Skip to content


Pupuh 31 Negarakertagama dan Seni Pertunjukan

1. ri sahnira sakeɳ kta meweh ikaɳ swabhrtyaniriɳ, bañu hnin ikanaɳ hawan / wki dataɳ ri sampora sök, muwah ri dalman / tke wawaru riɳ binor hop / glisan, gban krp i glam / tke kalayu rajakaryyeniwö.

2. ikaɳ kalayu darmma sima sugatapratistapagöh, mahottama sujanma wandu haji saɳ dinarmmeɳ danu, nimittan i pakaryya karyya haji darmmakaryyadika, prasidda mamgat sigika wkas i sudarmmenulah.

3. ikaɳ widi widana sakrama tlas / gnep sankepan, makadyan upabhoga bhojana halp nikanopama, amatyagana samyasanghya çagiri dataɳ riɳ sabha, mrdanga padahatri megeliglan mahinan dina.

4. narendra ri huwusni karyyanira sestani twas ginöɳ, asiɳ sakapark / (105a) pradeça pinaran danondok dateɳ, piraɳ wni lawasnirerika pararttha mangöɳ sukha, surupa bini hajy ulihnira wiçesa kanyanulus.

5. ri sahnira sakeɳ kalayw i kutugan kahenwalaris, ri khebwan agen aglis engal amgil / ri kambaɳ rawl, sudarmma sugatapratista racananya çobhah halp,anugraha nareçwara san apatih pu naladika.

6. haturhatur i saɳ patih lwu halpnikanindita, byatita panadah narendra rikanaɳ prabhatocapen, umankat ahawan / ri halses i ba raɳ ri patuñjunan, anunten i patentenan tarub i lesan asrwalaris.

Terjemahan

  1. Keta      telah ditinggalkan. Jumlah pengiring makin bertambah. Melintasi Banyu      Hening, perjalanan sampai Sampora. Terus ke Daleman menuju Wawaru,      Gerbang, Krebilan. Sampai di Kalayu Baginda berhenti ingin menyekar.
  2. Kalayu      adalah nama desa perdikan kasogatan. Tempat candi makam sanak kadang      Baginda raja. Penyekaran di makam dilakukan dengan sangat hormat. “Memegat      Sigi” nama upacara penyekaran itu.
  3. Upacara      berlangsung menepati segenap aturan. Mulai dengan jamuan makan meriah      tanpa upama. Para patih mengarak Sri Baginda menuju paseban. Genderang dan      kendang bergetar mengikuti gerak tandak.
  4. Habis      penyekaran raja menghirup segala kesukaan. Mengunjungi desa-desa      disekitarnya genap lengkap. Beberapa malam lamanya berlomba dalam
    kesukaan. Memeluk wanita cantik dan meriba gadis remaja.
  5. Kalayu      ditinggalkan, perjalanan menuju Kutugan. Melalui Kebon Agung, menuju      Kambangrawi, bermalam. Tanah anugerah Sri Nata kepada Tumenggung Nala.      Candinya Budha menjulang tinggi, sangat elok bentuknya.
  6. Perjamuan      Tumenggung Nala jauh dari cela. Tidak diuraikan betapa lahap Baginda Nala      bersantap. Paginya berangkat lagi ke Halses, B’rurang. Patunjungan. Terus      langsung melintasi Patentanan, Tarub dan Lesan.

The Royal Progress of 1359, from Majapahit through the eastern destricts of Java, and back to Singasari.
Pigeaud 1, pp. 14-28; Ketut Riana, pp. 110-196. – Pigeaud 3, pp. 20-42; Robson, pp. 35-51

Melihat tulisan no 3, tercatat bahwa ada suatu upacara penyekaran yang dinamakan Memegat Sigi, di desa yang dinamakan Kalayu tempat saudara raja dicandikan. Upacara Penyekaran dilakukan dengan sangat khidmat dan sesuai aturan yang berlaku. Kemudian setelahnya dilakukan jamuan sangat meriah yang diiringi oleh sebuah petunjukan yang mana suara kendang dan genderang bergetar mengikuti gerak tandak. Ini membuktikan pada saat itu sudah ada Penari perempuan (tandak). terdapat komunikasi antara tukang kendang dengan penari yang dieritakan bahwa irama kendang bergetar mengikuti gerak penari tandak.

Posted in Literatur karawitan, Sejarah Karawitan.