Banjar Pohgending terletak di Desa Pitra,Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.dapat di jangkau dengan mengunakan kendaraan roda dua ataupun roda 4.Kurang lebih 17 km ke utara dari kota Tabanan. Masyarakat Banjar Pohgending mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan menjadi tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di kapal pesiar.namun dahulu sebelum tahun 2003 mayoritas penduduk banjar ini adalah sebagai petani dan pedagang.Pada Jaman dahulu sekitaran tahun 1950-an banjar pohgending terkenal dengan banjar seni di kecamatan penebel,hal itu dapat di buktikan bahwa di banjar Pohgending terdapat banyak jenis kesenian pada masa itu di antaranya : sekehe Arja,Topeng,sekehe Janger,Wayang kulit dan seka gong kebyar.pada masa jayanya semua sekehe tersebut sangat lah laris di cari sama si pengupah (para penyewa).konon sekehe Arja Pohgending sampai 1 bulan tidak pernah pulang ke rumah karena banyak job dari satu daerah ke daerah lainnya di bal.i sayangnya para anggota sekehe Arja ini sekarang semua sudah meninggal dunia,bigitu pula dengan sekehe lainya seperti sekehe gong kebyar yang sempat keupah(disewa) ke desa-desa yang berada di sekitar banjar pohgending,bahkan konon katanya sekehe gong banjar Pohgending ini sempat keupah ke Ubud sekitar tahun 1930-an.tapi semua saat ini sudah berubah semua seni di atas tidak lagi berkembang dan masih utuh keberadaannya di banjar pohgending bahkan Cuma tinggal kenangan saja.hal ini disebabkan oleh masyarakat tidak melestarikan kesenian-kesenian tersebut.hanya gong kebyar yang msih ada hingga saat ini.
Maka dari itu penulis akan memaparkan sejarah dari salah satu sekehe di atas yang masih ada yaitu adalah sekeha gong kebyar banjar Pohgending.
2. Sejarah Gong Kebyar Banjar Pohgending
Karena tidak ada data-data autentik atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan sejarah Gong kebyar di banjar Pohgending maka Penulis memutuskan untuk mencari informan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah gong kebyar di banjar Pohgending.Menurut Cerita yang diperoleh dari informan yaitu yang kebetulan adalah kakek dari penulis,Mengatakan bahwa gong kebyar di banjar Pohgending sudah ada sekitar tahun 1925-an,menurut beliau dulu gong kebyar ini bukan milik banjar adat melainkan adalah milik sekehe demen yang berjumlah 30 orang,diantaranya yang beliau ketahui adalah:
# Pan Kardi
# Poman Dangin
# Pan Raben
# Kak Ade
# Pan Sadra
Dan ada 25 orang lainya yang tidak di ketahui oleh informan,karena beliau belum lahir pada saat itu.Namun dimana tempat membeli gong kebyar tersebut Informan Tidak mengetahuinya.konon menurut informan istrumen terompong dan reongnya dulu moncolnya masih lancip.Kemudian pada tahun 1940-an semua instrument gong kebyar ini di Lebur kembali oleh sekehe dengan mendatangkan seorang pande gong yang berasal dari Desa Tihingan.adapun intrumen gong yang dulu di lebur dan yang ada sekarang adalah:
1 instrumen Terompong
1 instrumen Reong
4 instrumen gangsa
4 instrumen kantil
2 instrumen jublag
2 instrumen jegog
2 instrumen Gong lanang,wadon
1 instrumen kempur
1 instrumen kempli
1 istrumen Bende
1 instrumen tawa
8 instrumen ceng ceng kopyak
Dulu Pada saat Indonesia di kuasai penjajah dan keadaan di Bali tidak aman,sekehe gong pohgending sempat vacuum (di bubarkan sementara) karena barungan Gong Kebyar di tanam di Pura Dalem Banjar Pohgending selama beberapa tahun.Kemudian setelah Indonesia Merdeka barulah Barungan Gong kebyar ini diangkat kembali dari tanah dan dihidupkan kembali sekehe gong yang vacuum tersebut. tidak lama berselang gong kebyar Pohgending di ambil alih oleh banjar dengan syarat seluruh karma/warga banjar Pohgending dikenakan iuran Pis ringgit putih (uang ringgit putih) untuk menjadikan barungan gong kebyar tersebut menjadi milik karma/warga banjar.menurut cerita informan banjar Pohgending merupakan banjar pertama yang memiliki gong kebyar di kecamatan Penebel,Namun gong Pohgending bukan Gong kebyar pertama di Penebel,itu dikarenakan sebelumnya sudah ada gong kebyar di Puri Penebel,tapi Gong kebyar Puri tersebut di tingalkan oleh sekehenya karena suatu alasan.beberapa tahun kemudian Gong Kebyar Puri Penebel di Pindahkan ke banjar Nyeleket untuk dicarikan sekehe baru,Di saat inilah 3 orang sekehe dari banjar Pohgending yaitu Pan Acih,Kak Desi,dan Kak Serami,yang diajak nyekehe oleh Puri Penebel mendapat kesempatan untuk mendapatkan tabuh baru yang di ajarkan di nyeleket dan kemudian diajarkan ke sekehe gong kebyar di banjar Pohgending.Tabuh-tabuh tersebut diantaranya Tabuh Semarandana dan Galang Kangin.
Tahun 1950-an merupakan masa jaya sekehe gong kebyar Pohgending,karena pada tahun itu sekehe gong kebyar Pohgending sudah mulai keupah keluar banjar seperti banjar Serason,Dukuh,Gunung,Nyeleket,Nyuling,Penebel,dan banjar lainya ,bahkan konon katanya sekehe gong Pohgending pernah keupah (disewa) ke ubud,hal ini dapat di buktikan karena ada seorang warga pohgending dimana pada saat sekehe gong keupah(disewa) ke Ubud dia lahir dan langsung di berinama I Made Ubud.karena pada saat itu belum ada kendaraan untuk mengangkut gamelan,maka sekehe mengangkut barungan gamelan dengan cara di pikul bergotong royong.pada masa informan masih ikut dalam sekehe gong gamelan yang di kuasai pada saat itu adalah beberapa tabuh telu,tabuh lelambatan seperti semarandana,galangkangin,dadang,gagak,tabuh-tabuh lelegongan dan gilak.Kemudian pada era modern sekitar tahun 2003 barungan gong kebyar banjar pohgending ditambahkan 1 istrumen Penggugal dan saat waktu itu juga sekehe gong kebyar Pohgending di berinama ‘SEKEHE GONG KEBYAR WERDHI GITA UTAMA’ dan pada tahun 2004 seluruh pelawah gambelan gong kebyar banjar Pohgending di ganti dengan pelawah yang di ukir dan di perade.
Pada Tahun 2009 Sekehe Gong Werdhi Gita Utama sempat bubar karena ada perbadaan politik di dalam sekehe,namun ahirnya beberapa bulan kemudian di tahun yang sama kembali terbentuk dengan baik.sampai saat ini gending – gending /tabuh-tabuh yang di kuasai adalah:
*Tabuh Telu diantaranya Buaya Mangap,Jarad Dongklang,Sekar Jepun, dll.
*Tabuh Lelambatan diantaranya Semarandana,Galang Kangin,Dangdang,gagak,lasem,dll
*Tabuh lelegongan diantaranya meedan,neideran,ngundang-ngundang,mebiasa, dll
* Dan beberapa gambelan Topeng dan Tabuh Gilak.
Saat ini sekehe Gong Kebyar Werdhi Gita utama memiliki anggota sebanyak 21 orang,yang mayoritas sekehe ini adalah orang tua/lansia. Sekehe Gong Werdhi Gita Utama melalukan pertemuan sebulan sekali yaitu pada saat hari wrespati kliwon.pada saat pertemuan ini secara tradisi yang turun temurun para angota sekehe yang hadir akan dapat jajo ketan(jajan yang terbuat dari ketan).di banjar Pohgending otonan gong di laksanakan pada Tumpek Kuningan.
Related Articles
No user responded in this post