CENGCENG GEBYAG

This post was written by Bhagoes Pande on November 7, 2012
Posted Under: Tak Berkategori

Cengceng Gebyag adalah sebuah instrumen gamelan sejenis perkusi yang berada di desa Budakeling kecamatan Bebandem kabupaten karangasem. Cengceng Gebyag Berasal dari dua kata, yaitu Cengceng dan Gebyag. Cengceng adalah sebuah alat musik tradisional bali yang menyerupi simbal, Dan Gebyag bererti kebyar, Agung, atau Akbar.
Adapun instrumen instrumen penyusun Cengceng Gebyag tersebut adalah :
• Tujuh buah Tambur ( Bedug )
• Satu buah Kempur
• Lima buah Sungu ( Kerang yang di beri lubang di bagian belakang zaman dulu sering disebut Sangka Kala )
• Lima buah Suling Preret
• 150 ( Seratus limapuluh ) buah Ceng ceng Kopyak
Dari sini kita bisa tahu, kenapa barungan tersebut dinamakan Ceng ceng Gebyag. Karena ukuran dan memerlukan personil atau penabuh yang sangat banyak yang pasti akan menghasilkan suara yang sangat agung.
Fungsi dari barungan Cengceng Gebyag ini adalah sebagai pengiring sebuah upacara yang cukup besar yang disebut dengan upacara Gerebeg Aksara. Gerebeg Aksara adalah sebuah upacara yang pertama kali dilakukan di desa Adhistana Budakeling pada tahun 2000 yang lalu. Kemudian upacara ini dilaksanakan di beberapa wilayah di bali seperti di Klungkung yang di sinkrunkan dengan hari peringatan seratus tahun Puputan Klungkung. Kemudian di Badung, di sinkrunkan juga dengan peringatan tujuh abad Bhineka Tunggal Ika dan seratus tahun Puputan Badung.
Gerebeg Aksara ini juga dilaksanakan di Desa Kuno Tenganan Pegringsingan Karangasem, kemudian di Desa Mas Ubud dan sampai juga ke Trowulan Majapahit. Gerebeg Aksara ini adalah upacara yang sangat utama, dengan menurunkan beberapa pusaka yang sangat sakral seperti Kitab Sutasoma di Budakeling, Kitab Negara Kertagama di Klungkung dan Pusaka Topeng Gajah Mada di Blahbatuh Gianyar, yang bertujuan untuk keseimbangan alam semesta dan menetralisir hal-hal negatif.
Pada zaman kerajaan-kerajaan dahulu, Cengceng Gebyag ini adalah sebuah Genderang Perang yang di tabuh tatkala akan melaksanakan peperangan. Deru suara genderang perang ini akan membangkitkan semangat yang membara bagi setiap prajurit yang mendengarnya. Di zaman sekarang, Genderang Perang tersebut digali dan di bangkitkan lagi dalam bentuk Cengceng Gebyag. Di harapkan agar setiap orang yang mendengar tabuh Cengceng Gebyag ini akan bangkit semangatnya untuk menjalankan dan melaksanakan Dharma.

Berikut adalah gambar dari prosesi Gerebeg Aksara.
Gambar pertama prosesi Gerebeg Aksara di Puputan Badung, gambar kedua di Desa Mas Ubud, dan gambar ketiga adalah di Majapahit Jawa Timur.

Reader Comments

Trackbacks

  1. A片  on Agustus 22nd, 2022 @ 4:16 am
Previose Post: