gedeyudana

Blog

Review Buku Pengetahuan Dasar Iringan Tari

Filed under: Tulisan — gedeyudana at 11:21 am on Sabtu, Maret 24, 2018

A.    Identitas Buku

a.      Judul Buku      : Pengetahuan Dasar Iringan Tari

b.      Penulis             : I Wayan Sueca, S.S.Kar., M.Mus

c.       Penerbit           : Institut Seni Indonesia Denpasar

d.      Tahun terbit     : 2008

e.       Cetakan           : Pertama

f.       Tebal Buku      : 0,5 cm

B.     Latar Belakang Buku

Musik sebagai iringan tari memiliki peran yang amat penting, oleh karena itu banyak ungkapan yang mengatakan bila tanpa musik ibarat sayur tanpa garam, ibarat siang tanpa malam, nasi tanpa lauk, dan ungkapan lainnya sesuai dengan aspirasi maupun selera setiap orang untuk mengungkapkan perasaan mereka. Dengan berbagai ungkapan tersebut betapa pentingnya arti sebuah iringan untuk memberikan dukungan estetis terhadap sebuah penyajian karya tari atau komposisi.

C.    Isi Buku

1.      Pendahuluan

Buku ini diawali dengan pendahuluan yang memaparkan betapa pentingnya sebuah iringan tari dalam proses pembentukan komposisi dan karya tari. Disini disampaikan bahwa iringan tari dapat dibagi menjadi iringan Conventional dan Non Conventional.

a.      Iringan Tari Conventional

Mengutamakan unsur-unsur tradisi baik dalam pemanfaatan instrumentasinya maupun pengolahan unsur-unsur musikalnya termasuk aturan-aturan yang menyangkut struktur atau komposisinya.

b.      Iringan Tari Non Conventional

Sebaliknya tidak terlalu terikat pada aturan tradisi baik dalam pemanfaatan alat-alat musiknya maupun pengolahan unsur-unsur musikalnya dengan kata lain seorang koreografer boleh lebih bebas dalam menata iringannya dengan tidak mengabaikan keindahan dan makna dari sebuah iringan.

2.      Unsur-unsur Musikal Dalam Iringan Tari

Dalam sub bab ini dijelaskan bahwa unsur-unsur gerak tidak jauh beda dengan unsur-unsur musik pengiringnya, antara lain adalah : Melodi, ritme, tempo, dinamika, kolorit atau warna amplitude atau keras lemahnya suara, intensitas atau kekuatan atau tenaga, aksen, dan lain-lain.

3.      Fungsi Iringan

Pada bagian ini dijelaskan fungsi iringan dalam karya koreografi tari.

4.      Sifat Iringan Tari

a.       Tari Mendominir Musik

Seorang penari selalu memberi aba-aba kepada pemain musiknya pada setiap perubahan gerak yang dilakukan. Pada bagian ini pula disertakan contoh-contoh tari yang mendominir musik dalam tari Bali.

b.      Musik Mendominir Tari

Dalam tari Bali ada bentuk pertunjukan dimana musik pengiringnya lebih dominan mengatur tari baik gerak maupun peralihan ke bagian yang lain. Pada bagian ini pula disertakan contoh-contoh musik yang mendominir tari dalam tari Bali.

c.       Musik dan Tari Saling Mendominir

Dalam tari Bali yang bersifat tari kreasi yang sesungguhnya sangat kuat unsur konvensionalnya sebagian besar memiliki sifat saling mendominir. Pada bagian ini pula disertakan contoh-contoh musik dan tari saling mendominir.

5.      Struktur Iringan Tari Pelegongan

Iringan tari Palegongan merupakan iringan yang bersifat konvensional dan memiliki struktur yang amat lengkap apabila dibandingkan dengan struktur iringan tari lainnya dengan istilah-istilah tradisi yang amat kental seperti : Kawitan, Papeson, Pengecet, Pengipuk, dan lain-lain. Pada bagian ini disertakan pula notasi-notasi gending Pelegongan pada masing-masing bagiannya.

6.      Struktur Lagu Petopengan

Drama tari petopengan adalah sebuah sebuah seni pertunjukan yang sangat populer hampir setiap orang mengenalnya dan dipentaskan dalam berbagai kegiatan baik upacara adat maupun upacara keagamaan yang berfungsi sebagai pelengkap upacara maupun dipentaskan sebagai hiburan. Pada bagian ini disertakan pula bagian-bagian gending petopengan seperti Wireka Sari, Werda Lumaku, Penasar, Arsa Wijaya, dan lain-lain serta notasi-notasi gending Petopengan pada masing-masing bagiannya.

7.      Lagu-lagu Iringan Pecalonarangan

Adapun gending-gendingnya yang sudah disertai dengan notasi antara lain :

a.       Bapang sisya yang terdiri atas :

                                                                          i.      Papeson

                                                                        ii.      Pengadeng

                                                                      iii.      Ngelukun

                                                                      iv.      Pengawak

                                                                        v.      Pengecet

b.      Condong yang terdiri atas :

                                                                          i.      Papeson

                                                                        ii.      Panglangkara

c.       Matah Gede yang terdiri atas :

                                                                          i.      Pepeson

                                                                        ii.      Pengawak

                                                                      iii.      Pengecet

d.      Patih Madri yang terdiri atas :

                                                                          i.      Pepeson

                                                                        ii.      Pangelengkara

                                                                      iii.      Pajalan

e.       Sisya ngereh yang terdiri atas :

                                                                          i.      Tunjang sisya

                                                                        ii.      Pejalan

f.       Bondres

g.      Maling Maguna yang terdiri atas :

                                                                          i.      Papeson

                                                                        ii.      Transisi/Pengalihan

                                                                      iii.      Pengawak

                                                                      iv.      Pajalan

h.      Tunjang Durga yang terdiri atas :

                                                                          i.      Pengawak

                                                                        ii.      Pekaad

8.      Perspektif Rasa Dalam Iringan Tari Bali

Perspektif rasa yang dimaksud dalam iringan tari Bali adalah suasana yang dapat ditimbulkan oleh suatu musik pengiring. Sebagaimana kita ketahui makna iringan secara mendasar dapat menimbulkan suasana yang diinginkan oleh tema yang diangkat. Pada sub bab ini dijelaskan pula contoh-contoh cara membangun suasana pada gending yang diinginkan beserta notasinya.

9.      Gamelan Yang Populer Untuk Iringan Tari

Gamelan yang sering dipakai untuk iringan tari antara lain :

a.       Gamelan Gong Kebyar

b.      Gamelan Semara Dana

c.       Gamelan Gong Gede

d.      Gamelan Semara Pegulingan

D.    Kelebihan dan Kekurangan

a.      Kelebihan

Pada buku ini disertai contoh-contoh gending beserta notasi-notasi yang memudahkan pembaca untuk memahami dan mengetahui gending-gending yang dimaksud.

b.      Kekurangan

Memiliki struktur buku yang kurang jelas serta kurangnya mencantumkan sumber dan literature sebagai acuan dalam penulisan buku ini.

E.     Kesimpulan

Buku ini memuat tentang lagu-lagu atau gending-gending iringan tari mulai dari pengertian, klasifikasi, unsur, fungsi, serta contoh-contoh iringan tari-tari tradisi mulai dari palegongan hingga penyalonarangan. Tak luput pula disertakan perspektif rasa dan suasana lagu, serta barungan yang sering dipakai dalam iringan tari.



Tidak ada komentar

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Sorry, the comment form is closed at this time.