peranan seniman dalam masyarakat

Juni 10th, 2013

PERANAN   SENIMAN   DALAM   MASYARAKAT

 

Seni merupakan kegiatn yang tejadi oleh proses “cipta-rasa-karsa”.  Tidak sama tetapi tidak seluruhnya berbeda dengan sains dan teknologi,maka ciptaan dalam bidang seni mengandung pengertian terpadu  antara kreatifitas ,penemuan (emotion, feeling).

Seniman adalah orang yang mempunyai bakat seni danberhasil menciptakan dan mempergelarkan karya seni ( Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembaangan Bahasa,  1988:  817). Senimn dapat disejajarkan posisinya dengan para agamawan dan golongan cendekiwan . apabila berbicara mengenai peranan seniman ( seni ) dalam masyarakat indoesia,maka hal itu tidak dapat dipisahkan  dari pembicaraan tentang peranan senimn dalam masyarakat indonesia yang sedang membangun. Pembangunan nasional menghendaki terciptanya suatu pembangunan yang seimbang dalam arti bahwa pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia.

Konsepsi berkesenian bagi seniman –seniman dalam masyarakat indonesia yang sedang mengalami proses moderenisasi ini memang masih cukup beragam. Di pulau Bali sampai sekrang belum dijumpai sebuah istilah dalam bahasa daerah yang menjadi pedanaan kata seni dalam bahasa indonesia. Kegiatan berkarya seni dikaitkan dengan kiat dan ketrampilan tertentu yang didalam bahasa bali disebut  “juru” atau tukang. Juru gambel adalah sebuah sebutan yang digunakan untuk menamakan para seniman yang pandai memainkan gambelan, atau para tukang yang pandai membuat gambelan.  Pregina adalah sebuah istilah yang dugunakan untuk mereka yang ahli tari,sedangkan undagi  adalah bahasa daerah yang digunakan untuk untuk menyebutkan ahli- ahli atau arsitek tradisional.

Sampai sat ini seniman  bali menganggap bahwa kata seni yang ada sekarang adalah bahasa Indonesia dan kemungkinan berasal dari bahasa Belanda “genie  atau  bahasa  Latin”. Mungkin hal ini salah satu konsep yang membedakan para seniman bali dengan seniman daerah lain, dimana mereka selalu melihat kegiatan kesenian terpisah dari kehidupan dan menempatkan kata seni sebagai istilah yang yang dimulai dengan huruf besar    “ S ”  atau     “  A ” dalam istilah Art (bahasa inggris).

Dalam kaitan dengan seni pertunjukan Indonesia, Soedarsono menggolongkan tari-tarian Indonesia menjadi tiga golongan yaitu tari upacara, tari pertunjukan, tari hiburan  (Soedarsono,  1972:  23). Antoni Forge dalam bukunya yang berjudul “Baliniase Tradisional Painting”  membuat tipologi lukisan Bali berdasarkan kegunaannya sebai lukisan tabing, lukisan langsai,lukisan ider-ider,lukisan langit – langit, kober dan lontek.

 

 

Adapun konsepasi-konsepasi keseimbangan yang menjadi pegangan bagi seniman Bali dalam mewujudkan karyanya ialah :

 

  1. Konsepasi Dharma
  2. Konsepasi Rwa Bhineda
  3. Konsepasi Tri Hita Karana
  4. Konsepasi Kharma Phala
  5. Konsepasi Etos Kerja
  6. Konsepasi Desa Kala Patra
  7. Konsepasi Taksu dan Jengah

 

Untuk dapatnya seniman lebih berperan di masyarakat pemerintah perlu meningkan pembinan dan pengembangan kesenian bangsa dengan memupuk dan merangsang kreatifitas seniman,membina aktufitas organisasi kesenian melalui wadah organisasi tradisional seperti desa, banjr, seka-seka. Untuk meningkatkan apresiasi masyarkat tentang kesenian dan memupuk rasa bangga terhadap hasil IPTEK dan seni bangsa di masa lampau. Warisan budaya berupa kesenian klasik ( tradisional ) perlu di selamatkan, dipelihara dan di tingkatkan peranannya.

 

TARI BALI SEBUAH SIMBOL

MASYRAKAT BALI

 

 

 

Tari Bali merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Bali yang sudah di warisi sejak zaman lampau. Untungnya bentuk karya seni itu sebagian besar masih terpelihara sampai sekarang yang kehidupannya didukung oleh agama Hindu Dharma. Penelitian mengenai tari bli sudah bnyak dilakukan oleh para cendekawi dan seniman baik yang bersal dari luar negri,mupun yg berasal dari dalam negri.

Pada tahun 1948 seorang komponis dan musik bangsa-bangsa yang benama Colin McPhee menulis sebuah artikel tari bali yang berjudul Dance in Bali yang diterbitkan dalam majalah Dance Index VII dan tulisan singkat ini juga mengandung informasi yang cukup luas mengenai tari Bali. McPhee mengetahui gambeln bali secara baik, mampu mengungkapkan berbagai kaitan antara tari dan gambelan Bali.

Jhon Martin seorang kritikus dan ahli teater bangsa Amerika menulis usulan tentang kesenian Bali dan Jawa berkunjung ke New york pada tahun 1938. Tulisan yang berjudul East Indies Troupe in Amerika Debut: Bali and Java Dencers dimuat oleh New York Times pada tanggal 28 oktober 1939 mempunyai pengaruh besar dalam perkwnalan kesenian Bali dan Jawa di Amerika Serikat bentuk tari Bali yang disebutnya sebagai tjoerik ngaras sudah tiada bekasnya dalam perkembangan tari bali yang ada sekarang.

 

 

 

Tari Bali Sebuah Simbol Masyarakat Bali kami ajukan dengan tanggapan bahwa tari bali memiliki rekaan dualitas,yaitu aspek dalam (aspek mental) dan aspek luar ( aspek fisik) . Dorongan simulasi dan transpormasi dan kesatuan dari dengan masyarakat (aspek dalam) bentuk fungi dan sumber gerak arti simbolis dari gerak dan alat-lat yang digunakan, serta kaitannya dngan penabuh,kalangan dan waktu pementasan (aspek luar). Konsepsi – konsepsi yang hidup dalam alam pikiran  sebagian besar dari warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap bernilai dalam hidup seprti aturan- aturan khusus hukum dan norma. Masalah mengenai hakekat hidup manusia  (MH), masalah mengenai hakikat dari karya manusia ( MR ),masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ( MW), dan masalah mengenaihakekat dari hubungan manusia dengan sesamanya ( MM )

artikel kendang bebarongan

Juni 10th, 2013

Penerbit: Percetakan Kanisius Yogyakarta

Halaman: XVIII., 74 Halaman

Buku yang sampul depan bergambarkan kepala barong dan sosok seseorang yang memangku sebuah kendang yang pada mulanya adalah publikasi skripsi I Gede Made Sadguna ini membahas berbagai aspek, umumnya tentang Seni Karawitan Bali dan khususnya tentang kendang bebarongan. Kendang merupakan salah satu instrumen musik yang universal, karena hampir di seluruh belahan dunia dipastikan memiliki alat musik yang tergabung dalam alat musik perkusi. Di Bali kendang tidak bisa dipisahkan dari seni karawitan dimilikinya. Dalam buku ini disebutkan bahwa instrumen kendang terdapat pada gamelan golongan madya, yang berfungsi sebagai peminpin dari sebuah barungan gamelan.

Selanjutnya terdapat pada gamelan golongan baru, yang memiliki peranan semakin menonjol dengan teknik dan improvisasi yang semakin kompleks. Di Bali instrumen kendang biasanya dimainkan secara berpasangan dan individu. Jika dimainkan secara berpasangan maka kendang itu dinamakan kendang lanang dan kendang wadon. Kendang lanang ialah kendang yang memiliki suara lebih kecil atau tinggi, sedangkan kendang wadon ialah kendang yang suaranya lebih besar ataupun lebih rendah. Contoh-contoh jenis kendang Bali diantaranya, kendang mebarung, kendang tambur, kendang bedug, kendang cedugan, kendang gupekan, kendang bebarongan, kendang kerumpungan, kendang batel dan kendang angklung.

Salah satu dari kendang tersebut yang memiliki tehnik permainan yang unik dan rumit adalah kendang bebarongan, yang dimana dalam mempermainkannya menggunakan sebuah alat yang disebut panggul kendang, dan tehnik permainannya lebih banyak mempergunakan tehnik mekendang tunggal. Disebut kendang bebarongan karena kendang ini khusus digunakan untuk menyajikan gending-gending bebarongan dan dipergunakakan untuk mengiringi tari barong. Kendang merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam Karawitan Bali. Istilah kendang telah disinggung dalam beberapa literatur yang berasal dari tahun 821 dan 850 Masehi dengan istilah padahi dan muraba. Dalam prasasti bebetin yang berasal dari abad ke-9, kendang disebut dengan istilah papadaha.

Satu diantara sembilan jenis kendang yang terdapat dalam Karawitan Bali bernama kendang bebarongan. Kendang bebarongan adalah kendang yang secara khusus terdapat dalam barungan gamelan bebarongan. Jenis kendang ini mempunyai panjang sekitar 62-65 cm, garis tengah tebokan besar berukuran 26-28cm dan garis tengah tebokan kecil sekitar 21,5-23cm. Kendang bebarongan ini termasuk dalam ukuran kendang yang tanggung (nyalah: Bahasa Bali), karena ukurannya yang tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil. Ada dua cara untuk memainkan kendang bebarongan, yakni bisa dengan mempergunakan panggul dan juga bisa dimainkan tanpa menggunakan panggul. Adanya jenis-jenis kendang seperti tersebut diatas tidaklah luput dari peranan seniman-seniman yang mempunyai daya kreatifitas tinggi dan suatu pemikiran kritis serta nilai seni tinggi yang disertai tahapan-tahapan atau proses yang meski dilewati.

Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan kendang bebarongan adalah mencari dewasa ayu – – hari atau waktu yang baik agar mendapatkan keselamatan dalam bekerja dan kendang yang diciptakan nantinya memiliki kwalitas yang baik. Yang diawali dengan mencari waktu untuk menebang pohon yaitu sasih karo, kawulu dan kesanga yang biasanya disebut sasih berag (kurus) yang biasanya menggunakan sesaji berupa canang sari dan segehan. Setelah kayu dipotong maka tukang kendang akan mencari hari baik untuk bekerja atau nuasen. Menurut informasi dari I Putu Gede Sula Jelantik, hari tersebut adalah hari-hari yang jatuhnya bertepatan engan dewasa : karna sula, kala geger, aswajag turun dan bojog turun. Setelah kendang itu selesai digarap lalu di upacarai yang disebut dengan istilah ngupain atau masupati yang bertujuan untuk menghasilkan suara seperti yang diinginkan sekaligus dapat dipergunakan dalam konteks upacara. Setelah semua prosesi ini terlewati maka ada beberapa hal lagi yang harus dikerjakan seperti, membangun bantang dan nukub kendang (memasang kulit kendang).

 

ensambel

Juni 10th, 2013

Gambelan Angklung Kebyar

Gambelan angklung kebyar adalah gambelan khas bali yang sering digunakan dalam prosesi/upacara kematian. Gambelan angklung menggunakan laras selendro dan tergolong barungan madya yang di bentuk oleh instrument berbilah dan berpencon dari krawang, kadang-kadang ditambah dengan angklung kocok (yang ukuran keci).

Di bali selatan gambelan ini hanya menggunakan 4(empat) nada sedangkan di bali utara menggunakan 5(lima) nada. Berdasarkan konteks penggunaan gambelan ini serta materi tabuh  yang dibawakan angklung dapat dibedakan menjadi :

   Angklung klasik   :  Di mainkan untuk mengiringi upacara (tanpa taritarian)

   Angklung kebyar  : Di mainkan untuk mengiringi pegelaran tari maupun drama

Satu barung gambelan angklung bias berperan sebagai keduanya, karena sering kali menggunakan penabuh yang sama. Di kalangan masyarakat yang luas gambelan ini di kenal sebagai pengiring upacara  Pitra Yadnya(ngaben). Di sekitaran Denpasar dan beberapa tempat lainnya, penguburan mayat di iringi dengan gambelan angklung yang menggantikan fungsi gambelan gong gede yang di pakai untuk mengiringi upacara Dewa Yadya (odalan) atau juga upacara lainnya.

instrument gambelan angklung terdiri dari :                                                                                                                             *6-8 pasang alat yang terdiri dari sepasang  jublag, dan selebihnya pemade dan kantilan

* 3-4 pencon, reong angklung kebyar menggunakan 12 pencon

* 2 buah kendang kecil klasik dan 2 buah kendang besar jika memainkan angklung kebyar

* 1buah tawa-tawa

* 1 buah kempur kecuali angklung kebyar menggunakan gong.

 

Adapun fungsi dari instrument ini :

Gangsa angklung adalah suatu instrument yang mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari (neng,ndung,ndang, nding) dengan gaya nada selendro. Salah satu gangsa angklung biasanya bisa langsung berfungsi sebagai pengugal atau pemimpin dalam barungan angklung itu. Instrument gangsa ini biasanya menggunakan alat pukul panggul atau juga panggul gender. Cara memainkannya adalah satu nada di pukul kemudian d tutup sesuai dengan irama yang kita inginkan.

Kantialan angklung adalah instrument yang mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari nada (ndeng, ndung,ndang, nding)tetapi dengan nada lebih tinggi dengan gaya selendro. Kantilan ini berfungsi sebagai pemanis dalam permainan atau gending angklung tersebut. Instrument ini juga menggunakan alat pukul panggul atau juga menggunakan panggul gender

Jublag angklung adalah instrument yang juga mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari nada(ndeng,ndung,ndang,nding) tetapi nadanya lebih rendah dengan gaya selendro. Jublag ini berfungsi sebagai penandan dalam gending angklung itu sendiri. Insterument ini menggunakan alat pukul panggul tetapi ukurannya lebih besar dan d bawah panggul itu menggunakan karet agar suara jublag terdengar lebih merdu

Reong angklung adalah instrument yang berpencon dengan gaya nada selendro dan dimainkan oleh 4(empat) orang pemain atau penabuh. Instrument ini menggunakan alat pukul panggul tetapi panggul itu di lilit dengan benang dengan tujuan agar suara reong tersebut bisa lebih merdu

Kendang angklung, biasanya kalau untuk mengiringi upacara kematian kendang angklung yang digunakan adalah kendang yang berukuran kecil karena lagu yang dimainkan adalah lagu ysng bersifat sedih tetapi dalam angklung kebyar biasanya menggunakan kendang yang ukurannya lebih besar karena bentuk lagunya lebih bersemangat dan juga berbentuk kekebyaran. Instrument ini dimainkan oleh 2(dua) orang penabuh. Kalau menggunakan kendang berukuran kecil cara memainkannya hanya memukul bagian samping kanan yang diameternya lebih besar atau mukaknya saja, tetapi kalau menggunakan kendang besar cara memainkannya menggunakan 2(dua) tangan dengan memukul bagian samping kendang dengan motif pukulan seperti gegilak, dll

Tawa-tawa angklung merupakan alat sebagai tempo yang membawa lagu itu cepat atau pelan.

Kempur angklung merupakan suatu alat untuk menunjukkan lagu itu sudah habis, tetapi kalau angklung kebyar biasanya menggunakan gong, karena jenis lagunya berbentuk kekebyaran. Ada juga instrument kecek dan suling yang menjadi bagian dari barungan gambelan angklung tersebut.

Ada juga jenis gambelan angklung yang beredar dimasyarakat luas adalah angklung kocok. Angklung kocok adalah alat music yang terbuat dari ruas bambu yang cara memainkannya di goyang dan digetarkan oleh tangan sejarah angklungsangat erat kaitannya dengan seni karawitan sebagai media upacara sebagai penghubung dengan Yang Maha Kuasa

Angklung kocok ini sudah di kenal oleh masyarakat luas sejak kerajaan Sunda sebagai penggugah semangat pada saat berperang melawan penjajah. Kini angklung ini sudah menjadi alat music internasional. Banyak Negara-negara lain yang ikut mengembangkan angklung ini karena beragam manfaat yang di dapat. Angklung ini memiliki fungsi ritual keagamaan yang juga sering di gunakan di daerah, bali dan jawa.

Seiring dengan perkembangan jaman, angklung kocok ini sering di mainkan bersama dengan angklung kebyar dalam festifal kesenian,, Misalnya pada saat PKB, angklung ini sering di dunakan pada tabuh-tabuh angklung kekebyaran.

Ada yang membedakan gambelan angklung bali dengan angklung kocok ini, yaitu, gembelan angklung di bali dimainkan dengan menggunakan alat bantu(panggul), tetapi kalau angklung kocok/juga angklung bambu ini dimainkan dengan tangan yang bagian bawahnya di getarkan ke kiri dan ke kanan, tetapi jika alat ini dimainkan bersama dengan irama se nada, maka suara yang dihasilkan sangatlah merdu dan sangat enak di dengar.

Pada dasarnya musik angklung ini merupakan suatu musik yang sifatnya multi fungsi, dan bisa di terima oleh masyarakat luas bahkan dunia.

 

Gambar Barungan instrument Angklung

cv

Juni 10th, 2013

Nama  saya I Nyoman Ari Setiawan saya tinggal di Denpasar dan lahir di Denpasar tgl 13 April 1992,bintang saya Aries,Shio Monyet.

Hobby saya bermain sepak bola,bermain musik tradisional. Cita-cita ingin menjadi seorang Komposer.

Saya bersaudara 4 orang saya anak ke-3. Nama ayah saya I Wayan Sama, Ibu Ni Nyoman Boni, kakak pertama Ni Wayan Witari,kakak kedua Ni Made Wini ati,saya sendiri anak ketiga I Nyoman Ari Setiawan,dan adik saya anak ke empat I Ketut Adi Wirawan. Kami semua bergelut di bidang Kesenian Karawitan, Tari, Kidung.

Sekolah pertama saya adalah di SD 12 Kesiman lalu melanjutkan di SMP Sila Dharma Kesiman dan setelah itu saya melanjutkan ke SMK N 3 Sukawati.

Status saya saat ini Mahasiswa saya kuliah di ISI Denpasar karena bertujuan ingin memperdalam dan mempelajari musik Tradisional Bali (Karawitan).

Saya sangat tertarik dengan musik Karawitan Bali karena bisa merasakan rasa sedih dan gembira ketika memainkan musik Karawitan Bali tersebut.

Ketertarikan terhadap musik itu sudah sejak berumur 7thn, alat musik pertama yang saya pelajari adalah Rindik dan seiring dengan berjalanya waktu saya mulai mempelajari alat-alat musik  lainnya. Alat musik yang paling saya suka adalah kendang karena kita dapat bebas memainkan tehnik dan pola- pola pukulan sendiri terutama kendang bebarongan.

Saya juga sering bermain musik kontemporer karena musik ini bersifat bebas dalam semua hal, exspresi, tehnik, dan tidak adanya struktur lagu. Dalam musik kontemporer kita bisa mengekspresikan semua keinginan kita secara bebas. Pada dasarnya saya suka kebebasan tapi dalam artian tidak terlalu bebas. Kelak saya mempunyai keinginan membuat grup musik kontemporer yang berkualitas internasional yang bisa dikenal di manca negara.

Seiring perjalanan waktu dan keadaan para seniman bali mulai mempertajam kualitas dari musik  kontemporer itu, seperti menggabungkan alat- alat yang berbau kontemporer dengan alat-alat tradisi sehinga membentuk suatu kolaborasi yang dinamis dan menjadi sebuah musik yang bernuansa entik. Saya sangat menginginkan banyak adanya pegelaran musik kontemporer dan banyak mempunyai peluang-peluang berkarya.

pengertian bunyi

Juni 10th, 2013

bunyi adalah suara yang ditimbulkan oleh pergesekan suatu benda sehinga menghasilkan bunyi.