banjar yehkayu,Selemadeg Barat, Tabanan

IMG00624-20120826-0852

Saya akan bercerita tentang banjar saya. Saya berasal dari banjar Yehkayu. Banjar saya ini terletak di desa adat Pancoran, Kelurahan Mundeh, Selemadeg Barat ,Tabanan ,Bali. Desa pancoran terdiri dari 3 banjar. Desa adat pancoran ini sebenarnya terdiri dari 3 banjar yaitu, br yehkayu, pancoran kaja dan pancoran kelod. Dan karena itu di perlukan wantilan atau saya biasanya dirumah menyebut balai banjar tengah karena berada ditengah-tengah pusat desa adat. Dan saya sendiri berasal dari banjar yehkayu. Dari sudut pandang saya yang saya lihat banjar saya ini termasuk banjar yang sudah mulai modern tetapi karena biaya banjar tidak ada maka dibangun cuma dengan tembok bata yang belum dipoles tetapi sudah di pasangi lantai keramik. Banjar saya ini tidak seperti banjar-banjar yang lain yang ada di desa adat yang sudah diukir dan rapi. Posisi banjar saya ini pun berada di sekitar kebun atau tegal masyarakat, letak bangunannya pun berada ditempat yang tinggian dari jalan. Nah ingat masalah jalan, jalan banjar saya pun tidak diaspal  cuma memakai benton cukup ban mobil saja. Karena dari dulu setiap pemilu atau pun pemilihan yang lainya cuma dijanjikan saja tetapi apa enggak ada, dan masyarakat banjar pun bersukarela membetulkan jalan dengan uang atau khas banjar.

Saya di banjar juga ikut dalam suatu organisasi sekha truna truni. Nama organisasi sekha truna truni banjar saya adalah GIRI MANDALA. Di dalam organisasi ini saya lihat dari waktu ke waktu pemimpinnya sangat tegas-tegas dalam memimpin organisasi. Dan dalam hari raya pengerupukan atau nyepi pemuda banjar saya biasanya membuat ogoh-ogoh untuk menyambut hari raya tersebut. Dan saya biasanya membantu atau membuatkan gending-gending atau tabuh-tabuh baleganjur yang dipakai ngarap ogoh-ogoh tersebut. Pertama hanya banjar saya yang menggunakan pemudanya sebagai penabuh dalam pengerupukan tersebut. Dan dari perkembangan waktu kewaktu semua banjar yang ada di desa sya pun menggunakan pemudanya untuk menabuh pas pengerupukan.

Banjar saya tidak seperti sekarang ini dulu banjar saya ada di tegalan atau kebun dan jarak rumah satu dengan rumah yang lain sangat jauh karena pas penjajahan orang asing itulah masyarakat banjar saya membuat rumah di tegalan dan jalanya cuma dipinggir-pinggir sungai. Karena ada penjajahan orang asing memakai mobil-mobil tank, bekas jalannya mobil itu lah dipakai jalan sampai sekarang kalau ada rumah penduduk di tegalan maka dipindah ke pinggir jalan . Ada satu orang penduduk yang rumahnya ada di samping jalan yang dulu maka rumahnya jauh dari jalan sekarang dan berada di pinggir sungai dan di tengah-tengah tegalan.  Dari perkembangan waktu jalan banjar saya pun di perlebar dan di buatkan selokan dan mulai lah ada penduduk pendatang atau perantauan yang berasal dari kabupaten karangasem dan buleleng karena dulu dia datang ke banjar saya untuk mekuli atau kerja di teggalan seperti memetik cengkeh dan yang lainya dia langsung mebetap di banjar saya dan yang lainya juga sama. Mulai tahun ke tahun banjar saya pun semakin banyak sampai sekarang pun sudah ada 150 kk. Jarak rumah saya sekarang masih juga sangat berjauhan dan juga ada rumah masyarakat yang berkelompok ada juga yang sendiri. Tanah yang mereka bangunin dipinggir jalan ini ada tanah mereka sendiri dan tanah dari membeli. Yang membeli karena mereka tidak punya tanah di pinggir jalan, kalau mereka enggak membeli tanah rumah mereka berada di tegalan. Waktu terus bertambah rumah warga pun sudah menjadi rumah-rumah yang mulai modern. Latar belakang masyarakat banjar saya adalah semua sebagai petani, ada yang menjadi wirasuasta, pedagang dan yang lainya. Tetapi juga banyak ada masyarakat yang merantau ke denpasar, badung dan ke sulawesi karena mereka berpikir ingin mengetahui kehidupan luar dan merubah nasib, tetapi ada juga orang yang merantau tidak dapat apa-apa dan dia kembali lagi ke kampung. Karena perkembangan waktu masyarakat banjar saya anaknya mereka di sekolahkan kemana pun sampai perkuliahan dan juga ada yang bisa sampai berangkat kepesiar.  Sekarang jaman sudah maju sebagian besar warga banjar sya suda membawa hp , mempunyai sepeda motor, dan termasuk mobil karena hasil giat mereka di kebun dan yang lainya.  Banjar saya termasuk banjar yang sangat masuk kedalam dan diperbukitan. Sekarang banjar saya dipimpin oleh kelian dinas yang bernama I Made darmawan, dan adat yang bernama I Ketut Sulastra baru-baru ini dilantik. Kepemimpinan I Made Darmawan ini sebagai kelian dinas selama 2 periode banyak mengalami kenaikan , penurunan  dan lagi naik tidak setabil. Tetapi berkat kepemimpinan dia jalan banjar sudah dibeton dan membangun pura merajapati.

Banjar saya juga banyak terdapat Sekha seperti Sekha gong yang bernama Sekha Gong Mandala Kumara, Sekha gong anak-anak yang bernama Kumara Giri, sekha santi yang bernama Mandala Sari, sekha joged yang bernama Panca Suara dan juga ada organisasi ibuk PKK banjar saya yang suka mengikuti lomba senam poco-poco. Sekha Gong banjar saya yang bernama Sekha Gong Mandala Kumara ini berdiri sejak tahun 1935 dan menggunakan gamelan kuno yang masih ada sampai sekarang Cuma pelawahnya saja yang diganti pakai pelawah yang meukir dan meprade. Dari dulu sekha gong banjar saya hanya memplajari tabuh-tabuh lelambatan klasik sampai sekarang pun begitu karena dibanjar saya tidak terlalu suka dengan tabuh-tabuh kekebyaran seperti sekarang. Sekha Gong Mandala Kumara di pimpin oleh kelian sekha yang bernama I Wayan Suarsana dan mekel sekha Pan Tari. Gamelan banjar saya di letakkan di balai banjar saya dan di kelilingi dengan terpal supaya tidak ada ayam yang menaiki gamelannya dan berak sembarangan. Sekha gong banjar saya latian biasanya seminggu dua kali yaitu hari ju’mat dan sabtu kalau tidak ada halangan. Selain menabuh lelambatan banjar saya tetapi penabuhnya yang agak muda-mudaan suka juga menabuh calonarang terbukti banyak ngaturang ayah di kecamatan selemadeg yaitu ngayah megambel calonarang. Kemudian sekha Gong anak-anak yang bernama Kumara Giri berdiri sejak tahun 2010 itu pun karena anak-anak banjar saya suka megambel ke rumah saya karena di rumah saya ada gamelan walaupun tidak lengkap, setia hari mereka megambel dan saya mempunyai ide untuk mengajarkan satu buah gending dan terus menurus sampai sekarang dan mulai berkembang dan akhirnya mempunyai baju sekha dan ngatur ayah di piodalan di pura-pura kayangan tiga di desa saya. Itulah sekilas tentang banjar saya yaitu Banjar yehkayu, desa mundeh selemadeg barat, tabanan bali, yang sangat jauh dari kota dan berlatar belakang petani.