Archive for April, 2018

NYONGKOLAN (Tradisi Adat Lombok)

Minggu, April 15th, 2018

Beberapa ritual keagamaan maupun ritual adat di pulau Lombok seringkali mengundang perhatian para wisatawan, seperti bau nyale, pujawali, perang topat atau presean. Salah satunya yang paling menarik menurut para wisatawan adalah Ritual atau Tradisi nyongkolan. Nyongkolan adalah sebuah tradisi lokal di Lombok, dimana sepasang pengantin di arak beramai-ramai seperti seorang raja menuju rumah / kediaman sang pengantin wanita. Arak-arakan ini selalu diiringi dan diramaikan dengan beraneka tetabuhan alat musik tradisional dan kesenian khas suku Sasak. Tujuannya agar para warga sekitar mengetahui bahwa pasangan pengantin tersebut sudah menjadi sepasang suami istri yang sah.

Saat pelaksanaan tradisi nyomgkolan ini,  arak-arakan pasangan pengantin didampingi oleh dedare dedare dan terune terune sasak, juga ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, atau pemuka adat beserta sanak saudara berjalan mengelilingi desa. Peserta iring-iringan tersebut haruslah mengenakan pakaian khas adat suku Sasak, untuk peserta wanita menggunakan baju Lambung (kadang-kadang juga menggunakan baju kebaya), kereng nine / kain songket (sarung khas Lombok), sanggul (penghias kepala), anting dan asesoris lainnya. Bagi pengiring laki-laki menggunakan baju model jas berwarna hitam (atau variasi) yang dijuluki tegodek nongkeq, kereng selewoq poto (sarung tenun panjang khas Lombok) dan capuk (ikat kepala khas Lombok).

Dalam tradisi nyongkolan, kedua pengantin diibaratkan seperti seorang raja dengan pasangan permaisuri-nya yang diiringi oleh para pengawal dan dayang-dayang istana. Beberapa dari mereka biasanya membawa sebuah hantaran seperti hasil kebun, sayur mayur, ataupun jenis buah-buahan yang akan dibagikan pada penonton, kerabat dan tetangga mempelai perempuan nantinya. Dalam ritual khas pernikahan suku Sasak Lombok, nyongkolan merupakan bagian kecil ritual yang harus dilakukan oleh kedua mempelai.

Untuk memeriahkan acara nyongkolan, biasanya diiringi dengan tabuhan tabuhan gendang beleq khas Lombok, atau sejenis musik rebana dengan lagu lagu daerah Lombok disertai penari dengan pakaian khas tari. Jika sang pengantin merupakan kaum ningrat atau bangsawan, iring-iringan nyongkolan pastinya dilengkapi dengan gendang beleq dan pasukan berani mati yang berkostum seperti prajurit jaman dulu kala. Tidak hanya itu, rudat sebagai kesenian dari Timur Tengah dengan menampilkan berbagai gerakan pencak silat juga ikut meramaikan tradisi nyongkolan khas sasak ini.

Uniknya, ada mitos dan kepercayaan yang masih dipegang oleh warga suku Sasak terkait dengan nyongkolan ini. Menurut kepercayaan lama yang masih berkembang dan turun temurun, jika tradisi nyongkolan tidak digelar setelah prosesi akad nikah sang pengantin, maka rumah tangga sang pengantin tersebut biasanya tidak akan bisa bertahan lama atau keturunan dari pasangan pengantin ini biasanya akan terlahir dalam kondisi cacat fisik. Belum ada yang bisa mengkonfirmasi kebenaran mitos ini, namun yang pasti hingga kini nyongkolan masih terus dilaksanakan dan tak jarang bisa menjadi pemicu utama kemacetan ruas-ruas jalanan di Pulau Lombok.

Jika Anda sedang berlibur ke Pulau Lombok, terutama akhir pekan, bisa jadi akan menemui beberapa ruas jalan yang sedikit macet dan ramai karena prosesi nyongkolan ini. Tradisi ini sampai saat ini masih dilaksanakan dan tentunya sangat menarik untuk anda abadikan. Apalagi masing masing iring-iringan nyongkolan ini memakai baju adat khas Sasak serta tari-tarian tradisional yang menarik. Jika Anda seorang Photographer atau hoby photo-photo, anda akan mendapatkan banyak sudut atau angle yang menarik dari berbagai macam seni dan iring-iringan nyongkolan ini. Semoga tradisi nyongkolan di Lombok ini bisa menjadi salah satu pelengkap liburan Anda ke Lombok, selain beberapa destinasi wisata alam yang menarik di Lombok seperti Gunung Rinjani, Bukit Malimbu, Pantai Senggigi atau pun pantai Selong Belanak di Lombok Tengah.

Lagu-lagu Tradisional Daerah Lombok

Senin, April 9th, 2018
  1. kembang mawar

kembang mawar le julun jendela

berinjok injok ta tiup angin

ambe jengeh tame

tipaq angina

kembang mawar

sembang setaman

ginku siram kelemaq

ketian mawar

abang selemor ate susah.

  1. Lalo berguru

Enteh  batur  ta pada berguru

Ngengarang nenulis selapuq

Leq batur siq kumpul beriuq mufakat siq perlu

Becat becat semeton betangkong bebendeng

Batur becat becat dateng

Nine mame selapuq.

  1. Gelung prade

Gelung prade gonjer sutra menah tandung

Penoq dada ima ane emas selaka

Begonjeran beriringan

Raden ayu atas sinja geperaja

Sabuk mengenditar

Patut jeneng serta gepayasan

Mule jati saq ta paran

Penebak desa

Begonjeran beriringan nungsang

Sunja jejelukan sekerdiu.

  1. Angin alus

Ado anakku masmirah

Buaq ate kembang mate

Mule tulen ku bantelin

Sintung karing salon angina

Berembe bae side dende

Jangke ngene

Kembang mate kelepangna isiq angin

Laguk temoh side dende

Mauq bedait malik.

  1. Kadal nongaq

Kadal nongaq leq kesambiq

Benang kataq setakilan

Ado denden mun cempake

Siq kembang sandat

Saq sengake jari sahabat

Teajar onyak ndeq na matiq

Kene rasak kenjarian

Ado denden mun cempake

Siq kembang sandat

Saq sengke jari sahabat.

  1. Tegining teganang

Leq jaman laeq araq sopoq cerita

Inaq tegining amaq ta ganang arenne

Pegaweane ngarat sampi leq tengaq rau

Sampi sai takujang kujing leq tengaq rau

Inaq tegining amaq ta ganang epene

Ongakat dengan tegining  taganang  lueq cerite

Ngalahindatu siq beleq beleq ongkatna.

 

Hari Raya Tumpek Wayang

Senin, April 9th, 2018

Rerainan merupakan istilah dari perayaan pemuja kepada Bathara bagi umat Hindu khususnya di Bali. Ada rahinan menurut wuku atau pawukon dan menurut sasih. Rerahinan menurut sasih merupakan rerahinan yang jatuhnya setahun sekali menurut sasih yang ada di Bali, sedangkan rerahinan menurut pawukon jatuh pada wuku-wuku tertentu, yang dimana terdapat 30 wuku dalam system kalender bali.

Disetiap wuku memiliki hari yang unik, khususnya untuk melakukan hari pemujaan. Jika rerahinan itu jatuh pada hari Sabtu maka sudah pasti disebut dengan Tumpek. Salah satu rerahinan Tumpek adalah Tumpek Wayang. Dimana konon Tumpek Wayang itu dianggap seram, karena umat Hindu di Bali yakin pada rahinan ini Bhatara Kala turun ke Bumi mencari mangsanya yaitu orang-orang yang lahir pada hari Tumpek Wayang tersebut. Tata cara maupun upakaranya memiliki khasnya sendiri. Bahkan diadakan pewayangan untuk rahinan ini. Namun yang lebih penting adalah rentetan dalam pelaksanaan Tumpek Wayang itu sendiri. Dimana sebelum Tumpek Wayang dilaksanakan ada yang namanya Kala Paksa.

  • Makna Hari Suci Tumpek Wayang

Upacara Tumpek Wayang jatuh setiap 6 bulan (210 hari) sekali menurut kalender Bali jatuh pada Hari Sabtu/Saniscara Kliwon Wuku Wayang.

Di Bali pada khususnya ada sebuah cerita yang mengatakan bahwa jika ada anak yang lahir bertepatan pada wuku Wayang yaitu hari yang dianggap keramat. Warga Bali meyakini bahwa yang dilahirkan pada hari tersebut patut diupacarai lukatan (ruatan) besar yang disebut sapuh leger. Ini dimaksudkan agar anak tersebut terhindar dari gangguan (buruan ) Dewa Kala.

Menurut Lontar Sapuh Leger dan Dewa Kala Batara Siwa memberi izin kepada Dewa Kala untuk memangsa anak yang dilahirkan pada wuku Wayang (cf. Gedong Kirtya, Va.645). Atas dasar isi lontar tersebut masyarakat di Bali patutlah berusaha mengupacarainya dengan didahului mementaskan Wayang Sapuh Leger demi keselamatan anak tersebut.

Tumpek Wayang juga bermakna “Hari Kesenian”  karena itu secara ritual diupacarai berbagai jenis kesenian seperti: wayang, barong, rangda, topeng, gelungan, dan segala jeni gamelan yang ada di Bali.

Tumpek Wayang itu sendiri merupakan tumpukan dari waktu-waktu transisi dan hari itu jatuh pada Sabtu/Saniscara Kajeng Kliwon, Wayang. Saniscara merupakan hari terakhir dalam perhitungan Saptawara, Kajeng adalah hari terakhir dalam perhitungan Triwara, dan Kliwon merupakan hari terakhir dalam perhitungan Pancawara. Sedangkan Tumpek Wayang adalah tumpek terakhir dari urutan enam tumpek yang ada gdalam siklus kalender pawukon Bali.

Tumpek Wayang merupakan menifestasinya Dewa Iswara yang berfungsi untuk menerangi kegelapan, memberikan pencerahan kehidupan didunia, serta mampu membangkitkan daya seni dan keindahan. Tumpek Wayang merupakan cerminan dimana dunia yang diliputi kegelapan, manusia oleh kebodohan, keangkuhan, keangkara murkaan. Oleh sebab itu Siwa pun mengutus Sanghyang Samirana turun kedunia untuk memberikan kekuatan kepada manusia yang nantinya sebagai mediator dalam menjalankan aktifitasnya.

  • Fungsi dan Tujuannya dalam Agama Hindu

Fungsi dilaksanakannya upacara pada hari Tumpek Wayang  ini adalah untuk menerangi manusia dari kegelapan, memberikan pencerahan kehidupan didunia, serta mampu membangkitkan daya seni dan keindahan.

Dalam umat hindu, Fungsi dilaksanakan Sapuh leger yaitu untuk menjauhkan orang yang lahir pada hari tersebut dari bahaya dan malapetaka.

MUSIK BARAT

Senin, April 9th, 2018

Musik Barat yang berkembang dan populer di indonesia telah banyak mempengaruhi bangsa kita karena penyebarannya secara global, sehingga musik diatonis sering dijadikan media untuk berbagai kepentingan, antara lain; pendidikan, hiburan, politik, agama, kesehatan, dsb.

UNSUR-UNSUR MUSIK BARAT
Unsur-unsur music barat secara umum yaitu:

1. Irama dan matra
Irama dalam music pop atau kontemporer sering disebut stail, tradisi, idiom, atau corak (genre). Dalam music pop moderen, irama mencangkup country, folk, waltz, rook‘n roll, samba, salsa, dasko, dll. Ia juga mencangkup fusi atau peleburan berbagai corak pop seperti contry-rook, jazz-rook dan latin-disco.
2. Atmosfir
Atmosfir adalah lingkungan disekitar suatu nyanyian.
3. Suasana hati
Bagaimanakah perasaan anda yang tengah menyayikan suatu lagu tertentu biasanya nyayian tersebut mencerminkan suasana hati seseorang.
4. Pesan
Biasanya terdapat pesan dari nyanyian yang dinyayikan oleh penyayi tersebut.

Unsur-unsur music barat secara khusus yaitu
1. Lirik
Lirik adalah kata-kata atau syair lagu. Perbedaan pesan dan lirik yaitu pesan adalah apa yang anda katakana melalui suatu nyayian atau lagu, sedangkan lirik adalah bagaimana cara penyayi dalam menyampaikan pesan melalui nyayiannya

2. Melodi
Unsur ini adalah gabungan dari rangkaian tingginada (pitch dan ritme) rangkaian tinggi nada dan ritme ditandai oleh rangkaian not dan tanda diam dengan bermacam-macam nilai.

CONTOH ALAT MUSIK BARAT:

1. TAMBORIN
Tamborin adalah alat music perkusi yang dimainkan dengan cara di goyangkan. Tamborin berasal dari Eropa, namun memiliki kemiripan dengan alat music sejenis yang ditemukan di Cina dan Asia Tengah. Tamborin terbiuat dari bingkai kayu bundar yang dilengkapi dengan membrane pelapis dari kulit sapi atau plastic. Tamborin memiliki beberapa simbal atau kerincing logam kecil di sekeliling bingkainya yang akan mengeluarkan bunyi bergemerincing bila alat music ini di goyangkan. Tamborin biasanya dimainkan dengan cara di pegang secara vertical dan digoyangkan dengan salh satu tangan disertai tabuhan pada membrane kulit dengan menggunakan tangan lainya.

2. AKORDEON
Akordeon adalah alat music sejenis organ. Akordeon ini ditemukan oleh C.F.L. Buschmann dari Berlin, Jerman. Acordeon ini relative kecil dan dimainkan dengan cara di gantungkan di badan.

3. SIMBAL
Simbal adalah sebuah alat music yang telah dimainkan sejak jaman kuno alat music ini dimainakn dengan cara dipukul. Jenis alat music itu juga disebut perkusi. Pembuat simbal terkenal dari Turki.

4. FLUTE
Flute berasal dari Slovenia. flute merupakan salah satu instrument yang achievement-nya tidak dapat langsung diperoleh sebagai mana instrument lainnya. Flute merupakan alat music tiup yang termasuk dalam keluarga woodwind. Alat music ini terbuat dari logam namun ada juga yang terbuat dari kayu. Flute memiliki karakter suara yang lembut dan mempunyai timber suara yang sangat variatif.

Tari Baris Keraras

Senin, April 9th, 2018

Bali banyak memiliki destinasi seni yang patut dilestarikan. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk dapat melestarikan seni budaya yang kita miliki adalah dengan melaksanakan upacara ritual di Pura. Dalam pelaksanaan upacara yadnya segala unsur seni akan terlibat di dalamnya. Termasuk seni sakral yang kini hampir dipandang sebelah mata oleh para generasi muda karena keberadaanya semakin tidak terlihat. Padahal sebenarnya seni sakral sangat penting untuk dijaga keberadaannya karena merupakan bagian dari prosesi ritual.
Prosesi ritual adalah rangkaian proses yang berkaitan dengan penyelenggaraan ritual. Penyelenggaraan ritual dalam agama hindu memiliki rangkaian tersendiri. Rangkaian upacara tersebur, prosesi sakral itu banyak melahirkan jenis kesenian baik seni rupa, seni suara, dan seni tari. Masyarakat Bali mewarisi beragam jenis kesenian, mulai seni yang bersifat profan hingga seni yang bersifat sakral. Kesenian profan atau kesenian bukan sakral bisa disewa. Mengingat pentingnya peranan seni sakral dalam kehidupan keagamaan maka sangat perlu diteliti tentang makna asal-usul keberadaan seni sakral tersebut.
Di Bali kesenian sakral ini sangat erat kaitannya dengan upacara keagaaman, karena kesenian ini misalnya tari dan tabuh sakral banyak dipentaskan dalam upacara keagamaan. Maka dari itu, kesenian sakral misalnya tari disebut tari wali. Dalam beberapa dekade belakangan ini, terdapat sejumlah kesenian Wali yang sudah punah dan ada pula yang sudah mengalami perubahan fungsi, misalnya dari sajian upacara keagamaan kini dipentaskan untuk komoditi pariwisata.
Salah satu tari sakral yang masih banyak dipentaskan dalam rangkaian upacara keagaaman dan juga sering dipertunjukan sebagai kepentingan hiburan adalah tari Baris. Diantara sekian banyak Tari Baris baik Baris wali maupun Baris bebalihan, terdapat salah satu tari Baris Wali yang tidak dimiliki oleh daerah manapun kecuali daerah Mengwi. Tari ini dinamakan Tari Baris Keraras. Tari ini merupakan salah satu jenis Tari Baris wali yang masih tetap dijaga kelestariannya hingga kini. Tari Baris Keraras biasanya dipentaskan saat Piodalan di Pura Taman Ayun Mengwi.
Dipentaskannya tari ini pada saat Piodalan Pura Taman Ayun tentu memiliki nilai religius dan keterkaitan terhadap pelaksaan upacara di Pura Taman Ayun. Namun, nilai tersebut belum banyak diketahui oleh masyarakat Mengwi secara umum. Maka dari itu, disusunlah sebuah penelitian tentang tari Baris Keraras tersebut. Penelitian ini akan menganalisis prosesi dan fungsi dalam pementasan Tari Baris Keraras. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang fungsi dan nilai pendidikan agama dari pementasan tari Baris Keraras sehingga menumbuhkan rasa kepada masyarakat luas untuk tetap menjaga kelestarian salah satu tarian sakral yang terdapat di Pura Taman Ayun tersebut.