BAYU WIRAWAN (KING JAZZ) MASTERPIECES

FOREVER "KING JAZZ" MASTEPIECING

Archive for the ‘TUGAS-TUGAS KULIAH (ASSIGNMENTS)’ Category

Newer Entries »

KRISIS IDEOLOGI PANCASILA

Filed under: KNOWLEDGEMENT,TUGAS-TUGAS KULIAH (ASSIGNMENTS) — Tag: — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 18.49

TUGAS KELOMPOK MID SEMESTER I THN 2012

DENGAN ANGGOTA MAHASISWA FSP – JSK – ISI DENPASAR

1)    BAYU WIRAWAN – NIM: 2012 02 058

2)    MADE BAGUS RIZAL RAYSANDO – NIM: 2012 02 041

3)    FAJAR SATRIAWAN – NIM: 2012 02 035

4)    PUTU ADITYA PUTRA – NIM: 2012 02 042

5)    OSHIMA SORA – NIM: 2012 02 059

6)    LGST AG PT ARIWIGUNA – NIM: 2012 02 034

7)    I MADE SUANTARA – NIM: 2007 02 017

Thema:

KRISIS IDEOLOGI PANCASILA

Generasi Muda Indonesia Dan Pancasila?

Pemahaman Tentang Pancasila Dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Di Kalangan Generasi Muda, Dinilai Sudah Kurang. Banyak Anak Muda Yang Tidak Memahami Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila Dan UUD 1945.

Sekarang, Banyak Anak Muda Yang Sekadar Mengucapkan Secara Urut Pancasila Dan UUD 1945 Pun Tidak Bisa. Bagaimana Mau Memahami Dan Menghayati, Mengucapkan Urut Pun Tidak Bisa.

Jika Kondisi Itu Dibiarkan, Krisis Pemahaman Generasi Muda Terhadap Nilai-Nilai Kebangsaan Yang Terkandung Dalam Pancasila Dan UUD 1945 Bakal Semakin Parah.

 

Indonesia Tengah Mengalami Krisis Ideologi Pancasila.

Setelah 65 Tahun Merdeka Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia Mengalami Krisis. Indikasi Krisis Dilihat Dari Banyaknya Kesenjangan. Dari Kesenjangan (Disparitas) Ekonomi Yang Mana Konglomerasi Banyak Menguasai Sektor Ekonomi Di Indonesia Dan Rakyat Sebagian Besar Masih Hidup Susah, Bahkan Terjadi Disparitas Berpikir Antara Kaum Intelektualnya Yang Jauh Dari Kesulitan Rakyat. Krisis Yang Terus Dialami Telah Akut Hingga Krisis Ideologi Pancasila

Krisis Yang Tengah Dialami Indonesia Yang Telah Terjerumus Dalam Suatu Kondisi Kehidupan Bernegara Telah Menjauh Dari Track Yang Dibangun Oleh Para Pendiri Negara.

Hilangnya Jati Diri Dan Semangat Kebangsaan Di Indonesia. Dalam Cerminan Perilaku Sehari-Hari, Baik Dari Kehidupan Masyarakat Maupun Perilaku Elit Berkuasanya Mulai Terasa Gejala Hilangnya Jati Diri Masyarakat Indonesia. Perilaku Elit Misalnya Lebih Mendewakan Voting Dalam Setiap Pengambilan Keputusan, Mengabaikan Kepemimpinan, Dan Kebaikan Hikmah Yang Tercermin Dalam Mufakat. Anak Muda Juga Mulai Melupakan Kesenian Dan Budaya Atau Tradisi Pribumi. Mahasiswa Lebih Mendahulukan Analisa Modern Dan Tak Tertarik Pada Local Genius Dan Kearifan Dari Bumi Indonesia.

Melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap pmerintah

 

Indonesia Menghadapi Masalah Krisis Nilai-Nilai Pancasila Dan Berimbas Kepada Melemahnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah.

Permasalahan Besar Yang Sedang Dihadapi Oleh Negeri Ini Adalah Bagaimana Mewujudkan Suatu Tata Aturan Dan Pengelolaan Penyelenggaraan Negara, Kehidupan Bermasyarakat, Dan Wujud Kepemimpinan Bangsa Yang Dapat Dilihat Sebagai Cerminan Dari Pengamalan Pancasila. Saat Ini Di Segala Sendi Kehidupan Berbangsa, Sudah Tidak Mengamalkan Nilai-Nilai Dari Pancasila. Masyarakat Dipertontonkan Panggung Perebutan Pengaruh Maupun Perebutan Kekuasaan.

Peran Utama Partai Politik Untuk Menampung Dan Menyalurkan Harapan Dan Cita-Cita Rakyat Banyak, Ternyata Tidak Mampu Mencegah Keresahan Dan Gejolak Masyarakat, Karena Dirasakan Jauh Dari Harapan Mereka.

Sementara Dari Aspek Perekonomian Nasional, Ternyata Belum Dapat Memberikan Sebesar-Besarnya Kemakmuran Dan Kesejahteraan Bangsa. Hal Itu Diperparah Dengan Ulah Oknum Penyelenggara Negara Yang Koruptif, Baik Di Lembaga Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif, Hal Itu Mengakibatkan Ketimpangan Dan Kesenjagan Antar Lapisan Masyarakat Semakin Melebar, Karena Hukum Dan Keadilan Hanya Dapat Dinikmati Oleh Kelompok Masyarakat Yang Mampu Dan Terutama Yang Memiliki Kedekatan Dengan Kekuasaan.

Sedangkan Dari Aspek Budaya, Kini Budaya Bangsa Telah Tergerus Nilai-Nilai Negatif Dari Globalisasi. Diperlukan Sebuah Lembaga Negara Yang Mengkaji, Mendalami Dan Memasyarakatkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Seluruh Lapisan Masyarakat.

 

Pancasila Adalah Ideologi Dasar Bagi Negara Indonesia. Nama Ini Terdiri Dari Dua Kata Dari Sansekerta: Pañca Berarti Lima Dan Śīla Berarti Prinsip Atau Asas. Pancasila Merupakan Rumusan Dan Pedoman Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Lima Sendi Utama Penyusun Pancasila Adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Dan Tercantum Pada Paragraf Ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam Upaya Merumuskan Pancasila Sebagai Dasar Negara Yang Resmi, Terdapat Usulan-Usulan Pribadi Yang Dikemukakan Dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Yaitu :
Lima Dasar Oleh Muhammad Yamin, Yang Berpidato Pada Tanggal 29 Mei 1945. Yamin Merumuskan Lima Dasar Sebagai Berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Dan Kesejahteraan Rakyat. Dia Menyatakan Bahwa Kelima Sila Yang Dirumuskan Itu Berakar Pada Sejarah, Peradaban, Agama, Dan Hidup Ketatanegaraan Yang Telah Lama Berkembang Di Indonesia. Mohammad Hatta Dalam Memoarnya Meragukan Pidato Yamin Tersebut.
Panca Sila Oleh Soekarno Yang Dikemukakan Pada Tanggal 1 Juni 1945. Sukarno Mengemukakan Dasar-Dasar Sebagai Berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, Dasar Perwakilan, Dasar Permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila Itu Diucapkan Oleh Soekarno Dalam Pidatonya Pada Tanggal 1 Juni Itu, Katanya:
Sekarang Banyaknya Prinsip: Kebangsaan, Internasionalisme, Mufakat, Kesejahteraan, Dan Ketuhanan, Lima Bilangannya. Namanya Bukan Panca Dharma, Tetapi Saya Namakan Ini Dengan Petunjuk Seorang Teman Kita Ahli Bahasa – Namanya Ialah Pancasila. Sila Artinya Azas Atau Dasar, Dan Diatas Kelima Dasar Itulah Kita Mendirikan Negara Indonesia, Kekal Dan Abadi.
Setelah Rumusan Pancasila Diterima Sebagai Dasar Negara Secara Resmi Beberapa Dokumen Penetapannya Ialah :
Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – Tanggal 22 Juni 1945
Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-Undang Dasar – Tanggal 18 Agustus 1945
Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – Tanggal 27 Desember 1949
Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-Undang Dasar Sementara – Tanggal 15 Agustus 1950
Rumusan Kelima : Rumusan Kedua Yang Dijiwai Oleh Rumusan Pertama (Merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

Pancasila Di Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Telah Menjadi Suatu Kesepakatan Yang Telah Disetujui Seluruh Warga Indonesia. Dari Situ Pancasila Mempunyai Peran Dan Fungsi Sebagai Dasar Negara, Falsafah, Alat Pemersatu Bangsa Dan Bernegara. Itulah Sebernarnya Mengapa Pancasila Menjadi Hal Yang Penting Untuk Diamalkan. Fase Krisis Atau Merosotnya Pengamalan Pancasila Terjadi Sejak Era Reformasi 1998, Terbukti Para Pemimpin-Pemimpin Jarang Sekali Menyebut Dan Membahas Mengenai Pancasila. Dengan Adanya Krisis Itu, Maka Pancasila Terabaikan Dan Tereliminasi Pada Pola Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Seolah Indonesia Telah Lepas Dari Pancasila. Pancasila Adalah Paling Baik. Pancasila Itu Diciptakan Para Pendiri Negara, Teruji Mutunya, Serta Bisa Menyelesaikan Permasalahan Berbangsa Dan Bernegara. Bila Kita Mengabaikan Pancasila Yang Mempunyai Ukuran Yang Sangat Real Dan Menerapkan Pola-Pola Reformasi Yang Baru Ini, Saya Belum Percaya Konflik Dan Permasalahan Di Negara Ini Dapat Teratasi.
Pancasila, Memiliki Roh Yang Bisa Mempersatukan Bangsa Indonesia. Sayangnya, Posisi Pancasila Saat Ini Lebih Condong Pada Slogan Semata Dengan Minim Pengimplementasian Nilai-Nilai Yang Terkandung Di Dalamnya. Tidak Terakomodasinya Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi Juga Merupakan Salah Satu Krisis Peranan Pancasila Di Kalangan Generasi Muda. Jika Dulu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Wajib Diikuti, Sekarang Ini Tinggal Beberapa Perguruan Tinggi Yang Mewajibkannya. Bahkan, Di Bawah Naungan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Hanya Sedikit Nilai-Nilai Pancasila Yang Diajarkan Kepada Mahasiswa. Pancasila Merupakan Ideologi Bangsa Yang Berasal Dari Hasil Perjuangan Yang Dilakukan Oleh Bangsa Indonesia. Mengenai Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Di Lingkup Perguruan Tinggi, Peni Mengakui Jika Saat Ini Hanya Beberapa Kampus Yang Menjalankannya Lewat Proses Perkuliahan. Itu Sangatlah Memprihatinkan Melihat Aksi Dan Pergerakan Bebas Oleh Para Mahasiswa Yang Semakin Kritis Pemikirannya. Akan Bahaya Ketika Tidak Diimbangi Oleh Pendidikan Dan Pengarahan Tentang Pancasila.

Pancasila Adalah Harga Mati. Maka Semua Warga Negara Harus Paham Dan Bisa Mengimplementasikan Ke Dalam Kehidupan Sehari-Hari.  Kalau Tidak Diterapkan Maka Hilanglah Pancasila Itu. Dan Itu Harus Diajarkan Terus-Menerus, Khususnya Kepada Generasi Muda Agar Tetap Cinta Pada Tanah Air.

Dasar Negara Yang Tersusun Dari Lima Butir Pancasila, Harus Dipahami Dan Diimplementasikan Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Itu Merupakan Salah Satu Cara Untuk Menghindari Terjadinya Krisis Pancasila. Langkah Itu Harus Terwujud Untuk Mempererat Persaudaraan Dan Mengurangi Terjadinya Konflik.
Ada Langkah Lain Untuk Berlatih Tentang Kepekaan Sosial, Tanggung Jawab, Gotong-Royong Seperti Yang Pancasila Ajarkan.
”Pancasila Itu Jangan Hanya Disuruh Menghapalkan Saja, Jerangkan Juga Maknanya,” Sangat Disayangkan Jika Kita Harus Selalu Membaca Atau Menghafalkan Pancasila Terus-Menerus Tanpa Aplikasi Nyata Yang Berwujud Tindakan Untuk Saling Bergotong-Royong, Saling Menghargai Dan Mempromosikan Makna Dari Dasar Negara Tersebut.

 

Roh Kebangsaan.

Realita Yang Terjadi Saat Ini, Telah Terjadi Krisis Kepemimpinan. Sulit Mendapatkan Pemimpin Yang Menjadi Panutan Bagi Rakyatnya. Di Kehidupan Masyarakat Sendiri Telah Terjebak Dalam Budaya Pencitraan. Orang Lebih Dihargai Karena Tampilan Luar Bukan Dari Akhlak Dan Budi Pekerti.
Dan Itu Tidak Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila Terutama Sila Ke 5 Yang Salah Satunya Mengajarkan Tidak Bergaya Hidup Mewah. Tapi Yang Terjadi Saat Ini, Orang Yang Memiliki Mobil Mewah Dan Harta Berlimpah, Sangat Dihargai Dalam Kehidupan Masyarakat. Kita Telah Terjebak Pada Budaya Pencitraan.

Harus Terjadi Pemangkasan Generasi. Karena Sistem Korup Yang Tercipta Saat Ini Sudah Sangat Melekat Dan Sulit Diubah.
Bukan Dengan Revolusi. Biarkanlah Dulu Pemimpin-Pemimpin Tua Saat Ini Habis Dengan Sendirinya, Sembari Calon Pemimpin Masa Depan Mempersiapkan Diri Agar Tidak Terjebak Dalam Turbulensi Birokrasi Yang Korup. Itulah Solusi Dari Saya Sekaligus Harapan Kepada Generasi Muda
Bila Nilai-Nilai Pancasila Secara Konsisten Diaplikasikan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, Terutama Oleh Para Pemimpin, Kesejahteraan Dan Kemakmuran Bukanlah Hal Yang Mustahil Untuk Diwujudkan Di Indonesia.
Sebenarnya Kita Diuntungkan, Sebagai Ahli Waris Pancasila. Namun, Nilai-Nilai Pancasila Telah Dilupakan Bahkan Ditinggalkan. Pancasila Tidak Lagi Dijadikan Ruh Dalam Memedomani Kehidupan Kebangsaan.
Di Politk Terjadi Proses Transaksional Dan Pragmatisme, Ekonomi Saat Ini Lebih Mementingkan Kaum Pemodal, Keadilan Hukum Tidak Menyentuh Hingga Ke Bawah. Implikasi Dari Ditinggalkannya Nilai-Nilai Pancasila Sangat Kompleks. Pemimpin Lah Yang Paling Bertanggung Jawab Atas Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila. Kita Coba Mengidentifikasi Penyebab-Penyebabnya. Kemudian Bagaimana Membumikan Lagi Pancasila Kembali Menjadi Ruh Dalam Kehidupan Kebangsaan.

 

Penjiwaan Penghayatan Pengamalan Pancasila Yang Merasuki Semua Elemen Kehidupan.

Hendaknya Generasi Muda Masyarakat Menghayati, Mengamalkan, Menjiwai Butir-Butir Pancasila Dalam Setiap Nafas Kehidupannya Seperti Yang Telah Terangkum Dalam 36 Butir-Butir Pancasila:

 

36 BUTIR-BUTIR PANCASILA

EKA PRASETIA PANCA KARSA

(Tekad Yang Tunggal Untuk Melaksanakan Lima Kehendak)

 

A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

1) Percaya Dan Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaan

Masing-Masing Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.

2) Hormat Menghaormati Dan Bekerjasama Antar Pemeluk Agama Dan Penganut-Penganut Kepercayaan Yang Berbeda-

Beda Sehingga Terbina Kerukunan Hidup.

3) Saling Menghormati Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaannya.

4) Tidak Memaksakan Suatu Agama Dan Kepercayaan Kepada Orang Lain.

 

B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

1) Mengakui Persamaan Derajat Persamaan Hak Dan Persmaan Kewajiban Antara Sesama Manusia.

2) Saling Mencintai Sesama Manusia.

3) Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa.

4) Tidak Semena-Mena Terhadap Orang Lain

5) Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan.

6) Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan.

7) Berani Membela Kebenaran Dan Keadilan.

8) Bangsa Indonesia Merasa Dirinya Sebagai Bagian Dari Seluruh Umat Manusia, Karena Itu Dikembangkan Sikap Hormat-

Menghormati Dan Bekerjasama Dengan Bangsa Lain.

 

C. SILA PERSATUAN INDONESIA

1) Menempatkan Kesatuan, Persatuan, Kepentingan, Dan Keselamtan Bangsa Dan Negara Di Atas Kepentingan Pribadi

Atau Golongan.

2) Rela Berkorban Untuk Kepentingan Bangsa Dan Negara.

3) Cinta Tanah Air Dan Bangsa.

4) Bangga Sebagai Bangsa Indonesia Dan Ber-Tanah Air Indonesia.

5) Memajukan Pergaulan Demi Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Yang Ber-Bhineka Tunggal Ika.

 

D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

1) Mengutamakan Kepentingan Negara Dan Masyarakat

2) Tidak Memaksakan Kehendak Kepada Orang Lain.

3) Mengutamakan Musyawarah Dalam Mengambil Keputusan Untuk Kepentingn Bersama.

4) Musyawarah Untuk Mencapai Mufakat Diliputi Semangat Kekeluargaan.

5) Dengan Iktikad Baik Dan Rasa Tanggung Jawab Menerima Dan Melaksanakan Hasil Musyawarah.

6) Musyawarah Dilakukan Dengan Akal Sehat Dan Sesuai Dengan Hati Nurani Yang Luhur.

7) Keputusan Yang Diambil Harus Dapat Dipertanggung Jawabkan Secara Moral Kepada Tuhan Ynag Maha Esa.

Menjunjung Tinggi Harkat Dan Martabat Manusia Serta Nilai-Nilai Kebenaran Dan Keadilan

 

E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

1) Mengembangkan Perbuatan-Perbuatan Yang Luhur Yang Mencerminkan Sikap Dan Suasana Kekeluargaan Dan

Gotong-Royong.

2) Bersikap Adil

3) Menjaga Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban.

4) Menghormati Hak-Hak Orang Lain.

5) Suka Memberi Pertolongan Kepada Orang Lain.

6) Menjauhi Sikap Pemerasan Terhadap Orang Lain.

7) Tidak Bersifat Boros

8) Tidak Bergaya Hidup Mewah

9) Tidak Melakukan Perbuatan Yang Merugikan Kepentingan Umum.

10) Suka Bekerja Keras.

11) Menghargai Hasil Karya Orang Lain.

12) Bersama-Sama Berusaha Mewujudkan Kemajuan Yang Merata Dan Berkeadilan Sosial.

 

TUGAS KELOMPOK MID SEMESTER I THN 2012

DENGAN ANGGOTA MAHASISWA FSP – JSK – ISI DENPASAR

1)      BAYU WIRAWAN – NIM: 2012 02 058

2)    MADE BAGUS RIZAL RAYSANDO – NIM: 2012 02 041

3)    FAJAR SATRIAWAN – NIM: 2012 02 035

4)    PUTU ADITYA PUTRA – NIM: 2012 02 042

5)    OSHIMA SORA – NIM: 2012 02 059

6)    LGST AG PT ARIWIGUNA – NIM: 2012 02 034

7)    I MADE SUANTARA – NIM: 2007 02 017

 

Comments (58)


INTERVAL ANTAR NADA (TONE) & INTERVAL ANTAR TANGGA NADA (SCALE)

Filed under: KNOWLEDGEMENT,MUSIC REFFERENCES,TUGAS-TUGAS KULIAH (ASSIGNMENTS) — Tag: — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 18.47

Nama: Bayu Wirawan

Nim: 20012 02 058

FSP – SKW – ISI Denpasar

INTERVAL ANTAR NADA (TONE)  & INTERVAL ANTAR TANGGA NADA (SCALE)

 

Sebuah Scale / Tangga Nada Adalah Sebuah Bentuk Dari Susunan Nada-Nada Yang Terpusat Pada Satu Nada Dasar. Di Dalam Tangga Nada Ada Lagi Bentuk Kecil Yang Menyusun Tangga Nada Tsb, Yaitu Hubungan Antar Masing-Masing Not Secara Individu Yang Membentuk Melodi Dan Harmoni. Dengan Memahami Bentuk Hubungan Tsb Maka Kita Akan Lebih Mudah Dalam Mencapai Pemahaman Tentang Emosi Yang Dapat Kita Ciptakan Untuk Para Pendengar Musik.

 

Jarak Antara Dua Buah Nada Dikenal Sebagai Interval. Jika Dua Buah Nada Tsb Dimainkan Secara Bersama-Sama Maka Kita Mengenalnya Dengan Istilah Harmonic Interval, Dan Jika Dua Buah Nada Tsb Dimainkan Satu Kemudian Disusul Dengan Nada Yang Lain Maka Kita Mengenalnya Dengan Istilah Melodic Interval.

 

Ketika Dua Buah Not Dimainkan Secara Bersamaan Kita Akan Mendengarkan Tiga Hal Yaitu Dua Buah Not Tsb Ditambah Dengan Komponen Ke Tiga Yaitu Kombinasi Dari Kedua Buah Not Itu Sendiri. Setiap Interval Mempunyai Kualitas Dan Suasana Sendiri. Setiap Not Akan Kita Identifikasikan Dengan Angka Sehingga Angka-Angka Tsb Bisa Kita Terapkan Dalam Kunci / Not Yang Berbeda, Karena Walaupun Not Tsb Berbeda Kualitas Interval Yang Kita Dengarkan Akan Tetap Sama. Kualitas Interval Perfect 5th Antara Nada C Dan G Akan Terdengar Sama Dengan Kualitas Perfect 5th Antara Nada G Dan D, Ataupun Kualitas Interval Perfect 5th Pada Nada-Nada Yang Lainnya. Kualitas Interval Ditunjukan Dengan Jumlah ½ Langkah Antara Ke Dua Buah Nada Tsb.

 

Kita Menggunakan Tangga Nada Mayor Dengan Kunci / Nada Dasar C. Angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 Digunakan Dengan Asumsi Menggunakan Jarak Tangga Nada Mayor. Jika Kita Perhatikan Pada Tangga Nada Di Atas Jarak ½ Langkah Hanya Ada Pada Jarak Nada Antara 3 Ke 4 Dan 7 Ke 1. Selain Dari Nada-Nada Tsb Jumlahnya Adalah 1 Langkah, Maka Otomatis Di Antara Nada-Nada Tsb Masih Terdapat Satu Buah Nada Lagi Yang Ditunjukan Pada Diagram Di Atas. Nada-Nada Tsb Juga Kita Identifikasikan Dengan Angka-Angka Untuk Mempermudah Kita Mengenal Kualitas Interval. Terkadang Interval Kita Sebut Dengan Menggunakan 2 Nama Yang Berbeda Tergantung Dari Cara Kita Melihatnya. Beberapa Nama Interval Adalah Nama-Nama Interval Yang Paling Umum Digunakan Dalam Pengajaran Musik, Dan Saya Akan Menuliskan Keduanya Baik Menggunakan Nama Yang Umum Maupun Yang Tidak Umum.

 

Interval Kita Bagi Menjadi Dua Kategori, Yaitu Perfect Dan Imperfect. Interval Imperfect Mempunyai Dua Versi Yaitu Mayor Dan Minor. Versi Mayor Dapat Ditemukan Pada Not-Not Yang Ada Pada Tangga Nada Mayor, Sedangkan Untuk Yang Minor Dapat Ditemukan Dengan Cara Menurunkan ½ Langkah (1 Fret) Dari Not-Not Yang Ada Pada Tangga Nada Mayor Tsb. Interval Perfect Tidak Mempunyai Versi Mayor Ataupun Minor. Yang Termasuk Interval Perfect Adalah Jarak Dari 1 Ke 1 Yaitu Unison, Jarak Dari 1 Ke 4 Yaitu Perfect 4th, Jarak Dari 1 Ke 5 Yaitu Perfect 5th Dan Jarak Dari 1 Ke 1′ Yaitu Octave.

 

1. Jika Interval Lebih Kecil ½ Langkah Dari Interval Mayor Maka Interval Tsb Kita Sebut Dengan Minor.

2. Jika Interval Lebih Kecil ½ Langkah Dari Interval Perfect / Minor Maka, Kita Menyebutnya Dengan Diminished.

3. Jika Interval Lebih Besar ½ Langkah Dari Interval Perfect / Mayor Kita Menyebutnya Dengan Augmented.

 

Interval-Interval Tsb Mempunyai Suasana Yang Berbeda-Beda. Ada Yang Terdengar Nyaman Di Telinga Ada Juga Yang Terdengar Ganjil. Kenyamanan Dari Interval-Interval Tsb Dapat Ditunjukan Dengan Tingkat Consonance / Disonance. Semakin Consonance Sebuah Interval Artinya Interval Tsb Semakin Nyaman Terdengar Di Telinga, Dan Semakin Disonance Sebuah Interval Artinya Interval Tsb Semakin Tidak Nyaman Terdengar Di Telinga. Kemampuan Kita Dalam Mengidentifikasi Hubungan Dari Dua Buah Nada Atau Interval Dikenal Dengan Kemampuan Relative Pitch, Sedangkan Kemampuan Untuk Mengidentifikasi Sebuah Nada Dengan Tepat Dikenal Dengan Kemampuan Perfect Pitch. Kedua Kemampuan Tsb Sama Pentingnya Untuk Dipelajari. Belajar Mengenal Interval Akan Mempertajam Kemampuan Relative Pitch Kita.

 

Cobalah Mainkan Interval-Interval Tsb Dan Rasakan Bagaimana Kedua Buah Not Tsb Menyatu. Suasana Interval-Interval Tsb Bisa Didefinisikan Sbb:

1. Unison Dan Octave : Karena Notnya Sama Maka Interval Ini Akan Terdengar Menyatu Sekali Dengan Sempurna, Nyaris Tanpa Interaksi, Atau Sangat Tipis

2. Perfect Fifth : Kuat, Tenang, Kosong, Nyaman Tidak Ingin Berpindah.

3. Perfect Fourth : Lebih Consonant Daripada Perfect Fifth, Rasanya Ingin Jatuh Ke Interval Yang Lebih Nyaman Yaitu Major Third.

4. Major Third : Berwarna, Bahagia, Sangat Tenang, Santai, Dan Tidak Ingin Berpindah-Pindah Lagi.

5. Minor Third : Sedih, Dan Sedikit Agak Gelap

6. Major Sixth : Berwarna, Bahagia Seperti Major Third, Tetapi Tidak Senyaman Atau Setenang Major Third, Karena Interval Ini Suasananya Terasa Sekali Ingin Berpindah Ke Interval Yang Lebih Nyaman Yaitu Perfect Fifth.

7. Minor Sixth : Sedih Seperti Minor Third, Dan Suasanya Sangat Kuat Terasa Ingin Jatuh Ke Interval Perfect Fifth.

8. Major Second : Dissonant, Menggantung, Agak Gelap.

9. Minor Second : Dramatis, Gelap, Horor, Dan Suasananya Sangat Kuat Terasa Ingin Jatuh Ke Rootnya.

10. Major Seventh : Dissonant, Jazzy, Dan Suasanya Sangat Kuat Terasa Ingin Jatuh Ke Interval Yang Lebih Tenang Yaitu Octave.

11. Minor Seventh : Menggantung, Dan Membutuhkan Resolusi.

12. Diminished Fifth : Sangat Tidak Stabil, Membutuhkan Resolusi Ke Interval Yang Lebih Nyaman Seperti Perfect Fifth Jika Dimainkan Sebagai Harmonic Interval, Dan Akan Terdengar Sangat Ganjil Jika Dimainkan Sebagai Melodic Interval. Interval Ini Juga Menimbulkan Kesan Gelap, Horor, Mistis, Tegang Dan Ngeri.

 

Deskripsi Suasana Di Atas Yang Saya Buat Sangatlah Subyektif. Setiap Orang Bisa Mempunyai Deskripsi Sendiri Terhadap Setiap Interval, Akan Tetapi Deskripsi-Deskripsi Tsb Akan Bisa Kita Tarik Benang Merahnya Yang Kurang Lebih Agak Mirip.

 

Pada Abad Ke 16 Interval-Interval Dissonant Seperti Diminished 5th Sangat Dilarang Untuk Dimainkan, Apalagi Di Dalam Musik-Musik Gereja. Interval Tsb Dikenal Sebagai ‘Diabolus In Musica’ Atau Bisa Diterjemahkan Sebagai Setan Di Dalam Musik, Akan Tetapi Seiring Dengan Perkembangan Jaman, Interval Dissonant Menjadi Sangat Menarik Di Telinga Modern Karena Suasana Tegang Yang Ditimbulkan Oleh Interval Itu Sendiri. Oleh Karena Itu Interval-Interval Dissonant Biasanya Sangat Sering Ditemui Pada Musik-Musik Yang Agresif Seperti Trash Metal. Di Dalam Musik Jazz Interval-Interval Tsb Juga Sering Digunakan Untuk Menciptakan Tension. Dengan Memahami Suasana Yang Ditimbulkan Oleh Masing-Masing Interval Tsb Maka Kita Bisa Dengan Mudah Mempengaruhi Para Pendengar Musik Kita. Contohnya Jika Kita Ingin Bercerita Tentang Kesedihan Di Dalam Lagu Kita Maka Kita Bisa Menggunakan Interval-Interval Minor. Akan Terdengar Sangat Aneh Dalam Sebuah Lagu, Jika Bercerita Tentang Kesedihan Dengan Menggunakan Interval-Interval Seperti Major Third Yang Bersuasana Bahagia, Hal Tsb Sangatlah Bertentangan, Walaupun Itu Sah-Sah Saja Kita Lakukan Dalam Membuat Lagu Hanya Saja Efeknya Akan Kurang Mengena Ke Pendengar. Jika Kita Ingin Membuat Lagu Dengan Suasana Horor Tentunya Kita Juga Tidak Akan Menggunakan Interval-Interval Dengan Suasana Bahagia, Tentu Kita Akan Menggunakan Interval Seperti Diminished 5th Untuk Menciptakan Tension Dan Kengerian. Dengan Memahami Suasana Interval Kita Bisa Dengan Mudah Mempengaruhi Para Pendengar Musik Kita Untuk Kita Bawa Masuk Ke Dalam Suasana Tertentu Yang Kita Inginkan.

 

Contoh Sebuah Karya Musik Penggunaan Interval Antar Tangga Nada Dalam Komposisi Musik Ethnic’s Jazz Sunda:

 

Berikut Ini Adalah Contoh Hasil Karya Bayu Wirawan Berjudul “A Jazz Meditation” Yang Mendemonstrasikan Interval Changes (Perubahan-Perubahan Tangga Nada Dalam Komposisi Dan Aransemen Antara Suling Sunda Yang Berduet Dengan Piano Jazz)

Pemain, Composer And Arranger’, Jazz Pianist: Bayu Wirawan

Sundanese Suling Player: Jaemmy Basirudin (STSI Bandung).

Direkam Di Studio Spaceland Kota Byron Bay – New South Wales – Australia 2002

Silahkan Click And Download: http://www.reverbnation.com/open_graph/song/2399480

 

Contoh Penggunaan Interval Tangga Nada Dalam Komposisi Musik Blues Pada Pelajaran Jazz Pentatonic’s Blues Ethnic’s Jazz, Yang Diasuh Oleh Bayu Wirawan (KING JAZZ)

 

“Modern Jazz Blues To Modern Jazz Funk” (Jazz Guitar Lesson 1st).

http://www.youtube.com/watch?v=uCu9hgACSYQ

 

“King Jazz” (Bayu Wirawan) Presents: “Modern Jazz Blues To Modern Jazz Funk” (Jazz Guitar Lesson 1st).

Jazz Guitarist (Bassist, Jazz Scat Singer, Music’s Teachers, All Artist  Musicians)

“King Jazz” Lectured “Modern Blues To Modern Jazz Funk” By:

1) Presenting By Given Demonstrations Jazz Improvisation’s On Jazz Guitar.

2) Doing Scat Singing On Jazz Guitar Impromptu.

3) Some Modern Jazz Blues Compositions Demonstration, Singing, Scat Singing On Jazz Guitar In Medley: From Ethnic’s Traditional Indonesian: *”Tak Tong-Tong” (West Sumatra), *”Cublak-Cublak Suweng” (Central Java), *”Ampar-Ampar Pisang” (Dayak – Borneo/Kalimantan)

4) Demonstrations Modern Jazz Funk By “King Jazz” Impromptu

—————————————————————————————————————————————————–

Keterangan:

Penyebutan Blues Music Juga Adalah Sebuah Pengertian Tentang Penggunaan Tangga Nada Pentatonik Atau Bisa Diterapkan Begitu Saja Untuk Tangga Nada Slendro. Bisa Digunakan Atau Diaplikasikan Dalam Instrument-Instrument Music Sunda, Jawa Ataupun Bali. Yang Penulis Maksudkan Adalah System Interval Dan Ilmu Harmoninya Dalam Aplikasinya Dan Penggunaannya Secara Umum Pada MusiK Karawitan Nusantara.

 

Sumber:

http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/Music/mussca.html

http://en.wikibooks.org/wiki/Music_Theory/Scales_and_Intervals#The_pentatonic_scales

http://www.netplaces.com/music-theory/intervals/intervals-from-scales.htm

http://www.netplaces.com/music-theory/intervals/the-simple-intervals.htm

 

Silahkan Click And Download: “A JAZZ MEDITATION”: http://www.reverbnation.com/open_graph/song/2399480

 

“Modern Jazz Blues To Modern Jazz Funk” (Jazz Guitar Lesson 1st).

http://www.youtube.com/watch?v=uCu9hgACSYQ

 

 

Comments (51)


SULING SUNDA

Filed under: KNOWLEDGEMENT,MUSIC REFFERENCES,TUGAS-TUGAS KULIAH (ASSIGNMENTS) — Tag: — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 18.45

SULING SUNDA

Oleh: Bayu Wirawan

Nim: 2012 02 058

Fakultas: Seni Pertunjukan – ISI Denpasar – Bali

Jurusan: Seni Karawian

Jawa Barat Merupakan Salah Satu Wilayah Indonesia Yang Memiliki Ragam Bentuk Instrumen Musik, Mulai Dari Instrument Musik Yang Terbuat Dari Logam Sampai Yang Terbuat Dari Bamboo. Intrumen Musik Bambu Di Jawa Barat Memiliki Berbagai Macam Jenisnya Demikian Pula Dengan Fungsinya. Sebagai Contoh Instrument Musik Bambu Yang Berasal Dari Jawa Barat /Sunda, Adalah : Angklung, Calung, Arumba, Suling Dan Masih Banyak Lagi Jenis Lainnya, Keaneka Ragaman Intrumen Musik Ini Begitu Besar Memiliki Peranan Didalam Masyarakat Sunda Baik Sebagai Alat Upacara Sampai Pergaulan.

Membedah Tentang Suling Sunda Berlubang Enam Mulai Dari Fungsi, Teknik Dan Pembuatannya.

Setiap Alat Musik Memiliki Bentuk Tubuh Sendiri-Sendiri, Bentuk Tubuh Ini Merupakan Satu Kesatuan Tak Terpisahkan, Sama Halnya Dengan Mahluk Hidup Yang Memiliki Organ Sebagai Alat-Alat Tubuh Penunjang Kehidupan Sehingga Bisa Bernafas, Berjalan Dan Melakukan Aktifitas Sehari-Hari, Alat Musik Pun Memiliki Hal Yang Sama, Ada Organ Yang Membuat Alat Musik Itu Memiliki Warna Bunyi, Tingkatan Bunyi Sehingga Dapat Berfungsi Ketika Dimainkan.

Suling Sunda Adalah Instrument Yang Sangat Popular Dan Hingga Sekarang Instrument Ini Masih Begitu Memiliki Arti Khusus Pada Masyarakat Sunda. Jika Kita Masuk Ke rumah Makan Sunda, Makan Tidaklah Lengkap Jika Tidak Ada Alunan Suling Sunda Baik Itu Pertunjukan Secara Langsung Maupun Dari Kaset Rekaman, Nampak Akan Tidak Terasa Sundanya Jika Kita Makan Makanan Ala Sunda Atau Segala Sesuatu Yang Berbau Sunda Tanpa Alunan Instrument Satu Ini (Suling Sunda). Instrumen Suling Terdapat Diseluruh Daerah Di Indonesia, Namun Pengaruhnya Di Masyarakat Berbeda-Beda, Masyarakat Sunda Memiliki Kekhususan Terhadap Intrumen Satu Ini. Suling Sunda Yang Paling Popular Adalah ,”Apa Yang Disebut Suling Lubang Enam Dan Lebih Spesifiknya Disebut Suling Tembang “. (Wawancara Dengan Pak Engkur Kurdita), Suara Suling Yang Mendayu-Dayu Dalam Laras Pelog Merupakan Suatu Ciri Sendiri Yang Begitu Melekat Pada Masyarakat Sunda. Pada Bagian Ini Akan Dijelaskan Mengenai Hal-Hal Tentang Suling Sunda Lubang Enam Secara Organologi.
A. Pemilihan Bambo
Bambu Yang Dipergunakan Untuk Membuat Suling Sunda Secara Umum Adalah : Bamboo Yang Berjenis Kecil, Tipis Dan Kering, Bambu Tersebut Itu Bernama Bambu Tamiang, Buluh Dan Iraten. Bambu Tamiang Terbagi Menjadi Dua Bagian, Yaitu Tamiang Biasa Dan Tamiang Urat Emas, Tamiang Urat Emas Merupakan Jenis Bambu Yang Paling Baik Karena Selain Bambunya Tipis, Pada Badan Bambu Terdapat Garis-Garis Berwarna Kuning (Bercak-Bercak) Yang Menciptakan Tekstur Unik Apalagi Jika Telah Di Ampelas Dan Di Cat Menggunakan Pernis Atau Sejenisnya, Selain Itu Pembuatannya Lebih Mudah Karena Tipis Dan Mudah Kering Selain Itu Mudah Dilubangi Menggunakan Pisau Raut. Buku Dari Bamboo Ini Ruasnya Panjang-Panjang , Sehingga Sangat Cocok Sekali Untuk Bahan Suling. Bambu Buluh Adalah Jenis Berikutnya Yang Kadang Digunakan Juga Sebagai Bahan Pembuatan Suling Sunda Namun Bahan Dari Jenis Bambu Buluh Ini Ruasnya Pendek Dan Agak Tebal Sehingga Jenis Ini Hanya Merupakan Alternative Saja. Sama Halnya Dengan Bamboo Iraten Yang Merupakan Bahan Bambu Alternative Berikutnya, Namun Jenis Bamboo Ini Lebih Baik Dari Janis Bambu Buluh, Jenis Ini Hampir Seperti Jenis Bambu Tamiang Namun Ukurannya Lebih Besar Biasanya Suling Yang Menggunakan Bahan Dari Bambu Iraten Ini Berfungsi Sebagai Ilustrasi Musik Yang Lebih Bebas Karena Suaranya Lebih Melengking Dan Berlubang Empat, Kalau Di Kampung Jenis Bambu Iraten Ini Dipakai Sebagai Bahan Perkakas Dapur.
B. Pengambilan Bambu
Pengambilan Bambu Sebagai Bahan Suling Mempunyai Tata-Cara Yang Telah Turun-Temurun Dilakukan Sejak Jaman Dahulu Kala, Kebiasaan Ini Masih Dilakukan Sampai Sekarang Ini. Bambu Yang Di Ambil Haruslah Berumur Lebih Kurang Lima Tahun Hal Ini Dimaksudkan Agar Bambu Itu Benar-Benar Tua Dan Tidak Akan Keriput Ketika Telah Dikeringkan, Waktu Pengambilan Bambu, Yaitu Setiap Bulan Juni, Juli Dan Agustus Karena Bulan Ini Adalah Bulan Kemarau. Sehingga Kadar Air Pada Bambu Sedikit, Lebih Baik Lagi Pertengahan Bulan Agustus Sebab Merupakan Puncak Dari Musim Kemarau. Selain Itu Ada Jam-Jam Khusus Dalam Pengambilan Bambu Ini, Yaitu : Jika Pengambilan Dilakukan Pada Pagi Hari Haruslah Dilakukan Pada Jam 10 Pagi Sampai Jam 12 Siang Dan Waktu Berikutnya Adalah Jam 14 Sampai 16 Sore Kalau Istilah Dalam Masyarakat Sunda Waktu Bada Asyar. Waktu-Waktu Ini Mempunyai Maksud Sebagai Cara Masyarakat Sunda Menghormati Alam, Dan Sebagai Logikannya Adalah Watu Jam 10 Sampai 12 Dan 14 Sampai 16 Tersebut Merupakan Saat Dimana Kadar Air Didalam Bambu Berkurang Dalam Pikiran Masyarakat Penyedotan Air Tanah Yang Dilakukan Oleh Akar Biasanya Terjadi Jam 17 Sampai Jam 9.30 Pagi Sehingga Kesepakatan Diantara Pengrajin Suling Terjadi Seperti Demikian. Kemudian Penebangan Tidak Dilakukan Dari Akarnya, Namun Disisakan Satu Sampai Dua Ruas Dari Akar, Ini Dimaksudkan Agar Bambu Tersebut Tumbuh Kembali.
C. Bahan-Bahan Suling
Selain Bambu Berjenis Tamiang, Buluh Atau Iraten, Terdapat Juga Bahan Penting Lain Nya, Yaitu : Sebagai Bahan Ikat (Saliwer) Merupakan Tempat Sumber Bunyi Suling, Biasanya Menggunakan Rotan Cacing Sebagai Bahan Ikat Yang Paling Baik. Hal Ini Dikarenakan, Bentuknya Tipis Dan Gampang Dipecah Sehingga Cocok Sekali Untuk Bahan Tali, Saliwer Atau Sumber Bunyi Suling. Jaraknya 1 Cm Kemudian Dibelah Menjadi 7 – 10 Mm Dan Selain Ukurannya Yang Tepat Juga Bahan Ini Sangat Tahan Terhadap Air Liur Artinya Bahan Ini Tidak Mudah Menjadi Berubah, Menjadi Lembut Dan Kemudian Sobek. Selain Rotan Cacing Ada Pula Bahan Alternative Lainnya, Yaitu : Bambu Tali, Bahan Ini Mudah Pula Dibelah-Belah Namun Setelah Kering Bahan Ini Cepat Pecah Artinya Tidak Tahan Lama Sebagai Tali Saliwer Tempat Yang Sangat Penting Dalam Sebuah Suling Karena Merupakan Sumber Suara. Selain Bahan Ikat, Dalam Pembuatan Suling Sunda Terdapat Bahan Lainnya Sebagai Aksesoris Agar Suling Itu Sedap Dipandang Mata, Bahan-Bahan Tersebut Adalah : Plitur (Pernis) Sebagai Bahan Untuk Membuat Tampilan Suling Menjadi Mengkilat Dan Sebagai Bahan Pelapis Dari Cuaca Agar Suling Lebih Terawat, Ada Pula Bahan Pengukir Dari Batok Kelapa Yang Dipanaskan Tujuannya Adalah Sebagai Alat Untuk Mempercantik Tampilan Suling Saja.
D. Pengolahan Bahan Baku
Bambu Yang Telah Ditebang Kemudian Direndam Di Dalam Lumpur Sawah Atau Kolam Ada Juga Cara Lain Yaitu Menggunakan Cairan Tembakau. Lama Perendaman Ini Dilakukan Satu Sampai Dua Minggu Dengan Tujuan Agar Bahan Menjadi Kuat. Setelah Perendaman Bahan Selesai Maka Mulailah Dilakukan Pengeringan Yaitu Dengan Cara Di Jemur. Teknik Penjemuran Bahan Inipun Bermacam-Macam, Ada Beberapa Cara Dalam Pengeringan Bahan Ini, Cara Pertama Yaitu : Dengan Di Jemur Di Panas Matahari, Cara Ini Adalah Cara Yang Paling Baik Karena Sumber Panas Yang Alami Sehingga Warna Bambu Akan Lebih Muncul Namun Jika Waktu Pengeringannya Tidak Tepat Bahan Akan Cepat Pecah. Kemudian Cara Kedua Adalah : Bamboo Digarang Yaitu Dipanaskan Diatas Tungku Perapian Tempat Masak Orang Kampong, Kelemahannya Tekstur Bambu Akan Mengalami Noda Berwarna Hitam Karena Disebabkan Oleh Asam Atau Percik Api Dari Tungku, Sehingga Keindahan Warna Suling Akan Tidak Terlihat, Hal Ini Bisa Diatasi Dengan Cara Diampelas Namun Membutuhkan Waktu Lama, Hal Baiknya Adalah Karena Faktor Pengasapan Tadi Bamboo Akan Tahan Terhadap Serangga, Cara Ketiga, Yaitu : Bahan Di Angin-Angin Di Beranda Rumah, Kekurangannya Cara Ini Membutuhkan Waktu Yang Lama Kelebihannya Bahan Akan Tahan Terhadap Kemungkinan Pecah Dan Yang Terakhir Adalah Di Open, Cara Ini Memang Tidak Alami Namun Produksi Dalam Pembuatan Suling Lebih Efektif Karena Proses Pengeringannya Tidak Memerlukan Waktu Yang Lama.
E. Jenis, Fungsi Dan Ukuran Suling
Ada Beberapa Jenis Suling Sunda, Mulai Suling Yang Memiliki Lubang Enam, Empat, Lima Dan Suling Gaya Baru Yaitu Suling Lubang Delapan Dan Lubang Tujuh, Jenis Yang Terakhir Ini Merupakan Pengembangan Dari Suling Lubang Enam. Namun Secara Umum Suling Sunda Hanya Terdapat Tiga Jenis Yaitu: Suling Lubang Enam, Lima Dan Empat, Jenis Dan Fungsinya Secara Umum Dapat Kita Bedakan Secara Singkat Seperti Dibawah Ini :
– Suling Sunda Lubang Enam –Digunakan Untuk Mengiringi Tembang Dan Kawih Namun Lebih Dominannya Pada Tembang, Fungsinya Adalah Sebagai Nada Dasar Pesinden Dalam Bernyanyi, Membawakan Melodi Dan Melilit Melodi, Ornamentasi Yang Dimainkan Suling Pasti Sama Dengan Sinden, Sementara Laras Yang Digunakan Adalah: Laras Pelog, Pelog Degung, Madenda Dan Kadang Salendro Tapi Untuk Laras Yang Satu Ini Jarang Digunakan Oleh Suling Ini.

– Suling Lubang Lima- Suling Ini Adalah Jenis Suling Yang Digunakan Pada Jenis Kesenian Tarawangsa Suatu Kesenian Ritual Di Daerah Sumedang, Akan Tetapi Jenis Suling Ini Di Daerah Tasikmalaya Pun Sering Digunakan, Yaitu Di Daerah Cibalong.
– Suling Lubang Empat- Secara Laras Suling Ini DiBagi Menjadi :
1. Suling Lubang Empat Laras Degung
2. Suling Lubang Empat Laras Salendro
3. Suling Lubang Empat Laras Nyorog/Madenda
4. Suling Lubang Empat Laras Sorog, Bagian Dari Laras Pelog.

Suling Lubang Empat Ini Biasanya Hanya Difungsikan Untuk Sajian Musik Instrumentalia Dan Tidak Digunakan Untuk Mengiringi Tembang Atau Kawih.

F. Ukuran Suling Sunda Lubang Enam
Suling Sunda Lubang Enam Mempunyai Fungsi Sebagai Iringan Dalam Tembang Dan Kawih Sebagai Pemberi Ornament Dalam Vocal , Oleh Karenanya Karakter Bunyi Suling Ini Terbentuk Disebabkan Aturan-Aturan Pembuatannya, Selain Jenis Bamboo Ada Pula Ukuran Lubang Suling, Ukuran Tersebut Sangat Penting Sebagai Salah Satu Yang Membuat Suling Lubang Enam Berbeda Dengan Suling Lubang Empat, Lima Atau Lainnya.

Suling Sunda Lubang Enam Secara Ukuran Dapat Kita Bagi Menjadi 3 Bagian, Yaitu :
1. Suling Kawih Lubang Enam, Ukuran Panjangnya Adalah : 50 Cm, 52 Cm, 54 Cm, 56 Cm, 57 Cm Dan 58 Cm
2. Suling Tembang Cianjuran Lubang Enam, Ukuran Panjangnya Adalah : 59 Cm,60cm, 61cm Dan 62 Cm.
3. Suling Laras Madenda Atau Mataram Suling Sunda Lubang Enam, Ukuran Panjangnnya Adalah : 44cm, 45 Cm, 46 Cm, 48 Cm Dan 49 Cm.
Ukuran Yang Terdapat Pada Keterangan Diatas Adalah Ukuran Untuk Panjang Seluruh Bahan Suling, Untuk Ukuran Tempat Lubang Biasanya Dikenal Dengan Isilah Ukuran Bagi Sepuluh, Misalnya Ukuran Suling Adalah 60, Maka Seluruh Ukuran Akan Dibagi Sepuluh Maka Akan Terdapat Ukuran 6 Cm Sebagai Jarak Lubang Suling. Namun Di Dalam Pelarasan Ukuran Tersebut Tidak Pasti Kadang-Kadang Berubah Sebab Pelarasan Dilakukan Dengan Gamelan Sementara Pelarasan Gamelan Pun Berbeda-Beda. Didalam Pengukuran Lubang Suling, Artinya Besar-Kecilnya Lubang Berbeda-Beda Pula, Jika Besar Lubang Suling Sama Maka Pelarasannya Tidak Akan Benar.
Ukuran Dalam Pembuatan Suling Sunda Lubang Enam Ini Telah Menjadi Kesepakatan Diantara Pengrajin Suling, Kesepakatan Ini Terjadi Karena Hasil Resonansi Suara Berdasarkan Ukuran Tersebut Dapat Mewakili Bunyi Dari Suling Sunda Lubang Enam Ini Sesuai Dengan Keinginan Seniman Dan Masyarakat Pendengarnya.
Sebagai Tambahan Untuk Tone Dan Pelarasan Pada Jenis Suling Sunda Dan Bentuk Lubang Serta Laras Seperti Pada Keterangan Berikut Ini :

Tuning, Stem Atau Pelarasan Di Dalam Suling Sunda Untuk Suling Lubang Empat Dan Lubang Enam, Untuk Suling Lubang Enam Setidaknya Dapat Memainkan Tiga Laras Atau Scale Yang Berbeda, Yaitu :
• Pelog Degung : Da-Mi-Na-Ti-La-Da (123451) Di Dalam Scala Diatonic Musik Barat Adalah: Do Si Sol Fa Mi Do (175431).
• Madenda Atau Sorog : Da Mi Na Ti La Da [1 2 3 4 5 1],Di Dalam Scala Diatonic Musik Barat Adalah : Fa Mi Do Si La Fa [4’ 3’ 1’ 7 6 4]
• Salendro : Da Mi Na Ti La Da [1 2 3 4 5 1], Di Dalam Scala Diatonic Musik Barat Adalah : To Re Do La Sol Fa Re [2’ 1’ 6 5 4 2]
• Adapun Laras Yang Jarang Sekali Digunakan Adalah: Mandalungan

Alat musik Tradisional Suling Bambu.

Sumber-Sumber Diperoleh Dari:

Http://Sanggarsr.Blogspot.Com/2010/04/Tentang-Suling-Sunda.Html

Http://Macammakati.Blogspot.Com/2011/03/Alat-Musik-Tradisional-Suling-Bambu.Html

Oleh: Bayu Wirawan

Nim: 2012 02 058

Fakultas: Seni Pertunjukan – ISI Denpasar – Bali

Jurusan: Seni Karawian

Comments (52)


CALUNG SUNDA (JAWA BARAT)

Filed under: KNOWLEDGEMENT,MUSIC REFFERENCES,TUGAS-TUGAS KULIAH (ASSIGNMENTS) — Tag: — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 18.41

CALUNG SUNDA (JAWA BARAT)

Oleh: Bayu Wirawan

Nim: 2012 02 058

Fakultas: Seni Pertunjukan – ISI Denpasar – Bali

Jurusan: Seni Karawian

Pengertian Calung Selain Sebagai Alat Musik Juga Melekat Dengan Sebutan Seni Pertunjukan.

Adalah Alat Musik Sunda Yang Merupakan Prototipe (Purwarupa) Dari Angklung. Berbeda Dengan Angklung Yang Dimainkan Dengan Cara Digoyangkan, Cara Menabuh Calung Adalah Dengan Memukul Batang (Wilahan, Bilah) Dari Ruas-Ruas (Tabung Bambu) Yang Tersusun Menurut Titi Laras (Tangga Nada) Pentatonik (Da-Mi-Na-Ti-La). Jenis Bambu Untuk Pembuatan Calung Kebanyakan Dari Awi Wulung (Bambu Hitam), Namun Ada Pula Yang Dibuat Dari Awi Temen (Bambu Yang Berwarna Putih).

Ada Dua Bentuk Calung Sunda Yang Dikenal, Yakni Calung Rantay Dan Calung Jinjing.

 

  1. Calung Rantay Bilah Tabungnya Dideretkan Dengan Tali Kulit Waru (Lulub) Dari Yang Terbesar Sampai Yang Terkecil, Jumlahnya 7 Wilahan (7 Ruas Bambu) Atau Lebih. Komposisi Alatnya Ada Yang Satu Deretan Dan Ada Juga Yang Dua Deretan (Calung Indung Dan Calung Anak/Calung Rincik). Cara Memainkan Calung Rantay Dipukul Dengan Dua Tangan Sambil Duduk Bersilah, Biasanya Calung Tersebut Diikat Di Pohon Atau Bilik Rumah (Calung Rantay Banjaran-Bandung), Ada Juga Yang Dibuat Ancak “Dudukan” Khusus Dari Bambu/Kayu, Misalnya Calung Tarawangsa Di Cibalong Dan Cipatujah, Tasikmalaya, Calung Rantay Di Banjaran Dan Kanekes/Baduy.

 

  1. Adapun Calung Jinjing Berbentuk Deretan Bambu Bernada Yang Disatukan Dengan Sebilah Kecil Bambu (Paniir). Calung Jinjing Berasal Dari Bentuk Dasar Calung Rantay Ini Telah Dibuat Dalam Empat Bagian Bentuk Wadrita Yang Terpisah . Waditra Calung Jinjing Terbuat Dari Bahan Bambu Hitam (Awi Hideung) Dan Seperangkat Calung Jinjing Yang Digunakan Dalam Pertunjukan Biasa Bertangga Nada Salendro, Pelog Serta Madenda ( Nyorog ) Wadrita Calung Jinjing Merupakan Perkembangan Dari Bentuk Calung Rantay/ Calung Gambang, Calung Dalam Bentuk Ini Sudah Merupakan Seni Pertunjukan Yang Bersifat Hiburan.

 

Calung Yang Hidup Dan Dikenal Masyarakat Sekarang Merupakan Prototipe Dari Angklung Yang Cara Menabuhnya Berbeda Dengan Angklung. Cara Menabuh Calung Yaitu Dengan Memukul-Mukul Batang (Wilahan) Dari Ruas-Ruas Atau Tabung Bambu Yang Tersusun Menurut Titi Laras (Tangga Nada) Pentatonik (Da Mi Na Ti La Da).

 

Calung Jinjing Terbuat Dari Bahan Bambu Hitam (Awi Hideung). Seperangkat Calung Jinjing Yang Digunakan Dalam Pertunjukan Biasanya Bertangga Nada Salendro ( Bertangga Nada Pelog ) Serta Madenda ( Nyorog ). Sementara, Wadrita Calung Jinjing Merupakan Perkembangan Dari Bentuk Calung Rantai/ Calung Gambang. Calung Dalam Bentuk Ini Sudah Merupakan Seni Pertunjukan Yang Bersifat Hiburan.

Dalam Perkembangannya, Saat Ini Calung Lebih Mengarah Kepada Calung Dangdut (Caldut) Lagu Maupun Musiknya Ditambah Drum, Gitar, Keybord Dan Memakai Tata Lampu Untuk Pertunjukannya.

 

Seringkali Orang Menganggap Mirip Antara Calung Dengan Angklung, Pada Dasarnya Alat Musik Ini Sama-Sama Terbuat Dari Bambu Yang Dibentuk Sedemikian Rupa Sehingga Dapat Menghasilkan Nada-Nada Harmonis, Bedanya Adalah Pada Cara Memainkannya, Kalau Angklung Dimainkan Dengan Cara Digetarkan Atau Digoyang-Goyangkan, Sedangkan Calung Dimainkan Dengan Cara Dipukul, Calung Terbuat Dari Bambu Hitam Yang Memang Khusus Digunakan Untuk Membuat Calung, Karena Suara Yang Dihasilkan Akan Lebih Baik Bila Menggunakan Jenis Bambu Ini.

Beberapa Bentuk Calung:

1. Calung Gambang

Yang Disebut Calung Gambang Adalah Sebuah Calung Yang Dideretkan Diikat Dengan Tali Tanpa Menggunakan Ancak/Standar. Cara Memainkannya Sebagai Berikut: Kedua Ujung Tali Diikatkan Pada Sebuah Pohon/Tiang Sedangkan Keduatali Pangkalnya Diikatkan Pada Pinggang Si Penabuh. Motif Pukulan Mirip Memukul Gambang.

2. Calung Gamelan.

Calung Gamelan Adalah Jenis Calung Yang Telah Tergabung Membentuk Ansamble. Sebutan Lain Dari Calung Ini Adalah Salentrong (Di Sumedang), Alatnya Terdiri Dari:

  1. Dua Perangkat Calung Gambang Masing-Masing 16 Batang.
  2. Jengglong Calung Terdiri Dari 6 Batang
  3. Sebuah Gong Bamboo Yang Biasa Disebut Gong Bumbung
  4. Calung Ketuk Dan Calung Kenong Terdiri Dari 6 Batang
  5. Kendanglagu-Lagunya Antara Lain Cindung Cina (Cik Indung Menta Caina), Kembanglepang, Ilo Ilo Gondang.

3. Calung Jingjing

Calung Jingjing Adalah Bentuk Calung Yang Ditampilkan Dengan Dijingjing/Dibawa Dengan Tangan Yang Satu Sedang Tangan Yang Lainnya Memegang Pemukul. Sangat Digemari Dibandingkan Dengan Bentuk Calung-Calung Lainnya, Alatnya Terdiri Dari:

  1. Calung Melodi Mempunyai Sepuluh Nada S.D. 12 Nada
  2. Calung Pengiring/Akompanyemen Terdiri Dari 10 Nada
  3. Calung Jengglong Terdiri Dari 5 Nada4. Calung Besar Sebanyak Dua Batang/Nada Berfungsi Sebagai Kempul Dan Gong

 

Waditra Calung Jingjing Terdiri Dari:

1.Kingking (Terdiri Dari 12 Tabung Bambu)
Calung Kingking Jumlahnya 15 Nada / 3 Oktaf Dalam Nada Yang Paling Kecil (Tertinggi).

2. Panempat (5 /3 Dan 2 Tabung Amboo)
Calung Panempat Jumlahnya Lima Potong Untuk Lima Nada (1 Oktaf) Nadanya Merupakan Sambungan Nada Terendah Calung Kingking Dan Dari Lima Nada Tersebut Ada Yang Yang Dibagi Dua Ada Yang Digorok (Disatukan).

3. Jongjrong (5 /3 Dan 2 Tabung Bambu)
Calung Jongjrong Seperti Halnya Panempat Yang Berbeda Hanya Nadanya Yang Lebih Rendah Dari Panempat, Nada Panempat Bentuknya Selalu Tinggi Dibagi Dua Yaitu 3 Potong Untuk Nada Berturut-Turut Dari Yang Tinggi, Dua Potong Untuk Dua Nada Lanjutan.

4. Gonggong (2 Tabung Bambu)
Calung Gonggong Merupakan Calung Yang Paling Besar Jumlahnya Hanya Dua Bumbung Yang Disatukan Keduanya Dalam Nada Rendah Diantara Keseluruhan Calung .

Jenis Calung Yang Sekarang Berkembang Dan Dikenal Adalah Calung Jinjing. Calung Jingjing Dimainkan Oleh 4 Orang Dan Ditambah Satu Orang Pemain Yang Memegang Alat Kosrek (Bambu Yang Digosok/Digesek Kawat Besi). Cara Memainkannya Dipukul Dengan Tangan Kanan Memakai Pemukul, Dan Tangan Kiri Menjinjing/Memegang Alat Musik Tersebut. Sedangkan Teknik Menabuhnya Antara Lain Dimelodi, Dikeleter, Dikemprang, Dikempyung, Diraeh, Dirincik, Dirangkep (Diracek), Salancar, Kotrek Dan Solorok.

 

 

Sumber-Sumber Diperoleh Dari:
Sources: Http://Archive69blog.Blogspot.Com/2010/12/Calung-Calung-Jinjing.Html
Read More: Http://Archive69blog.Blogspot.Com/2010/12/Calung-Calung-Jinjing.Html#Ixzz29eylc8dv

 

 

Oleh: Bayu Wirawan

Nim: 2012 02 058

Fakultas: Seni Pertunjukan – ISI Denpasar – Bali

Jurusan: Seni Karawian

ISI Denpasar – Bali

 Monday, April 15, 2013

 

 

 

 

Comments (1)


Suling Sunda

Filed under: TUGAS-TUGAS KULIAH (ASSIGNMENTS) — Tag: — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 18.40

Suling Sunda

 

Indonesia Sebagai Bangsa Yang Terdiri Dari Ribuan Pulau Dan Ratusan Suku Memiliki Khasanah Kebudayaan Yang Beraneka Ragam, Mulai Dari Musik, Tari, Rupa Dan Bentuk Upacara –Upacara Ritual Yang Kemudian Memberikan Warna Akan Keaneka Ragaman Seni Budaya Bangsa. Sebagai Seni Pertunjukan Yang Telah Mengalami Proses Yang Sangat Panjang Dari Masa-Kemasa Sehingga Menjadi Seperti Sekarang Ini Adalah Suatu Perjalanan Yang Tidak Mudah. Hal Mengenai Seni Pertunjukan Di Indonesia Yang Luar Biasa Ini Dapat Kita Simak Seperti Kata Seorang Begawan Tari Yaitu Prof. Dr. R.M. Soedarsono, Di Dalam Bukunya Tentang Seni Pertunjukan (7:2002),:”
“…Mengenai Kekayaan Seni Pertunjukan Yang Dimiliki Oleh Bangsa Indonesia Yang Luar Biasa Ini, Jelas Disebabkan Selain Jumlah Penduduk Indonesia Yang Lebih Dari 200 Juta, Negara Ini Memiliki Enam Agama Besar Serta Satu Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di Samping Itu Penduduk Yang Cukup Besar Jumlahnya Itu Terdapat Lebih Dari 500 Etnis”.
Kekayaan Ini Tentunya Harus Di Lestarikan Dan Dikembangkan Secara Sungguh-Sungguh. Di Dalam Bidang Instrument Musik Terdapat …

Lebih Banyak Lagi Keragamannya, Ada Ribuan Jenis Instrument Musik Yang Terdapat Di Negara Ini, Mulai Dari Aceh Sampai Irian Jaya, Keaneka-Ragaman Itu Dapat Dilihat Dari Bentuk Sampai Kegunaannya. Jika Kita Bicara Masalah Benda Yang Mengandung Nilai, Maka Nilai Benda Dalam Bentuk Instrument Musik Ini Di Dalam Masyarakat Indonesia Mengandung Arti Yang Sangat Dalam Hal Ini Disebabkan Benda Tersebut Merupakan Lambang Status Di Dalam Kehidupan Masyarakatnya, Seperti Yang Dikatakan Oleh Prof. Jacob Sumardjo Di Dalam Buku Filsafat Seni (139:2000), :
“Suatu Benda Dikatakan Memiliki Nilai Jika Benda Itu Berguna Dan Berkualitas (Baik, Benar, Indah,Adil Dsb). Nilai Atau Kualitas Itu Harus Tertentu, Yang Dapat Menyebabkan Orang Mengakuinnya”.
Nilai Atau Kualitas Suatu Benda Tentu Tidak Semudah Seperti Membalikkan Telapak Tangan Di Dalam Pencapaiannya, Di Butuhkan Pengetahuan Dan Ketelitian Khusus Untuk Dapat Membangkitkan Nilai Suatu Benda, Pengelaman Dan Pengetahuan Merupakan Dasar Untuk Dapat Menciptakan Benda Itu Memiliki Nilai.
Jawa Barat Merupakan Salah Satu Wilayah Indonesia Yang Memiliki Ragam Bentuk Isntrumen Musik, Mulai Dari Instrument Musik Yang Tebuat Dari Logam Sampai Yang Terbuat Dari Bamboo. Intrumen Musik Bambu Di Jawa Barat Memiliki Berbagai Macam Jenisnya Demikian Pula Dengan Fungsinya. Sebagai Contoh Instrument Musik Bambu Yang Berasal Dari Jawa Barat Dalam Hal Ini Suku Sunda, Adalah : Angklung, Calung, Arumba, Suling Dan Masih Banyak Lagi Jenis Lainnya, Keaneka Ragaman Intrumen Musik Ini Begitu Besar Memiliki Peranan Didalam Masyarakat Sunda Baik Sebagai Alat Upacara Sampai Pergaulan. Pada Tulisan Ini Penulis Akan Berupaya Membedah Tentang Suling Sunda Berlubang Enam Mulai Dari Fungsi, Teknik Dan Pembuatannya. Setiap Alat Musik Memiliki Bentuk Tubuh Sendiri-Sendiri, Bentuk Tubuh Ini Merupakan Satu Kesatuan Tak Terpisahkan, Sama Halnya Dengan Mahluk Hidup Yang Memiliki Organ Sebagai Alat-Alat Tubuh Penunjang Kehidupan Sehingga Bisa Bernafas, Berjalan Dan Melakukan Aktifitas Sehari-Hari, Alat Musik Pun Memiliki Hal Yang Sama, Ada Organ Yang Membuat Alat Musik Itu Memiliki Warna Bunyi, Tingkatan Bunyi Sehingga Dapat Berfungsi Ketika Dimainkan. Organ Seperti Penjelasan Dalam Concise Dictionary Of Musik , Yaitu :
“Keyboard Instrument, Played With Hands And Feet, In Which Wind Under Pressure Sounds Notes Through Series Of Pipes. Mechanism Of Organ Comprises (1) Supply Of Wind Under Constan Pressure, By Hand Pump Or Electric Blower. (2) One Or More Manuals (Keyboard) And Pedal Board. Connected With Pipes By Trackers, Electro_Pneumatic. Device, Or Electric, Contacts And Wires…..”.
Bagian Kutipan Diatas Nampak Dikhususkan Pada Sebuah Isntrumen Musik Barat Yang Bernama ‘Organ’, Namun Penjelasan Itu Nantinya Akan Mengerucuk Kepada Kajian Bentuk Tubuh Instrumen Yang Disebut Organology..Sebab Organology Adalah Pembahasan Musik Pada Sisi Instrument Secara Khusus Dan Mendalam Mulai Dari Sejarah Sampai Bentuk Alat Musik Itu Sehingga Terbentuk Alat Musik Yang Permanen. Apakah Organology Musik Itu, Sebuah Kutipan Dari Naty Robert :
“..Anything That Produces Sound Can Be Called A Musical Instrument. The Term Usually Is Reserved For Instruments That Have A Particular Function In An Orchestra. The Academic Study Of Musical Instruments Is Known As Organology”.
Apapun Yang Dapat Menghasilkan Suara Yang Disebut Alat Musik. Istilah Yang Biasanya Digunakan Untuk Instrumen Yang Memiliki Fungsi Tertentu Di Dalam Sebuah Orkestra. Akademik Di Dalam Belajar Alat Musik Ini Dikenal Sebagai Organology. Begitu Jelas Tentang Pentingnya Intrumen Musik Didalam Produksi Musik Membuat Kajian Organologi Adalah Hal Yang Sangat Penting Sebagai Alat Untuk Mengkaji Dan Membedahnya, Sehingga Banyak Perguruan Tinggi Terutama Yang Memiliki Bidang Pendidikan Musik Membuka Jurusan Khusus Untuk Bidang Organologi Ini.

Suling Sunda Adalah Instrument Yang Sangat Popular Dan Hingga Sekarang Instrument Ini Masih Begitu Memiliki Arti Khusus Pada Masyarakat Sunda. Jika Kita Masuk Kerumah Makan Sunda, Makan Tidaklah Lengkap Jika Tidak Ada Alunan Suling Sunda Baik Itu Pertunjukan Secara Langsung Maupun Dari Kaset Rekaman, Nampak Akan Tidak Terasa Sundanya Jika Kita Makan Makanan Ala Sunda Atau Segala Sesuatu Yang Berbau Sunda Tanpa Alunan Instrument Satu Ini (Suling Sunda). Intrumen Suling Terdapat Diseluruh Daerah Di Indonesia, Namun Pengaruhnya Di Masyarakat Berbeda-Beda, Masyarakat Sunda Memiliki Kekhususan Terhadap Intrumen Satu Ini. Suling Sunda Yang Paling Popular Adalah ,”Apa Yang Disebut Suling Lubang Enam Dan Lebih Spesifiknya Disebut Suling Tembang “. (Wawancara Dengan Pak Engkur Kurdita), Suara Suling Yang Mendayu-Dayu Dalam Laras Pelog Merupakan Suatu Ciri Sendiri Yang Begitu Melekat Pada Masyarakat Sunda.Pada Bagian Ini Akan Dijelaskan Mengenai Hal-Hal Tentang Suling Sunda Lubang Enam Secara Organologi.
A. Pemilihan Bambo
Bambu Yang Dipergunakan Untuk Membuat Suling Sunda Secara Umum Adalah : Bamboo Yang Berjenis Kecil, Tipis Dan Kering, Bambu Tersebut Itu Bernama Bambu Tamiang, Buluh Dan Iraten. Bambu Tamiang Terbagi Menjadi Dua Bagian, Yaitu Tamiang Biasa Dan Tamiang Urat Emas, Tamiang Urat Emas Merupakan Jenis Bambu Yang Paling Baik Karena Selain Bambunya Tipis, Pada Badan Bambu Terdapat Garis-Garis Berwarna Kuning (Bercak-Bercak) Yang Menciptakan Tekstur Unik Apalagi Jika Telah Di Ampelas Dan Di Cat Menggunakan Pernis Atau Sejenisnya, Selain Itu Pembuatannya Lebih Mudah Karena Tipis Dan Mudah Kering Selain Itu Mudah Dilubangi Menggunakan Pisau Raut. Buku Dari Bamboo Ini Ruasnya Panjang-Panjang , Sehingga Sangat Cocok Sekali Untuk Bahan Suling. Bambu Buluh Adalah Jenis Berikutnya Yang Kadang Digunakan Juga Sebagai Bahan Pembuatan Suling Sunda Namun Bahan Dari Jenis Bambu Buluh Ini Ruasnya Pendek Dan Agak Tebal Sehingga Jenis Ini Hanya Merupakan Alternative Saja. Sama Halnya Dengan Bamboo Iraten Yang Merupakan Bahan Bambu Alternative Berikutnya, Namun Jenis Bamboo Ini Lebih Baik Dari Janis Bambu Buluh, Jenis Ini Hampir Seperti Jenis Bambu Tamiang Namun Ukurannya Lebih Besar Biasanya Suling Yang Menggunakan Bahan Dari Bambu Iraten Ini Berfungsi Sebagai Ilustrasi Musik Yang Lebih Bebas Karena Suaranya Lebih Melengking Dan Berlubang Empat, Kalau Di Kampung Jenis Bambu Iraten Ini Dipakai Sebagai Bahan Perkakas Dapur.
B. Pengambilan Bambu
Pengambilan Bambu Sebagai Bahan Suling Mempunyai Tata-Cara Yang Telah Turun-Temurun Dilakukan Sejak Jaman Dahulu Kala, Kebiasaan Ini Masih Dilakukan Sampai Sekarang Ini. Bambu Yang Di Ambil Haruslah Berumur Lebih Kurang Lima Tahun Hal Ini Dimaksudkan Agar Bambu Itu Benar-Benar Tua Dan Tidak Akan Keriput Ketika Telah Dikeringkan, Waktu Pengambilan Bambu, Yaitu Setiap Bulan Juni, Juli Dan Agustus Karena Bulan Ini Adalah Bulan Kemarau..Sehingga Kadar Air Pada Bambu Sedikit, Lebih Baik Lagi Pertengahan Bulan Agustus Sebab Merupakan Puncak Dari Musim Kemarau. Selain Itu Ada Jam-Jam Khusu Dalam Pengambilan Bambu Ini, Yaitu : Jika Pengambilan Dilakukan Pada Pagi Hari Haruslah Dilakukan Pada Jam 10 Pagi Sampai Jam 12 Siang Dan Waktu Berikutnya Adalah Jam 14 Sampai 16 Sore Kalau Istilah Dalam Masyarakat Sunda Waktu Bada Asyar. Waktu-Waktu Ini Mempunyai Maksud Sebagai Cara Masyarakat Sunda Menghormati Alam, Dan Sebagai Logikannya Adalah Watu Jam 10 Sampai 12 Dan 14 Sampai 16 Tersebut Merupakan Saat Dimana Kadar Air Didalam Bambu Berkurang Dalam Pikiran Masyarakat Penyedotan Air Tanah Yang Dilakukan Oleh Akar Biasanya Terjadi Jam 17 Sampai Jam 9.30 Pagi Sehingga Kesepakatan Diantara Pengrajin Suling Terjadi Seperti Demikian. Kemudian Penebangan Tidak Dilakukan Dari Akarnya, Namun Disisakan Satu Sampai Dua Ruas Dari Akar, Ini Dimaksudkan Agar Bambu Tersebut Tumbuh Kembali.
C. Bahan-Bahan Suling
Selain Bambu Berjenis Tamiang, Buluh Atau Iraten, Terdapat Juga Bahan Penting Lain Nya, Yaitu : Sebagai Bahan Ikat (Saliwer) Merupakan Tempat Sumber Bunyi Suling, Biasanya Menggunakan Rotan Cacing Sebagai Bahan Ikat Yang Paling Baik. Hal Ini Dikarenakan, Bentuknya Tipis Dan Gampang Di Pecah Sehingga Cocok Sekali Untuk Bahan Tali, Saliwer Atau Sumber Bunyi Suling. Jaraknya 1 Cm Kemudian Dibelah Menjadi 7 – 10 Mm Dan Selain Ukurannya Yang Tepat Juga Bahan Ini Sangat Tahan Terhadap Air Liur Artinya Bahan Ini Tidak Mudah Menjadi Berubah, Menjadi Lembut Dan Kemudian Sobek. Selain Rotan Cacing Ada Pula Bahan Alternative Lainnya, Yaitu : Bambu Tali, Bahan Ini Mudah Pula Dibelah-Belah Namun Setelah Kering Bahan Ini Cepat Pecah Artinya Tidak Tahan Lama Sebagai Tali Saliwer Tempat Yang Sangat Penting Dalam Sebuah Suling Karena Merupakan Sumber Suara. Selain Bahan Ikat, Dalam Pembuatan Suling Sunda Terdapat Bahan Lainnya Sebagai Aksesoris Agar Suling Itu Sedap Dipandang Mata, Bahan-Bahan Tersebut Adalah : Plitur (Pernis) Sebagai Bahan Untuk Membuat Tampilan Suling Menjadi Mengkilat Dan Sebagai Bahan Pelapis Dari Cuaca Agar Suling Lebih Terawat, Ada Pula Bahan Pengukir Dari Batok Kelapa Yang Di Panaskan Tujuannya Adalah Sebagai Alat Untuk Mempercantik Tampilan Suling Saja.
D. Pengolahan Bahan Baku
Bambu Yang Telah Ditebang Kemudian Direndam Di Dalam Lumpur Sawah Atau Kolam Ada Juga Cara Lain Yaitu Menggunakan Cairan Tembakau. Lama Perendaman Ini Dilakukan Satu Sampai Dua Minggu Dengan Tujuan Agar Bahan Menjadi Kuat. Setelah Perendaman Bahan Selesai Maka Mulailah Dilakukan Pengeringan Yaitu Dengan Cara Di Jemur. Teknik Penjemuran Bahan Inipun Bermacam-Macam, Ada Beberapa Cara Dalam Pengeringan Bahan Ini, Cara Pertama Yaitu : Dengan Di Jemur Di Panas Matahari, Cara Ini Adalah Cara Yang Paling Baik Karena Sumber Panas Yang Alami Sehingga Warna Bambu Akan Lebih Muncul Namun Jika Waktu Pengeringannya Tidak Tepat Bahan Akan Cepat Pecah. Kemudian Cara Kedua Adalah : Bamboo Di Garang Yaitu Dipanaskan Diatas Tungku Perapian Tempat Masak Orang Kampong, Kelemahannya Tekstur Bambu Akan Mengalami Noda Berwarna Hitam Karena Disebabkan Oleh Asam Atau Percik Api Dari Tungku, Sehingga Keindahan Warna Suling Akan Tidak Terlihat, Hal Ini Bisa Di Atasi Dengan Cara Di Ampelas Namun Membutuhkan Waktu Lama, Hal Baiknya Adalah Karena Faktor Pengasapan Tadi Bamboo Akan Tahan Terhadap Serangga, Cara Ketiga, Yaitu : Bahan Di Angin-Angin Di Beranda Rumah, Kekurangannya Cara Ini Membutuhkan Waktu Yang Lama Kelebihannya Bahan Akan Tahan Terhadap Kemungkinan Pecah Dan Yang Terakhir Adalah Di Open, Cara Ini Memang Tidak Alami Namun Produksi Dalam Pembuatan Suling Lebih Efektif Karena Proses Pengeringannya Tidak Memerlukan Waktu Yang Lama.
E. Jenis, Fungsi Dan Ukuran Suling
Ada Beberapa Jenis Suling Sunda, Mulai Suling Yang Memiliki Lubang Enam, Empat, Lima Dan Suling Gaya Baru Yaitu Suling Lubang Delapan Dan Lubang Tujuh, Jenis Yang Terakhir Ini Merupakan Pengembangan Dari Suling Lubang Enam. Namun Secara Umum Suling Sunda Hanya Terdapat Tiga Jenis Yaitu: Suling Lubang Enam, Lima Dan Empat, Jenis Dan Fungsinya Secara Umum Dapat Kita Bedakan Secar Singkat Seperti Dibawah Ini :
– Suling Sunda Lubang Enam –Digunakan Untuk Mengiringi Tembang Dan Kawih Namun Lebih Dominannya Pada Tembang, Fungsinya Adalah Sebagai Nada Dasar Pesinden Dalam Bernyanyi, Membawakan Melodi Dan Melilit Melodi, Ornamentasi Yang Dimainkan Suling Pasti Sama Dengan Sinden, Sementara Laras Yang Digunakan Adalah: Laras Pelog, Pelog Degung, Madenda Dan Kadang Salendro Tapi Untuk Laras Yang Satu Ini Jarang Digunakan Oleh Suling Ini.

– Suling Lubang Lima- Suling Ini Adalah Jenis Suling Yang Digunakan Pada Jenis Kesenian Tarawangsa Suatu Kesenian Ritual Di Daerah Sumedang, Akan Tetapi Jenis Suling Ini Di Daerah Tasikmalaya Pun Sering Digunakan, Yaitu Di Daerah Cibalong.
– Suling Lubang Empat- Secara Laras Suling Ini Di Bagi Menjadi :
1. Suling Lubang Empat Laras Degung
2. Suling Lubang Empat Laras Salendro
3. Suling Lubang Empat Laras Nyorog/Madenda
4. Suling Lubang Empat Laras Sorog, Bagian Dari Laras Pelog.

Suling Lubang Empat Ini Biasanya Hanya Difungsikan Untuk Sajian Musik Instrumentalia Dan Tidak Digunakan Untuk Mengiringi Tembang Atau Kawih.
F. Ukuran Suling Sunda Lubang Enam
Suling Sunda Lumbang Enam Mempunyai Fungsi Sebagai Iringan Dalam Tembang Dan Kawih Sebagai Pemberi Ornament Dalam Vocal , Oleh Karenanya Karakter Bunyi Suling Ini Terbentuk Disebabkan Aturan-Aturan Pembuatannya, Selain Jenis Bamboo Ada Pula Ukuran Lubang Suling, Ukuran Tersebut Sangat Penting Sebagai Salah Satu Yang Membuat Suling Lubang Enam Berbeda Dengan Suling Lubang Empat, Lima Atau Lainnya. Suling Sunda Lubang Enam Secara Ukuran Dapat Kita Bagi Menjadi 3 Bagian, Yaitu :
1. Suling Kawih Lubang Enam, Ukuran Panjangnya Adalah : 50 Cm, 52 Cm, 54 Cm, 56 Cm, 57 Cm Dan 58 Cm
2. Suling Tembang Cianjuran Lubang Enam, Ukuran Panjangnya Adalah : 59 Cm,60cm, 61cm Dan 62 Cm.
3. Suling Laras Madenda Atau Mataram Suling Sunda Lubang Enam, Ukuran Panjangnnya Adalah : 44cm, 45 Cm, 46 Cm, 48 Cm Dan 49 Cm.
Ukuran Yang Terdapat Pada Keterangan Di Atas Adalah Ukuran Untuk Panjang Seluruh Bahan Suling, Untuk Ukuran Tempat Lubang Biasanya Dikenal Dengan Isilah Ukuran Bagi Sepuluh, Misalnya Ukuran Suling Adalah 60, Maka Seluruh Ukuran Akan Di Bagi Sepuluh Maka Akan Terdapat Ukuran 6 Cm Sebagai Jarak Lubang Suling. Namun Di Dalam Pelarasan Ukuran Tersebut Tidak Pasti Kadang-Kadang Berubah Sebab Pelarasan Dilakukan Dengan Gamelan Sementara Pelarasan Gamelan Pun Berbeda-Beda. Di Dalam Pengukuran Lubang Suling, Artinya Besar-Kecilnya Lubang Berbeda-Beda Pula, Jika Besar Lubang Suling Sama Maka Pelarasannya Tidak Akan Benar.
Ukuran Dalam Pembuatan Suling Sunda Lubang Enam Ini Telah Menjadi Kesepakatan Diantara Pengrajin Suling, Kesepakatan Ini Terjadi Karena Hasil Resonansi Suara Berdasarkan Ukuran Tersebut Dapat Mewakili Bunyi Dari Suling Sunda Lubang Enam Ini Sesuai Dengan Keinginan Seniman Dan Masyarakat Pendengarnya.
Sebagai Tambahan Untuk Tone Dan Pelarasan Pada Jenis Suling Sunda Dan Bentuk Lubang Serta Laras Seperti Pada Keterangan Berikut Ini :

Tuning, Stem Atau Pelarasan Di Dalam Suling Sunda Untuk Suling Lubang Empat Dan Lubang Enam, Untuk Suling Lubang Enam Setidaknya Dapat Memainkan Tiga Laras Atau Scale Yang Berbeda, Yaitu :
• Pelog Degung : Da-Mi-Na-Ti-La-Da (123451) Di Dalam Scala Diatonic Musik Barat Adalah: Do Si Sol Fa Mi Do (175431).
• Madenda Atau Sorog : Da Mi Na Ti La Da [1 2 3 4 5 1],Di Dalam Scala Diatonic Musik Barat Adalah : Fa Mi Do Si La Fa [4’ 3’ 1’ 7 6 4]
• Salendro : Da Mi Na Ti La Da [1 2 3 4 5 1], Di Dalam Scala Diatonic Musik Barat Adalah : To Re Do La Sol Fa Re [2’ 1’ 6 5 4 2]
• Adapun Laras Yang Jarang Sekali Digunakan Adalah: Mandalungan

 

Comments (15)


Valid XHTML 1.0 Transitional© 2008 | BAYU WIRAWAN (KING JAZZ) MASTERPIECES
'Twilight' Wordpress theme | Powered by Atillus