Category Archives: kategori

Art Summit

JENIS-JENIS PERTUNJUKAN YANG DI SUGUHKAN

 

TANGKEP

Menurut saya pementasan ini memiliki macam-macam mimik wajah tetapi yang saya komentarkan di sini adalahh kenapa di saat pembagian jenis-jenis mimik wajah tersubut ada yang aneh , begitu pula tata cahayanya kurang terlalu menonjol misalkan wajah ini tata lampunya harus yang ini bukan terlalu di sorot tajam , tapi itulah namanya pemenmtasan kadang adah kurangnya dan yang sedikit saya komentari lagi tentang tata busana atau kostum yang dipakai walau pun agak byasa sebaiknya ditambahkan pemanisnya supaya kesan elegannya terlihat, ini hanya menurut saya kurang lebihnya lagi kita kembalikan ke pembuwat karya dan penonton yang menonton pada saat itu, dan mungkin bisa ditambahkan sedikit membuwat suwatu pementasan harus mengenal situasi dan kondisi  sipenonton pada saat itu bukan membuwat penonton menjadi bingung dan bertanya-tanya, mungkin itu yang dapat saya dapat komentari kurang lebih tolong dimaklumkan karena setiap pertunjukan memiliki nilai tersendiri.

 

JAYASITA

Suatu garapan atau pementasan yang ditampilkan diatas panggung haruslah berjalan maksimal seperti itulah harapan dari setiap pencipta karya cipta, namun disini yang saat dapat amati dan komentari   adalah dimana pada tata cahaya yang sudah amat mendukung dengan baik tetapi hanya sedikit saja kendalannya yaitu penempatan cahaya, suaranya pun agak gemerung apa akibat apa saya pun kurang tau tata busananya sudah cocok dengan geraknya tapi hanya sedikit pada saat penempatannya di panggung masih juga ada yang hanya setengah kelihatan ada juga yang saru-saru remeng tapi hanya sedikit saja yang saya dapat komentar mungkin si penggarap sudah memperhitungkan garapan yang dibuwat dengan seditail mungkin agar suasananya dapat dimengerti oleh penonton tetapi ada juga penonton yang masih bingung tetapi hanya beberapa saja, set dipanggung pun harus diperhitungkan juga supaya hasilnya lebih memuaskan karena panggung adalah tempat untuk mementaskan suatu pergelaran dan sering kali penempatan set atau lika-liku penari kurang begitu bisa memanfaatkan seluruh kapasitas panggung dengan benar yang saya amati hanya beberapa sudut yang dimanfaatkan dan sisi yang lainnya maka harus diperhitungkan juga tentang panggung agar tidak membuwat suatu pementasan itu menjadi kurang memuaskan karena kuranya pemanfaatan panggung yang maksimal dan merata selain itu waktu juga harus diperhitungkan juga dari sisi lainnya.

 

 

 

MANI HOT

Mengomentari mani hot agak sedikit bingung saya karena yang dimaksud mani hot tapi didalam pementasan ini banyak yang dapat saya komentar karena dari pengeras suara agak mengresing bunyinya, sebaiknya harus diperhatikan dengan sangat detail  agar tidak terjadi suara-suara yang tidak diinginkan karena akan mengurangi keindahan pementasan yang bagus tetapi tidak didukung dengan kelembutan suara itu bisa merugikan juga, sedangkan tata lampu sudah mendukung tapi harus diperhitungkan juga agar kesan dalam pergelara ini masuk kenuansa yang diinginkan itu pun harus diperhitung juga , yang jadi penglihatan saya untuk saya komentar disini adalah pementasan ini  penonton bisa memahami tidak apa yang dipentaskan oleh penggarap agar saling nyambung maka diperlukannya disini komunikasi, yaitu indra penglihatan dan indra pendengaran maka komunikasi pun bisa terjalin didalam pergelaran yang sudah bagus tetapi penonton tidak dapat tau pementasan apa ini karena kurang komunikasi, selain itu juga yang saya dapat komentar adalah busana yang dipakai kurang memberikan yang baru tetapi hanya beberapa saja yang bisa dibilang menarik karena sesuai dengan busana dipakai terlalu banyak asesoris juga tidak bagus tapi kalau sedikit lebih jelek juga sebaiknya bisa sesuai dan mencukupi pada penari, masalah panggung kurangnya penguwasaan panggung karena hanya beberapa saja yang dipakai dari sisi samping dan depan sebaiknya hampir sekeliling panggung harus bisa terpakaik dengan maksimal hal yang seperti ini harus diperhitungkan juga supaya tidak mengecewakan set panggung tersebut, tidak hanya itu saja komunikasi pun perlu dilakukan dengan penonton agar terjalin iteraksi penonton maka penonton pun tau apa yang dibuat oleh sipencipta beberapa penonton hanya clingak clinguk saja apa lagi di habisnya pergelaran tersebut tapi akirnya komunikasi dengan penonton bisa terjalin karena ada interak penglihatan dari penonton maka perlu adanya interaksi antar penonton atau komunikasi .

 

AKU TAK SABAR

Saya hanya mengomentari beberapa saja yang dapat dilihat dari AKU TAK SABAR dilihat dari tata cahaya bagus tetapi penempatannya kurang difikirkan dikit hanya yang saya lihat pada efek cahaya dibawah saja tetapi perlu diperhitungkan juga seditail mungkin agar pementasannya memuaskan bagi penonton dan sipencipta dan masalah tata busananya tidak begitu saya komentar karena hanya sedikit yang dapat saya lihat sebab remang-remang saya pun juga melihat biasa-biasa saja Cuma kurangnya penambahan yang bisa menguwatkan kemeriyahan busan tersebut dan tidak biasa-biasa saja dilihat patut diperhitungkan dengan baik-baik, masalah panggung hampir  sama kurangnya penguwasaan panggung karena hanya setengah saja panggung dipakaik tidak enak dilihat maka harus semuwa dapat dikuasai agar tidak itu-itu saja

 

yang dipakaik misalnya, sebelah kiri , kanan, belakang maupun depan harus bisa dipergunakan dengan leluasa tapi tidak sampai mengurangi kegunaan panggung secara pergelaran yangbiasa di gelarkan di atas panggung maka panggung juga bisa dibilang sebagai tempat yang bisa membuwat demam panggung mau pun grogi  di atas panggung  sebaiknya lebih dan lebihdiperhitungkan dengan matang agar panggung bisa dipergunakan dengan benar, penonton hampir bisa komunikasinya ada disaat pergelaran setengah berjalan walaupun ada beberapa yang bingung tapi interaksinya ada hanya kurang beberapa saja yang perlu diperhatikan masalah senang dan tidak senangnnya penonton menonton itulah yang akan dapat dinilai oleh setiap penonton karena penonton adalah juri yang memiliki karakter jitu masing-masing sehingga penontonlah yang bisa menilai semuwa pementasan yang disuguhkan .

 

KESIMPULAN

Dari keempat pertunjukan tersebut yang dapat saya simpulkan setiap pergelaran memiliki nilai tersendiri yang bisa dinilai secara langsung mau pun tidak langsung, dan setiap pementasan pasti ada kurang maupun lebihnya dalam set lampu , tata busana dan yang lain-lain kurang dan lebih kita kembalikan kepada pengarap mau pun  pencipta.

BIOGRAFI SENIMAN I MADE KEMBAR

I MADE KEMBAR

( DALANG PENUH KEJUTAN )

 

 

Om swastyastu ,

Di sini saya akan memaparkan seorang tokoh seniman pedalangan yang di mana bliau adalah salah satu tokoh seniman di desa saya, bliau adalah I Made Kembar seorang tokoh seniman pedalangan dari banjar padang sumbu klod , desa pekraman padang sambian klod, Denpasar barat. I Made Kembar sendiri lahir di denpasar, 31-12-1952 dari keluwarga yg sederhana yaitu dari pasangan I Nengah Ridet (alm) dan Ni Nengah Nyanggul (alm). I Made Kembar pada saat ini sudah berumur sekitar 65 tahun,

Disini I Made Kembar awal mula sebagai seniman pedalangan itu bukan berawal dari bliau memainkan sebuah wayang tetapi melainkan melakukan nyanyian-nyanyian yang sering disebut dalam istilah balinya mekidung dan mekekawin. Bliau pertamakali mekidung dan mekekawin pada tingkat SR (Sekolah Rakyat ) atau yang sekarang disebut dengan SD (Sekolah Dasar) pada kelas 5 , dan menamatkan jenjang SR / SD pada tanggal 23 juli 1962. Dulu di saat itu jaman sangat krisis dan susah “ kata I Made Kembar “ masa-masa kecilnya sering di habiskan dengan bermain sambil mekidung bersama teman-temannya , hal yang paling tidak bisa bliau lupakan pada masa kecilnya adalah selesai bermain bliau selalu berbagi minuman dan makanan seperti bliau mempunyai uang Rp.100  dulu uang segitu amat berartinya dan kesan berbagi itulah yang tidak bisa bliau lupakan sampai sekarang. Lalu semakin berjalannya waktu kehidupannya pun mulai beranjak remaja pada umur 14 tahun sudah mulai menyukai yang namanya memainkan wayang di iringi kidungnya sendiri dari sana lah I Made Kembar makin tertarik dengan yang namannya wayang kuluit , sambil menjalankan hobinya.

Pada tahun 1970 I Made Kembar mulai belajar menjadi seorang dalang dimana pada saat itu sang guru adalah seorang seniman pedalangan pula yang sering disebut dalang kerupuk (alm) setelah merasa dirinya bisa memainkan beberapa lakon dari wayang itu sendiri maka sang guru dalang kerupuk (alm) memberikan I Made Kembar I kropak lengkap wayang , dari wayang parwa , wayang Ramayana , wayang cupak , dan wayang calonarang. Setelah beberapa tahun belajar memainkan wayang akirnya I Made Kembar memberanikan dirinya untuk mengelar sebuah pementasan wayang angklung dibalai banjar padang sumbu klod tahun 1973.

 

 

Dalam wawancara saya dengan I Made Kembar bliau ternyata hanya mendapatkan pendidikan hanya setara SD saja. Walaupun hanya pendidikannya sampai di jenjang SD saja bliau hampir kurang lebih memiliki penghargaan 30 lebih dari bermacam-macam kejuaraan di bidang seni pedalangan tingkat se-bali pernah di dapatkannya mau pun tingkat nasional dan I Made Kembar pun pernah di undang oleh bapak mentri penerangan republik Indonesia dari Jakarta. Dalam rangka serasehan dalang sendratari pada tanggal 11 s/d 29 januari 1988.Bliau pun pernah menerima surat penghargaan dari gubernur kepala daerah tingkat I bali dalam hal festifal pekan wayang se-bali lakon Ramayana. Lalu pada tanggal 11 juli 1994 bliau menerima piagam penghargaan dari walikota madiya sebagai dalang dalam gong kebyar pria tahun 1995. Dan di tanggal 10 juli 1996 bliau juga pernah mendapat penghargaan dari gubernur kepala daerah tingkat I bali dalam penampilan terbaiknya di parade wayang cupak. Selain hanya itu saja I Made Kembar juga pernah keluar negeri dengan rombongan dinas kebudayaan pada tahun 1996 untuk menjadi dalang sendratari di soul sejhu ( korea selatan ) dengan menggunakan synopsis berbahasa inggris. Susah senangnya pun sangat di rasakan I Made Kembar , di waktu senangnya bliau baru pertama kalinya merasakan naik pesawat terbang , dan situasinya di sana sangat aman dan kondusif apa lagi suasananya dingin hampir mirip di bedugul ( bali ) . di sana I Made Kembar hanya pentas dengan rombongan dari KODYA selama 11 hari di soul sejhu ( korea selatan ).

Selain hanya melakukan pementasan wayang kulit di luar dari tempat tinggalnya jro dalang I Made Kembar pun pernah membuat suatu garapan kolaborasi dengan sekhe angklung banjra ngipian tahun 1982. di mana pada saat itu karyanya sangat di terima masyarakat di tempat tinggalnya sehinga bliau merasa puas dengan pementasan yang mengabiskan waktu 8 jam selain hanya ada angklung dan wayang di sana pula ada kolaborasi wayang orang , dimana orang-orang berpenampilan layaknya seperti wayang pada aslinya yaitu wayang kulit , lalu dulu di tanggal 20-07-1989 I Made Kembar lagi sekali membuat pementasan wayang kulit kolaborasi dengan angklung semarpegulingan banjar ngubang kuta , dimana pada saat itu bliau mendapatkan penghargaan yang sangat berkesan di pementasan itu. Selain karya kolaborasi dengan pemain-pemain musik , I Made Kembar juga membuat wayang sendiri dengan contoh yang sudah ada di rumahnya sendiri yang menjadi pembincangan banyak orang Karena banyak angapan dari masyarakat yang kurang tau kalau dalang hanya bisa memainkan wayang saja tapi tidak bisa membuat wayang dengan tangan sendiri , padahal dalang bisa membuwat wayang dengan tangannya sendiri beserta contohnya yang ada, selain membuat wayang jro dalang I Made Kembar juga sebagai orang pertama menyusun awig-awig yang ada di pure desa lan puseh desa adat kerobokan pada tanggal 22 april 1994.

 

 

 

Selain hanya itu saja dalang yang penuh dengan kejutan ini juga pernah mendapatkan murid dari jepang seperti moyako omeda dan towoko yang kini sudah pandai memainkan wayang kulit dan di setiap pementasan wayang kulit I Made Kembar hanya di bantu oleh beberapa orang saja yakni 17 orang untuk mengiringi tabuh.

Setelah saking lamanya bliau mendalami seni pedalangan pasti banyak pengalaman yang sudah di dapatnya , dan yang menurut bliau paling berkesan yakni pada saat memainkan wayang dan bisa menyelesaikannya dengan sukses dalam upacara yadnya.di samping itu bliau juga pernah mendapatkan pengalaman yang kurang menyenakan dalam semasa menjadi dalang yakni pada kesan masyarakat yang kurang begitu paham apa itu wali dalam wayang kulit , di dalam pementasan wayang kulit dalam bentuk wali sendiri menurut I Made Kembar adalah suatu rengkarnasi wajiblah di setiap upacara diadakannya wali wayang karena merupakan lawat / bayangan sehingga ada bahasa mepewayangan kepada leluhur.

Maka dari itu sendiri bliau berusaha untuk mengembangkan tradisi bali khususnya di dalam dunia pewayangan sehingga mempunyai minat PAPADI ( perkumpulan dalang Indonesia ). Dan bliau menyampaikan kepada kita-kita generasi muda sekarang harus tetap melestarikan tradisi yang sudah ada di bali dari dulu

 

SUKSEME . . . . .

OM SANTHI, SANTHI, SANTH OM

suling

 

Pengertian suling dan perkembangannya 

 

A.   Bentuk dan Pengertian Suling Secara Umum

Suling sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Musik adalah flute tradisional yang umumnya terbuat dari bambu. Secara fisik, suling yang terbuat terbuat dari bambu memiliki 6-7 lobang nada pada bagian batangnya dan lubang pemanis (song manis) pada bagian ujungnya. Sebagai salah satu instrumen dalam barungan gamelan Bali, terdapat berbagai bentuk ukuran dari yang panjang, menengah dan pendek. Dilihat dari ukurannya tersebut, suling dapat dibedakan jenisnya dalam beberapa kelompok yaitu: Suling Pegambuhan, Suling Pegongan, Suling Pearjan, Suling Pejangeran dan Suling Pejogedan . Dari pengelompokan tersebut masing-masing mempunyai fungsi, baik sebagai instrumen pokok maupun sebagai pelengkap. Penggunaan suling sebagai instrumen pokok biasanya terdapat pada jenis barungan gamelan Gambuh, Pe-Arjan, Pejangeran dan Gong Suling.

B.   Kemunculan suling pada gamelan kekebyaran

Dalam seni karawitan kekebyaran, hingga saat belum diketahui secara pasti kapan instrumen suling masuk sebagai bagian barungan gamelan tersebut. Munculnya gamelan gong kebyar sebagai salah satu bentuk ensambel baru dalam seni karawitan Bali tidak dijumpai adanya penggunaan suling dalam komposisi-komposisi kekebyaran yang diciptakan. Penyajian komposisi ”kebyar” yang dinamis, menghentak-hentak serta pola-pola melodi yang ritmis tidak memungkinkan bagi suling untuk dimainkan di dalamnya. Sebagai salah satu contoh, dalam komposisi ”Kebyar Ding”, yang diciptakan pada tahun 1920-an tidak terdengar tiupan suling. Ini dapat dijadikan salah satu indikator bahwa pada awal munculnya gamelan gong kebyar, suling masih berfungsi sebagai instrumen sekunder dan belum menjadi bagian yang penting dalam sebuah komposisi.

C. Fungsi Suling

– Berfungsi sebagai instrumen ”pemanis” lagu dan memperpanjang suara gamelan, sehingga kedengarannya tidak terputus.

– Sebagai salah satu tonggak penting perkembangan kekebyaran, dapat disimak dari salah satu komposisi yaitu Tabuh Kreasi Baru Kosalia Arini, yang diciptakan oleh I Wayan Berata dalam Mredangga Uttsawa tahun 1969, dimana dalam komposisi tersebut mulai diperkenalkan adanya penonjolan permainan suling tunggal.

 

 

– Sebagaimana terjadi dalam perkembangan komposisi tabuh kekebyaran saat ini, suling memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan komposisi kekebyaran dimana melodi yang dimainkan tidak hanya terpaku pada permainan laras pelog lima nada, namun oleh para komposer sudah dikembangkan sebagai jembatan penghubung hingga mampu menjangkau nada-nada atau melodi menjadi lebih luas melingkupi berbagai patet seperti tembung, sunaren bahkan mampu memainkan nada-nada selendro

 

D.   Teknik Permainan Suling

Sebagai salah satu alat musik tradisional, suling tergolong alat musik tiup (aerophone) dimana dalam permainan karawitan Bali dimainkan dengan teknik ngunjal angkihan yaitu suatu teknik permainan tiupan suling yang dilakukan secara terus menerus dan memainkan motif wewiletan yang merupakan pengembangan dari nada-nada pokok atau melodi sebuah kalimat lagu.Bunyi suling dihasilkan melalui sebuah teknik pernafasan dari proses pemompaan dari rongga perut , kemudian udara disalurkan melalui rongga mulut yang diatur pengeluaranya oleh perubahan bentuk bibir yang seterusnya udara masuk melalui sebuah lubang suling yang telah dibingkai oleh seutas tali rotan kemudian masuk kedalam rongga bambu (resonator), yang akhirnya suara atau bunyi dapat didengar melalui lobang-lobang nada, serta lobang pembuangan. Untuk menghasilkan warna-warna suara, baik itu suara tinggi sedang atau rendah, sangat tergantung pada tekanan udara yang disalurkan melalui lubang sumber suara pada suling. Kalau dilihat secara umum suling tradasional Bali memiliki 3 bentuk yakni suling kecil (suling cenik), suling menengah ( suling sedang), suling besar( suling gede). Memiliki 6 lubang nada tutupan serta satu lubang pemanis. Dalam permainan Gong kebyar tutupan (tetekep) suling yang digunakan adalah tetekep Deng   : Deng , Dung  ,Dang, Ding, Dong (laras pelog)

 

 

 

 

 

 

 

PENGERTIAN BUNYI

Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran.
Apabila sebuat senar gitar kita petik maka akan terjadi getaran pada senar gitar yang menimbulkan bunyi. Jika senar dawai gitar tersebut kita pegang, maka getaran dan bunyi pada senar akan hilang.

ENSAMBLE

GONG KEBYAR

 

Gamelan gong kebyar sebagai seni musik tradisional Bali dalam sejarahnya yang ditulis abad bali, gong kebyar diperkirakan muncul di Singaraja pada tahun 1915.

Desa yang sebut-sebut sebagai asal pemunculan Gong Kebyar adalah Jagaraga (Buleleng) yang juga memulai tradisi Tari Kebyar.

Ada juga informasi lain yang menyebutkan bahwa Gong Kebyar muncul pertama kali di desa Bungkulan (Buleleng). Perkembangan Gong Kebyar mencapai salah satu puncaknya pada tahun 1925 dengan datangnya seorang penari Jauk yang bernama I Ketut Mario dari Tabanan yang menciptakan sebuah tari Kebyar Duduk atau Kebyar Trompong.

Perkembangan Gong Kebyar di Bali yaitu :

  1. Gamelan kebyar yang bersumber dari Gong Gede, 
  2. Bersumber dari gamelan palegongan.
  3. Murni buatan baru. 

Yang pertama memiliki embat yang sesuai dengan embat gamelan gong gede yaitu agak rendah seperti yang banyak terdapat di Bali Utara. kelompok kedua menggunakan embat sama dengan embat gamelan palegongan (sumbernya) yaitu agak tinggi seperti yang sebagian besar terdapat di Bali bagian selatan, Gamelan-gamelan kebyar yang murni buatan baru sebagian besar ber-embat sedang seperti yang terdapat di berbagai daerah di Bali dan diluar Bali. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum ada standarisasi embat untuk Gamelan kebyar di Bali.

Juga Dinamakan gong kebyar, menurut kutipan catatan blog ekadarmaputra dalam ISI Denpasar, Gong kebyar ditabuh untuk pertama kalinya menyebabkan terjadinya kekagetan yang luar biasa. Masyarakat menjadi tercengang dan ternak sapi yang sedang diikatkan di ladang dan di kandangnya terlepas dan lari tunggang langgang.

Disebutkan juga dalam catatan blog tersebut, gong kebyar merupakan tabuhan bersama dan serentak yang diikuti oleh hampir semua tungguhan pada perangkatnya kecuali tungguhan suling, kajar, rebab, kempul, bebende kemong, kajar dan terompong.

Bentuk kebyar merupakan salah satu bagian dari satu kesatuan gending yang letaknya bisa di depan, di tengah atau di bagian akhir. Jenis tabuhan kebyar ini sering digunakan pada iringan tarian maupun tabuh petegak (instrumental). Karena itu kebyar memiliki nuansa yang sangat dinamis, keras dengan satu harapan bahwa dengan kebyar tersebut mampu membangkitkan semangat.


Struktur Gong Kebyar
Gong Kebyar merupakan salah satu perangkat/barungan gambelan Bali yang terdiri dari lima nada ( panca nada ) dengan laras pelog, tetapi tiap-tiap instrument terdiri sepuluh bilah.

Gong Kebyar bagi masyarakat Bali sudah tidak asing lagi, karena hampir seluruh desa maupun banjar yang ada di Bali memiliki satu perangkat/ barungan Gong Kebyar.

Oleh karenanya gong kebyar menjadi satu barungan gambelan tergolong baru jika dibandingkan dengan jenis-jenis gambelan yang ada saat ini seperti misalnya, gambelan Gambang, Gong Gde, Slonding, Semara Pegulingan dan masih banyak yang lainnya.

Barungan gong kebyar terdiri dari :

  • Dua buah (tungguh) pengugal/giying
  • Empat buah (tungguh) pemade/gansa
  • Empat buah (tungguh) kantilan
  • Dua buah (tungguh) jublag
  • Dua buah (tungguh) Penyacah
  • Dua buah (tungguh) jegoggan
  • Satu buah (tungguh) reong/riyong
  • Satu buah (tungguh) terompong
  • Satu pasang gong lanang wadon
  • Satu buah kempur
  • Satu buah kemong gantung
  • Satu buah bebende
  • Satu buah kempli
  • Satu buah (pangkon) ceng-ceng ricik
  • Satu pasang kendang lanang wadon
  • Satu buah kajar

Di Bali ada dua macam bentuk perangkat dan gaya utama gambelan gong kebyar yaitu gambelan gong kebyar Bali Utara dan gambelan gong kebyar Bali Selatan. Kedua gambelan gong kebyar ini perbedaannya terletak pada :

  • Tungguhan gangsa, Bali Utara bentuk bilah penjain dan dipacek sedangkan Bali Selatan menggunakan bentuk bilah kalorusuk dan digantung.
  • Gambelan Bali Utara kedengarannya lebih besar dari suara gambelan Bali Selatan, meskipun dalam patutan yang sama.

Dalam perkembangannya gong kebyar munculah istilah gaya Bali Utara dan gaya Bali Selatan, meskipun batasan istilah ini juga masih belum jelas. Sebagai gambaran daerah atau kabupaten yang termasuk daerah Bali Utara hanyalah Kabupaten Buleleng.

Sedangkan Kabupaten Badung, Tabanan, dan lain mengambil gaya Bali Selatan. Disamping itu penggunaan tungguhan gong kebyar di masing-masing daerah sebelumnya memang selalu berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan maupun fungsinya.

Fungsi Gong Kebyar
Sebagaimana kita ketahui lewat literatur dan rekaman telah tampak bahwa Gong Kebyar itu telah berfungsi sebagai pembaharu dan pelanjut tradisi. Sebagai pembaharu maksudnya adalah lewat gong kebyar para seniman kita telah berhasil menciptakan gending-geding baru yang lepas dari tradisi yang sudah ada.

Sedangkan sebagai pelanjut tradisi maksudnya adalah gong kebyar telah mampu mempertahankan eksistensi reporter gambelan lainnya melalui transformasi dan adaptasi.

Seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa gong kebyar memiliki fungsi untuk mengiringi tari kekebyaran. Namun sesuai dengan perkembangannya bahwa gong kebyar memiliki fungsi yang sangat banyak.

Hal ini dikarenakan gong kebyar memiliki keunikan yang tersendiri, sehingga ia mampu berfungsi untuk mengiringi berbagai bentuk tarian maupun gending-gending lelambatan, palegongan maupun jenis gending yang lainnya.

Disamping itu Gong Kebyar juga bisa dipergunakan sebagai salah satu penunjang pelaksanaan upacara agama seperti misalnya mengiringi tari sakral, maupun jenis tarian wali dan balih-balihan.

Karena gong kebyar memiliki multi fungsi maka gong kebyar menjadi sumber inspirasi karya baru. Dengan demikian Gong Kebyar telah berfungsi sebagai pembaharu dan pelanjut tradisi.

Sebagai pembaharu maksudnya adalah lewat Gong Kebyar para seniman kita telah berhasil menciptakan gending-gending baru yang lepas dari tradisi yang sudah ada.

Sedangkan sebagai pelanjut tradisi Gong Kebyar telah mampu mempertahankan eksistensi reporter gambelan lainnya melalui transformasi dan adaptasi. Misalnya dalam gending gong kebyar kita mengenai istilah gegambelan, gender wayang dan gong luang.

Juga disebutkan dengan menggunakan iringan gamelan gong kebyar, dalam sejarah drama klasik di Bali, maka drama tersebut berganti nama menjadi drama gong.dan sejak itulah banyak muncul sekaa-sekaa drama gong baru lainnya