Sendratari Ramayana

This post was written by ekosattvika on Juli 12, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

SENDRATARI RAMAYANA

Bali merupakan sebuah pulau yang memiliki ribuan bahkan jutaan macam keindahan, baik dari segi tempat, budaya, kekayaan alam, dan yang paling terpenting adalah keseniannya yang membuat Pulau Bali terkenal bukan hanya di lingkup Nasional tetapi sampai ke mancanegara. Hal ini yang menyebabkan Pulau Bali selalu menjadi tujuan pariwisata yang paling banyak digemari oleh para wisatawan. Definisi dari wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan untuk bisnis atau kesenangan sepanjang orang tersebut tidak menerima uang dari Negara yang ia kunjungi, hingga ada sebuah pemeo yang berbunyi : “Jangan mati sebelum melihat Bali”. Tidak jarang para wisatawan merasa nyaman berwisata di Bali hingga melewatkan waktu yang cukup lama karena para wisatawan terbuai dan dimanjakan oleh berbagai macam keindahan alam dan utamanya kesenian dan budaya Bali yang adi luhung.

Menurut buku “Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi” karya R.M. Soedarsono, salah satu bentuk kesenian yang ditujukan untuk kebutuhan pariwisata adalah sebuah pertunjukan sendratari Ramayana. Di Indonesia terdapat beberapa versi wiracarita Ramayana. Walaupun jelas bahwa wiracarita ini berasal dari India, namun sampai sekarang masih belum begitu jelas versi india yang mana yang menjadi dasar dari Ramayana di Indonesia. Versi tertua yang dilestarikan di Bali adalah versi dalam bahasa Jawa Kuna yaitu Kakawin Ramayana yang diperkirakan merupakan karya pujangga Yogiswara.

Menurut buku “Selayang Pandang, Seni Pertunjukan Bali” karya I Wayan Dibia, Sendratari Ramayana ini adalah karya dari I Wayan Beratha yang diciptakan tahun 1965. Dan di Bali sudah pernah dipentaskan selama tahun-tahun awal Pesta Kesenian Bali antara tahun 1979 hingga sekarang. Sedangkan pada buku ”Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi” karya R.M. Soedarsono, menjelaskan bahwa Sendratari Ramayana pertama kali dipentaskan di Jawa pada tanggal 26 Juli 1961, pertunjukan wisata yang dipentaskan secara kolosal melibatkan sekitar 865 penari dan pemain gamelan.

Pementasan sendratari Ramayana yang memiliki 7 kanda diantaranya : Bala Kanda, Ayodya Kanda, Arania Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Uttara Kanda, ini adalah pertunjukan Sendratari Ramayana yang disajikan secara lengkap. Adapun isi dari cerita dalam sendratari Ramayana adalah :

Di Kerajaan Mantili, Prabu Janaka mempunyai seorang putri yang cantik dan sudah menginjak dewasa bernama Dewi Sita. Oleh karena itu Prabu Janaka mencarikan jodoh untuk putrinya dengan mengadakan sayembara, barangsiapa yang mampu merentangkan busur panah pusaka kerajaan, dialah yang dapat mempersunting Dewi Sita, namun tidak seorang ksatriapun yang mampu, hingga akhirnya Rama datang dan dengan mudahnya busur panah tersebut dipatahkan. Sita akhirnya diboyong ke kerajaan Ayodya oleh Rama. Namun atas penuntutan janji Dewi Kekayi (ibu tiri Rama) kepada Prabu Dasaratha menyebabkan Rama diikuti oleh istri dan adiknya harus menjalani pengasingan selama 14 tahun di dalam hutan dan Bharata (adik tiri) Rama menjadi Raja di kerajaan Ayodya.

Rama, Sita dan Laksmana menjalani pengasingan di hutan Dandaka. Dalam perjalanan tersebut, mereka bertemu dengan kemenakan Rahwana yang bernama Surpanaka, dia menyamar menjadi seorang wanita cantik dan merayu Rama serta Laksmana. Laksmana yang merasa didesak akhirnya marah dan memotong hidung Surpanaka. Surpanaka melaporkan hal tersebut kepada Rahwana. Mendengar pernyataan Surpanaka, Rahwana menjadi sangat marah akan tetapi mendengar bahwa istri Rama sangat cantik, ia akan berusaha merebut Dewi Sita dari Rama. Untuk itu, Rahwana mengutus seorang prajurit kepercayaannya bernama Marica untuk menyamar menjadi seekor Kijang Emas dan menarik perhatian Sita. Sita memohon kepada suaminya untuk mencarikan Kijang Emas tersebut, Sang Rama pun memenuhi permintaan Sita dan memerintahkan Laksmana untuk menjaga Dewi Sita. Terdengarlah suara mengaduh dari kejauhan yang sebenarnya adalah suara dari Marica yang tewas oleh busur panah Rama. Mendengar suara tersebut Sita mejadi khawatir dan memerintahkan Laksmana untuk menyusul kakaknya. Semula Laksmana menolak karena teringat akan perintah kakaknya, tetapi karena didakwa dan didesak oleh Dewi Sita, akhirnya Laksmana pergi dan melindungi Dewi Sita dengan lingkaran sakti dan berpesan agar tidak meninggalkan lingkaran sakti tersebut.

Sepeninggal Laksmana, Rahwana yang jahat mendekati Sita tetapi tidak bisa melewati lingkaran tersebut, ia mencari akal dengan menyamar menjadi pendeta tua yang kehausan, Sita merasa iba dan memutuskan untuk mengambilkan air untuk pendeta tua itu, hingga ia keluar dari lingkaran sakti, saat itulah Rahwana berhasil menculik Sita dan menerbangkan Dewi Sita ke kerajaannya, Alengka.

Pada perjalanan menuju Alengka, Rahwana yang menculik Sita dihadang oleh seekor burung garuda bernama Jatayu yang ingin menolong Sita, Rahwana sangat marah hingga terjadi perang tanding, Jatayu kemudian menggelepar di tanah karena kedua sayapnya ditebas oleh pedang Rahwana. Rama dan Laksmana mendapati Jatayu yang sedang sekarat di tanah, ia memberitahukan bahwa Rahwana yang menculik Sita.

Tak lama kemudian datanglah seorang ksatria kera putih bernama Hanoman menghadap Rama, ia adalah kemenakan dari raja kera Sugriwa. Hanoman memohon bantuan kepada Rama untuk membinasakan Subali karena telah merebut istri adiknya, Sugriwa. Berkat busur panah Rama, Subalipun tewas. Sugriwa dan pasukan kera lainnya bersedia menjadi bala tentara Rama untuk menyerang Alengka.

Di Taman Angsoka di kerajaan Alengka, Sita sedang bersedih dan dihibur oleh Trijata serta para dayang, Rahwana mencoba merayu Sita, namun Sita selalu menolak hingga Rahwana hamper membunuh Sita, berkat bantuan Trijata, Rahwana akhirnya pergi.

Hanoman menjadi utusan Sang Rama untuk menemui Sita dan memberikan cincinnya, sebaliknya Sita memberikan tusuk kondenya. Hanoman merusak taman Angsoka tersebut. Rahwana dan pasukan raksasanya sangat marah, akhirnya terjadi perang sengit antara pasukan kera di pihak Rama dan pasukan raksasa di pihak Rahwana. Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh Rama, Sitapun kembali ke pelukan Rama hinga akhirnya Rama diangkat menjadi Raja di Kerajaan Ayodya.

Dalam perkembangannya saat ini untuk kebutuhan pariwisata, pementasan Sendratari Ramayana dibentuk ke dalam sebuah bentuk yang kecil atau biasa disebut dengan Ramayana Ballet dimana cerita yang diambil biasanya bermula dari pengembaraan Rama, Sita dan Laksmana di tengah hutan Dandaka, munculnya Kijang Emas, dilarikannya Sita oleh Rahwana, Perang Rahwana dengan Jatayu, Hanoman menghadap Rama, Hanoman diutus ke Alengka, perang Rama dan Rahwana, dan berakhir dengan kembalinya Dewi Sita kepada Rama.

Kini pementasan Ramayana Ballet ini sering dipadukan dengan tari Kecak yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan orang. Pertunjukan ini sengaja ditujukan kepada para wisatawan dan sangat menarik perhatian wisatawan domestic maupun mancanegara. Selain untuk usaha melestarikan kesenian dan budaya Bali, pertunjukan untuk pariwisata juga kini dianggap penting agar nama Bali semakin harum hingga ke kancah internasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments are closed.