Deskripsi Gambelan Genta Pinara Pitu

Maret 22nd, 2018

Genta Pinara Pitu adalah sebuah istilah yang dipetik dari sebuah lontar yang bernama “Prakempa”. Dalam lontar ini istilah Genta Pinara Pintu Dipakai untuk menyebutkan gambelan Semar Pegulingan saih pitu. Dilihat dari segi arti bahwa Genta berarti alat gambelan, Pinara berarti suara dan pitu  berarti tujuh, yang wujudnya menyerupai gong kebyar.

A. Deskripsi genta pinara pitu

            Kindama adalah sebuah kisah atau cuplikan dari wiracarita Mahabarata, yang mengisahkan terkutuknya Pandhu oleh Bagawan Kindana. Peristiwa ini terjadi ketika pandu membunuh seekor kijang jantan yang sedang berkasih-kasihan. Kijang tersebut adalah jelmaan dari Bagawan Kindama, sehingga akibat dari perbuatannya itu Pandhu gugur pada saat dia sedang memadu kasih dengan istrinya Dewi Madri.

            Penata iringan yakni I Nyoman Windha dalam penggarapan sendratari ini telah sepakat untuk mempergunakan satu unit gambelan yang disebut gambelan “Genta Pinara Pitu”. Gambelan ini merupakan satu unit gambelan baru yang berlaras pelog 7 nada, yang merupakan perpaduan dari unsur –unsur gambelan gong kebyar dengan gambelan semar pegulingan. Dengan adanya perpaduan ini akan dapat memberikan mode yang berbeda – beda yang mampu mendukung dramatisasi dalam penggarapan sendratari ini.

B. Periodedisasi

          Pada tahun 1985 atas usul dari I Made Bandem, I Wayan Beratha menciptakan sebuah barungan baru yang dinamakan Genta Pinara Pitu. Barungan itu dimaksud untuk mengganti peranan Semar Pegulingan dan Gong Kebyar guna mengiringi pementasan Sendratari di Art Centre, Taman Budaya Denpasar. Gamelan Genta Pinara Pitu yang namanya diambilkan dari lontarPrakempa digunakan untuk mengiringi tari kindama oleh Suasthi Widjaja Bandem, dan iringannya diciptakan oleh I Nyoman Windha sebagai karya Tugas Akhir menyelesaikan Sarjana seni di ASTI Denpasar pada tahun 1986. Gamelan itu kini dimiliki oleh Made Hood, putra dari Ki Mantle Hood dan digunakan sebagai wahana pembelajaran karawitan Bali di Monash University, Melbourne, Asutralia.

            Hengkanya Genta Pinara Pitu ke luar negeri tidak menyurutkan niat I Wayan Beratha untuk menciptakan barungan baru sebagai pengganti dari Genta Pinara Pitu tersebut. Pada tahun 1987 I Wayan Beratha membuat juga sebuah gamelan kombinasi antara Gong Kebyar dengan Semar Pegulingan yang disebut gamelan Semarandana. Ansambel ini menggunakan 12 (dua belas) nada yang susunan nadanya mengikuti system 5 (lima) nada Gong Kebyar pada register rendah dan sistem 7 (tujuh) nada Semar Pegulingan pada registrasi tinggi. Gamelan ini memiliki bilah yang lebih banyak dari gamelan Genta Pinara Pitu. I Wayan Baratha hanya menambahkan satu nada ding tinggi pada gamelan Genta Pinara Pitu untuk menjadikan barungan baru yang dinamakan gamelan Semarandana. Penambahan satu nada itu disebabkan karena sukarnya memainkan kotekan laguu-lagu gamelan Legong Keraton yang membutuhkan nada ding tinggi itu.

C. Sistem Laras

            Gambelan ini juga dapat memainkan lagu-lagu slonding dan saron. Dari segi lain gambelan ini dapat membantu vokal, karena sipenyanyi dapat memilih petet-petet yang ada sesuai denagn kwalitas suara yang mereka miliki. Oleh karena laras yang dipakai pelog sapta nada, maka gambelan ini dapat memainkan lagu-lagu semar pegulingan. Pada pokonya gambelan Genta Pinara Pitu ini mempunyai tiga jenis patet yaitu :

1 . patet selisir :  yang dapat memberikan watak yang keras dan agung seperti gong kebyar.

2 . patet tembung : yang dapat memberikan kesan yang lembut dan manis yang dapat mewakili semar pegulingan.

3 . patet sunaren : modenya paling kecil yang member kesan kekanak – kanakan.

 

Comments are closed.