BIOGRAFI KETUT GEMBUR

KETUT GEMBUR  (kak gembur)

Ketut Gembur dilahirkan di Panjer tahun 1937 dari pasangan Wayan Rampug dengan Wayan Renteg. Darah seni mengalir dalam tubuhnya. Kak Gembur mulai belajar menabuh sejak berusia 10 tahun dari ayahnya yang memang pintar menabuh Gender Wayang, dan intrument gamelan bali lainnya. Berkat ketekunannya berlatih dan sering mengikuti ayahnya megamel akhirnya kak Gembur menjadi penabuh yang mumpuni. Bergabung dengan sekaa Tanjung Sari, dengan sekaa inilah ia sering  megamel berkeliling keseluruh pelosok Bali sampai Banyuwangi pun kak Gembur mementaskan gamelan Bali.

Ayah empat (4) orang anak dari hasil perkawinan dengan Wayan Balem. Kak Gembur pernah mengikuti festival di kabupaten Badung dan beberapa kali meraih prestasi, dan juga kak Gembur sering mengajar di Tampak Siring, Belong sanur, Banjar Manik Saga dan daerah lainnya. Ketut Gembur kini tinggal di jalan Waturenggong 134 Denpasar selatan.

SEJARAH GENDER WAYANG DI DESA PANJER

 

Pengetahuan gender secara umum :

Gender wayang secara umum

Gender wayang adalah merupakan sebuah tungguhan berbilah dengan terampa yang terbuat dari kayu, sebagai alas dari resonator berbentuk silinder dari bahan bambu atau yang lebih dikenal dengan sebutan bumbung sebagai tempat menggantung bilah. Bentuk tungguhan dari segi bilah gamelan Gender Wayang di sebutkan berbentuk bulig yaitu bilah yang terbuat dari perunggu atau bilah kalor adalah bilah yang permukannya menggunakan garis linggir (kalor) dan dalam buku ini juga disebutkan bilah ini biasa digunakan pada jenis-jenis tungguhan gangsa seperti halnya gamelan Gender Wayang. Bilah bulig adalah bentuk bilah yang digunakan di gamelan Gender Wayang secara umum di Bali. (“Ensiklopedi Karawitan Bali” karya Pande Made Sukerta)

Kemudian terampa ataupun pelawah dari gamelan Gender Wayang di Bali memiliki model atau bentuk yang sama, yaitu 2 (dua) buah adeg-adeg yang terbuat dari kayu berfungsi sebagai penyangga gantungan bilah dan tempat resonator atau bumbung. Meskipun secara umum model dan bentuknya sama, faktanya dari setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing sesuai dengan budaya seni dan kreativitas seniman di daerah setempat. Hal ini terletak pada ornamentasi yang berarti hiasan atau pepayasan. Unsur arsitektur yang merupakan induk dari ornamentasi dan pepayasan juga hadir sebagai bagian dari alat musik, yang berkaitan dengan bidang tertentu. Khususnya dalam gamelan Gender Wayang terlatak pada bidang terampa atau tungguhan. Setiap daerah di Bali memiliki sebuah persepsi yang tidak sama, walaupun berakar dari satu konsep style atau model lagu (gending) di masyarakat Bali.

Gender Wayang secara khusus

Gender wayang adalah barungan alit yang merupakan gamelan Pewayangan (Wayang kulit dan wayang wong) dengan instrumen pokoknya yang terdiri dari 4 tungguh gender berlaras slendro (lima nada). Keempat gender ini terdiri dari sepasang gender pemade (nada agak besar) dan sepasang gender kantilan (nada agak kecil). Keempat gender, masing-masing berbilah sepuluh bilah yang dimainkan dengan mempergunakan 2 panggul,  Gambelan ini merupakan gambelan yang tergolong dalam gambelan golongan tua. Nada yang di gunakan adalah nada(patet) selendro .dan nada nya berawal dari nada berbilah besar bernada rendah ndang atau ndong dan berakhi di bilah nada yang kecil danbernada tinggi yaitu nada nding atau ndung,tergantung pemain yang memainkan.

 

FungsidanPeranan Gender wayang

 

Gender Wayangtidakhanyadikenalberfungsisebagaialatpengiringpertunjukanwayangjugasebagaialatmusik instrumental. Peranannyasebagaimusikinstrumentaldalamhalini, disampinguntukiringanupacarametatah (potonggigi), upacarangaben, RsiYadnyadan lain sebagainya, jugauntukmengiringipembacaankekawindankidung,misalnya : mantramTrisandya yang dapatkitadengarsaatpagi, siangdan sore diradiomaupunditelevisi, disana gender wayangsebagaipengiringdanmampumemberikansuasana ritual.Namalagusebagaipengiringnyaadalah ”Sekar Sumsang” gayaKayumas.Gender Wayangsudahmulaidigemariolehanak-anak, terbuktidenganbanyaknyaanak-anakyang berminat les/kursusmenabuh Gender Wayangterutamaanak-anaktingkat SD, SMP,SMA, bahkananak-anaksetingkat TK punsudahdiarahkanperhatianmerekabelajardanmengenalgending-gending gender wayang. Inimenjadisuatukebanggaanbagikitaterhadapgenerasimuda yang sudahmaubelajarmusik-musiktradisi Bali. Hal inijugasangatmenggembirakankarenamenempatkaninstrumenGender Wayangsejajardenganminatpadaalatmusiklainmisalnyagitar, piano dan drum. Peranan orang tuajugasangatbesardalammengarahkandanmendukungminatputradanputrinyapadakegiatan yang positif.Padasaatini, banyakterjadisalahpergaulanpadagenerasimudakita.Merekatidakmenyadaripotensidalamdirinya, namunmencariidentitasdiripadapergaulan yang salah.Disinilahperan orang tuauntukmengarahkandanmemberiperhatianapasebenarnya yang dibutuhkanputra-putrimereka. Salah satualternativeuntukmengisiwaktuluangmerekaadalahmengikutikursusprivat gender wayang.Instansipendidikansangatmenekankanpadakesadaranakannilai-nilaitradisionalpadaanakdidiknyaterutamapadaalatmusik gamelan. Untukmenampungdansebagaiajangkompetisi, makadiselenggarakanberbagailombabaikantarsekolahatapunumum.Lomba-lomba yang seringdiselenggarakan.Banyaksekolah yang menekankan prosespenyaringansiswabarupadaanak-anak yang memilikiprestasi di bidang Seni.Dari uraian di atas, terlihatbahwafungsidanperanan Gender Wayangsebagaisalahsatualatmusik Bali, dapatmengikutiperkembanganzamansehinggatetapeksis, disampingfungsidanperananlamanya yang tidakbolehditinggalkan. Usaha pelestarian gender wayangjugamemberidampakpositifterutamapadapengusaha gamelan karenasemakinbanyakperanangamelan gender wayangbaiklokalmaupunmancanegara. Murid-muridkursusprivat genderwayang, seringmenginginkanmemilikiseperangkat Gender Wayanguntukdirumahnya.Darisegiekonomi, harga gender wayangtidaklahterlalutinggidibandinginstrumenlain, sehinggadapatdijangkauolehpribadi.

 

Pelawah Atau Bentuk Gambelan Gender wayang

Di daerah Badung dan Denpasar memiliki sebuah keunikan tersendiri yaitu tungguhan pelawahnya bisa dilipat apabila sudah selesai dimainkan, hal ini menurut Bapak I Wayan Suweca, S.Skar dosen seni karawitan yang mengajar mata kuliah Filsafat Seni Karawitan dikatakan hal ini berkaitan denganCiwa Tattwa dan mengandung konsep Purusa dan Predana. Purusa dan Predana yaitu sebuah filsafat yang menguraikan dua hal yang berbeda apabila bersatu akan menghasilkan sebuah energi yang besar yang biasa disebut dengan lanang wadon atau laki perempuan (mata kuliah pengetahuan seni karawitan 1 semester 3 dengan Bapak  I Wayan Suweca, S.SKar, di kampus ISI Denpasar, tanggal 9 Oktober  2012).

Walaupun bentuk dan model sama persis, pelawahnya di kedua daerah ini sudah dibubuhi dengan sedikit  pepayasanpada adeg-adeg berupa beberapa jenis motif ukiran sebagai pemanis dan diberikan warna prada.

 

Asal usul

SetelahwawancaradenganBapak I WayanSuwecaSS,kar, menurutinformasi yang sayadapatkanadanyagambelan gender wayang di KayumasKajadimulaipada  tahun 1932 di rumah Pan Madri ( sebutanbapakuntukanakpertama)  , dimanaanggotanyaterdiridari Pan Madri ,Pan Kandra , Pan Rukidan Pan Runaadapuninstrumengambelantersebutmerupakanpinjamandarikeluarga Pan Madri di DesaPanjer , Denpasar Selatan oleh Pan Made Regeg. Kemudian Pan Madriinimembentuksekha gender wayang,sesudahitupadagenerasikeduaadapenambahanpemainyaitu I WayanKonolanataudipanggil Pan WecadandisaatitudibentukjugasekhabateluntukmengiringiWayang Ramayana yang anggotanyaterdiridarikeluargadaribanjarKayumasKajadanbanjarKaliungudansekhainiberkembangdengandipilihnyauntukmengiringidalang-dalangterkenaldi Denpasar seperti Ida BagusTegaldariTegal Denpasar , Ida kajaBagusBindu Dari Kesiman , Ida BagusNgurahdariBuduk , Ida BagusSuyogadariBongkasedanmasihbanyakdalang-dalangterkenallainnya. Dengandipilihnyasebagaijurupengiringwayangkulitsekhainibanyaksekalimendapatpengalamandaridalang-dalang yang diiringikarenamempunyai style-style sendiri- sendiri .Gender WayangKayumasKajamemiliki style yaitu style has KayumasKajamisalnyadaribentuk gender wayangdanlagu-lagunya ,setelah gender initrusdipakaiuntukmengiringiakhirnyadikembalikanlagike Pan Madridanpadatahun 1948 meminjamkeTampakGangsuloleh orang yang terpandangdariTampakGangsulmenurutsejarahnya gender dariTampakgangsulinihadiahdariKerajaan Bali di Denpasar yang kualitasnyasangatbaikdanmetaksu. Dengandipakainya gender itusemakinterkenallah gender kayumas di daerahbadungdansekitarnya ,kemudiankarenabanyaksekalimengiringipewayanganmakapadatahun 1972 gender tersebutdikembalikankarena gender tersebuttidakbolehdipinjamkanlagikarenapadasaatitu di TampakGangsulsedangkacaubalau,makapadasaatitujuga Pan Wecamembuatlagitetapidengan style nyasendiridenganmeniru style gender di TampakGangsuldaribentuk , larassesuaidenganaslinya ,daun gender dibuatolehPandeMiegdariTiingan ,Klungkungdanpelawahnyaoleh Pan Wecasendiri . SejakitulahPanWecaselakupimpinansekha gender wayang di KayumasKajamembuat gender KhasKayumaskajauntuk di jualbelikan ,sampaisekarang gender wayang di kayumassudahdigenerasikanolehanakdancucudari pan Wecadantetapeksissampaisaatinidandikenal di daerah Bali maupun di luar Bali.  Adapuninstrumen yang dipakaiadalah 2 tungguhpemadedan 2 tungguhkantil ,plawahnya style bebadunganyaituplawah gender wayangtidakadatatakanataupanyangga di bawahnyakarenaadaunsur-unsurfilosofi yang terkandungpada instrument tersebutkarenakayu yang dipakaipada gender ituadalahkayu “Las Celagi” karenadipercayakayutersebutmemilikinilai-nilaimistis dan awet jarang pula di makan binatang tani.

 

Yang mempunyai pertama kali gender wayang di Desa Panjer

  • Kak Puger dari Banjar kaja panjer ( dilupakan )
  • Pan Sukaja dari Banjar kangin panjer (dilupakan )
  • Pan Dayuh dari banjar antap panjer ( dilupakan )
  • Pan Raput dari banjar bekul panjer (dilupakan )
  • Kak Gembur dari banjar kaja panjer ( 1902 )
  • I Gusti made anom S.Ag ( 1986 )

KOMENTAR TABUH KREASI KEBYAR SUSUN SANGGAR GENTA BHUANA SARI

 TABUH KREASI KEBYAR SUSUN

SANGGAR GENTA BHUANA SARI

 

YouTube Preview Image

Sanggar genta bhuana sari merupakan suatu kelompok sanggar yang berada di desa peliatan ubud bali. Sanggar ini mementasakan sebuar karya bapak I wayan gandra dalam rangka pentas di panggung terbuka isi denpasar.

 

Komentar video tabuh kreasi kebyar susun

 

Dari suara sound system, dalam video ini suara jegog tidak kedengaran, suara gong juga tidak kedengaran, suara kendang dan kecek pun juga tidak kedengaran. Kemudian penaruhan instrument kurang kreatif . Selain itu dari segi pengambilan gambar juga kurang bagus dan tidak merata pemainnya kelihatan,setingan lampu terlalu terang dan kualitas gambar kurang bagus.

 

Sekian dari saya kalau ada kesalahan atau kekurangan kata-kata yang tidak cocok di hati anda saya mohon ma’af dengan sebesar-besarnya, Ini cuman murni dari analisa saya mungkin pendapat orang lain berbeda jadi mohon ma’af, Trima kasih.

Gong Suling

 

Gambelan Gong Suling

 

Gamelan Gong Suling adalah barungan gamelan yang didominir oleh alat-alat tiup suling bambu yang didukung oleh instrumen-instrumen lainnya. Gamelan yang berlaras pelog lima nada ini diperkirakan muncul sekitar tahun 1950.

Gong Suling pada hakekatnya merupakan pengembangan dari Gong Kebyar, tabuh – tabuh yang dibawakan hampir semuanya berasal dari Gong Kakebyaran, hanya saja pembawa melodinya tidak lagi gangsa yang terbuat dari krawang melainkan sejumlah suling bambu dengan ukuran yang berbeda-beda.

Ada sedikitnya 30 suling di dalam barungan ini. Tingkatan tinggi rendah nadanya meniru tingkatan bunyi gangsa dalam Gong Kebyar. Lebih dari itu fungsi dari masing-masing instrumen juga disusun seperti Gong Kebyar, ada suling yang berfungsi sebagai jegogan, jublag, ugal, pemade dan kantil.

Melengkapi barungan ini adalah:

Jumlah

Satuan

Instrumen

2

buah

kendang

1

buah

kajar

1

buah

kemong

1

buah

kempur

1

pangkon

ricik

 

Sajian Gong Suling didominasi oleh suling. Diawali dengan ber­jajarnya para pemain suling dengan pemain Rincik, klenang dan klenyir di dalam sajiannya. Para pemain saling mengisi dalam sajian yang secara tidak langsung mengambil pola dari gong kebyar tersebut. Terjadinya per­kembangan fungsi suling tersebut merupakan salah satu fenomena yang sangat menarik dimana suling yang pada awalnya memiliki fungsi sekunder yaitu instrumen pendukung, berkembang menjadi instrumen primer yaitu instrumen utama.

Lagu yang dimainkan dalam Gamelan gong Suling terdiri dari:

Gending petegak

Gending petegak yang dimaksud ialah gending-gending yang disajikan secara instrumental. Garis yang tegas untuk menyatakan cirri-ciri ini memang belum mengikat dalam hubungan praktik karawitan dalam masyarakat luas dewasa ini. Pengaruh kreasi local dimana instrument yang bersangkutan hidup sangat sering mempengaruhi fungsi atau tugas-tugas dari sebuah ansambel/barungan gamelan. Gending-gending petegak ini disajikan saat-saat diadakannya upacara adat-keagamaan. Sering juga karawita tari disajikan sebagai gending-gending petegak.

 

Penyajian gending-gending petegak seperti disinggung diatas, bentuknya bentuknya termasuk jenis-jenis tabuh. Ada bagian-bagian tertentu cara memainkannya diulang-ulang dan bagian penghubung yang berfungsi sebagai perantara dari bagia-bagian yang dihubungkan. Bagian yang harus diulang tidak diharuskan dengan satu perhitungan pasti, tetapi tergantung berapa kali pemain ingin mengulang bagian tertentu itu, kemudian beralih dengan kode-kode tertentu dari satu atau lebih alat yang berfungsi mengendalikan irama (biasanya instrument kendang) dan yang mengendalikan melodi (biasanya instrument terompong) atau kalau tidak memakai instrument terompong biasanya yang mengendalikan melodi adalah instrument gangsa giing. Alat pengendali irama dengan pengendali melodi bekerjasama untuk memimpin tempo, dinamika, dan tujuan penyajian pada waktu lagu itu beralih. Demikian juga kerjasama antara kedua tugas alat pengendali irama dan pengendali melodi selalu dibutuhkan dalam menyelesaikan lagu.

Adapun tabuh petegak yang dimainkan dalam barungan Gamelan Gong Suling diantaranya:

  1. Sinom ladrang
  2. Lengker
  3. Selisir.
  4. Sekar gadung
  5. Bapang gede, dll

 

Gending untuk mengiringi tari

Sistim penyajian gending-gending jenis ini disesuaikan dengan kepentingan penyajian tarian yang diiringi. Jumlah dan jenis gending-gending ini sangat banyak, sama banyak dengan jumlah dan jenis  tari-tarian yang ada. Hampir semua jenis barungan gamelan Bali dapat dipakai untuk mengiringi tari-tarian, kecuali barungan gamelan Gambang belum popular untuk kepentingan musik iringan tari. Dalam hubungan dengan gending-gending iringan tari, maka gending yang termasuk jenis gending pengilak memegang posisi yang menonjol. Sering juga beberapa jenis gending untuk satu iringan tari, meskipun dimainkan hanya dengan satu barungan gamelan saja.

Adapun gending yang dimainkan dalam barungan Gong Suling untuk mengiringi tari diantaranya:

  1. Tari legong kraton
  2. Tari topeng. dll

 

 

 

Gong suling dari pola-polanya sudah di inovasi (pengembangan) seperti pola-pola sulingnya,ada tiga suling

1 suling besar
2 suling menengah
3 suling kecil

Ada perbedaan dari ke tiga suling tersebut, suling besar fungsinya melodi pokok, suling yang menengah fungsinya ngewilet, suling yang kecil sama fungsinya dengan suling yang besar dan kadang-kadang fungsinya mupuh.

Perangkat gamelan ini biasa digunakan untuk mengiringi suatu upacara .Gong Suling adalah sebuah barungan gamelan yang terdiri dari :

• 1 pasang kendang krumpungan
• 1 cenceng kecek
• 1 tambur
• 1 gong pulu
• 1 klenang
• 1 kajar krenteng
• 10 buah suling diantaranya 6 suling gede dan3suling nyalah,1suling
• 1 buah Guntangan

 

 

 

 

Kendang krumpungan
Kata kendang krumpungan berasal dari kata “pung”yaitu menirukan suara kendang tersebut(onomatopia atau peniruan bunyi).Jenis kendang ini di pukul hanya menggunakan tangan.Kendang krumpungan ini selalu dimainkan berpasangan yaitu kendang lanang dan kendang wadon.Kendang wadon mempunyai diameter tebokan besar 24,5 – 25 cm,panjang antara 55 – 57 cm dan diameter tabokan kecil 20 cm.Sedangkan kendang lanang mempunyai diameter tebokan besar 23,5 – 24 cm,panjang antara 55 – 57 cm,diameter tabokan kecil 19,5 – 20 cm.

Cengceng Kecek


Kata cenceng kecek berasal dari kata “kecek” yaitu menirukan suara cenceng tersebut (onomatopia atau peniruan bunyi).Ukuran cenceng ini berkisar sekitar 10 cm dan biasa mengiringi dalam sebuah barungan gambelan.

Tambur

Tambur dalam barungan gambelan Gong Suling sebagai tempo.Diameter tambur sendiri berkisar antara 30 – 40 cm dan biasanya tambur di mainkan menggunakan sebuah pemukul(panggul) yg bentuknya sama persis dengan pemukul gong namun ukurannya agak kecil sekitar kepalan tangan anak-anak.

 

Gong Pulu
Gong Pulu adalah sebuah alat musik yg terbuat dari kerawang/perunggu dan berbentuk lempeh seperti daun jegogan dalam barungan gambelan gong kebyar.Namun dalam barungan Gong Suling ini hanya menggunakan dua bilah dan nadanya hampir sama.

Klenang
Klenang ialah instrumen yang berpencon dan nadanya ndang,fungsinya sebagai penyempurna lagu.

 

 

Kajar krenteng

Bentuk instrumennya buntar berpencon sedikit.fungsinya sebagai krentengan di barungan gong suling.

Suling

Sebuah bambu yang di lubangi enam lubang,dan di atasnya ada lubang berbentuk segiempat sebagai peniupnya, dan lubang ter sebut meng hasil kan nada dan patet yang digunakan seperti patet selisir,pengenter alit. Fungsinya sebagai melodi.

 

 

 

 

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!