Om Suastiastu semeton
pecinta karawitan Bali, salam ngerawit. Kembali lagi di blog ini bersama saya
man diky, ngomong ngomong bagaimana dengan blog blog sebelumnya mengenai
gamelan rindik, bermanfaat kah ? ya kira kira lumayan lah sebagai penambah
wawasan mengenai gamelan khas bali yang bernama
rindik ini. Barang tentu masih banyak kekurangan yang terdapat pada blog
saya ini, maklum saya masih pemula.
Ngebahas mengenai
gamelan rindik ini tentu tidak akan ada
habisnya, banyak aspek aspek yang perlu dibahas mengenai gamelan rindik ini.
Saya sebagai pencinta rindik tentu akan terus mencari informasi yang selengkap
lengkapnya melalui para seniman seniman rindik dan para pengerajin rindik ini.
Banyak sekali sudah informasi yang saya dapatkan mengenai gamelan rindik ini,
mulai dari proses awal pembuatan daun gamelan rindik, mengisi nada pada daun ,
dan mengisi nada pada resonator.
Di blog kali ini saya
angkan membahas sedikit lagi mengenai gamelan
rindik ini. Dalam proses pembuatan
gamelan rindik tentu beberapa
kali menemui berbagai masalah terutama pada bagian nada. Terkadang karena beberapa kesalahan misalnya kesalahan
pengertotan bamboo yang terlalu bannyak akan menyebabkan merendahnya nada yang dihasilkan bahkan
bias kehilangan nada dan bamboo tidak dapat diperbaiki atau tidak dapat digunakan.
Kesalahan dalam pengerotan bamboo ini adalah kesalahan yang paling umum para pengerajin lakukan, jika kurang pada
bagian pengerotan tentu juga merupakan
masalah namun itu sangat mudah untuk diselesaikan, tapi jiga pengerotan
berlebihan tentu ini merupakan masalah
yang fatal. Belajar dari kesalahan
tersebut maka pengerajin rindik yang saya temui memilikisolusinya dalam mengatasi masalah tersebut, beliau
menambahkan bamboo dan serbuk kayu pada
bagiann resonator jika terjadi kesalahan kelebihan proses pengerotan ini
sehingga tidak ada lagi bamboo yang terbuang karena kesalah
kesalahan di atas. Sekarang kita
saksikan video proses perbaikan resonator pada gamelan rindik ini .
Om suastiastu semeton
karawitan Bali kembali lagi bersama saya man diky dalam blog seni karawitan
bali ini. Dalam blog blog sebelumnya kita
telah banyak membahas mengenai
gamelan rindik mulai dari proses awal
pebuatan daun gamelan rindik
ini. Terlepas dari itu semua, tentu daun
gamelan rindik ini memiliki kualitas suara yang berbeda beda. Banyak factor yang meempengaruhi kualitas dari
suara daun gamelan rindik ini
seperti contoh, dari jenis bamboo yang digunakan sangat mempengaruhi suara
gamelan ini, kualitas bamboo ( bamboo
yang belum terlalu kering dan bamboo
yang sudah sangat kering sangat mempegaruhi suara gamelan itu, semakin
kering bambunya maka semakin baik suara
yang dihasilkan ), terlepas dari itu semua ada satu factor yang mempenngaruhi
kuaitas suara gamelan yaitu sang pembuat
gamelannya atau pengerajin gamelan ini.
Kepiawaian pengerajin gamelan ini yang akann kita bahas sekarang.
Dari pengalaman yang
telah saya lalui saya menemukan banyak sekali jenis atau kualitas suara gamelan rindik ini, mulai dari suara gamelan
rindik yang agak fales hingga yang memiliki suara yang sangat baik dengan gema
yang sangat panjang. Setelah saya amati jenis gamelan rindik yang memiliki
kualitas yang baik dibuat oleh pengerajin yang memiliki trik trik khusus atau
rahasia tertentu.
Kali ini saya akan
memperlihhatkan apa rahasia dari suara gamelan rindik yang berkualitas.
Kebetulan saya ikut bantu bantu di sebuah tempat pengerajin rindik yang sudah
terkenal dan sudah memiliki banyak sekali pelanggan yang sudah tersebar di
daerah bali bahkan di luar bali. Sebut saja kak badak, seorang penngerajin
rindik asal jembrana yang sekarang tinggal di daerah tumbak bayuh. Kak badak
ini menunjukan kepada saya apa sebenarnya yang sangat mempengaruhi suara gamelan
yang baik. Kak badak mengatakan bahwa kualitas suara dipengaruhi dari
keseimbangan resonator dan daun gamelannya. Tentu membuat keseimmbangan dari
resonator dan daun gamelan ini tidak
mudah dikarenakann daun dan resonator menjadi satu. Dari pada saya
ngomong panjang lebar berikut videonya di bawah.
Om Suastiastu semeton jumpa lagi dengan saya man diky, kali ini saya akan melanjutkan proses pembuatan daun gamelan rindik ini pada bagian pencarian nada daun gamelan. Pada video sebelumnya saya memberikan informasi mengenai proses pertama pembuatan daun gamelan rindik namun hasilnya belum dapat digunakan atau belum bernada.
Kali ini mari kita bahas mengenai proses pencarian nada daun gamelan agar dapat digunakan atau dipukul, daun gamelan rindik yang baik adalah daun gamelan yang memiliki nada sesuai dengan nada yang diinginkan atau lebih tepatnya tidak terlau rendah mmaupun tidak terlalu tinggi maka dari itu tentu pembuatan daun rindik ini melalui proses yang panjang.
Pada proses pencarian nada daun gamelan ini saya dan rekan saya akan menggunakan salah satu daun sebagai alat ukur atau patokan untuk menyesuaikan dengan nada yang diinginkan, kami mengerot pada bagian depan bambu tterlebih dahulu agar mencapai bentuk yang proposional, dalam artian bentuk daun dirapikan pada bagian sisi sisinya agar menghasilkan nada daun terlebih dahulu. Setelah nada daun sesuai dengan patokan nada yang digunakan, daun gamelan ini belum juga dapat digunakan karena bagian resonator belum di beri nada yang belence dengan nada daun . Dari pada panjang lebar kita saksikan saja videonya.
Om Swastiastu semeton pecinta seni yang berbahagia.
Selamat datang di blog pertama saya yang kali ini akan membahas mengenai proses
pembuatan daun gamelan khas daerah bali yang terbuat bambu, gamelan ini dikenal
dengan nama rindik. Tentu sebagian besar masyarakat bali sudah tidak asing lagi
dengan jenis gamelan bernuansa klasik
ini. Jenis gamelan rindik ini sudah tersebar merata di daerah bali dikarenakan peminatnya sangat banyak.
Walaupun demikian tidak semua orang mengetahui bagaimana sebenarnya proses
pembuatan gamelan rindik ini.
Dari hal diatas saya ingin memberi sedikit informasi
mengenai proses pembuatan daun gamelan rindik
ini. Diawali dari proses pertama yaitu menentukan ukuran bamboo sesuai
dengan nada yang akan dibuat. Kali ini saya dengan rekan saya akan membuat daun gamelan rindik bernada ndung. Pada
proses pembuatan daun gamelan ini kali ini saya menggunakan jenis bamboo langka
yaitu bamboo hitam, bambu ini sanngat diminati oleh para pecinta rindik kelas
ekonomi menengah keatas, kenapa saya mengatakan bahwa rindik yang menggunakan
bamboo hitam biasanya dimiliki oleh pecinta rindik kelas ekonomi menengah keatas, karena harga
dari bahan baku daun gamelan rindik
dengan bamboo hitam memiliki perbandingan empat kali lipat dengan bamboo biasa. Bamboo biasa
memiliki harga kisaran Rp 10.000 per 4 meter sedangkan bamboo hitam memiliki
harga Rp 45.000 per 4 meter nya.
Daripada membahas panjang lebar mengenai harga bahan baku sekarang mari kita bahas saja langsung menggenai proses pembuatan daun gamelan rindik ini. Melanjutkan hal pertama tadi dimana kita memotong bamboo sesuai dengan ukuran nada yang diinginnkan selanjutnya kita akan mengerot bamboo pada bagian depannya agar kita dapat memisahkan antara daun dan resonatornya. Satu lagi hal penting mengapa kita mengerot bagian depan terlebih dahulu, hal tersebut dikarenakan daun dan resonator digabun menjadi satu dalam satu bamboo, maka dari itu untuk membuat resonator kita harus menyelesaikan bagian daun nya terlebih dahulu. Pada blog kali ini hanya akan membahas proses pertama dari pembuatan daun gamelan rindik ini, maka dari itu daun gamelan ini belum dapat digunakan karena belum memiliki nada. Daripada semeton membaca blog ini terlalu panjang lebih baik saksikan saja langsung videonya. Selamat menyaksikan semeton dan semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat. h