Bali yang merupakan pintu gerbang utama seni di Indonesia, bisa dipastikan sangat merangsang perkembangan seni pertunjukannya. Maka tidak mengherankan apabila sebelum Indonesia menggalakan seni pertunjukan  saja, seorang pakar etnomusikologi dari Amerika yang bernama Mantle Hood, menjuluki Bali sebagai “sorga dari dunia seni”. Demikian juga yang mendorong seorang seniman asing yang tinggal di Bali cukup lama, pada tahun 1930-an menganjurkan kepada seniman desa setempat untuk mengemas pertunjukan khusus buat kesenian pertunjukan. Kemasan yang pada umumnya diciptakan dengan penuh rasa pengabdian kepada adapt (masyarakat) dengan tata panyajian sesuai alam Bali.

Tidak biasa dipungkiri bahwa akhir-akhir ini seni pertunjukan  mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama dari segi kwantitas serta mengalami posisi yang kuat dalam industri kalangan pada seni pertunjukan. Hal ini juga terlihat banyaknya grup-grup atau kelompok kesenian yang ada, entah itu termasuk sekhe, sanggar, dan atau kelompok kesenian sesaat yang menangani seni pertunjukan.Contohnya dalam melayani permintaan kalangan industri pariwisata, biasanya pelaku seni pertunjukan, anggaran dan juga personilnya. Dari keterkaitan ini, akhirnya berdampak pula kepada instruman musik yang digunakan.

Gong Kebyar adalah salah satunya ensambel yang banyak digunakan dalam seni pertunjukan. Kompleksitas dan keunikan yang dimiliki Gong Kebyar merupakan alasan mengapa Gong Kebyar dapat berinteraksi dengan seni pertunjukan.

Dampak positif dan negative seni pertunjukan terhadap perkembangan Gong Kebyar

  • Dampak Positif

Dunia seni memang menawarkan beberapa kesempatan untuk terlibat didalamnya, baik sebagai karyawan maupun sebagai pengisi disetiap acara-acaranya. Disini keberadaan dunia kesenian sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan memperoleh kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi penduduk pribumi. Dalam hal ini salah satu kesempatan tersebut adalah mengisi acara pertunjukan pada setiap event-event yang diadakan. Keberadaan seni pertunjukan memang saling memerlukan dengan seni pertunjukan khususnya di Bali. Kalau diibaratkan bagaikan dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

Khususnya Gong Kebyar dalam kaitannya dengan seni pertunjukan memang sangatlah erat. Karena disetiap pertunjukan seni selalu kita jumpai baik dalam konser musik maupun untuk mengiringi tarian. Hal ini juga menyebabkan banyaknya timbul sekee atau sanggar-sanggar Gong Kebyar diBali. Dan yang paling menggembirakan adalah generasi muda sudah mulai berminat untuk mempelajari gending-gending Gong Kebyar.

  • Dampak Negatif

Seni pertunjukan Bali memang sangat disukai dan digemari oleh penduduk asli serta orang asing pula yang berniat tentang seni. Hendaknya generasi muda Bali yang bergelut di bidang kesenian menyadari betul hal tersebut dan tanggap atas segala tindakan, perubahan situasi, dan perkembangan era globalisasi

Royalty yang diterima para seniman juga berdampak pada pertunjukan Gong Kebyar. Biasanya pertunjukan gong kebyar yang lengkap melibatkan lebih dari 25 (dua puluh lima) penabuh. Dalam kasus-kasus tertentu, kadang-kadang hanya dimainkan setengah saja dari insrumen yang ada. Bahkan dalam kasus-kasus khusus, instrument yang dipergunakan lebih kecil lagi (lebih sedikit/hanya beberapa instrument), dengan jumlah 9 – 15 penabuh.

Hal ini sering dirasa sangat mengganggu dalam proses berkesenian, apalagi dalam menyajikan karya-karya yang telah ada pelaku seni sering tidak mempertimbangkan mutu dari sajiannya, dan terkesan asal jalan. Dari kasus-kasus tersebut diatas, kiranya dapat dijadikan renungan untuk kita semua guna menjaga dan melestarikan kesenian Bali khususnya Gong Kebyar dan menjaga hubungan baik Gong Kebyar dengan dunia pariwisata.

Diringkas dari buku: gong kebyar (perubahan dan keberlanjutan tradisi gong kebyar)