Ensamble Gong Suling

Gamelan Gong Suling adalah barungan gamelan yang didominir oleh alat-alat tiup suling bambu yang didukung oleh instrumen-instrumen lainnya. Gamelan yang berlaras pelog lima nada ini diperkirakan muncul sekitar tahun 1950.Gong Suling pada hakekatnya merupakan pengembangan dari Gong Kebyar, tabuh – tabuh yang dibawakan hampir semuanya berasal dari Gong Kakebyaran, hanya saja pembawa melodinya tidak lagi gangsa yang terbuat dari krawang melainkan sejumlah suling bambu dengan ukuran yang berbeda-beda.Ada sedikitnya 30 suling di dalam barungan ini. Tingkatan tinggi rendah nadanya meniru tingkatan bunyi gangsa dalam Gong Kebyar. Lebih dari itu fungsi dari masing-masing instrumen juga disusun seperti Gong Kebyar, ada suling yang berfungsi sebagai jegogan, jublag, ugal, pemade dan kantil.

Terkait dengan fungsi suling dalam seni karawitan kebyar, hingga saat belum diketahui secara pasti kapan instrumen suling masuk sebagai bagian barungan gamelan tersebut. Munculnya gamelan gong kebyar sebagai salah satu bentuk ensambel baru dalam seni karawitan Bali pada abad XIX, tidak dijumpai adanya penggunaan suling dalam komposisi-komposisi kekebyaran yang diciptakan. Penyajian komposisi ”kebyar” yang dinamis, menghentak-hentak serta pola-pola melodi yang ritmis tidak memungkinkan bagi suling untuk dimainkan di dalamnya. kesenian ini adalah salah satu kesenian tua yang ada di kabupaten Jembrana. kesenian ini hanya ditampilkan pada saat ada upacara keagamaan saja. Namun dengan perubahan jaman, kesenian ini berubah menjadi sebuah seni umum yang dipertontonkan.

Sajian Gong Suling didominasi oleh suling. Diawali dengan ber­jajarnya para pemain suling dengan pemain Rincik, klenang dan klenyir di dalam sajiannya. Para pemain saling mengisi dalam sajian yang secara tidak langsung mengambil pola dari gong kebyar tersebut. Terjadinya per­kembangan fungsi suling tersebut merupakan salah satu fenomena yang sangat menarik dimana suling yang pada awalnya memiliki fungsi sekunder yaitu instrumen pendukung, berkembang menjadi instrumen primer yaitu instrumen utama.

Salah Satu instrumen alam Gong Suling adalah terdapatnya suling bambu yang besar ukurannya. Panjangnya ada sekitar 35 inci dan berdiameter 1,7 inci. Wilayah nadanya lebih sedikit dari dua oktaf dan bermula pada nada B, di bawah nada C pusat. Ini adalah jenis suling vertikal dengan tiup ujung dan merupakan suling bass. Suling tersebut pada bagian bawah jika sedang dimainkan dalam kedudukan vertikal maka akan terbuka. Pada bagian bawah diraut atau diiris sedikit dari buku ruasnya. Lubang-lubang jari yang dinamakan song, terdapat pada bagian atas dari suling dan jumlahnya diselaraskan dengan tangga nada yang diperlukan. Ukuran suling pada kesenian Gong Suling yang panjang tersebut, mengharuskan pemainnya merentangkan tangannya dalam memainkan atau meniupnya dan ujungnya yang terbuka harus ditopangkan ke tanah.

Fungsi gong suling :

–          untuk mengiringi tari,mengiringi upacara,dan bisa juga dipentaskan untuk hiburan.

 

Lagu yang dimainkan dalam Gamelan gong Suling terdiri dari :

–          Gending petegak

Gending petegak yang dimaksud ialah gending-gending yang disajikan secara instrumental. Garis yang tegas untuk menyatakan cirri-ciri ini memang belum mengikat dalam hubungan praktik karawitan dalam masyarakat luas dewasa ini. Pengaruh kreasi local dimana instrument yang bersangkutan hidup sangat sering mempengaruhi fungsi atau tugas-tugas dari sebuah ansambel/barungan gamelan. Gending-gending petegak ini disajikan saat-saat diadakannya upacara adat-keagamaan. Sering juga karawita tari disajikan sebagai gending-gending petegak.

Penyajian gending-gending petegak seperti disinggung diatas, bentuknya bentuknya termasuk jenis-jenis tabuh. Ada bagian-bagian tertentu cara memainkannya diulang-ulang dan bagian penghubung yang berfungsi sebagai perantara dari bagia-bagian yang dihubungkan. Bagian yang harus diulang tidak diharuskan dengan satu perhitungan pasti, tetapi tergantung berapa kali pemain ingin mengulang bagian tertentu itu, kemudian beralih dengan kode-kode tertentu dari satu atau lebih alat yang berfungsi mengendalikan irama (biasanya instrument kendang) dan yang mengendalikan melodi (biasanya instrument terompong) atau kalau tidak memakai instrument terompong biasanya yang mengendalikan melodi adalah instrument gangsa giing. Alat pengendali irama dengan pengendali melodi bekerjasama untuk memimpin tempo, dinamika, dan tujuan penyajian pada waktu lagu itu beralih. Demikian juga kerjasama antara kedua tugas alat pengendali irama dan pengendali melodi selalu dibutuhkan dalam menyelesaikan lagu.

Adapun tabuh petegak yang dimainkan dalam barungan Gamelan Gong Suling diantaranya:

  1. Sinom ladrang
  2. Lengker
  3. Selisir.
  4. Sekar gadung
  5. Bapang gede, dll

–          Gending untuk mengiringi tari

Sistim penyajian gending-gending jenis ini disesuaikan dengan kepentingan penyajian tarian yang diiringi. Jumlah dan jenis gending-gending ini sangat banyak, sama banyak dengan jumlah dan jenis  tari-tarian yang ada. Hampir semua jenis barungan gamelan Bali dapat dipakai untuk mengiringi tari-tarian, kecuali barungan gamelan Gambang belum popular untuk kepentingan musik iringan tari. Dalam hubungan dengan gending-gending iringan tari, maka gending yang termasuk jenis gending pengilak memegang posisi yang menonjol. Sering juga beberapa jenis gending untuk satu iringan tari, meskipun dimainkan hanya dengan satu barungan gamelan saja.

Adapun gending yang dimainkan dalam barungan Gong Suling untuk mengiringi tari diantaranya:

  1. Tari legong kraton
  2. Tari topeng. dll

Gong suling dari pola-polanya sudah di inovasi (pengembangan) seperti pola-pola sulingnya,ada tiga suling :

  1. Suling besar
  2. Suling menengah
  3. Suling kecil

Ada perbedaan dari ke tiga suling tersebut, suling besar fungsinya melodi pokok, suling yang menengah fungsinya ngewilet, suling yang kecil sama fungsinya dengan suling yang besar dan kadang-kadang fungsinya mupuh.

Instrumen-instrumen yang digunakan dalam Gamelan Gong Suling ialah:

• 1 pasang kendang krumpungan
• 1 cenceng kecek
• 1 tambur
• 1 gong pulu
• 1 klenang
• 1 kajar krenteng
• 10 buah suling diantaranya 6 suling gede dan3suling nyalah,1suling
• 1 buah Guntangan

Adapun penjelasan dari masing-masing instrumen tersebut:  

Kendang Krumpungan         

Kata kendang krumpungan berasal dari kata “pung”yaitu menirukan suara kendang tersebut(onomatopia atau peniruan bunyi).Jenis kendang ini di pukul hanya menggunakan tangan.Kendang krumpungan ini selalu dimainkan berpasangan yaitu kendang lanang dan kendang wadon.Kendang wadon mempunyai diameter tebokan besar 24,5 – 25 cm,panjang antara 55 – 57 cm dan diameter tabokan kecil 20 cm.Sedangkan kendang lanang mempunyai diameter tebokan besar 23,5 – 24 cm,panjang antara 55 – 57 cm,diameter tabokan kecil 19,5 – 20 cm.

Cengceng Kecek

Kata cenceng kecek berasal dari kata “kecek” yaitu menirukan suara cenceng tersebut (onomatopia atau peniruan bunyi).Ukuran cenceng ini berkisar sekitar 10 cm dan biasa mengiringi dalam sebuah barungan gambelan.

Tambur

Tambur dalam barungan gambelan Gong Suling sebagai tempo.Diameter tambur sendiri berkisar antara 30 – 40 cm dan biasanya tambur di mainkan menggunakan sebuah pemukul(panggul) yg bentuknya sama persis dengan pemukul gong namun ukurannya agak kecil sekitar kepalan tangan anak-anak.

Gong Pulu

Gong Pulu adalah sebuah alat musik yg terbuat dari kerawang/perunggu dan berbentuk lempeh seperti daun jegogan dalam barungan gambelan gong kebyar.Namun dalam barungan Gong Suling ini hanya menggunakan dua bilah dan nadanya hampir sama.

Klenan

Klenang ialah instrumen yang berpencon dan nadanya ndang, fungsinya sebagai penyempurna lagu.

Kajar krenteng

Bentuk instrumennya buntar berpencon sedikit.fungsinya sebagai krentengan di barungan gong suling.

Suling

Sebuah bambu yang di lubangi enam lubang,dan di atasnya ada lubang berbentuk segiempat sebagai peniupnya, dan lubang ter sebut meng hasil kan nada dan patet yang digunakan seperti patet selisir,pengenter alit. Fungsinya sebagai melodi.

Sejarah Tari Bali: Tari Kecak

  • April 22, 2013 at 12:23 pm in

Tari Kecak

Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari “Cak” atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari “Lakon Pewayangan” seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.

Bentuk – bentuk “Sakral” dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.

Keunikan.

Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara – suara mulut atau teriakan – teriakan seperti “cak cak ke cak cak ke” sehingga tari ini disebut tari kecak.

Lukisan Tari Kecak oleh Pelukis : I Made Adi Antara

Ditambahkan oleh TariKecak.com, Tarian Kecak ini bisa ditemukan di beberapa tempat di Bali, tapi yang di Uluwatu adalah yang paling menarik untuk ditonton karena atraksinya bersamaan dengan sunset atau matahari tenggelam.

Menurut Wikipedia, kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

Selain kisah Ramayana, ada beberapa judul dan tema kecak yang sering dipentaskan seperti :

– Kecak Subali dan Sugriwa, diciptakan pada tahun 1976.

– Kecak Dewa Ruci, diciptakan pada tahun 1982.

Keduanya merupakan hasil karya dari Bapak I Wayan Dibia. Pementasan Tari Kecak di Pura Uluwatu

Posted by Bali Tours Guide

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Labels: Tari

melaluiSejarah Tari Bali: Tari Kecak.

Sedikit tentang saya

Nama saya Anak Agung Gde Agung Ariwamsa, pangilan saya Ariwamsa, lahir pada 30 mei 1994 di Gianyar. Saya terlahir dikeluarga yang sederhana dari pernikahan ayah dan ibu saya. Saya bertempat tinggal di Jln Sakura,Br Serongga Tengah, Serongga, Gianyar, Bali.

Di dalam keluarga saya mempunyai 1 kakak perempuan yang bernama Anak Agung Istri Vera Mandasari. Nama  Ayah saya Anak Agung Ngurah Agung Andara, bliau bekerja sebagai wiraswasta. Nama Ibu saya Anak Agung Sri Manik Fatmawati, bliau bekerja sbg PNS di kabupaten Gianyar. Saya mempunyai hobi bermain musik dan gamelan, dari kecil saya sudah senang bermain gamelan,saya juga senang menari walau tidak terlalu pintar. Sewaktu SD saya bersekolah di SD N 1 Serongga, banyak pengalaman yg saya lewati sewaktu SD, dari klas 1 SD saya mulai menekuni hobi bermain gamelan, mulai ikut seka gong anak-anak di banjar. Sewaktu SMP yaitu di SMP N 3 Gianyar saya tertarik dengan musik barat, sampai pernah belajar alat musik seperti gitar, drum, keyboard,dll. Hingga akhirnya saya bersekolah di SMK yg ada jurusan karawitannya, selama 3 tahun menuntut ilmu, pengalaman demi pengalaman pun saya dapatkan. Mulai dari acara ngayah, mengikuti lomba-lomba seperti lomba LKS ( Lomba Kopetensi Siswa) tingkat SMK se-Provinsi Bali, saya sangat senang karena saya dan temen-teman mendapat juara 1, suatu kebanggaan bagi saya kususnya. Dan akhirnya saya kuliah di ISI Denpasar,dari saat itu saya mulai memadukan hobi saya bermain gamelan dan musik barat.

Banyak pengalaman-pengalaman saya, sewaktu SMA saya sering di ajak pentas oleh sekolah, entah pentas reguler atau pmentasan bergengsi seperti Pesta Kesenian Bali (PKB),dll. Di luar sekolah saya juga ikut sanggar seperti JGF (Jazz Gamelan Fusion), dan ikut grup di sanggar Bona Alit. Banyak pengalaman yang saya dapatkan dari hobi saya bermain gamelan.

Demikian yang dapat saya sampaikan, terimakasih.

Halo dunia!

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!

Top