Struktur gerak dan pola lantai Tari Telek.

This post was written by gunawisnawa on Juli 11, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

Struktur gerak dan pola lantai Tari Telek.

Tari Telek yang terdapat di Desa Jumpai kabupaten Klungkung mempunyai struktur gerak dan pola lantai yang cukup sederhana, yaitu sebagai berikut :

a)      Pepeson (pembukaan),

– Setelah diawali dengan tabuh pembukaan, muncullah 4 orang penari telek dengan gerakan malpal atau berjalan menyilang, tangan kanan memegang kipas ngeliput, tangan kiri sirang susu.

– Kemudian mengambil tempat masing-masing yaitu dibagian depan 2 orang penari, dan bagian belakang 2 orang penari, dengan gerakan agem kanan, mengatur nafas, diikuti kipekan dan sledet, dan dilanjutkan dengan agem kiri yang gerakannya sama seperti agem kanan. Gerakan ini dilakukan 2 kali berturut-turut.

b)      Pengawak (isi),

– Nyeregseg bersama-sama ke kanan dan kekiri sebanyak 4 kali, agem kanan diteruskan dengan berjalan kemudian bertukar tempat lalu melakukan gerakan kambing buang atau ngitir, kemudia nyregses lagi, dilanjutkan dengan agem kanan.

– Mearas-arasan, yaitu 2 orang penari jongkok dan 2 orang penari lainnya berdiri. Ini dilakukan secara bergantian.

c)      Pekaad (penutup),

– Kemudian para penari Teelek ini mencari tempat semula dan duduk dengan kipas ngeliput. Maka datanglah dua orang penamprat yang melakukan gerakan agem kanan, agem kiri, opak lantang, berjalan malpal, kemudian para penari Telek bangun malpal menjadi satu baris menghadap ke belakang.

– Setelah itu, 2 penari Telek nyregseg ke kanan dan 3 orang lainnya ke kiri. Ini dilakukan bergantian dengan gerakan ngeliput, tangan kiri sirang susu, dan penari atau penamprat pulang, dan berakhirlah Tari Telek ini.

Tata rias dan busana kostum atau busana adalah segala perlengkapan pakaian dalam tari Bali. Busana merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam tari Bali, karena melalui busana penonton dapat membedakan setiap tokoh yang tampil.

Tari telek di Desa Jumpai memakai busana awiran yang sangat sederhana. Dari semula busana yang dipakai tidak mengalami perubahan. Adapun busana yang digunakan oleh penari Telek di Desa Jumpaidapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu hiasan badan, hiasan kepala, dan perlengkapan yang dibawa, serta tapel.

Tari-Telek-Telek-Dance-Tri-Semaya

Dari kedua banjar (Banjar Kangin dan Banjar Kawan) busana yang mereka pakai sama, namun mereka memiliki dan perlengkapan masing-masing. Hanya saja tapel yang dimiliki kedua banjar tersebut berbeda bentuknya. Tempat menyimpan busana dan gelungan do Banjra Kawan dan Banjar Kangin adalah di dalam ruangan khusus yang berada di masing-masing bale banjar. Hanya tapel Telek saja yang disimpan bersama-sama dengan Barong dan Rangda di Pura Dalem Pesimpenan.
bagian bagian busana Tari Telek :  

   Hiasan kepala

Satu-satunya hiasan kepala pada Tari Telek di Desa Jumpai adalah memakai gelungan yang berbentuk cecandian yang terbuat dari kulit, penyalin dan benang putih yang melingkar sampai ke bahu yang gunanya untuk menjaga agar gelungan tidak jatuh, juga menutupi supaya karet talinya tidak terlihat kotor. Pada sisi kiri gelungan ada hiasan benang yang disebut dengan oncer. Masing-masing banjar memiliki gelungannya sendiri. Sebelum

para penari Telek anak-anak ini menggunakan gelungan, mereka menggunakan penutup kepala terlebih dahulu. Penutup kepala tersebut berupa udeng putih yang merupakan selembaran kain berwarna putih yang berukuran 1 meter berbentuk persegi dan berfungsi sebagai penutup kepala

  1.       Hiasan badan

Hiasan badan adalah yang digunakan untuk menutupi badan bagian bawah, yaitu terdiri dari :

  1. Celana putih yaitu, celana panjang dengan warna putih yang guunanya untuk menutupi badan bagian bawah.
  2. Baju putih, baju berlengan panjang dibuat dari kain putih
  3. Gelang kana, hiasan pada pergelangan tangan yang terbuat dari kulit dan dicat prada.
  4. Badong, hiasan pada leher yang bentuknya bundar, dibuat dari kain beludru yang dihiasi dengan batu-batu manik (mute)
  5. Awiran, hiasan yang berjurai-jurai berwarna-warni dan digantungkan pada badan dan juga dibawah keris.
  6. Lamak, hiasan depan yang dibuat dari kain yang berwarna-warni dan diihiasi dengan bermacam-macam warna mute.
  7. Stewel, hiasan yang membalut celana atau jaler dari bawah lutut sampai pada pergelangan kaki.
  8.       Perlengkapan yang dibawa dan tapel :
  9. Kipas , Perlengkapan yanng dibawa penari Telek do Desa Jumpai adalah kipas yang terbuat dari kain yang diprada, beruas-ruas dari bambu, yang berfungsi sebagai properti atau perlengkapan busasa.
  10. Tapel, merupakan benda penutup wajah yang disebut juga topeng. Tapel Telek di Desa Jumpai terbuat dari kayu dan dicat berwarna putih yang banyaknya 4 buah. Tapel Telek Jumpai berbentuk tapel putri halus dengan warna putih untuk menunjukkan karakter halus.

iringan tari            Tari Telek diiringi oleh instrumental gamelan Bali lengkap atau sering atau sering kita sebut “gong bebarungan”. Instrumental ini terdiri atas banyak instrumental lain yang akan berpadu menjadi satu dan menghasilkan bunyian atau iringan yang dinamis “Gong Bebarungan” ini terdiri atas 12  jenis instrumental yang berbeda , yaitu :

1 ) Kendang  : kendang yang dipakai berjumlah 2 buah (sepasang) tanpai memakai alat pukul. Dimainkan dengan m2) Cengceng : ini bukan yang versi besar (seperti yang dipakai untuk beleganjur) tetapi versi yang lebih kecil dengan daun berjumlah 4-6 , dengan alat pukul yaitu berbentuk cengceng biasa tetapi kecil

3) Suling : suling diperlukan sebagai memperhalus dan memepermanis iringan musik. Suling disini bisa berjumlah 4-5 orang.

4) Petruk / tawe-tawe : instrumnetal ini berguna sebagai penentu tempo iringan musik. Cepat atau lambatnya tempo ditentukan oleh instrumental ini.

5) Gangse : adalah instrumental pokok yang dipakai dalam gamelan Bali ini , gangse dengan jumlah daun sebanyak 12 buah dengan nada-nada yang teratur. Gangse dalam iringan ini berjumlah 4 buah , dengan posisi 2 buah sebelah kiri , dan 2 buah sebelah kanan ugal / giying.

6) Ugal / giying : komando dari “Gong Bebarungan” iyalah ugal / giying. Instrumental ini berjumlah 2 buah dengan bentuk sama seperti gangse, namun nada dan entuk lebih besar. Posisi ugal ini berada di depan dan di belakang.

7) Kantilan : instrumental yang sama dengan gangse , tetapi bentuk dan nada lebih kecil. Instrumental ini berjumlah 4 buah dengan posisi yang sama seperti gangse.

8) Reong : instrumental yang hampir sama dengan salah satu instrumental dari Jawa ini berdaun 12 dan dimainkan oleh 4 orang dalam satu instrumental.

9) Kenyur : instrumental dengan daun sebanyak 7 yang dimana instrumental ini bertujuan agar iringan lebih ritmis dan indah di dengar. Di dalam “Gong Bebarungan” ini kenyur ini dipakai 29 buah

10) Jublag : instrumental ini memiliki kesamaan dengan kenyur seperti yang disebutkan tadi. Memiliki tujuan yang sama dan bentuk yang sama , tetapi dengan perbedaan yang terletak pada jumlah daunnya , yaitu jablag berjumlah 5 daun.

11) Jegogan : sama seperti jublag dan kenyur , jegogan memiliki fungsi sebagai penghalus iringan musik serta agar iringan lebih ritmis dan dinamis. Jegogan erbentuk besar yang memiliki 5 daun dan berjumlah 2 buah dalam “Gong Bebarungan” yang diposisiskan di belakang bersama kenyur , jublag dan gong.

12)Gong : sebenarnya intrumnetal ini memiliki instrumental lain , yaitu

(a)Kempur : diartikan disini seperti istri dari gong dengan bentuk lebih kecil dan nada lebih kecil.

(b)Kentong : hanya sebagai pelengkap gong ini

enggunakan tangan saling melengkapi dengan pasangannya

 

Comments are closed.

Next Post: