BHAGAWADGITA

This post was written by indrakesumajaya on April 24, 2012
Posted Under: Tulisan

Judul buku : Bhagawadgita ( Pancama Veda )

Oleh           : G. Pudja MA. SH

Penerbit     : Penerbit Paramita Surabaya 1999

Bhagawadgita adalah bagian dari Mahabrata yang termasyur, dalam bentuk dialog yang dituangkan dalam bentuk syair. Dalam dialog ini, Kresna, Keprebadian Tuhan Yang Maha Esa adalah pembicaraan utama yang menguraikan ajaran-ajaran filsafat vdanta, sedangkan Arjuna, murid langsung Sri Kresna yang menjadi pendengarannya. Secara harfiah, arti Bhagavat-gita adalah “ Nyanyian Sri Bhagawan” ( Baga= kehebatan sempurna, van = memiliki, Bhagavan = memiliki kehebatan sempurna, ketampanan sempurna, kekayaan yang tak terbatas, kemasyuran yang abadi, kekuatan yang tak terbatas, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidak terikatan yang sempurna, yang dimiliki sekaligus secara bersamaan)

Syair ini merupakan inter polasi atau sisipan yang dimasukan kepada “ Bhismaparwa”. Adegan ini terjadi pada permulaan Baratayuda, atau perang di Kurukshetra. Saat itu Arjuna berdiri di tengah – tengah medan perang Kurukshetra diantara pasukan Korawa dan Pandawa. Arjuna bimbang dan ragu-ragu berperang karena yang dilawannya adalah sanak sodara, teman-teman dan guru-gurunya. Lalu Arjuna diberikan pengetahuan sejati mengenai rahasia kehidupan (spiritual) yaitu Bhagawadgita oleh Kresna yang berlaku sebagai sais Arjuna pada saat itu.

Adapun sloka yang disebutkan di Bhagawadgita :

Sloka I – 15

Pancajanyam hrsikeso

Devadattam dhananjayah

Paundram dadhmau maha-sankham

Bima-karma vrkodarah

 

Artinya :

Krsna meniup terompet pancajanya dan arjuna meniup terompet devadatta. Bima yang tingkahnya menakutkan galak bagaian serigala meniup terompetnya yang hebat,Paundra.

Nama pancajanya mungkin mengandung arti simbolis yang ada kaitannya dengan ajaran Samkhya  ( Rasional ) mengingat peranan dan fungsi. Krsna sebagai penasehat pandawa yang dinilai bersikap pandangan yang rasionalis. Terompet Arjuna yang disebut Devadatta mungkin ada hubungannya dengan ajaran Weda.

Disini, dari pihak pandawa juga menyambut tantangan bertempur itu juga dengan meniup terompet karangnya masing-masing,yang merupakan terompet-terompet surgawi,dengan suara yang mendirikan bulu roma.

Sloka II – 16

Anantavijayam raja

Kunti-putro yudhisthirah

Nakulah sahadevas ca

Sughosa-manipuspakau

Artinya :

Putera kunti, prabu Yudhisthira meniup terompet anantavijaya, sedangkan nakula dan sahadewa meniup terompet sughosa dan manipuspaka

Yang dimaksudkan dengan anantavijaya adalah kemenangan abadi,jadi pada saat Yudhisthira meniup terompet anantavijaya diharapkan kemenangan abadi akan dicapai dengan keluarnya semangat yang berkobar seiring suara terompet itu dibunyikan.

Dan nakula meniup terompet Sughosa, Sughosa disini diartikan suara nan menakutkan.jadi pada saat Nakula meniup terompet Sughosa diharapkan agar mental musuh semakin tertekan karena mendengar suara terompet Sughosa tersebut.

Sahadewa meniup terompet Manipuspaka,berfungsi agar pandawa diselimuti dalam ketenangan.karena disini Manipuspaka diartikan kecerahan atau ketenangan.

Comments are closed.

Next Post: