TARI KUPU-KUPU TARUM

YouTube Preview Image

Tari Kupu – Kupu Tarum adalah salah satu dari sekian banyak tarian yang berasal dari Bali. Keberadaan Bali dalam sisi seni budaya, keindahan alam, dan religiusitasnya telah diakui dan dikenali oleh masyarakat Internasional. Maka tak heran jika banyak budayawan dan seniman Bali yang terkenal dalam pentas dunia seni Internasional.

Menurut cacatan sejarah Bali, Tari Kupu – Kupu Tarum diciptakan oleh I Wayan Beratha adalah seniman Tari Bali yang lahir pada tahun 1926, di Banjar Belaluan Denpasar. Kini ia menetap di banjar Abian Kapas Kaja. I Wayan Beratha hidup dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga seniman Bali. Kakeknya, I Ketut Reneng (1841-1926) juga adalah seniman Bali yang besar pada jamannya. Kakeknya adalah seorang ahli karawitan dan pegambuhan. Karena kebesaran nama dan karyanya, hampir sebagian besar hidupan Kakek Keneng di abdikan untuk keluarga Puri Denpasar, sebagai seniman kesayangan Raja I Gusti Agung Ngurah Denpasar hingg perang puputan Badung Meletus tahun 1906. Maka pantaslah darah seniman besar mengalir dalam I Wayan Beratha dan menciptakan karya-karya besar bagi masyarakat Bali.

Tari Kupu –Kupu adalah jenis tarian kelompok putri yang dimainkan oleh lima orang perempuan atau lebih. Tarian ini menggambarkan kupu – kupu berwarna biru tua atau tarum sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya.

Secara filosofis, tarian Kupu – Kupu Tarum menggambarkan keindahan, kedamainan, dan eksotiknya pulau Bali. Gerakan yang gemulai dengan komposisi gerak yang dinamis dan menawan, menjadikan tarian kupu – kupu sedikit berbeda dengan nuansa yang diciptakan oleh tarian Bali pada umumnya sehingga lebih terkesan nuansa damai saat menontonnya.

Perpaduan warna kostum yang dipakai antara kain berwarna gelap dan terang seperti biru, kuning emas, dan hijau tua serta mahkota yang berkilauan dengan pernak-pernik keemasan. Menggunakan sepasang sayap pada tangan kiri dan kanan menggambarkan keindahan seekor binatang kupu – kupu. Semakin menjadikan tari ini lebih nyata dalam kontrasnya pemilihan warna kostumdalam perbedaannya. Seperti keindahan alam, kondisi sosial, ragam karya seni budaya serta keyakinan masyarakat Bali yang bersatu dalam keharmonisan gerak. Iringan musiknya pun, meski dengan alat yang sama yakni gamelan Gong Kebyar, ada harmoni nada dengan birama yang lembut.

Pemaknaan terhadap tari kupu – kupu diatas, adalah cerminan dari cara berpikir I Wayan Beratha yang mempunyai pandangan sangat terbuka. Ia berusaha membuang fanatisme kedaerahan meski tidak sepenuhnya meninggalkan kekhasanbusaya Bali. Dari segi karawitan, pada tahun 1957 – 1959, ia mulai menyadap pembaruan warna gamelan yang meretas jauh pola-pola kedaerahan. Pola-pola ini menurutnya disebabkan oleh adanya kompetisi di jaman raja – raja yang berlangsung hingga jaman penjajahan. Maka ia memberanikan diri mempelajari kerawitan Bali Utara yang khas dengan pola kekebyaran atau kebyar. Kemudian I Wayan Beratha menjadi jembatan antara gaya seni karawitan Bali Utara dan Bali Selatan yang tentunya tercermin dari setiap tarian yang diciptakan.