar
– 1 kempli
– 1 klentong
– 4 tungguh pemade (17 bilah)
– 4 tungguh kantilan (17 bilah)
– 2 tungguh calung (13 bilah)
– 2 tungguh jegog (13 bilah)
– 1 tungguh riong (21 pencon)
– 7 buah Gong

ArtiNama Gamelan Sarati

Mengenai arti kata “sarati” dalam nama barungan gamelan ini, pada awalnya penata memang suka dengan istilah kata tersebut. Lalupenatamemberiperspektiftersendirimengenaimakna kata tersebut. Secaraterminologisaratidalambahasasansekertaberartipawang yang artinya orang yang mempunyaikeistimewaankhusus. Begitujugadalambahasasansekerta kata saratiinimerupakangabungandari kata “saras”dan“ti”. Sarasberartimengalirdantiartinyabergerakaktif. Dalamhalinipenatamemaknaiyaitu gamelan iniakanmemilikisifatmengalirdanbergerakaktifdalamberkreativitas. Maksuddaripernyataaniniadalahdalamkontekspenciptaankaryamusik, penataakanterusbergerakaktifuntukmelakukaninovasi-inovasibarusemampunya. Sedangkandalaminstrumentasipadabarunganini, akantidakberhentisampai di sinisaja. Misalnyamengenaisistemtuning, jenistungguhan, dan lain sebagainya, sewaktu-waktuakanberubah. Demikianjugadalamkehidupansosial di Bali istilahsaratidigunakanuntukpenginisialanjurubanten.Dalamhalinipenatamengambilhikmahbahwaseorangjurubantenharusbergerakdenganpenuhkemuliaan. Kaitannyadenganbarungan gamelan iniadalah gamelan saratipenatabuatyaitudenganpenuhsifatkemuliaan yang tulussebagaiwujudkontribusipenataterhadapdunia. Padaselanjutnyapenataakanmenjelaskanpenafsiranindividupenataterhadap kata “sarati” ini.
Sesuaidengantafsirpenataterhadapistilahsaratidalamnamabarungan gamelan ini, penatamemenggal kata-kata tersebutmenjadikan sub divisi. “Sa” dalambahasakawiberartisatu. Selainitujuga “sa” merupakanawalandari kata “sapta” atau “septa” (namapenata) yang berartitujuh. Di sampingitujuga “sa” merupakanawalan yang dipakaiuntuknamapadabarungan gamelan Bali tujuh nada sepertisalonding, semarandhana, dansalukat. “Ra” dalambahasakawiartinyapenghormatan. Sedangkan “ti” dalambahasakawiartinyahari yang jumlahnyahanyaadatujuh. Mengingatlagipernyataan yang tadi di atas, bahwadalambahasasansekerta “ti” artinyabergerakaktif. Jadikesimpulannyamenurutperspektifpenata “Gamelan Sarati” ialah gamelan yang dibuatsebagaiwujudpenghormatanterhadapbarungan gamelan tujuh nada yang ada di Bali sebagaiakaruntukberkreativitasselanjutnya. Perbedaanbarungan gamelan inidibandingandenganbarungan gamelan Bali lainnyaialahsetiapinstrumenpadabarungan gamelan inimemilikiwilayah nada yang lebihluasdansistemtuning yang berbeda.

KESIMPULAN
Gamelan Saratimerupakan gamelan inovasibaru yang hadirdalamranahkarawitanbali yang berkembangdari spirit ensamble gamelan Bali kunosepertiSelonding, Gambang, Gong Luang, danSemarapegulingan. Gamelan iniadalahrefleksidariakar-akar yang kuat di dalam music tradisionalsertaberharapuntukmengakomodasitantangan yang dihadapidalammenciptakanjalanbarudalam music Gamelan Bali. Grup gamelan inifokuspadakarya-karyakontemporer, yang instrument Gamelan Saratimerupakansatu set barungan gamelan baru yang detuning dandidesainoleh I PutuAdi Septa Suweca Putra.

DAFTAR PUSTAKA
Dibia, SST. I Wayan. 1978. “PengantarKarawitan Bali. ProyekPeningkatan/Pengembangan ASTI Denpasar.

BIODATA NARASUMBER

Nama : I PutuAdi Septa Suweca Putra
Alamat : PadangtegalMekarsari, Ubud
Propesi: Komposer

Artikel Gamelan Salukat

Saya berlatar belakang untuk meneliti sejarah gamelan salukat ini karena di dalam gamelan ini sangat banyak terdapat inovasi baru dan merupakan satu-satunya barungan gamelan yang hanya terdapat di Bali, tepatnya di desa pengosekan, Ubud . Gamelan ini diciptakan oleh seorang komponis muda Bali yang namanya sudah menjulang secara internasional, yaitu Dewa Ketut Alit.

Dari persespektif musik, Bali sangat beruntung memiliki musik tradisi gamelan yang sangat kaya dan berbobot tinggi. Kekayaan ini hendaknya dipelihara dengan baik, dijadikan ‘fondasi’ untuk menopang pergerakan-pergerakan musik tradisi itu sendiri kemasa depan yang lebih baik. Ia merupakan penyanggah budaya yang melahirkan karakteristik Bali sebagai daerah yang unik.Warisan tradisi ini tidak muncul begitu saja. Ia lahir dari proses panjang generasi ke generasi dan merupakan pengendapan akibat adanya pertemuan yang cocok antara musik itu sendiri dengan masyarakat pendukungnya. Ada hubungan akar yang sangat kuat melatarbelakangi hingga ia tumbuh menjadi musik yang sangat kuat pula. Seiring dengan perjalanan waktu, dari zaman setelah kemerdekaan sampai memasuki periode reformasi seperti saat ini, dengan melihat fenomena yang ada disadari atau tidak, bahwa sikap diskriminasai terhadap musik gamelan masih terjadi. Gamelan hanya dianggap sebagai media musik yang terbatas. Ia selalu dikaitkan dengan kehidupan tradisi. Itupun dilakukan oleh orang-orang kita sendiri. Gamelan kini sudah mendunia. Ia tidak lagi dibatasi hanya sebagai produk tradisional belaka. Eksistensinya sebagai ciri khas ke-Indonesiaan telah mengantarkan bangsa ini ketempat yang lebih bermatabat di dunia internasional. Ia tidak hanya sebatas mampu menembus sekat-sekat budaya timur dan barat, akan tetapi dengan lebih elegan telah tumbuh menjadi kekuatan baru yang sudah semestinya disadari dengan memberikan perhatian yang lebih serius dan berkesinambungan. Kehadiran karya-karya baru yang tetap memperjuangkan prinsip-prinsip kemandirian dan bersifat original adalah sangat diperlukan sebagai penyeimbang dari perspektif yang berbeda sehingga muncul lebih banyak pilihan yang merupakan sumbu yang sangat relevan untuk merangsang serta mendewasakan aspresiasi masyarakat sebagai penikmat, pelaku dan penilai seni. Musik gamelan Bali akan secara elegan hidup berdampingan di atas kesetaraan dan bergelora sebagai musik yang mandiri di tengah-tengah musik global yang tiada batas. Ini merupakan salah satu faktor penyebab dibuatnya barungan “Gamelan Salukat”, sekaligus dengan penciptaan komposisi-komposisi karya musik baru dengan menggunakan barungan tersebut sebagai media ungkap.

“Salukat”, dalam arti kata “Salu” artinya rumah dan “Kat” artinya melebur atau menyucikan kembali. Artinya dalam konteks ini, rumah merupakan tempat pergi dan kembalinya orang untuk melaksanakan segala kreativitas dalam konteks berkeluarga. Jika dijabarkan juga sesuai dengan arti kata yang lain, “Sa” = Selonding, “Lu”= Luang, “Kat”= menyucikan kembali. Sehingga selonding, gong luang, merupakan jenis gamelan yang disakralkan di Bali sesuai dengan konteksnya. Kata ini ditemukan oleh beliau pada saat beliau melukat di salah satu pura yang terdapat air mancur atau pancoran di sebuah desa di Bali, yang bernama desa Kramas. Pura atau pancoran ini dinamakan “PURA SLUKAT”, yang katanya barang siapa yang melukat pada pacoran ini atau nunas tamba pada pura ini, bahwa diyakini segala wabah penyakit akan sembuh dan itu sudah dibuktikan oleh beliau sendiri. Lalu setelah mengamati secara cermat “PURA SLUKAT” tersebut, beliau membuat sebuah komposisi musik gamelan di Jepang yang diberi nama “SLUKAT”. Oleh ketertarikan beliau dengan kata tersebut, akhirnya barungan gamelan beliau dinamakan “Salukat” bukan “Slukat”. Gamelan Salukat dirancang dan dibuat pada tahun 2004. Kemudian gamelan ini selesai pada tahun 2006. Lalu mulai membuat group gamelan (sekeha) yang juga bernama “Salukat” pada tahun 2007. Kemunculan gamelan ini disebabkan oleh senangnya beliau terhadap sifat yang eskprimental atas dasar pertimbangan dalam konteks gamelan Bali, banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dengan pasti. Selain itu juga, ide diciptakan barungan gamelan ini, beliau sangat suka berkomposisi dengan menggunakan gamelan 7 nada. Sebelum adanya barungan gamelan ini, gamelan yang menggunakan laras pelog 7 nada telah ada. Misalnya barungan gamelan semarandhana, semar pegulingan, selonding, gong luang dan lain sebagainya. Tetapi menurut beliau, jika berkomposisi menggunakan barungan tersebut, beliau merasa terbatas dan kurang puas. Oleh karena nada-nadanya hanya terdiri dari satu oktaf , kecuali patutan selisir yang terdapat dalam barungan gamelan semarandhana.

Barungan gamelan salukat ini dimainkan oleh 30 orang penabuh. Itu juga tidah harus berjumlah segitu. Tergantung juga dalam kebutuhan berkomposisi. Kalau dilihat dari wujud fisiknya, barungan gamelan ini sangat minimalis tetapi berisi. Maksud dari berisi ini, barungan ini mempunyai banyak makna dan maksud tertentu yang mempunyai alasan yang edukatif. Bentuk tungguhan pada barungan gamelan ini tidaklah sama seperti halnya bentuk tungguhan yang sudah lumrah pada gamelan Bali. Bentuk tungguhan gamelan ini simple dan praktis untuk di bawa kemana-mana. Tetapi meskipun bentuk tungguhan barungan ini kecil, tidak ada sedikitpun berpengaruh terhadap suara gamelan. Yang anehnya juga tuning pada gamelan ini khusus untuk pemade, ngumbang isepnya dibagi menjadi empat dimensi, yang di bali biasanya hanya 2 dimensi. Tujuannya adalah pada barungan gamelan ini lebih banyak mengacu pada sistem bunyi. Disamping itu juga dalam barungan gamelan ini, menggunakan 5 gong dan 2 kempur. Maksudnya dalam logika matematika, 5 + 2 = 7. Ini menunjukan bahwa gamelan ini berlaras 7 nada, tetapi gong atau kempurnya tidak dituning secara pasti sesuai dengan nada gamelan. Hanyalah dicari dimensinya saja, agar menimbulkan getaran atau suara yang diinginkan.

Adapun instrument yang terdapat pada barungan “Gamelan Salukat” yaitu terdiri dari :

4 tungguh pemade yang daunnya berjumlah masing-masing 14 bilah
4 tungguh kantilan yang jumlah daunnya masing-masing berjumlah 14 bilah
2 tungguh calung yang jumlah daunnya masing-masing berjumlah 11 bilah
2 tungguh jegog yang jumlah daunnya masing-masing berjumlah 11 bilah
1 tungguh ugal yang jumlah daunnya 14 bilah
1 tungguh reong yang jumlah penconnya 17.
1 buah kajar
1 buah kempli
1 buah cengceng ricik
1 tungguh gambang
5 gong dan 2 kempur
Beberapa buah kendang yang terdiri dari kendang gegupekan, palegongan, jedugan dan lain sebagainya (tergantung kebutuhan komposisi
8 buah suling
1 buah rebab
Ini merupakan gamelan yang mempunyai sifat evolusioner dan radikal. Dalam barungan gamelan ini, bisa dimainkan berbagai jenis lagu (gending) dari jenis repertoar musik yang ada di Bali. Misalnya gending-gending yang ada dalam barungan gamelan selonding, gong luang, angklung, gong gede, semar pegulingan, bebarongan, semarandhana dan lain sebagainya bisa dimainkan di dalam barungan Gamelan Salukat ini. Gamelan ini sungguh enerjik, baik dilihat dari konteks komposisi dan instrumentasinya.

Berikut karya-karya komposisi yang lahir dari Gamelan Salukat ini antara lain :

v Salju

v Aes

v Murwe Daksina (Persimpangan Jalan)

v Salugambuh

v Pangenter Alit

v Semesta

v Ginetik

Demikianlah sejarah Gamelan Salukat yang saya peroleh dari hasil diskusi dan wawancara langsung pada hari selasa malam, tanggal 2 oktrober 2012, dengan narasumber sekaligus pencipta dan pendiri Gamelan Salukat ini yang bernama Dewa Ketut Alit. Apabila dalam hal ini ada yang tidak berkenan, saya memohon maaf

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!