Eksistensi Perguruan Tinggi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sangat penting bagi pembinaan kesenian khususnya dibidang seni pedalangan merupakan bentuk implementasi dari salah satu dharma bagi komunitas di perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Darma ini diartikan sebagai pengamalan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, dilakukan oleh perguruan tinggi secara melembaga melalui metode ilmiah, langsung kepada masyarakat yang membutuhkan, dalam upaya mensukseskan dan mengembangkan manusia pembangunan (Adiputra, 1997:295). Karenanya adalah kewajiban bagi setiap insan akademik untuk melaksanakan kegiatan ini seiring dengan darma pendidikan dan penelitian.

Dalam pelaksanaannya, pengabdian kepada masyarakat terfokus pada suatu wilayah tertentu, utamanya yang kurang berkembang seperti seni Panebusing Kembar mayang dalam upacara adat Penganten Jawa pada masyarakat Paguyuban Ngeksigondo melalui Yayasan Adi Budaya. Diadakannya pembinaan-pembinaan dalam rangka pelestarian dan pengembangan seni tradisi dan nilai-nilai budaya (budaya Jawa), sebagai salah satu upaya mensejajarkan budaya Jawa dengan budaya lokal (Bali) dalam menunjang dunia pariwisata dan sebagai wujud preventif guna mencegah pengaruh negatif yang muncul dari dampak kepariwisataan.

Upacara adat tradisi Panebusing Kembar Mayang merupakan salah satu unsur kebudayaan sangat luhur dan mengandung nilai tinggi. Warisan yang paling luhur dan asli dari nenek moyang kita ini perlu dilestarikan, agar generasi berikutnya tidak kehilangan jejak. Walaupun hanya diselenggarakan secara sederhana sekali dan intensitas pertunjukannya mulai berkurang, namun tradisi Tumuruning Kembar Mayang  masih tetap eksis.  Memang pada jaman sekarang adat seni dan budaya tersebut mengalami pergeseran dan perubahan, tetapi pergeseran itu adalah pergeseran bentuk, dan perubahannya merupakan perkembangan, sedangkan nilainya tetap pada nilai-nilai aslinya.

            Maka dari itu dalam pembinaan ini mengambil salah satu upacara adat tradisi Jawa yaiyu Panebusing Kembar Mayang yang merupakan bagian dari rangkaian upacara perkawinan adat Jawa Tengah.  Panebusing Kembar Mayang juga merupakan sebuah seni pertunjukan yang unik dan mempunyai daya tarik tersendiri untuk disajikan kepada khalayak, para tamu undangan yang hadir dalam upacara tersebut. Disamping sebagai sebuah seni pertunjukan, upacara yang diselenggarakan sebelum upacara pawiwahan ini mempunyai makna yang cukup dalam

Paguyuban Ngeksigondo melalui Yayasan Adi Budaya dalam melestarikan dan mengembangkan seni tradisi tidak hanya teater tradisi saja. Wujud dari pelestariannya meliputi adat budaya ”Upacara Adat Penganten Jawa”, seni tari, dan seni pedalangan. Dengan demikian, sungguh amat berperan kedudukan tradisi upcara Panebusing Kembar Mayang ini dalam kegiatan Upacara Adat Jawa, disamping juga didukung dari jenis seni yang lainnya seperti karawitan sebagai pendukung pertunjukannya. Seperti dalam upacara pernikahan yang masih ingin melestarikan adat seperti apa yang berkembang di Jawa, maka perlu juga dukungan dari karawitan sebagai pengiring upacara pernikahan tersebut. Selain itu juga dalam pementasan seni pertunjukan lainnya seperti, pertunjukan seni Tari dan seni Pedalangan yang masih membutuhkan iringan langsung, juga perlu dukungan dari karawitan.

Dilaksanakannya sistem pembinaan terhadap kelompok masyarakat Paguyuban Ngeksigondo secara berkelanjutan, hal ini disebabkan oleh karena adanya keinginan anggota kelompok masyarakat Paguyuban Ngeksigondo untuk senantiasa dapat meningkatkan apa yang telah dicapai dapat diandalkan dalam berbagai aktivitas yang melibatkannya. Kebanggaan masyarakat Paguyuban Ngeksigondo terhadap aktivitas yang disertainya, menimbulkan antusiasme yang sangat tinggi dimana salah satu keinginan yang belum mereka gapai adalah memiliki sarana dari jenis-jenis pakaian adat Jawa, dan wayang sebagai sarana pentas pedalangan. Sedangkan untuk gamelan sudah diberi dari Pemerintah Daerah Tingkat I Daerah Istimewa Yogyakarta, meskipun masih berwujud gamelan Kuningan, namun dari pihak Pemda TK I DIY memberikan sinyal untuk memberikan gamelan yang lebih layak untuk disandingkan dengan gamelan-gamelan yang ada di Pulau Dewata ini yang serba gemerlapan.

Merasa dengan potensi yang dimiliki serta adanya dukungan dari masyarakat pendukung Paguyuban Ngeksigondo, selalu ingin mengembangkan diri dengan berbagai hal yang ada kaitannya dengan adat budaya dan seni pertunjukan. Tidak menutup kemungkinan juga akan bisa menembus dalam ranah kepariwisataan di Pulau Dewata, melihat celah yang ada dan tidak menutup kemungkinan hal itu mudah untuk dijangkau. Untuk menjangkau itu, maka anggota kelompok Paguyuban Ngeksigondo ini selalu ingin berbenah diri untuk menambah perbendaharaan materi yang berkaitan dengan kepentingan upacara tradisi Penganten maupun untuk kepentingan hajatan yang lainnya.

Tags: