SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GONG KEBYAR DI DESA CELUK

This post was written by astamargawa on Oktober 23, 2012
Posted Under: Tulisan

DEFINISI

Gong Kebyar adalah sebuah barungan baru. Sesuai dengan nama yang diberikan kepada barungan ini (Kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras) gamelan ini menghasilkan musik-musik keras dan dinamis. Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan pengurangan peranan, atau pengurangan beberapa buah instrumennya. Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Gebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 atau 10 . cengceng kopyak yang terdiri dari 4 sampai 6 pasang dirubah menjadi 1 atau 2 set cengceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.

Gong Kebyar berlaras pelog lima nada dan kebanyakan instrumennya memiliki 10 sampai 12 nada, karena konstruksi instrumennya yang lebih ringan jika dibandingkandengan Gong Gede. Tabuh-tabuh Gong Kebyar lebih lincah dengan komposisi yang lebih bebas, hanya pada bagian-bagian tertentu saja hukum-hukum tabuh klasik masih dipergunakan, seperti Tabuh Pisan, Tabuh Dua, Tabuh Telu dan sebagainya.

PERMASALAHAN

Tujuan saya mengangkat judul “perkembanga gong kebyar di Desa Celuk” untuk mengetahui sejarag dan perkembanan gong kebyar yang ada di Desa Celuk, dan saya kurang mengerti barungan yang dibuat ini.Karena seni tidak begitu diperhatikan di Desa Celuk.

SEJARAH

Awal pembelian barungan Gong Kebyar di Desa Celuk yaitu sekitar tahun 1950-an. Barungan tersebut terdiri dari 1 instrument terompong, 4 instrument gangsa giying, 4 gangsa kantilan, 1 buah reong, 2 instrumen penyacah, 2 instrument calung, 2 instrument jegog, 2 instrument gong, 1 instrument kempur + 2 instrument gender rambat + gong bebarongan. Pada tahun 1990-an dilakukan peleburan pada instrument terompong dan reong karena instrument tersebut sudah rusak dan terdapat penambahan 1 instrument yaitu Ugal.

Pada awalnya barungan ini hanya digunakan untuk mengiringi sesuunan mesolah saja, tetapi sejak ada penambahan instrument “ugal” gamelan ini sering juga digunakan untuk mengiringi tari-tarian lepas. Hanya kendang dan instrument gong bebarongan yang dikeramatkan dan dikeluarkan saat sesuunan mesolah saja. Pada suatu saat dikeluarkannya gong yang dikeramatkan tersebut, tidak sengaja gongjatih ke tanah, dan anehnya gong itu pecahnya berkeping-keping.

Selain itu, instrument calung yang umumnya memiliki 5 bilah saja, tetapi di Celuk memiliki instrumen calung yang memiliki 6 bilah yaitu dari nada “nding” ke “nding”. Jadi pada instrument calung tersebut memiliki 2 nada “nding”.  Menurut Kelihan Gong di Desa Celuk, hal tersebut dikarenakan barungan Gong Kebyar tersebut sudah kuno, karena barungan Gong Kebyar dimasa lalu instrument calung memang meiliki 6 bilah.

Pada tahun 2008 Celuk merencanakan pembelian barungan gong kebyar baru, karena barungan yang lama akan khusus digunakan untuk  mengiringi sesuunan mesolah saja (dikeramatkan). Sekarang setelah ada barungan yang baru, barungan ydiletakkan di jaba tengah Pura Desa Celuk, dan barungan yang lama diletakkan di Wantilan Jaba Pura Desa Celuk.

Comments are closed.