Analisis Karangan

This post was written by ekamariani on Maret 4, 2015
Posted Under: Tulisan

Hilangnya Jati Diri Akibat Akulturasi Budaya

    Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. (Wikipedia Bahasa Indonesia)

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. (Wikipedia Bahasa Indonesia)

Festival berasal dari Bahasa Latin dengan kata dasar “festa” atau pesta dalam bahasa Indonesia. Festival berarti “pesta besar” atau sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu. Festival juga termasuk dalam bentuk akulturasi budaya, seperti festival jejepangan yang diadakan oleh kampus dengan jurusan bahasa Jepang, lalu PKB yaitu Pesta Kesenian Bali yang tidak hanya mengeksplorasi kebudayaan Bali tapi juga merangkul kebudayaan lain, baik nasional maupun internasional.

Mode atau fesyen (Inggris: fashion) adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Gaya berbusana atau berpakaian juga dapat menunjukkan selera pasar masa kini. Karena tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang pasti ingin mengenakan busana dengan mode terkini. Akulturasi dalam gaya berbusana dapat dilihat pada bentuk kebaya, seperti bentuk tangan yang menyerupai bentuk kimono dari kebudayaan Jepang.

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bentuk-bentuk akulturasi budaya dapat terlihat pada beberapa jenis bangunan, seperti misalnya bentuk Wihara yaitu rumah ibadah agama Buddha, bisa juga dinamakan kuil. Dimana arsitektur bangunannya mengadaptasi dari kebudayaan Tiongkok dan diakulturasikan ke bentuk bangunan daerah tersebut.

Bentuk akulturasi selanjutnya adalah karya seni. Karya seni adalah suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur keindahan dan terkadang ada yang bisa dimanfaatkan dan ada pula yang diciptakan hanya untuk jadi pajangan. Bentuk-bentuk karya seni yaitu berupa seni lukis, seni grafis, seni patung maupun seni keramik. Contoh akulturasi budaya pada cabang seni patung, dimana dahulu yang dijadikan objek karya seni patung adalah bentuk-bentuk dari alam. Namun kini lebih bervariasi ke bentuk abstrak dan karya imajinatif lainnya.

Dalam akulturasi terdapat beberapa dampak positif didalamnya. Dampak positif itu adalah dapat memperkuat rasa untuk menjaga dan melestarikan budaya milik sendiri, membuka pola pikir bahwa budaya bangsa lain juga seindah budaya milik sendiri, saling toleransi antar dua kebudayaan yang berbeda, semakin mengenal dan mencintai perbedaan yang terjadi akibat akulturasi budaya.

Selanjutnya, selain dampak postif akulturasi budaya juga terdapak dampak negatifnya. Hal ini harus menjadi catatan penting agar lebih baik kedepannya. Beberapa dampak negatif dari akulturasi adalah timbulnya rasa mengagung-agungkan budaya asing dibandingkan budaya milik sendiri, munculnya perasaan budaya asing lebih baik daripada budaya lokal, hilangnya semangat persatuan, hingga memunculkan hilangnya jati diri generasi muda akibat dari adanya akulturasi budaya.

Untuk itu perlu adanya upaya untuk meminimalisir dampak negatif dari akulturasi budaya. Peran orang tua dan guru salah satu faktor utama dalam membimbing anak tentang budaya dan adanya akulturasi budaya. Karena anak mendapat pendidikan pertama dari orang tua, sehingga perlu adanya pemahaman mengenai cinta budaya dan saling toleransi antar budaya yang ditanamkan sejak dini. Selain itu, anak-anak akan melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar dan disini guru dapat memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai macam-macam budaya serta dampak postif maupun negatifnya.

Penyampaian informasi melalui media sosial juga termasuk dalam upaya meminimalisir dampak negatif akulturasi budaya. Penyampaian informasi ini dapat berupa media cetak maupun elektronik. Penyampaian informasi juga hendaknya mendidik dan dapat diterima oleh nalar anak-anak maupun generasi muda. Dimana dengan adanya berita atau informasi yang diberikan, dapat menambah wawasan dan menjadi kritis dalam menghadapi dampak akulturasi ini.

Cara meminimalisir selanjutnya adalah dengan memperbanyak kegiatan seni yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia. Kegiatan seni adalah kegiatan mengenai karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Semakin dini generasi muda dikenalkan dengan kegiatan seni, diharapkan semakin banyak wawasan seni yang iya peroleh. Dan dengan semakin majunya teknologi, diharapkan mereka mampu menjaga keseimbangan antara seni budaya dan teknologi modern. Sehingga semua dapat berjalan beriringan dan tidak saling tumpang tindih.

 

Analisis Karangan :

 

  1. Syarat Paragraf yang Baik

a)      Persyaratan kesatuan dan keutuhan

Contoh pada paragraf pertama :

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. (Wikipedia Bahasa Indonesia)

 

 

Persyaratan penulisan paragraf yang baik adalah prinsip kesatuan. Dimana tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Dan selanjutnya, paragraf dikatakan lengkap apabila didalamnya terdapat kalimat penjelas untuk menunjukkan pokok pikiran atau kalimat utama.

Kalimat utama paragraf tersebut adalah pada kalimat pertama, yaitu :

“Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.”

 

Paragraf penjelas terdapat pada kalimat kedua dan ketiga paragraf tersebut, yaitu :

“Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.”

 

b)      Persyaratan pengembangan

Setelah paragraf pertama yang membahas mengenai budaya. Selanjutnya topik yang diambil, dikembangkan pada paragraf kedua, yaitu mengenai akulturasi budaya. Dari sini, penulis akan melanjutkan isi karangan sesuai dengan kerangka karangan yang telah ia susun.

 

c)      Persyaratan kepaduan atau koheran

Kriteria kepaduan atau koheran, sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan, sebuah paragraf juga harus memperlihatkan kepaduan didalamnya, yang dapat diketahui dari susunan kalimat yang sistematis, logis, dan mudah dipahami.

    Mode atau fesyen (Inggris: fashion) adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Gaya berbusana atau berpakaian juga dapat menunjukkan selera pasar masa kini. Karena tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang pasti ingin mengenakan busana dengan mode terkini. Akulturasi dalam gaya berbusana dapat dilihat pada bentuk kebaya, seperti bentuk tangan yang menyerupai bentuk kimono dari kebudayaan Jepang.

 

Susunan kalimat sistematis adalah kalimat yang sesuai dengan pola dan ketentuan yang berlaku pada Bahasa Indonesia. Seperti pada kalimat berikut yang berpola SPOK.

“Gaya berbusana atau berpakaian juga dapat menunjukkan selera pasar masa kini.”

S                                              P                             O                               K

Susunan kalimat logis adalah perkataan yang masuk akal. Kalimat artinya perkataan. Logis artinya sesuai dengan logika, benar menurut penalaran, atau masuk akal. Seperti contoh kalimat berikut :

“Karena tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang pasti ingin mengenakan busana dengan mode terkini.”

Alasannya : Setiap orang yang menyukai dan menggemari fashion atau gaya berbusana, pasti menginginkan sepasang baju atau sepasang sepatu dengan model terkini. Tentunya iya tidak ingin ketinggalan mode yang sedang naik dipasaran. Sehingga kalimat tersebut dikatakan logis.

Susunan kalimat yang mudah dipahami, dapat terlihat dari kalimat pertama yang menjelaskan mengenai arti mode atau fesyen. Lalu dilanjutkan dengan contoh yang mendukung pengertian dari mode tersebut.

 

d)      Persyaratan kekompakan atau kohesi

Kriteria kesatuan atau kohesi menyangkut keeratan hubungan makna antargagasan dalam sebuah paragraf. Sebagai kesatuan gagasan, sebuah paragraf hendaknya hanya mengandung satu gagasan utama diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Contoh paragraf :

     Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bentuk-bentuk akulturasi budaya dapat terlihat pada beberapa jenis bangunan, seperti misalnya bentuk Wihara yaitu rumah ibadah agama Buddha, bisa juga dinamakan kuil. Dimana arsitektur bangunannya mengadaptasi dari kebudayaan Tiongkok dan diakulturasikan ke bentuk bangunan daerah tersebut.

 

 

Gagasan utama : Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat.

Gagasan pengembang : Bentuk-bentuk akulturasi budaya dapat terlihat pada beberapa jenis bangunan, seperti misalnya bentuk Wihara yaitu rumah ibadah agama Buddha, bisa juga dinamakan kuil.

Gagasan penjelas : Dimana arsitektur bangunannya mengadaptasi dari kebudayaan Tiongkok dan diakulturasikan ke bentuk bangunan daerah tersebut.

 

2. Urutan Kemunculan

  1. Paragraf pembuka : yaitu pada paragraf satu dan dua yang menjelaskan mengenai arti budaya dan akulturasi budaya.
  2. Paragraf isi : merupakan paragraf yang membahas materi dari suatu karangan. Paragraf isi terdapat pada paragraf ketiga sampai kesepuluh.
  3. Paragraf penutup terdapat pada paragraf kesebelas, yang berisi simpulan dari karangan tersebut.

 

3. Unsur Pembentuk Paragraf

a. Gagasan pokok : Dampak dari adanya akulturasi budaya

b. Kalimat topik :

Paragraf pertama : Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Paragraf kedua : Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

Paragraf ketiga : Festival berasal dari Bahasa Latin dengan kata dasar “festa” atau pesta dalam bahasa Indonesia.

Paragraf keempat : Mode atau fesyen (Inggris: fashion) adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya.

Paragraf kelima : Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat.

Paragraf keenam : Karya seni adalah suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur keindahan dan terkadang ada yang bisa dimanfaatkan dan ada pula yang diciptakan hanya untuk jadi pajangan.

Paragraf ketujuh : Dalam akulturasi terdapat beberapa dampak positif didalamnya.

Paragraf kedelapan : Selanjutnya, selain dampak postif akulturasi budaya juga terdapak dampak negatifnya.

Paragraf kesembilan : Untuk itu perlu adanya upaya untuk meminimalisir dampak negatif dari akulturasi budaya.

Paragraf kesepuluh : Penyampaian informasi melalui media sosial juga termasuk dalam upaya meminimalisir dampak negatif akulturasi budaya.

Paragraf kesebelas : Cara meminimalisir selanjutnya adalah dengan memperbanyak kegiatan seni yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia.

 

c. Kalimat penjelas :

 

Paragraf satu : Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

Kalimat mayor :

“Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.”

S                                  P                                                                      K

Kalimat minor paragraf pertama berbentuk kalimat tambahan, yaitu “dalam bahasa Indonesia.”

 

 

Paragraf kedua : Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Kalimat mayor :

“Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan

S                                                                              P                                             O

hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri”

 

Kalimat minor paragraf kedua berbentuk kalimat tambahan, yaitu : “tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.”

 

 

Paragraf ketiga : Festival berarti “pesta besar” atau sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.

Kalimat mayor :

“Festival berarti “pesta besar” atau sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.”

S                                                                  P                                               O

Kalimat minor berbentuk kalimat tambahan, yaitu “yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.”

 

 

Paragraf keempat : Gaya berbusana atau berpakaian juga dapat menunjukkan selera pasar masa kini.

Kalimat mayor :

“Gaya berbusana atau berpakaian juga dapat menunjukkan selera pasar masa kini.”

S                                                                            P                        O                     K

Kalimat minor pada paragraf keempat adalah kalimat jawaban, yaitu : “dapat menunjukkan selera pasar masa kini.”

 

 

Paragraf kelima : Bentuk-bentuk akulturasi budaya dapat terlihat pada beberapa jenis bangunan, seperti misalnya bentuk Wihara yaitu rumah ibadah agama Buddha, bisa juga dinamakan kuil.

Kalimat mayor :

“Bentuk-bentuk akulturasi budaya dapat terlihat pada beberapa jenis bangunan, seperti misalnya bentuk Wihara

S                                                             P                                  O

yaitu rumah ibadah agama Buddha, bisa juga dinamakan kuil.”

K

Kalimat minor pada paragraf kelima adalah kalimat tambahan, yaitu : “biasa juga dinamakan kuil.”

 

 

Paragraf keenam : Contoh akulturasi budaya pada cabang seni patung, dimana dahulu yang dijadikan objek karya seni patung adalah bentuk-bentuk dari alam.

Kalimat mayor :

Contoh akulturasi budaya pada cabang seni patung, dimana dahulu yang dijadikan objek karya seni patung  adalah

S                                                                                                                 P                              O

bentuk-bentuk dari alam.

K

Kalimat minor pada paragraf keenam adalah kalimat jawaban, yaitu “bentuk-bentuk dari alam.”

 

 

Paragraf ketujuh : Dampak positif itu adalah dapat memperkuat rasa untuk menjaga dan melestarikan budaya milik sendiri, membuka pola pikir bahwa budaya bangsa lain juga seindah budaya milik sendiri, saling toleransi antar dua kebudayaan yang berbeda, semakin mengenal dan mencintai perbedaan yang terjadi akibat akulturasi budaya.

Kalimat mayor :

“Dampak positif itu adalah dapat memperkuat rasa untuk menjaga dan melestarikan budaya milik sendiri.”

S                                                                                                            P                                                             O

Kalimat minor pada paragraf ketujuh adalah kalimat inskripsi, yaitu dapat memperkuat rasa untuk menjaga dan melestarikan budaya milik sendiri.”

 

 

Paragraf kedelapan : Beberapa dampak negatif dari akulturasi adalah timbulnya rasa mengagung-agungkan budaya asing dibandingkan budaya milik sendiri, munculnya perasaan budaya asing lebih baik daripada budaya lokal, hilangnya semangat persatuan, hingga memunculkan hilangnya jati diri generasi muda akibat dari adanya akulturasi budaya.

Kalimat mayor :

“Beberapa dampak negatif dari akulturasi adalah timbulnya rasa mengagung agungkan budaya asing dibandingkan budaya milik

S                                                                                                             P                                  O

sendiri.”

Kalimat minor pada paragaf kedelapan adalah kalimat tambahan, yaitu : “dibandingkan budaya milik sendiri.”

 

 

Paragraf kesembilan : Peran orang tua dan guru salah satu faktor utama dalam membimbing anak tentang budaya dan adanya akulturasi budaya.

Kalimat mayor :

“Peran orang tua dan guru salah satu faktor utama dalam membimbing anak tentang budaya dan adanya akulturasi budaya.”

S                                                                                      P                                                  O

Kalimat minor pada paragraf kesembilan adalah membimbing anak.

 

 

Paragraf kesepuluh : Penyampaian informasi juga hendaknya mendidik dan dapat diterima oleh nalar anak-anak maupun generasi muda.

Kalimat mayor :

“Penyampaian informasi juga hendaknya mendidik dan dapat diterima oleh nalar anak- anak maupun generasi muda.”

S                                                                      P                                  O

Kalimat minor pada paragraf kesepuluh adalah kaliamt jawaban, yaitu : “mendidik dan dapat diterima oleh nalar anak-anak maupun generasi muda.”

 

 

Paragraf kesebelas : Semakin dini generasi muda dikenalkan dengan kegiatan seni, diharapkan semakin banyak wawasan seni yang iya peroleh.

Kalimat mayor :

“Semakin dini generasi muda dikenalkan dengan kegiatan seni, diharapkan semakin banyak wawasan seni yang iya peroleh.”

K                       S                                P                               O

Kalimat minor pada paragraf kesebelas adalah kalimat inskripsi, yaitu “dikenalkan dengan kegiatan seni.”

Comments are closed.

Previose Post: