OGOH-OGOH

This post was written by alitputra on April 23, 2018
Posted Under: Tak Berkategori

 

Hari raya Nyepi adalah hari tahun baru bagi umat Hindu di Indonesia. Pada hari ini terjadi pergantian tahun saka. Bagi penganutnya, pada hari itulah diwajibkan untuk melaksanakan suatu swadharma yang disebut sebagai catur berate penyepian,yang terdiri amati geni (tidak menyalakan api), amati karya(tidak bekerja), amati lelanguan (tidak makan), dan amati lelungaan (tidak bepergian). Sejak beberpa hari sebelumnya masyarakat telah sibuk melaksanakan serangkaian upacara yang pada intinya adalah melakukan penyucian alam semesta.Acaranya terdiri dari melasti ke laut atau mata air secara beramai-ramai sambil mengususng segala bentuk pratima. Sehari sebelum nyepi dilaksanakan caru taur kesangan yang merupakan salah satu bentuk upcara bhuta yadnya yang berlokasi lapangan atau daerah pusat kegiatan manusia, seperti tanah lapang atau perempatan jalan.maknanya adalah penyucian makrokosmos (bhuwana agung) dalam raka, 2007.

Sehubungan dengan berate penyepian maka pada hari raya nyepi semua jalan-jalan betul-betul sepi dari lalu lalang kendaraan, atau manusia. Kejadian itu dipertahankan selama 24 jam. Di Bali unsure toleransi agama berjalan baik sehingga semua orang menghormati perayaan hari tersebut. Transportasi darat, laut dan udara saat itu terhenti. Hanya ada beberapa kendaraan petugas dan hanya mereka yang berada dalam keadaaan darurat yang diizinkan ke luar, seperti misalnya orang sakit yang memerlukan pertolongan ke rumah sakit (Raka, 2007).

Bagi umat hindu di Bali, nyepi adalah suatu kebanggaan bagi mereka. Karena, hanya pada saat Nyepi, kota kosong dengan kendaraan, hemat bahan bakar dan alam menjadi bebas polusi, walau hanya sehari (Rahma, 2012).

Tetsirat bahwa pelaksanaan nyepi pasti berdampak secara fisik kepada pencemaran udara. Dapat dibauangkan setiap harinya jumlah bahan bakar minyak yang digunakan dan berapa jumlah produknya di buang ke udara. Sehingga beralasan untuk mengangkatnya menjadi suatu tulisan; sejauh mana Hari raya Nyepi berdampak terhadap kualitas lingkungan hidup manusia? Asumsinya dengan melakukan kewajiban berupa pengendalian keinginan untuk tidak bepergian selama 24 jam maka penggunaan bahan bakar minyak berkurang sehingga cemaran udara berkurang. Kalau hal itu terbukti maka tentunya data tersebut sangat bermanfaat dan terbukti bahwa pelaksanaan hari raya nyepi berdampak positif terhadap kualitas lingkungan hidup (Raka, 2007).

 

Deskripsi tentang judul ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh yang di bikin di banjar saya adalah ogoh-ogoh babi besar. Ogoh-ogoh ini di garap oleh sekhe truna darma bakthi yang berada di namjar timbul. Deskripsi dari ogoh-ogoh ini, ogoh-ogoh diadakan satu hari sebelum hari raya nyepi, yang disebut pengerupukan. Saat pada hari pengerupukan sekhe truna darm bakthi membawa ogoh-ogohnya keliling banjar timbul. Sebelum ogoh-ogohnya di garap keliling banjar. Ada upacara yang di sebut mecaru. Dan ogoh-ogoh juga di upacarakan yang di sebut ngulapin. mitos dari dulu, setiap pengulapan ogoh-ogoh orang-orang bilang ada butha kala yang memasuki badan ogoh-ogoh dan di rasakan olah penyandang ogoh-ogoh, ogoh-ogohnya terasa lebih berat dari pada sebelum pengulapan. Dan yang saya ketahui ogoh-ogoh keliling bajar untuk mengusir roh-roh butha kala. Sehabis ogoh-ogoh keliling bajar ogoh-ogoh di uyeng atau di rusak di per empatan balai banjar. Dan di bakar di setra.

 

 

 

Baleganjur yang mengiringi

Baleganjur yang mengiringi ogoh-ogoh ini adalah baleganjur ngarap biasa. Alat alatnya terdiri dari tujuh instrument

Instrument yang di pakai

  1. Kendang 2
  2. Riong 8
  3. Ceng ceng 8
  4. Gong 2
  5. Tawa tawa 4
  6. Kempul 1
  7. Bebende 1

 

 

Dari instrument tersebut gending baleganjur ini tersusun dari pengawit, pengawak, dan pekaad saja. Di dalam gending ini terisi gending ngarap, pengadeng dan jaipongan. Disini gending ngarap ada dua jenis, yang disebut ngarap ngigel sama ngarap nguyeng. Dan gending pengawaknya seperti pengadeng biasa. Dan gending jaiponganya ada 3 jenis, yang disebut oleh penabuhnya jaipong 1,2,3 . dari gending-gending itu bisa di putar-putar brasa kali saja, dan gending ini tidak di patok, bisa di pertengahan ngambil gending ngarap, dan di bagian pekaadnya, di ambil dari ngarap ngigel dan di tambahkan motif endingnya.

Keterlibatan penulis dalam kegiatan

Disini saya sebagai penulis, keterlibatan saya dalam pembuatan ogoh-ogoh ini, saya diutuskan sebagai seksi kesenian dalam panditia ogoh-ogoh ini. Tidak juga di bidang kesenian saja saya keterlibatan tapi di pembuatan ogoh-ogoh saya juga ikut berpartisifasi dengan cara membantu membuat ogoh-ogoh ini. Disini saya juga menuangkan kreativitas untuk menuangan gending baleganjur, gending ini saya mengarang sendiri da nada juga yang saya menjiplak balaiganjur lainya, disini saya mengarang gendingnya dibagian pengawit, gending ngarap dan jaipoangan 1. Sangat sulit yang saya rasakan untuk mengarang gending. Dengan ini saya mendaptkan kesemptan untuk mencari pengalaman. Untuk pembuatan ogoh-ogohnya saya disini membantu menempel kertas ,mengulat, memasang rambut dan mengecatya. Disini saya tidak terlalu menguasai ilmu untuk membuat ogoh-ogoh.

Proses kegiatan dibuat secara struktur :

  1. Proses pembuatan kerangka ogoh – ogoh, menggunakan bahan – bahan alami seperti bambu, kayu, dan

kertas. Kerangka ogoh – ogoh sendiri dibuat dengan cara dianyam, kemudian dilapisi dengan kertas koran bekas.

  1. Proses pemberian warna pada kerangka ogoh – ogoh. Warna yang diberikan pertama adalah warna putih sebagai warna dasar barulah kemudian diberikan warna tambahan sesuai dengan tema ogoh – ogoh. Cat yang digunakan berupa cat air bukan lagi cat tiner, hal ini dilakukan agar lebih ramah lingkungan.
  2. Ogoh – ogoh yang sudah memasuki tahap setengah jadi. Bagian kepala ogoh – ogoh sudah dipasang dan ornamen hiasan mulai ditambahkan satu persatu. Salah satu anggota karang taruna terlihat sibuk memasang hiasan pada bagian kepala belakang ogoh – ogoh.
  3. Kekompakan anggota karang taruna dalam membuat ogoh – ogoh terlihat dari pembagian tugas, dimana ada yang mengerjakan hiasan bagian atas atau pada bagian badan ogoh – ogoh dan ada yang mengerjakan pemasangan hiasan bagian bawah yaitu bagian pijakan atau panggung tempat ogoh – ogoh berdiri.

 

 

 

 

Kesimpulan kegiatan yang dilakukan

 

Jadi kesimpulanya adalah ogoh-ogoh dilasanakan pada saat satu tahun sekali yang jatuhnya pada bulan maret yang memperingati hari raya nyepi. Ogoh-ogoh disimbulkan sebagai butha kala. Yang digarap oleh berbagai banyak orang yang diiringi dengan gambelan baleganjur.

 

 

Sumber yang mendukung paparan

 

Ogoh-ogoh ini di dukung oleh prejuru banjar yang di rencanakan beberapa hari sebelum pengerupukan. Pendukung pembuatan ogoh-ogoh ini di buat dari salah satu prejuru banjar dan dibantu oleh sekhe truna darma bakti.

 

 

 

A Daftar pustaka

 

Alit putra widura 2018  ogoh-ogoh dalam kehidupan masiarakat di bali: kamis, 22 maret 2018

 

B Daftar informa

 

  1. Nama : I Wayan Pasek Antara
  2. Umur : 28 tahun
  3. Alamat : banjar timbul, pupuan, tegalaang
  4. Pekerjaan : PNS

Comments are closed.

Previose Post: