header image
 

Resensi Buku Gamelan Pegambuhan “Tambang Emas” Karawitan Bali

Nama buku      : Gamelan Pegambuhan “ Tambang Emas “ Karawitan Bali

Penulis             : I Gede Arya Sugiartha,S.Skar,M.Hum

Penerbit           : Institut Seni Indonesia Denpasar

BAB I Pendahuluan

  • Latar Belakang

Kebudayaan bali adalah sebuah sistem pengetahuan atau gagasan yang digunakan sebagai pengatur tingkah laku. Diantara unsur-unsur kebudayaan Bali, Kesenian menduduki peringkat yang paling menonjol karena, dalam sistem kesenian terkait seluruh unsur yang lain seperti sistem relegi, sistem pengetahuan, bahasa, sistem kemasyarakatan, sistem mata pencaharian, dan teknologi.

  • Tinjauan Sumber dan Landasan Teori

Sebagian besar data yang dipergunakan dalam buku ini deperoleh melalui pembacaan sumber-sumber tertulis , baik berupa sumber-sumber lokal tradisional seperti  babad , purana, usana, dan kidung, maupun buku-buku tercetak yang disusun oleh para peneliti dahulu. Untuk  melengkapi  data-data yang diperlukan terutama yang berhubungan

dengan keberadaan gamelan Pegambuhan dewasa ini, juga dilakukan dengan penelitian lapangan.

  • Hipotesis dan Pendekatan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori , ada beberapa hipotesis yang memandu peulis dalam mengamati permasalahan ini  yaitu berdasarkan faktor eksternal dan faktor innternal.

BAB II  TINJAUAN HISTORIS

            Kata “Gambuh” di Bali pada umumnya di hubungkan dengan beberapa genre kesenian terutama seni pertunjukan yang bernama dramatari Gambuh. Di Bali selain dikenal dengan  istilah gamelan pegambuhan  juga dikenal lakon pegambuhan, penari pegambuhan, kendang pegambuhan ,  suling pegambuhan,  dan gending pegambuhan.

  • Jalur Perkembangan Kebudayaan Bali

Pada masa pemerintahan raja-raja Bali Kuno abad ke 10 hingga abad ke 14 masehi, hubungan Jawa dan Bali depererat lagi dengan perkawinan raja Bali dengan seorang putri Kahuripan Jawa Timur. Ketika runtuhnya kerajaan Majapahit sekitar tahun 1478, banyak bangsawan dan rakyat majapahit yang tidak mau memeluk agama Islam lari ke Bali dengan membawa serta kebudayaan mereka. Para pelatrian ini selain bangsawan banyak pula para ahli seperti tukang dan seniman. Masuknya unsur-unsur kebudayaan Jawa dan sistem liturgi Hindu Jawa membawa dampak yang besar terhadap kebudayaan Bali termasuk dalam bidang seni musik.

  • Jalur Perkembangan Gamelan Pegambuhan

Berdasarkan data-data historis, musikalitas dan fungsi,  terbentuknya orkestra Pegambuhan sangat erat kaitannya dengan terbentuk dan berkembangnya dramatari Gambuh di Bali.

BAB III TINJAUAN MUSIKOLOGIS

  • Fisik/ Ansambelisasi

Gamelan Pegambuhan adalah orkestra tradisional Bali yang memiliki perangai lembut .  kontruksi harmonis yanga melahirkan kesatuan perangkat (barungan) disominasi oleh alat-alat pukul , instrumen yang paling esensial bahkan dianggap sebagai ciri seperti suling. Suling yang dipakai merupakan jenis suling yang terbesar dan terpanjang yang memiliki panjang sekitar 100 cm. Selain suling juga terdapat, kempur, kajar, klenang, kenyir, gumanak, ricik, kangsi, gentorang serta kendang kekrumpungan (kendang pegambuhan ). Selain alat-alat instrumental pegambuhan juga didukung dengan vokal yang di sebut juru tandak.

  • Sistem Pelarasan

Gamelan pegambuhan pada umumnya disebut dengan gamelan yang berlaras pelog saih pitu dengan nada, ndong, ndeng, ndung, ndang, ndaing, dan ndeung.

  • Gending / Komposisi

Berdasarkan struktur bentuk, gending pegambuhan terdiri dari tiga pokok bagian yaitu Kawitan,Pengawak dan Pengecet. Struktu  ini biasanya disebut dengan Jajar Pageh.

BAB IV KESAMAAN GAMELAN PEGAMBUHAN DENGAN GAMELAN LAINNYA

  • Gemelan Semar Pagulingan

Kesamaan ini dilihat dari repertoar lagu-lagunya serta sama-sama menganut sistem pelarasan pelog tujuh nada

  • Gamelan Pelegongan

Persamaan yang terdapat dilihat dari instrumen yang ada dalam pegambuhan, dilihat dari musikalitasnya, serta dilihat dalam struktur lagunya.

  • Gamelan Bebarongan

Gamelan bebarongan sering dipakai mengiringi dramatari calonarang yang dimana lagu-lagu yang dipakai untuk mengiringi banyak diadopsi dari lagu-lagu pegambuhan.

  • Gamelan Joged Pingitan

Persamaan yang terdapat dilihat dari instrumen yang dipakai namun hanya ada satu instrumen yang sama yaitu cengceng. Namun bukan berarti gamelan ini lepas dari pengaruh Pegambuhan, unsur-unsur musikalitas dan fungsi ternyata juga banyak memiliki kesamaan dengan pegambuhan.

  • Gamelan Gonng Gede

Kesamaan terdapat pada struktur lagu yang menggunakan jajar pageh

  • Gomelan Kebyar

Kesamaan terdapat pada instrumen yang sama-sama memakai  instrumen rebab, kajar kendang, klenong dan kempul. Serta dilihat dari lagu-lagu pegambuhan yang sering dipakai insvirasi dalam mengiringi sendratari.

BAB V

  • Pengaruh Pegambuhan Terhadap Semar Pegulingan

Dalam pegambuhan yang memegang melodi adalah suling namun dalam semar pegulingan adalah terompong, dan juga menjadi sumber acuan dalam sisstem pelarasan

  • Pengaruh Pegambuhan Terhadap Pelegongan

Terlihat adanya penciptaan lagu-lagu terutama dalam hal melodi, kendatipun unsur-unsur pegambuhan masih kelihatan mendominasi.

  • Pengaruh Pegambuhan Terhadap Bebarongan

Lagu-lagu pegambuhan berpangaruh dengan lagu- lagu yang dipakai dalam mengiringi drama tari calonarang.

  • Pengaruh Pegambuhan Terhadap Gamelan Joged Pingitan

Pengaruh gamelan pegambuhan masih tetap ada, tetapi dibandingkan dengann tiga gamelan sebelumnya gamelan joged pingitan sudah lebih banyak perbedaannya.

  • Pengaruh Pegambuhan Terhadap Gong Gede

Gong Gede dengan pegambuhan memiliki perbedaan dalam porsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan empat gamelan sebelumnya.

  • Pengaruh Pegambuhan Terhadap Kebyar

Lagu-lagu goong kebyang yang selin mengadopsi lagu-lagu pegambuhan secara langsung, juga telah banyak diolah disesuai-kan dengan karakter kebyar itu sendiri.

BAB VI SEBAGAI “TAMBANG EMAS” KARAWITAN BALI

Telah menjadi keyakinan umum bahwa dalam perubahan dan hubungan antar kebudayaan, kebudayaan yang lemah akan selalu dikuasai dan yanng kuat akan selalu menguasai.fenomena seperti ini terjadi pada seluruh unsur kebudayaan mulai dari yang bersekala besar dan luas, sampai pada unsur-unsur yang kecil dalam komunitas lokal seperti fenomena budaya gamelan pegambuhan. Bermula dari lahirnya gamelan pegambuhan yang kemudian selalu dijadikan model dalam penciptaan gamelan-gamelan berikutnya menunjukkan bahwa  akan adanya sebuah konsep perkembangan yang teratur dalam gamelan Bali. Hal inilah membuat puluhan barungan gamelan masih eksis sementara penciptaan yang baru masih gencar dilakukan hingga jaman modern ini.

  • Benang Merah Majapahit

Pada kajian historis telah disebutkan bahwa terbentuknya gamelan pegambuhan di Bali sangat erat kaitannya dengan sejarah kebudayaan Bali. Bahkan gamelan Pegambuhan juga merupakan salah satu muatan akulturasi kebudayaan Bali dan Jawa. Tidak mengherankan jika musikalitas gamelan pegambuhan banyak berbeda dengan musikalitas gamelan-gamelan golongan tua, baik dari segi struktur lagu, kompleksitas instrumentasi, dan alur lagu. Kebanyakan unsur-unsur gamelan pegambuhan lebih mirip dengan karawitan instrumental jawa. Peristiwa yang paling berdampak terhadap terbentuknya gamelan pegambuhan adalah penaklukan Bali oleh Majapahit pada tahun 1343 Masehi dan runtuhnya kerajaan  Majapahit pada tahun 1478 Masehi. Dimana dalam masa pemerintahan dalem waturenggong yang merasa jengah atas runtuhnya  kerajaan majapahit dimana beliau ingin berusaha menghidupkan kembali unur-unsur budaya Majapahit yang telah runtuh. Sebagai sebuah bentuk seni gaya baru, nilai estetis gamelan Pegambuhan dapat digunakan untuk menambah semarak dan wibawa istana terutama dalam menjamu para tamu kerajaan. Sedangkan sebagai jembatan penghubung dengan kerajaan masa lampau, gambalan Pegambuhan adalah seni kebanggaan masyarakat, karena ia merupakan model seni Majapahit yang mampu dilestarikan oleh masyarakat Bali hingga kini.

  • Keadaan Mantap

Perkembangan gamelan Bali dibalik pengaruh gamelan pegambuhan adalah tipe perubahan yang dapat disebut sebagai suatau” Keadaan Mantap”. Ini adalah konsep seniman karawitan Bali dalam berkarya yang kendatipun secara sepintas kelihatan lamban, namun dibalik itu masih ada keuntungan yang didapat yaitu pelestarian yang berjalan serempak dengan pengembangan.

  • Nilai Estetis gamelan Pegambuhan

Nilai -nilai estetis gamelan  pegambuhan yang bemaksud untuk membuktikan bahwa selain disebabkan oleh faktor eksternal yaitu sejarah dan sikap masyarakat Bali, teradopsinya gamelan pegambuhan juga disebabkan oleh faktor internal.menurut penulis berasumsi kalau gamelan pegambuhan tidak tinggi nilai estetinya mustahil mampu menjadikan dirinyasebagai “Tambang Emas” yang selalu dijadikan pedoman dalam perkembangan gamelan Bali.

Berdasarkan metodologi ini ada dua aspek keindahan yaitu ilmiawi yang obyektif dan filsafati yang subyektif akan menjadi tolak ukur dalam membicarakan kaindahan gamelan Pegambuhan.

  • Aspek Ilmiawi

Sebagai sebuah hasil karya gamelan pegambuhan terbentuk malalui npengorganisasian secara teratur dari berbagai unsurnya. Wujud visual perangkatnya sendiri merupakan perpaduan dari beberapa jenis alat musik yang masing-masing berbehda bentuk, bahan bahkan fungsi.secara auditif, musik yang dihasilkan juga terbentuk dari beberapa perpaduan jenis suara, kualitas suara, warna suara yang menjadi sebuah kesatuan yaitu suarea musik Pegambuhan.

  •  Aspek Falsafi

Gamelan pegambuhan sebagai salah satu bentuk karawitan Bali ternyata menyimpan nilai-nilai estetis yang cukup tinggi, sehingga dapat didudukan sebagai hasil kreativitas seni yang yang “berdimensi universal”. Padanya terkandung nilai-nilai estetis yang tidak hanya teramati melalui pendekatan falsafi, dengan konsep-konsep subjektif masyarakat pendukungnya, akan tetapi juga mengandung nilai-nilai estetis secara ilmiawi yang sifatnya objektif. Apabila masyarakat Bali tradisional menyebutkan mutu estetik gamelan pegambuhan berdasarkan konsep-konsep yang mungkin hanya berlaku bagi orang Bali, peneliti-peneliti asing tenti mengamati dari sisi science melalui standar-standar estetik yang telah ada.

Menurut saya hal yang paling menarik dalam buku ini adalah  tentang pengaruh Gamelan Pegambuhan, dimana telah dinyatakan bahwa gamelan Pegambuhan merupan gamelan yang dijadikan pedoman atau inspirasi dalam pembuatan gamelan-gamelan baru serta lagu-lagu gambelan Pegambuhan banyak dipakai dalam gamelan-gamelan lainnya seperti mengiringi dramatari calonarang, dan lain-lain

~ by budisetiawan on .

One Response to “Resensi Buku Gamelan Pegambuhan “Tambang Emas” Karawitan Bali”

  1. ????

    goodddd thankssss youuuu