Archive for Mei, 2014

Sejarah Alat Musik Biola

Jumat, Mei 30th, 2014

Sejarah Alat Musik Biola

Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkannya dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval yang sempurna kelima – limanya. Nada yang paling rendah adalah G. Pernahkan Anda bertanya, tentang sejarahnya Biola, harus diakui bahwa asal mula Biola agak sulit dilacak kebenarannya. Pengembangan ke bentuknya yang sekarang telah melewati jangka waktu ratusan tahun. Bahkan, konon biola sekarang merupakan gabungan beberapa alat – alat musik gesek lainnya.

Menurut catatan kuno, pada 5.000 tahun yang lampau, cikal bakal Biola berasal dari  bangsa Aria di India. Raja Ravana dari negara Sri Langka telah mencipta alat musik yang menggunakan senar atau busur, yakni Ravanastron. Kemudian, pada awal abad ke 1, Ravanastron menyebar ke Afghanistan dan Persia. Dalam sejarah tercatat bahwa alat musik gesek Biola pertama kali diperkenalkan di Itali, kota Turin pada tahun 1523. Bentuk biola tersebut dipajang dalam bentuk patung atau skulptur “malaikat kecil bermain biola” di sebuah gereja di Vercelli. Biola pertama itu terdiri dari 3 senar. Sejak tahun 1540 biola mempunyai 4 senar dengan bentuk yang tidak terlalu berbeda dengan biola sekarang. Jenis biola tersebut berasal dari daerah Itali bagian utara. Oleh karena itu pembuat biola yang terkenal adalah dari Itali, seperti  Andrea Amati, Nicola Amati, Gasparo da Salò, Guarnerius del Gesu, Antonio Stradivari. Pembuatan biola merupakan karya kreatif tersendiri. Keluarga – keluarga yang mengkhususkan diri dalam pembuatan biola tidak kalah masyhurnya dengan para komponis – komponis yang menciptakan musik untuk alat ini. Bahkan melebihi kemasyhuran pemusik yang ahli memainkannya. Di antara keluarga yang terkenal itu, selain keluarga Amati, Guarneri, dan Stradivari di Italia, ada juga keluarga Stainer di pegunungan Tyrolean, Jerman dan keluarga Hill di London. Biola buatan keluarga tersebut menjadi rebutan para pedagang antik maupun musisi terkenal karena mutu buatannya yang luar biasa serta harga jualnya makin tak ternilai.

Selain suaranya yang indah biola juga memilki bentuk yang unik. Sebenarnya, darimana biola itu kita simak disini alat musik dawai yang mula – mula biasanya dimainkan dengan cara dipetik (misalnya harpa tangan Yunani). Alat musik gesek diperkirakan berasal dari budaya penunggang kuda di kawasan Asia tengah, contohnya alat musik bangsa Mongolia Morin huur. Alat musik gesek berdawai dua bangsa Turki dan Mongolia dawainya dari surai kuda, dimainkan dengan busur surai kuda, dan memiliki ukiran kepala kuda di bagian kepalanya. Biola, viola, dan cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda, adalah peninggalan bangsa nomaden tersebut. Dipercayai bahwa alat musik mula-mula tersebut dibawa ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah. Di tempat – tempat tersebut mereka menyesuaikan dengan lingkungannya dan berkembang menjadi alat musik erhu, esra, harpa tangan Bizantium, dan rebab. Biola dalam bentuk modern bermula dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera. Biola Eropa modern dipengaruhi oleh berbagai alat musik, terutama dari Timur Tengah dan Bizantium. Sejarah alat musik biola, tiga jenis alat musik mula – mula yang biasanya disebut sebagai cikal – bakal biola adalah rebec (yang diturunkan dari harpa tangan Bizantium dan rebab), vielle (biola abad Renaisans), dan lira da braccio (yang juga diturunkan dari harpa tangan Bizantium). Salah satu deskripsi terawal tentang biola, termasuk cara penyetelannya, ada di dalam Epitome musical karya Jambe de Fer, yang diterbitkan di Lyon pada 1556. Perlahan – lahan biola mulai menyebar ke seluruh Eropa. Terjadi perubahan yang cukup besar pada pembuatan biola pada abad ke-18, terutama dalam hal panjang dan sudut leher biola. Mayoritas alat musik yang lama telah diperbarui sesuai standar yang baru – baru ini, dan maka dari itu jelas berbeda dari keadaan alat musik tersebut ketika diselesaikan oleh seniman pembuat biola, termasuk perbedaan dalam hal suara dan respons. Namun alat – alat musik ini dengan kondisi mereka pada saat ini menjadi standar kesempurnaan pada seni pembuatan biola dan suara biola, dan pembuat biola di seluruh dunia berusaha untuk mendekati ideal tersebut sedapat mungkin nebyanai biola yang asli. Hingga hari ini, alat musik dari “Jaman Keemasan” pembuatan biola, terutama yang dibuat oleh Stradivari dan Guarneri del Gesù, adalah alat – alat  musik yang paling diburu oleh kolektor dan pemain biola professional.

Cara Menafsir Biola Klasik

Biola dapat mahal untuk dibeli, tapi musik mereka kaya dan elegan. Biola paling mahal adalah orang – orang yang dapat diklasifikasikan sebagai vintage. Biola tua ini dibuat begitu lama lalu beberapa lebih awal dari 1700, yang sangat sulit untuk menentukan persis ketika dan oleh siapa mereka dibuat. Jika anda menemukan bahwa sebuah biola yang anda miliki adalah vintage, anda dapat menjualnya untuk jumlah harga yang sangat besar, atau anda dapat memilih untuk menyimpannya di antara barang – barang  berharga yang anda miliki. Penelusuran terkait:

Hal – hal yang Anda perlukan cahaya pembesar kaca menyarankan suntingan Item menambahkan mengapa apakah diperlukan. Cari lubang f biola anda. Ini adalah bukaan melengkung di kedua sisi string anda. Menyinari sehingga anda dapat melihat dengan jelas dan melihat melalui lubang F. Anda mungkin perlu kaca pembesar untuk melihat dalam jelas. Mencari apapun label yang melekat dalam biola melalui lubang F Anda. Label ini dapat menunjukkan berapa lama anda biola vintage adalah, atau setidaknya memberi anda petunjuk. Kata-kata seperti “fecit” atau “fece” sering berarti “dibuat oleh”, dan harus diikuti dengan nama produsen biola. Selain itu, setiap saat, terutama jika diikuti oleh kata “anno”, kemungkinan menandakan tahun biola dibuat. Syarat – syarat label harus dalam bahasa Latin. Jika label anda atau telah dicetak dalam hitam atau cokelat tinta pada kertas cokelat, anda mungkin memiliki biola berharga di tangan anda. Periksa label untuk tempat di mana biola itu dibuat. Ini memberi anda petunjuk tentang tanggal juga. Sebagai contoh, jika biola dibuat di Jerman, dan label mengatakan demikian dalam bahasa Latin, vioin dibuat sebelum tahun 1891. Hal ini begitu karena Tarriff McKinley undang – undang yang disahkan tahun itu menegaskan bahwa Jerman (dan Italia) semua ekspor harus diberi label dalam bahasa Inggris. Cek panjang leher biola anda jika ada label mungkin itu biola yang bagus. Jika anda biola leher diperpanjang, anda harus menemukan dua lem sendi bersama leher. Karena struktur biola telah seragam selama berabad – abad, menemukan sendi lem ini lebih dari mungkin berarti bahwa anda biola vintage dilakukan kadang – kadang pada tahun 1700-an.

Sumber

http://dunia-terang.blogspot.com/2013/08/sejarah-tentang-alat-musik-biola.html

http://kutubuku.web.id/3438/cara-menafsir-biola-klasik

http://www.majalahpraise.com/asal-usul-biola-594.html

Belajar Teori Musik Dasar dan Membaca Notasi Balok

Jumat, Mei 30th, 2014

Belajar Teori Musik Dasar dan Membaca Notasi Balok

 

Bila kita belajar musik, tentunya pasti, kita juga akan belajar mengenal notasi balok. Tapi tahukah kamu apa yang dimaksud dengan notasi ?Notasi atau biasa disingkat “not” adalah simbol dalam musik untuk suara dengan pitch tertentu.Ada dua macam not, yaitu not balok dan not angka. Not angka , sesuai namanya, yaitu notasi yang  dilambangkan dengan angka-angka. Sedangkan not balok adalah notasi yang dilambangkan dengan bulatan-bulatan, baik bertangkai ataupun tidak yang diletakkan di dalam garis-garis paranada. Garis paranada adalah berupa 5 garis sejajar dan spasi-spasi yang berguna untuk meletakkan lambang untuk tiap nada menunjukkan durasi dan  ketinggian nada tersebut. Tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Durasi nada ditunjukkan dalam ketukan. Dalam notasi balok, sistem paranada bergaris lima digunakan sebagai dasar. Bersama dengan keterangan mengenai tempo, ketukan, dinamika, dan  instrumentasi yang digunakan, not ditempatkan pada paranada dan dibaca dari kiri ke kanan. Durasi nada dilambangkan dengan nilai not yang berbeda-beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan dalam posisi not secara vertikal pada paranada. Interval dua not yang dipisahkan satu garis paranada (yaitu berada pada dua spasi yang bersebelahan) seperti digambarkan pada ilustrasi dibawah ini.

Garis Paranada

Berikut gambar sekumpulan 5 garis dan 4 spasi :

mmkmm

Gambar garis paranada

 

Nama not dan baris birama

Di dalam musik modern ada sejumlah not – not yang sudah kita kenal dengan baik yaitu : C,  D, E , F, G, A, B, C , 8 not di dalam susunan tadi ( dari “C” ke “C“) disebut 1 oktaf (Octave). Warna suara (tinggi & rendah) pada penulisannya dapat dikategorikan dari suara Bass (nada rendah) sampai ke nada Soprano (nada tinggi), nah didalam penulisan diagram notasinya pada garis birama dibedakan menjadi 2 yakni Bass dan Treble (gambar).

doooree

Gambar garis birama

Notasi balok adalah notasi yang berbentuk bulat telur yang terdapat tangkai dan bendera not yang mempunyai nilai tertentu dan diletakan pada balok nada.

nooot

Gambar not balok

Untuk not – not yang memiliki bendera maka dapat digabungkan misalnya gabungan antara 2 buah quaver, maka akan menjadi:

hhh

Gambar not Balok

Membaca notasi balok

Notasi balok terdiri dari bermacam – macam irama, setiap bentuk notasi memiliki durasi atau panjang pendeknya bunyi,  dan tanda diam seperti terlihat pada diagram dibawah ini, yaitu bentuk, nama, nilai, dan harga ketukan :

hiuhj

Gambar nilai – nilai not

Membaca notasi not balok adalah keahlian (sight reading skill) yang harus diasah terus menerus setiap saat oleh murid. Bagaimana tidak, begitu kita belajar lagu baru, kemampuan membaca not balok akan mempercepat penguasaan lagu tersebut.  Dari statistik yang ada,  rata – rata murid menemui kesulitan dalam membaca not balok yang disebabkan karena mereka kurang mengetahui cara – cara yang benar, atau guru mereka tidak tahu/kurang mengimplementasikannya pada tiap sesi pengajarannya.

Berikut dibawah ini adalah tips untuk mengembangkan kemampuan dalam membaca not balok (sight reading) dengan baik:

  1. Observasi kunci (clef), tangga nada (key signature) & tanda birama (time signature).
  2. Lihat keseleruhan dari lagu untuk menemukan hal-hal yang tidak terduga, seperti: perubahan kunci, interval satu oktaf, accidental (#/þ)
  3. Hitung pulse dan ritmiknya! Rasakan pulse pada tubuh kita dengan tap, clap, pat, dan snaps! Pilihlah tempo yang tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat! Rhythm adalah faktor yang sangat penting pada kemampuan sight reading. Karena tanpa rhythm, lagu tidak akan terbentuk dengan baik meski not benar.
  4. Nyanyikan nada dengan “la”, “ma”, “na” atau alphabet nada “C”, “D”, “E” dari setiap melodi di tangan kanan dan tangan kiri secara terpisah.
  5. Visualisasikan jari jari sedang bermain diatas tuts piano tanpa membunyikannya, letakkan jari-jari anda diatas pangkuan anda.
  6. Mainkan lagu sambil tetap menghitung dan merasakan pulse sambil mata tetap melihat ke arah partitur!
  7. Nilailah permainan anda sendiri, apakah akurat atau tidak? Bila belum, mainkan sekali lagi dalam tempo yang lebih lambat.

Pengertian dari istilah – istilah Suara, Nada, Ritme, Notasi, Melodi, dan Harmoni

Suara Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi).

Nada Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut. Nada dalam teori musik diatonis barat diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama yaitu nada C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As, dan Ais/Bes.

Ritme Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi).

Notasi Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo, dinamika, dan sebagainya. Bisa juga sebagai, symbol atau untuk menjelaskan tinggi dan rendahnya suara atau nada yang berbentuk sebuah gambar.

Melodi Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut). Melodi terbentuk dari sebuah rangkaian nada secara horisontal. Unit terkecil dari melodi adalah Motif. Motif adalah tiga nada atau lebih yang memiliki maksud atau makna musikal. Gabungan dari Motif adalah Semi Frase, dan gabungan dari Semi Frase adalah Frase (Kalimat). Sebuah Melodi yang paling umum biasanya terdiri dari dua Semi Frase yaitu kalimat tanya (Antisiden) dan kalimat jawab (Konsekuen).

Harmoni Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada – nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.

Sumber

http://baltazar-artikel.blogspot.com/2013/04/belajar-membaca-not-balok.html

http://dutanada.com/artikel-pendidikan/95-cara-jitu-membaca-notasi-not-balok-sight-reading-dengan-cepat.html

http://ikithink.wordpress.com/2013/10/23/cara-mudah-belajar-not-balok-pt-2/

http://yokimirantiyo.blogspot.com/2012/11/belajar-mengenal-notasi-balok.html

Dasar Bermain Saxophone

Jumat, Mei 30th, 2014

Dasar Bermain Saxophone

 

                Jika bicara tentang alat musik yaitu alat musik tiup, maka salah satu alat musik tiup yang cukup dikenal orang banyak yaitu Saxophone. Sejarah singkat Saxophone ditemukan sekitar 160 tahun yang lalu oleh seorang ahli pembuat alat musik dan musisi berbakat berkebangsaan Belgia yang bernama Antoine-Joseph (Adolphe) Sax. Kemudian pada tanggal 20 Maret 1846, Saxophone didaftarkan hak patennya untuk pertama kali.

Dari beberapa jenis alat musik Saxophone yang sering digunakan oleh beberapa grup musik dan juga artis solo yaitu Saxophone, yang biasa digunakan antara lain adalah Eb Alto Saxophone, Bb Tenor Saxophone dan Bb Soprano Saxophone, ketiga jenis alat musik Saxophone ini memang memiliki suara yang khas, dan dapat membuat pendengarnya merasa nyaman, dan biasanya alat musik ini memiliki peran penting untuk membuat suasana musik lebik berwarna dengan memberi sentuhan Saxophone, Saxophone itu sendiri merupakan jenis alat musik melody yang hanya menghasilkan nada do, re, mi, fa, sol, la, si, dan do oktaf, bukan seperti alat lain yang bisa menghasilkan suara akord seperti C (do, mi, sol, do oktaf). Saxophone memiliki jenis lain yaitu Eb Sopranino Saxophone, F Sopranino Saxophone, Eb Baritone Saxophone, Bb Bass Saxophone, C Bass Saxophone, Eb Contrabass Saxophone, F Contrabass Saxophone, Saxophone ini jarang digunakan di dalam band, namun sering di jumpai dalam konser klasik seperti kuartet brass dan sebagainya. Saxophone merupakan salah satu alat musik yang terbilang masih muda, dibandingkan dengan jenis alat musik tiup lainnya seperti flute, oboe, clarinet, bassoon, dan sebagainya.

 

Maka dari itu disini ingin membahas tentang:

 

–          Pengertian Reed dan Mouthpiece dalam Saxophone

–          Tekhnik Pernafasan dalam bermain Saxophone

–          Tone (Ambusheer).

–          Perawatan

 

Pengertian Reed dan Mouthpiece dalam Saxophone

 

Untuk memainkannya harus mengerti dengan benar karakter alat musik ini, seperti anda harus mengenali diri anda sendiri, yaitu karakter tentang: Mouthpiece (jenis dan tip opening), Reed (ukuran ketegangan), disini akan dijelaskan cara meletakkan dan pemasangan Reed di Mouthpiece.

 

  1. Mouthpiece (jenis dan tip opening)

mouttypeace mouthpaces

Mouthpiece merupakan alat pembangkit suara yang digabungkan dengan Reed (bilih) yang umumnya terbuat dari bambu olahan dan digabungkan sehingga dapat menghasilkan bunyi.

 

  1. Reed (ukuran ketegangan)

reeeed

Bilih bambu yang mirip dengan sendok es krim namun tipis pada bagian ujungnya. Reed merupakan komponen penggetar untuk membangkitkan suara, seperti halnya pita suara kita.

 

  1. Cara meletakkan Reed

cara

Ini sangat penting agar Reed diletakkan pada tempat yang tepat agar mudah beresonansi. Jika salah menempatkan posisi Reed, maka akan menjadi sulit untuk ditiup atau mungkin tidak dapat bersuara, Mouthpiece dan reed digabungkan dengan sebuah cincin logam yang disebut ligature sebagai pengikatnya.

 

Anda perlu mengukur kekuatan nafas untuk disesuaikan dengan pemilihan Mouthpiece dan Reed karena Reed itu sendiri memiliki beberapa ukuran yaitu 1, 1 setengah, 2, 2 setengah hingga paling tebal ukuran 3, sehingga selanjutnya anda akan dengan mudah mengenali karakter dari Saxophone yang akan dimainkan.

 

Tekhnik Pernafasan dalam bermain Saxophone

 

Ada beberapa persyaratan dalam bermain Saxophone adalah:

Tekhnik Pernafasan, dan Tone (Ambusheer).

Pernafasan: ada dua tehnik yang biasanya digunakan dengan menggunakan nafas perut dan pernafasan dada, dalam artian nafas perut ada cara pengambilan nafas yang  mengingat perut mampu menampung 12 liter udara, sedangkan dada hanya menampung 5 liter udara.

Cara berlatih nafas perut :

Tarik nafas dengan menggunakan mulut lalu disimpan ke dalam perut, sehingga perut cenderung akan membesar seperti merasakan udara ada di perut sampai ke pinggang, lalu keluarkan dengan mendesis secara pelahan – lahan dan lakukan secara berulang – ulang, dan apabila dada yang  mengembang maka itu bukanlah pernafasan perut melainkan disebut dengan pernafasan dada, tapi bila dada tidak bergerak dan perut membesar artinya pernafasan perut telah dilakukan dengan benar. Sedangkan jika pernafasan dada yang dilakukan, tarik nafas dengan mulut lalu disimpan dalam dada, sehingga dada membesar lalu dikeluarkan sedikit – sedikit dengan mendesis seakan dada memompa udara keluar sebagian, tetapi pernafasan dada biasanya hanya dilakukan untuk pernafasan cadangan, biasanya dalam lagu jika nada yang cukup panjang namun nafas dirasakan sudah tidak mampu maka pernafasan dada yang dilakukan untuk melengkapi nafas yang sudah terlanjur habis. Pernafasan yang disarankan tentu saja menggunakan nafas perut agar kita mampu meniup Saxophone lebih kuat dan panjang, sedangkan nafas dada boleh digunakan untuk keadaan mendesak saja di saat kita harus mengambilkan nafas dengan cepat.

Bicara mengenai kekuatan meniup Saxophone, semakin kecil ukuran Saxophone akan membutuhkan kekuatan tiup semakin tinggi. Saxophone Alto lebih membutuhkan tenaga tiup lebih besar jika dibandingkan dengan jenis Saxophone Tenor, namun semakin besar Saxophone semakin membutuhkan volume nafas yang begitu besar terutama di nada – nada rendah, jadi Saxophone Tenor membutuhkan volume nafas yang besar dan tenaga yang lebih kecil, sedangkan Alto membutuhkan volume nafas yang kecil dan bertenaga yang lebih besar. Jadi kedua Saxophone yang berbeda antara Saxophone Alto dan Tenor memiliki karakteristik yang sangat berbeda mengenai kekuatan tiupan dan konsumsi di dalam cara bernafasnya.

 

Embouchure

Kata embouchure berasal dari bahasa Perancis yang artinya “mulut sungai”. Di dalam bermain Saxophone, embouchure menggambarkan posisi antara bibir, gigi, rahang, dan otot – otot disekitar mulut ketika pada saat udara ditiupkan melalui mouthpiece. Secara alami, embouchure berakibat pada upaya untuk menghasilkan tone atau suara yang baik dan kemampuan untuk mengendalikan suara yang dihasilkan Saxophone supaya bersuara dengan baik. Di dalam mempraktekannya, terdapat beberapa posisi embouchure yang biasanya sering digunakan oleh banyak saxophonist terkenal, namun disini hanya akan menguraikan salah satu formasi embouchure yang saat ini paling banyak digunakan dan dapat menghasilkan kualitas suara atau tone dengan baik.

 

Perawatan

Mengenai cara – cara perawatan instrumen Saxophone itu sendiri yaitu perawatan instrumen dengan baik, selain untuk alasan kebersihannya, hal ini penting juga untuk menjaga agar instrumen tersebut dalam keadaan baik dan siap untuk dimainkan dan supaya bisa lebih awet. Hal – hal yang perlu dilakukan dalam perawatan instrumen tersebut yaitu sebagai berikut:

Memegang instrumen Saxophone seharusnya dengan cara berhati – hati dan menghindari kemungkinannya terjadi benturan dengan benda keras yang dapat melukai atau lecetnya Saxophone, itu semua disebabkan karena logamnya sangat tipis dan mudah bengkok atau rusak jika terkena benturan. Setelah selesai menggunakan atau memainkan Saxophone seharusnya segeralah membersihkan komponen – komponen yang ada di instrument Saxophone, baik dibagian – bagian luar maupun dibagian – bagian dalamnya, bantalan – bantalan atau pad yang basah akibat pernapasan bisa dibersihkan menggunakan lap atau kain halus yang bisa menyerap air dan dibersihkan untuk menjaga ke elastisitas karetnya, dan disela – sela rongga pad juga bisa dibersihkan agar tidak berdebu.

 

Sumber

 

 

 

Komunitas Karawitan Ngesti Laras di Denpasar

Kamis, Mei 8th, 2014

KELOMPOK KARAWITAN JAWA NGESTI LARAS

DI DENPASAR

Pertama kali ketika saya di bujuk dan ajak bapak untuk latihan gamelan di dalam komunitas karawitan Jawa Ngesti Laras yang ada di Denpasar pada awalnya saya belum begitu merasakan rasa untuk serius dan apa lagi jika berbicara tentang tradisi yang biasanya anak muda sedikit menduakan tradisi sendiri, kebanyakan sudah mengikuti tradisi negara lain. Pada awalnya kurang antusias namun ketika itu saya kuliah di solo pada tahun 2009, saya tidak pernah menyentuh gamelan tetapi di dalam jurusan Etnomusikologi saya di paksa harus belajar dan memahami gamelan Jawa dan juga gamelan dari daerah Bali, dari Sunda dan Makasar, dari sini saya belajar betapa pentingnya melestarikan tradisi kita walau sedikit tetapi bisa berguna untuk kedepannya apa lagi mampu mengenalkan tradisi kita terhadap warga asing betapa bangganya kita bisa dikenal sebagai bangsa Indonesia yang memiliki budaya yang kompleks. Disini saya menerangkan sedikit tentang awal terbentuknya kelompok karawitan Ngesti Laras merupakan bagian dari Yayasan Adi Budaya yang masih tergolong dalam keluarga besar Paguyuban Ngeksi Gondo di Denpasar. Selain karawitan yang biasa di latih, wujud dari perkembangannya yaitu adat budaya ”nganten Jawa”, seni tari, dan seni pedalangan. Maka dari itu, sungguh berat yang dipikul oleh kelompok karawitan Ngesti Laras, karena harus mendukung dari beberapa jenis seni yang sangat membutuhkan peran dari karawitan Jawa sebagai pendukung pertunjukannya. Seperti dalam upacara pernikahan yang masih ingin melestarikan adat seperti di Jawa, maka perlu juga dukungan dari karawitan Jawa sebagai pengiring upacara pernikahan tersebut. Selain itu dalam pementasan seni pertunjukan lainnya seperti, pertunjukan seni Tari dan seni Pedalangan yang masih membutuhkan iringan langsung, juga perlu dukungan dari karawitan Jawa. Dan sejarah singkat terbentuknya karawitan Jawa Ngesti Laras. Berawal dari tugas yang harus dilakukan oleh kelompok karawitan Jawa, sejak tahun 1996 oleh Paguyuban Ngeksi Gondo yang ada Di Denpasar berinisiatif untuk membentuk karawitan Jawa dengan nama Ngesti Laras yang diberikan tanggung jawab sebagai pimpinan adalah Bapak saya Tri Haryanto. Secara prosedural, karawitan Jawa Ngesti Laras dibawah naungan yayasan Adi Budaya dan dinaungi oleh Paguyuban Ngeksi Gondo di Denpasar. Dalam proses latihan meminjam gamelan kampus STSI Denpasar hingga tahun 2006. Gamelan diberi dari pemerintah daerah tingkat I daerah istimewa Yogyakarta pada bulan juni 2006, meskipun masih berwujud gamelan kuningan, namun dari pihak pemda tingkat I DIY ada keinginan untuk menyamakan secara kualitas dengan gamelan Bali pada umumnya, meskipun hingga kini belum dapat terealisasi.

Dengan potensi yang dimiliki di dalam komunitas ini dan adanya dukungan dari masyarakat pendukung (Paguyuban Ngeksi Gondo), kelompok karawitan Ngesti Laras selalu ingin mengembangkan diri dengan berbagai hal yang ada kaitannya dengan adat budaya dan seni pertunjukan. Tidak menutup kemungkinan juga akan bisa menembus dalam ranah kepariwisataan di Pulau Dewata, melihat peluang yang ada dan tidak menutup kemungkinan hal itu mudah untuk dijangkau. Untuk mengejar impian itu maka kelompok karawitan ngesti laras selalu ingin berbenah diri untuk menambah materi latihan untuk konser, untuk iringan adat budaya, iringan tari, dan iringan pedalangan.

SASARAN KEGIATAN

Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah nguri – uri budaya Jawa yang ada di Denpasar, terutama dalam bidang Karawitan. Kegiatan yang pernah dilakukan adalah mengiringi upacara adat Jawa seperti upacara pernikahan, upacara khitanan, dan beberapa kegiatan sosial yang melibatkan karawitan dalam acaranya seperti pada acara ulang tahun Paguyuban, peringatan hari-hari besar nasional dan sebagainya. Bahkan dalam upacara pernikahan adat Bali pun pernah ikut partisipasi beberapa kali. Di samping kegiatan karawitan, juga sebagai pengiring seni pertunjukan yang lain sepeti iringan Tari dan iringan Pedalangan. Selain itu juga bergerak dalam bidang vokal atau sering disebut Mocopatan, kegiatan ini sering dipergunakan untuk upacara Nebus Kembar Mayang (rangkaian upacara pernikahan), tirakatan (begadang dalam menyambut hari – hari penting keagamaan: Satu Suro/muharom, malam Waisak, Maulud Nabi dan sebagainya).

 Foto kegiatan khitanan (sunatan) bertempat di rumah bapak Joko Santoso

foto

Foto kegiatan khitanan (sunatan) bertempat di rumah bapak Joko Santoso

TEMPAT LATIHAN

                Dari tahun 2006 semenjak memiliki gamelan sendiri, latihan karawitan dipusatkan di Sanggar Kanjeng Purwa Jl. Danau Buyan, Sanur Denpasar. Pada tahun 2012 pindah di rumah Bapak H. Tony Astiti Dama Jl. Padma no 48 Penatih Denpasar Utara hingga sekarang. Kemudahan dan kesulitan saat berlatih adalah kemudahan karena sudah ada seperangkat gamelan dan dibimbing langsung oleh bapak saya dan bapak Saptono, kesulitannya saat latihan berbenturan dengan kegiatan kampus dan lain sebagainya. Dari beberapa latihan kita di undang dalam acara pernikahan di Hotel Aston Denpasar, saya berkesempatan langsung memegang instrument saron bersama adik saya Gading Nova Dwi Aryanto, walau kurang lancar dalam menghafal gendingnya kami mengakalinya dengan membaca buku gendingnya sehingga dapat mengikuti alur gending yang dimainkan, dari beberapa gending yang di mainkan, saya sangat hafal dengan gending Kebo Giro dan Kodok Ngorek yang dimana di mainkan pada saat kedua mempelai memasuki ruangan hingga duduk di singgasananya. Gending – gending yang lain lebih sulit mungkin dikarenakan lebih jarang saya dengar ketimbang gending – gending tadi. Dan dalam waktu dekat ini kelompok ngesti laras akan di panggil lagi untuk mengisi sebuah acara sebelum PKB tahun ini, para penabuh sudah mulai melatih kembali bahan gending – gending yang sudah di pelajari agar lebih membiasakan atau supaya lebih kurangnya bisa hafal gending – gending tersebut.

Disini saya menjelaskan sedikit struktur kepengurusan di dalam kelompok karawitan Ngesti Laras, tim Pembina, keanggotaanya, dan sumber data yang saya dapatkan.

 

STRUKTUR PENGURUS

KELOMPOK KARAWITAN NGESTI LARAS

Pelindung  : Ketua Paguyuban Ngeksi Gondo.

 

Sesepuh  : H. Oentoeng Utomo.

: H. Tony Astiti Dama.

: Drs. Yuwono Indarjo, SH., M.Si.

: Supriyono, SH.

: Drs. Sudiyarto.

 

Ketua : Tri Haryanto, S.Kar., M.Si.

 

Sekretaris : Drs. Rinto Widyarto, M.Si.

 

Bendahara : H. Subandi Edris.

 

Koordinator : Ary S.

 

TIM  PEMBINA

KELOMPOK KARAWITAN NGESTI LARAS

Pembina Karawitan  : Tri Haryanto, S.Kar., M.Si.

: Saptono, S.Sen., M.Si.

 

Pembina Tari : Drs. Rinto Widyarto, M.Si.

: Sulistiyani, S.Kar., M.Si.

: Dra. Antonio Indrawati, M.Si.

: Dra. Dyah Kustiyanti, M.Hum.

 

Pembina Pedalangan : Dru Hendro, S.Sen., M.Si.

 

Pembina Vokal : Tri Haryanto, S.Kar., M.Si.

: Suminto, S.Ag., M.Si.

 

ANGGOTA KELOMPOK KARAWITAN NGESTI LARAS

  1. Drs. Yuwono Indarjo, SH., M.Si.
  2. H. Subandi Edris.
  3. Supriyono, SH.
  4. Ary S.
  5. Drs. Sudiyarto.
  6. Supardi, B.A.
  7. Triyanto.
  8. Letkol Sutomo.
  9. Suhadi.
  10. Ponijan.
  11. Susanto.
  12. Sri Mustari.
  13. Surati.
  14. Galih Febri Hastiyanto.
  15. Gading Nova Dwi Aryanto.
  16. Indra.
  17. Sunandar.

SUMBER

Tri Haryanto.

Drs. Rinto Widyarto, M.Si