ANALISA KEKEBYARAN TABUH PATRA ULANDA

Posted April 9th, 2018 by adityawiratmaja. Comment (0).

Tabuh Kebyar Patra Ulanda

Tabuh Patra Ulanda merupakan tabuh kekebyaran dari bali utara yang diciptakan oleh Nyoman Durpa. Menurut saya tabuh patra ulanda terbagi menjadi dua bagian yaitu ada bagian pertama dan bagian kedua, adapun penjelasannya dalam setiap  bagian yaitu sebagai berikut :

  • Bagian Pertama

Pada bagian ini diawali dengan gineman gangsa  dengan memperlihatkan ornamentasi atau kotekan gangsa, setelah gineman gangsa lalu bermain bersama-sama sebagai pembuka, setelah itu langsung disambung dengan gineman suling yang dimainkan oleh satu orang pemain suling atau disebut dengan permainan suling solo. Pada bagian pertama ini setelah permainan gineman suling langsung disambung dengan kebyar, pada instrument gangsa dengan menonjolkan hentakan ritme dan melodi yang dinamis. Setelah kebyar disambung langsung dengan bapang ¾ sebanyak 3 Gong dan langsung disambung dengan gineman kendang dengan menonjolkan tekhnik gagupekan secara bergantian antara kendang wadon dan kendang lanang dengan kombinasi dengan suling. Setelah permainan gineman kendang tersebut terdapat transisi atau penyalit ke bagian kedua sebanyak 8 gong.

  • Bagian Kedua

Pada bagian ini merupakan lanjutan dari penyalit pada bagian pertama ke bagian kedua, setelah penyalit terdapat bapang ngubeng sebanyak 3 baris  yang diulang-diulang dengan ornamentasi dan tekhnik yang berbeda pada instrument gangsa dan pada instrument reong sehingga dapat memperindah. Bagian ini merupakan bagian akhir degan gending ngubeng dalam satu gong terdapat pukulan kempur sebanyak 3 kali diulang-ulang hingga tabuh ini selesai.

 

Analisa Tabuh Kekebyaran Tari Nelayan

Tari Nelayan adalah ciptaan I Ketut Merdana dari buleleng pada tahun 1960, adapun srtruktur dari tabuh ini yaitu sebagai berikut.

  • Pangawit

Pada bagian pangawit diawali oleh ugal sebagai awal dari tabuh ini dan diikuti oleh instrument lainnya, didalam pangawit ini terdapat motif gegaboran didalam gegaboran terdapat permainan tempo yaitu terdapat tempo lambat dan dan tempo cepat atau disebut dengan ngumbang ngisep, didalam gegaboran ini terdapat pukulan gong pada saat pelan yaitu sebanyak 3,  pukulan gong pada saat tempo cepat terdapat sebanyak 3 kali, pelan terdapat lagi pukulan gong sebanyak 3 kali stelah itu tempo cepat dengan pukulan gong sebanyak 12 kali lalu menuju sebuah transisi atau penyalit yang menghubungkan antara pangawit dan pangawak.

  • Pangawak

Dalam bagian pangawak diawali dengan bapang yang merupakan sambungan dari penyalit yang menyambungkan antara pangawit dan pangawak. Pada bagian bapang terdapat pukulan gong sebanyak 3 kali setelah bapang langung nyambung menuju pangawak dimana dalam pangawak mengisahkan penari saat tertusuk duri ikan. Dalam pangawak terdapat pukulan gong sebanyak 2 kali langsung tempo cepat dan  menuju kebyar yang menghubungkan antara pangawak menuju pangecet. Kebyar yang menonjolkan permainan gangsa yang keras dan melodi yang dinamis.

  • Pangecet

Setelah kebyar yang merupakan bagian penghubung yang menghubungkan dari pangawak ke bagian pangecet, lalu didalam pangecet terdapat bapang dengan sebuah jalinan melodi yang diulang sebanyak 3 kali didalam bapang ini penari megisahkan seseorang sedang menangkap ikan ditengah lautan ada yang mendayung, ada yang menebar jaring, ada yang mengambil ikan dari jarring tersebut. Setelah pengulangan sebanyak 3 kali tersebut tempo langsung naik menuju ke pekaad dimana dalam pekaad terdapat tempo yang cepat dan melodi yang sama dengan pangecet hanya saja tempo dipercepat pengulangan hanya sekali dan setelah itu langsung selesai diakhiri dengan gong.

Comments are closed.