Balineseflut

April 10th, 2018
YouTube Preview Image

Sejarah Tari Manuakrawa

April 10th, 2018

Tari yang dibawakan oleh sekelompok (antara 5 sampai 7 orang penari), tarian ini merupakan tarian kreasi baru yang mrnggambarkan prilaku sekelompok burung (Manuk) air (rawa) sebagaiman yang dikisahkan didalam ceritra Wana Parwa dari epos Mahabharata. Gerak-gerak tarianya diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerak-gerak tari dari daerah lain di Indonesia (Jawa dan Sunda) yang telah dimodifikasi sesuai tuntutan garapan. Tarian ini diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia (koreografer) dab I Wayan Beratha (Komposer). Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata “Bale Gala-Gala” karya Tim Sendratari Ramayana/Mahabharata dalam pesta kesenian Bali tahun1980.

Tata letak Dalam Ansambel Instrumen Gamelan Jawa

April 2nd, 2018

Tata letak instrumen Gamelan Jawa Dalam sebuah pagelaran musik, tata letak instrumen berperan penting dalam menjaga komunikasi di antara pemaian selain untuk membangun harmonisasi nada yang dihasilkan. Sepertihalnya pagelaran musik barat, tata letak instrumen Gamelan Jawa dalam sebuah pagelaran memiliki maksud dan tujuan tertentu. Terdapat hubungan antara tata letak instrumen Gamelan Jawa terhadap preferensi akustik ruang pagelaran. Kondisi akustik yang tepat sangat diperlukan agar bunyi dapat didengarkan oleh semua orang yang hadir (penonton) selain juga amat penting bagi pemain (seniman)sebagai pelaku seni sekaligus pendengar. Setiap instrumen dalam sebuah ansemble Gamelan (seperangkat musik Gamelan) mempunyai fungsi dan kontribusi yang berbeda dalam pagelaran.Hal ini diakibatkan oleh adanya perbedaan diantaranya: intensitas bunyi, arah suara serta kandungan frekuensi bunyi yang dihasilkan oleh masing-masing instrumen. Sebuah pagelaran Gamelan yang mempertahankan kemurnian bunyi, tidak menggunakan peralatan pendukung sistem tata suara elektronik. Kondisi ini berakibat pada kualitas sumber bunyi (instrument Gamelan Jawa dan seniman) termasuk didalamnya adalah tata letak instrumen. Jumlah instrumen gamelan jawa yang begitu banyak berakibat pada tata letak yang menyebar diatas panggung. Kondisi ini berakibat pada sumber bunyi yang diterima oleh pendengar merupakan sumber majemuk. Sensasi sumber majemuk yang dihasilkanoleh masing-masing instrumen Gamelan akan mengisi ruang dan memberikan respon tertentu bagi seniman dalam setiap melakukan pagelaran. Penambahan sistem tata suara berakibat pada sumber majemuk Gamelan menjadi sumber titik.

Keterkaitan Bahasa dengan Budaya

April 2nd, 2018
  • Bahasa sebagai Unsur Budaya

Hampir seluruh bagian dalam kehidupan manusia dilingkupi oleh bahasa sehingga bahasa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan budaya manusia. Segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupannya, memuat unsur bahasa di dalamnya. Seorang peneliti yang akan memahami kebudayaan suatu masyarakat harus menguasai perkembangan bahasa suatu masyarakat karena melalui bahasa seseorang bisa berpartisipasi dan memahami sebuah budaya.

  • Bahasa sebagai Penata Stratifikasi sosial

Bahasa mempunyai fungsi untuk membantu memahami pola berpikir manusia karena segala kehidupan dan simbolsimbol kebudayaan manusia bisa diteliti dan diungkap melalui penelitian bahasa suatu masyarakat. Misalnya, mempelajari bahasa Jawa untuk meneliti pola kekerabatan dan stratifikasi sosial pada masyarakat.

  • Bahasa Seabai Simbol Budaya Suku Bangsa

Bahasa adalah sistem simbol manusia yang paling lengkap sehingga bahasa bisa dijadikan simbol dari sebuah kebudayaansuatu suku bangsa (etnokultur) berdasarkan adanya dialek atau logat bahasa yang beraneka ragam variasinya. Setiap dialek dalam suatu masyarakat merupakan ciri khas yang membedakan suatu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Perbedaan dialek tersebut disebabkan adanya perbedaan daerah geografis dan pelapisan lingkungan sosial antarmasyarakat. Adanya perbedaan bahasa dan dialek antarmasyarakat tersebut memerlukan faktor pemersatu berupa bahasa nasional.

STRUKTUR DI BALIK TARIAN

April 2nd, 2018

Struktur tari yang dimaksudkan ini adalah susunan bagian-bagian yang membangun suatu tarian, ada tiga bagian pokok yang membangun struktur tarian yaitu baggian awal, bagian tengah dan bagian akhir. Patut diingak bahwa ketiga bagian ini bias mengalir dalam suatu irama namun bisa dalam irama yang berbeda.

  1. Struktur tunggal adalah satu rangkaian dari bagian-bagian (awal, tengah, dan akhir) dalam satu kesatuan yang utuh tanpa ditandai oleh perubahan melodi ata pergantian irama musik pengiring. Tarianbali yang emiliki struktur tungga adalah Topeng keras yang diiringi dengan tabuh gilak yang dinamis dan gagah, dengan tempo yang cepat. Topeng keras dikatakan tunggal itu karena dari mungkah lawing sampai dengan nutup lawing semuanya mengalir sedemikian rupa menjadi satu rangkaian (tunggal).
  2. Struktur ganda adalah susunan dari bagian-bagian awal, tengah dan akhir yang dibagi menjadi dua atau tiga bagian, masing-masing ditandai oleh adanya perubahan melodi atau irama musik pengiring. Ada beberapa contoh tarian yang memiliki struktur ganda yaitu baris tunggal, topeng tua, jauk dan barong ket.
  3. Struktur gabungan adalah susunan dari bagian-bagian tari awal, tengah dan akhir yang berbeda-beda dibangun oleh beberapa fase, dan setiap fase ditandai oleh pola tabuh yang berbeda. Salah satu tarian di Bali yang memiliki struktur majemuk adalah tari Legong Keraton. Dalam hal ini, seperti yang terlihat di Legong Jobog memiliki fase-fase tarianya yang dibentuk oleh awal, tengah dan akhir, rangkaian geraknya pun seperti berikut: pepeson (pembuka), pengawak (bagian utama), pengecet (bagian tambahan) selnjut yapesiat (bagian pertempuran) dan pekaad (bagian penutup).